Nine Act Structure adalah seni bercerita 9 babak untuk membuat sebuah tayangan film berdurasi 90-120 menit. Mengapa 9 babak? Untuk mengetahui sebuah proses cerita dalam sebuah film, kita harus mengetahui sebuah resep bercerita yang kini sering diadaptasi oleh banyak film-film hollywood. Resep 9 Babak sangat menolong setiap penulis skenario membagi pembagian babak cerita dengan lebih terstruktur dan detail. Sebelumnya, banyak sekali penulis skenario yang masih menggunakan pendekatan durasi 3 babak untuk sebuah tayangan film sepanjang 90 menit. Mereka membagi lama durasi menjadi 30 menit per babak. Akibatnya, pada awal cerita, penonton film dengan format 3 babak akan merasa bosan, karena terjebak pada aturan konsep pengenalan karakter selama 30 menit dan harus menunggu berpuluh menit berikutnya untuk mengetahui cara-cara menyelesaikan masalah (dalam film) yang sedari awal sebenarnya sangat mudah ditebak.
Pendekatan cerita 3 babak menggunakan konsep karakter Super Hero-Antagonis, yang ditampilkan mempunyai kelebihan, kekuatan dan penampilan layaknya manusia jagoan untuk menjalani dan menyelesaikan masalah. Sedangkan konsep 9 Babak menggunakan konsep karakter AntiHero, menampilkan karakter utama yang bermasalah, korban kesewenangan diawal cerita dan terpaksa menjadi tokoh protagonis untuk menjalani dan memecahkan masalah.
The Two-Goal Analysis
Sebelum kita melangkah untuk meneliti bagian-bagian dari struktur 9 babak, ada baiknya kita memahami konsep dasar dari struktur 9 babak. Selain mengedepankan konsep karakter AntiHero, Struktur 9 babak menggunakan pendekatan konsep 2 Goal Analysis: Konsep membuat cerita dengan menggunakan 2 alternatif ending/tujuan cerita. Konsep ini dibuat untuk ‘mengelabui’ penonton terhadap jalannya sebuah cerita dan memberikan tujuan kedua sebagai new goal yang harus diselesaikan sang karakter protagonis. Goal kedua dijalankan di tengah cerita, yang ‘memaksa’ karakter protagonis berpikir ulang untuk menyelesaikan masalahnya dan berbalik melawan keadaan yang semakin ‘menjepitnya’. Cerita 2 goal mempunyai plot yang sama : Cerita orang teraniaya, terdesak, buronan dan menjadi kambing hitam, diburu oleh sebuah badan, musuh, pemerintah dan segala hal yang mengincar dirinya untuk dijadikan korban, lalu setelah mengalami berbagai penderitaan yang berat, sang tokoh yang ‘terlunta-lunta’ berputar balik, dan berbalik melawan sang pengejarnya. Cerita perlawanan korban yang tidak bersalah terhadap ketidakadilan dan penindasan adalah dasar pembuatan konsep 2 goals! Mari kita bandingkan konsep 1 Goal dan 2 Goals dalam pembuatan sebuah cerita skenario.
The Single-goal Plot – 1 Goal
Dalam rumus single-goal plot, tokoh protagonis mempunyai 1 masalah untuk diselesaikan dan menjadi tujuan yang selalu dipersiapkan sejak awal cerita film. Dengan menyelesaikan 1 goal akan menyelesaikan keseluruhan masalah. The African Queen, Raider's of the Lost Ark, The River Wild, Spiderman dan Star Trek: Generations, adalah contoh film-film yang menggunakan pendekatan 1 Goal. Film-film tersebut sangat datar dalam cerita, mudah ditebak dan tidak menghasilkan kejutan apapun yang kini sangat didamba oleh para penonton. 2 Goals diciptakan untuk memberikan elemen kejutan dan ide cerita baru yang mampu memberikan pilihan bagi penonton untuk menikmatinya. Kita lihat gambar 1 Goal dibawah :
The Two-goal Plot
2 Goal Plot kini banyak diadaptasi film-film sukses dunia yang mengedepankan unsur surprise, suspense dan cerita yang cerdas. Rumus ceritanya sederhana saja, tokoh protagonis terlihat diburu-buru sesuatu atau badan dan dipaksa menemukan tujuan utama pertama : lari dari pengejaran. Setelah menemukan tujuan tersebut, sang tokoh akan menemukan kesadaran untuk melawan dan merancang sebuah ‘aksi balasan’ dengan membuat sebuah goal baru untuk memecahkan masalah yang menimpanya. Proses menemukan goal yang baru menjadi bagian yang sangat mengasyikkan untuk diikuti. Kita melihat sang tokoh protagonis ‘belajar menjadi pintar’ , menyiapkan rencana pembalasan dengan berbagai macam cara dan kecerdasan yang ditemukan disaat tergenting dan segala aksi persiapannya yang membuat kita terperangah, betapa cerita orang yang tertindas dan mampu berbalik melawan adalah sebuah pelajaran yang menarik secara filmis. Anda dapat melihat contoh film seperti Pelican Brief, Fugitive, Terminator I, II, III, 4, Enemy of the State, Predator dan beberapa jenis film bertema intelijen dan mata-mata. Kita melihat berbagai macam intrik dan persekongkolan tingkat tinggi yang memakan korban seseorang yang semula adalah AntiHero. Namun setelah menjalani berbagai macam peristiwa, tokoh tersebut berbalik arah dan berubah menjadi tokoh pahlawan yang melawan segenap penindasan yang mengenai dirinya.
Beberapa contoh cerita lainnya:
Dalam film E.T., the Extraterrestrial, tujuan utama dari tokoh anak kecil bernama Elliot adalah menjaga E.T dan menjadikannya teman. Goal kedua terjadi dimenit 53 (dari total 107 menit) adalah membantu E.T pulang kembali ke rumahnya di angkasa luar.
Dalam film Jurassic Park, Alan Grant, tokoh ilmuwan prasejarah datang ke pulau jurassic untuk melihat dan mengamati taman Jurrassic. Goal kedua pada menit 88 (dari total 119 menit) adalah mencari jalan keluar dan menyelamatkan diri dari kejaran dan serangan dinosaurus.
Dalam film Home Alone, Kevin, tujuan awalnya adalah kembali menemukan keluarganya. Tujuan keduanya adalah mengalahkan penjahat-penjahat yang berusaha mengejarnya. (minute 65 of 102*)
Dalam Lion King, Simba kecil melarikan diri dari kelompoknya dan menjalani hidup bermalasan hingga dewasa di suatu tempat jauh dari koloninya. Ketika dewasa, SIMBA bertemu lagi dengan teman kecilnya dahulu yang mengingatkan SIMBA untuk membalas dendam kematian ayahnya. SIMBA sadar, dan kembali ke kelompoknya semula demi membebaskan kawanan singa yang telah dikalahkan bangsa Hyena. Goal kedua terjadi pada menit 65 (dari total 105 menit). Simba berbalik menghadapi masalah masa lalunya.
Dalam film Fugitive, dokter Richard Kimble melarikan diri dari kejaran polisi karena didakwa membunuh istrinya. Goal pertama ia berusaha mencari tokoh pembunuh istrinya yang bertangan satu. Goal kedua terjadi pada menit 88 (dari total 124 menit), Dr Richar Kimble menemukan penjahat sebenarnya dari kejadian pembunuhan tersebut. IA berusaha menggagalkan sebuah rencana jahat temannya yang membuat rencana meluncurkan obat berbahaya untuk masyarakat.
Konklusi
190 film dari total 200 film box office dunia menggunakan rumus 2 Goal plot – structure. Anehnya, tidak ada orang di indonesia yang menyadari rumus ini. Jarang sekali para pengarang cerita dan penulis skenario yang mau mengamati keunikan tehnik 2 goals ini. Walaupun tehnik ini luar biasa, tidaklah menjamin sebuah film akan sukses atau tidak, karena ada beberapa rumus tambahan yang bisa membuat sebuah cerita menjadi lebih kaya dalam ide dan penggarapan.
Struktur 9 Babak
Kali ini kita akan membedah struktur 9 babak dengan lebih jelas. Jika kita amati, struktur ini sangat membantu kita mengembangkan cerita setiap 10 menit (untuk 90 menit cerita yang dibagi dalam 9 babak). Kita harus berpikir, apa perkembangan cerita berikutnya setiap 10 menit, apa yang akan kita tambah di 10 menit berikutnya? Konflik apa yang akan diperjelas dan diperkuat dalam beberapa bagian berikutnya?Tetapi kita tidak boleh hanya terpaku dengan konsep durasi. Bukan tidak mungkin bahwa durasi film kita mempunyai durasi yang lebih pendek atau lebih panjang. Walaupun tidak bisa dibagi rata masing-masing dengan durasi 10 menit, kita masih dapat mengelompokkannya menjadi 9 babak.
Struktur 9 babak memberikan jalan keluar baru bagi setiap penulis yang ingin memberikan sentuhan kejutan pada ceritanya. Banyak sekali penulis yang mampu membuat cerita menarik dalam 30 halaman pertama, tetapi persoalannya adalah bagaimana menjaga pembaca naskah Anda untuk menyelesaikan sampai halaman 90 dan tetap konsisten mengikuti cerita di 60 halaman sisanya! Tehnik 9 babak dengan menampilkan babak balik (reversal) dari sang tokoh untuk menemukan tujuan keduanya adalah sebuah upaya menyelamatkan cerita dari kebosanan. Untuk lebih jelasnya, mari kita melihat struktur 9 babak
Act 0: Babak kejadian Buruk menimpa orang lain
Ada suatu kejadian di suatu tempat yang tidak berhubungan dengan aktivitas tokoh protagonis. Seseorang terbunuh oleh orang lain (antagonis), sesuatu yang dicuri atau sesuatu yang diperebutkan.
Act 1: Babak awal dan pengenalan karakter Protagonis
Sebuah pemandangan kota, menampilkan aktifitas sang karakter protagonis yang digambarkan innocent, tidak tahu apa-apa dan tidak menyadari bahwa ada bahaya atau masalah yang mendekatinya.
Act 2: Babak kejadian buruk menimpa tokoh Protagonis
Sesuatu buruk terjadi, sosok tokoh protagonis terjebak di sebuah tempat atau kejadian yang membuatnya terperangkap, menjadi kambing hitam atau menjadi korban. Masalah semakin bertumpuk, ia menjadi buronan polisi atau pemerintah.
Act 3: Mempertemukan tokoh Anti Hero/protagonist dengan lawan Antagonis.
Tokoh Anti Hero kebingungan, ia akhirnya bertemu dengan sumber masalah secara sekelebatan. Ia heran menemui calon musuhnya (antagonis) yang justru memperburuk keadaannya.
Act 4: Sebuah rencana dibuat
Tokoh Anti Hero terpaksa membuat rencana pelarian, karena kebingungan terhadap situasi yang dihadapinya. Sementara ia mendapatkan informasi jelas bahwa ia menjadi kambing hitam dari sebuah konspirasi.
Act 5: Menuju tujuan yang salah.
Karena semakin terdesak, sang tokoh Protagonis berjalan tidak tentu arah, melarikan diri dan berusaha keluar dari masalah yang justru semakin membuatnya terpuruk. Sampai suatu saat ia membentur sesuatu yang tidak bisa dilewati. Ia jatuh. Sementara pihak lain dan tokoh antagonis tetap memburunya.
Act 6: Titik balik
Disaat titik nadir dan kesialan hidupnya, tokoh protagonis mendapatkan pertolongan dari seseorang untuk memulihkan kesehatan dan kesadarannya. Akhirnya ia mendapatkan cara untuk mengatasi permasalahannya dengan cara ‘belajar mengenal dan mengatasi musuhnya’.
Act 7: Menjalankan rencana darurat ke 2 (yang tidak pernah terpikirkan)
Setelah mengetahui kelemahan musuhnya, tokoh Anti-hero berubah menjadi tokoh superhero dan mencoba melawan penindasan yang telah dikenakan padanya. Inilah saat pembalasan. Tokoh kita berbalik menuju tempat antagonis.
Act 8 : Klimaks cerita.
Perang dan klimaks cerita.
Penutup.
Banyak film-film Hollywood menggunakan konsep pendekatan 9 babak, anti hero dan 2 goal analysis. Diantaranya dapat kita sebutkan : Fugitive, In the line of fire, Enemy State, Terminator 1,2,3, Pelican Brief dan berbagai macam film terkenal lainnya. Lihatlah bagaimana cerita dengan cerdas dibuat, penonton tidak dapat menduga akhir dari sebuah cerita, dan berbagai kejutan lain di akhir cerita.
Konsep 9 babak adalah sebuah wacana baru cara menulis cerita. Anda bisa mengadaptasinya untuk berbagai jenis cerita, scenario bahkan novel. Membantu memecahkan kesulitan pengembangan cerita dan memperkaya alternative berbagai macam ending cerita.
Sumber : N. K. Triana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.