Senin, 31 Oktober 2011

The Hits adalah sebuah program baru dengan konsep variety show


The Hits adalah sebuah program baru dengan konsep variety show yang menampilkan beragam segmen.
Trans Tv terbilang salah satu stasiun televisi dengan acara-acara unggulan yang selalu diminati oleh penonton.Program-program acara yang dihadirkan pun selalu unik, kreartif, dan variatif yang berbeda dengan yang biasanya ditampilkan oleh stasiun televisi lain.
Bulan Oktober ini Trans TV kembali menayangkan 4 (empat) program andalan terbarunya yang tidak kalah menarik.
“Trans TV memang terus berinovasi untuk menghadirkan tayangan-tayangan berbeda yang baru agar penonton juga nggak bosan, dan program-program baru yang menghibur seperi 4 program baru dari Trans ini yang semoga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Semoga nggak cuma menghibur, tetapi tetap ada ‘sesuatu’ nya juga,” Ucap Ryan Wiedaryanto, salah satu Produser dan konseptor untuk acara The Hits dan Indigo saat ditemui di PressCon Program Baru Trans TV di Rolling Stone CafĂ© siang ini (20/10).
Program terbaru tersebut antara lain FTV Karya Hanung Bramantyo yang akan tayang setiap minggu pukul 20.30 WIB mulai Tanggal 23 Oktober 2011, dimana untuk pertama kalinya Hanung Bramantyo membuat FTV.
“Ini pertama kalinya Hanung membuat FTV. Ceritanya akan banyak tentang kehidupan sehari-hari,” ujar Celerina Judisari dari Dapur Film.
Program selanjutnya ada THE HITS, sebuah variety show yang menampilkan isu-isu yang sedang menjadi hits dan banyak diperbincangkan saat ini namun dikemas secara komedi. Acara ini akan tayang Senin-Jum’at Pukul 20.00 mulai 24 Oktober 2011 dengan menghadirkan sederet artis seperti Albert Halim, Franda, Kiky Farrel, dan bahkan Arief ‘Poconggg’ Muhammad sebagai host.
Trans juga menghadirkan Program yang lebih ‘serius’ bertajuk INDIGO. Program ini akan membahas tentang anak-anak yang memiliki kelebihan ‘indigo’. Acara ini akan tayang setiap Sabtu jam 22.30 WIB mulai 22 Oktober 2011.
Selain itu ada program komedi baru ‘KAKEK-KAKEK NARSIS’ yang dibintangi oleh Indra Birowo, Ananda Omesh, dan Ronal Surapraja bersama Magdalena. Khusus untuk acara ini sudah mulai ditayangkan sejak 26 September 2011, setiap Senin-Jum’at Jam 23.00.
“Semoga program-program ini bisa diterima oleh masyarakat supaya bisa berlanjut terus sampai bulan-bulan kedepannya,” ucap Ryan Wiedaryanto optimis.
 

Sabtu, 29 Oktober 2011

Video Klip Ayu Ting Ting



Sering mengucapkan kata 'asyik-asyik', pedangdut Ayu Ting Ting tidak keberatan bila jargonnya itu bakal diikuti masyarakat. Apalagi pedangdut ini merasa tidak pernah berniat menjadikan itu sebagai trend setter.

Ayu senang bila masyarakat mengikuti jargonnya. Sebab, itu berarti dirinya sebagai penyanyi pendatang baru sudah dapat diterima masyarakat Indonesia.

 
Meski senang menlontarkan kata asyik-asyik, Ayu tidak berrencana untuk mematenkan jargonnya itu ke lembaga resmi.

"Enak saja sih gitu, ngucap asyik-asyik. Enggak mau dipatenin juga ah. Lagian kan itu bahasa Indonesia. Semua orang bisa menggunakannya," ujarnye rendah hati.

Sebelum Ayu Ting Ting sudah ada Syahrini yang ngetop dengan ucapan ‘alhamdulillah yah’ dan ‘sesuatu banget’. Bahkan, kabarnya Syahrini hendak mematenkan jargon yang lekat dengan dirinya itu.
(efi)

Multi-Quote This Message

Jumat, 28 Oktober 2011

Lowongan Wartawan majalah intisari

Majalah INTISARI yang bernaung di bawah Kompas Gramedia membutuhkan
tenaga-tenaga muda untuk ditempatkan pada posisi Wartawan Tetap
Persyaratan:
- Usia di bawah 33 tahun
- Pendidikan Sarjana
- Menyukai dunia jurnalistik/tulis menulis yang dibuktikan dengan karya
- Memiliki wawasan yang luas
Kirim CV anda ke
tjahjow@gmail.com
Sertakan link ke situs, blog, media sosial yang memuat karya Anda
Lamaran ditunggu sampai 6 November 2011

Nasehat : Jadilah seperti Kopi

 Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan
mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana
menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya
setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air
dan menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam
panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci
terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam
dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang
ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan
meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?"
"Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia
melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu
memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia
mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika
mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si Anak bertanya,
"Apa arti semua ini, Ayah?"

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi 'kesulitan' yang sama,
melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang
berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah
direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah.
Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah
direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik.
Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

"Kamu termasuk yang mana?, " tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu,
bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?" Bagaimana
dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan
adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan
kehilangan kekuatanmu."

"Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa
yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau
pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama,
tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?"

"Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang
menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100
derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin
nikmat."

"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu
akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik."

"Ada raksasa dalam setiap orang dan tidak ada sesuatu pun yang mampu menahan
raksasa itu kecuali raksasa itu menahan dirinya sendiri"

Depok, 28 October 2011 - 8.21

Iwan Agustian H

TROPHY ITU BERNAMA KHADAFY


MOAMMAR Khadafy sudah dalam pelarian selama berbulan-bulan saat para pejuang oposisi yang dibantu serangan udara NATO mendesak dia dan para pendukungnya dari Tripoli, ibu kota Libya, dan wilayah-wilayah lain yang jadi benteng pertahanannya. Kamis (20/10/2011), hidup pemimpin Libya yang berkuasa selama empat dekade itu berakhir juga di sekitar tempat dia memulai hidupnya, yaitu di Sirte, kota pesisir tempat kelahirannya. Menurut Ali Aujali, Duta Besar Libya untuk Amerika Serikat, para tentara menemukan Khadafy pada siang hari itu di sebuah saluran drainase besar di Sirte. Reporter Daily Telegraph, Ben Petani, di Sirte menceritakan kepada Anderson Cooper dari CNN bahwa saluran itu lebarnya sekitar 3 kaki atau 91 cm dan penuh dengan sampah dan pasir. (Kompas.com). Segera setelah berita tewasnya Khadafy tersebar pada Kamis sore, kerumunan orang di seluruh Libya terlibat dalam perayaan kematiannya. Dan mayat Khadafy diperlakukan dengan nista, diusung bak trophy kemenangan, oleh rakyatnya yang selama ini memuja dan memuliakannya.


Subhanalloh. 3x


Fenomena apa ini ?.


Ingatan menerobos, jauh saat ketika dia masih berkuasa. Di kelilingi para punggawa dan ajudan yang setia, penuh dengan aneka rupa makanan, buah-buahan serta lengkap dengan sanjung puja. Sebagaimana suka cita  cerita para raja-raja. Empat dekade bukanlah waktu yang pendek.  Berguliran rasa dalam hidupnya, hidup dalam gelimang keduniawian, harta, tahta, syahwat. Penuh kemenangan, kepuasan, kesombongan, keangkuhan dan lainnya. Maka sungguh tidak  terlintas sedikitpun dalam dirinya, jika kematian akan menjemputnya dengan cara seperti itu. Pasukananya begitu loyal, melindungi kepentingannya, begitu gagah perkasa. Disegani baik kawan maupun lawannya. Nyatanya hari itu, tak satupun pasukannya mampu melindunginya dari maut. Sebuah peluru menerobos kepalanya, dan menghajar tepat pada otaknya, mengakhiri perjalanan hidupnya. Dia sendiri tidak tahu jika kemudian raganya diperlakukan dengan HINA.


Argh …!. Adakah yang salah..?.


Gejolak dunia Islam..?. Menjadi fenomenal. Kesadaran arus bawah, yang menyuarakan atas ketidak adilan,  bagai gelombang kejut meng’gentar’kan Negara-negara yang mayoritas muslim. Pemimpin-pemimpinnya di gugat, di hujat, di pelintir, bahkan di paksa untuk meletakan jabatannya. Tatanan kepemimpinan (baca; politik) dipaksa untuk berubah. Seluruh elemen masyarakat di dorong dan di paksa untuk menyuarakan perubahan. Keadaan sekarang ini harus berubah, Kepemimpinan harus berubah, semua tatanan harus berubah.  Masyarakat harus berubah. Dunia Islam harus berubah. Seratus ulama kemudian berkumpul di Kairo, belum lama ini, menyuarakan hal senada. Menentang campur tangan kekuatan asing di Jazirah Arab. Mereka akan memandu perubahan di Jazirah Arab sebagaimana yang semestinya. Hmm..


Akankah terjadi kebangkitan di dunia Islam..?. Pantaskah mayat Khadafy kemudian diperlakukan bagai trophy kemenangan (?). Kematiannya diangap sebagai symbol kebangkitan, mengawali perubahan dewasa ini (?). Saya terpekur dalam ; Sungguh begitu kontras kehidupan ini. Masa lalu dan masa kini, bagi seorang Khadafy.


Saya menjadi berfikir; Pertanyaannya adalah; perubahan seperti apakah yang ingin di bangun ?. Kesadaran seperti apakah yang diangankan mayoritas masyarakat muslim ?. Kesadaran Islam atau kesadaran liberalisme (baca; materialisme). Jika kesadaran Islam yang diinginkan, kesadaran seperti apakah yang dimaksudkan..?. Dari manakah tolak ukurnya, bahwa keadaan sekarang ini adalah kurang baik, dan harus di lakukan perubahan agar lebih baik lagi..?. Darimanakah masyarakat muslim mesti mengambil pijakan atas perubahan ini .?.


Jangan-jangan malahan seperti yang terjadi di Indonesia sekarang ini..?. Karena buru-buru ingin secepatnya melakukan perubahan, akhirnya hanya menghasilkan perubahan signifikan atas KKN. (KKN meningkat dengan pesat di banding era Soeharto. He…he.. 3x).


Kesadaran Ikuti-ikutan


Secara kasat mata, tidak dapat dipungkiri. Negara-negara yang menganut system liberalisme, terlihat lebih maju, baik dalam hal tekhnology maupun dalam taraf kehidupan masyarakatnya. Dalam pola hidup liberalisme,  kenikmatan-kenikmatan yang mampu dirasakan oleh indera manusia menjadi tujuan utama,  terus di buru dan  dikembangkan, di luaskan seluas luasnya, hingga melampaui pikiran kita (muslim)  yang paling liar sekalipun. Dengan kata lain, pemuasan kenikmatan yang mampu dirasakan indra manusia, merupakan tujuan pola hidup dan  sasaran liberalisme. Karena inilah yang paling real, paling mudah, dan paling logis, pada tahapan kesadaran yang paling rendah. Dalam tahapan kesadaran manusia. Maka tidak salah jika manusia akhirnya ingin kearah sana. Tidak salah jika indra manusia kemudian ingin merasakan nikmatnya dunia, sehingga manusia kemudian berlomba-lomba untuk memenuhi kenikmatani kenikmatan sesaaat yang dapat  di rasakan indra-indra  mereka.


Kita kemudian menyaksikan bagaimana peradaban barat di bangun, bagaimana pola hidup mereka diajarkan, bagaimana konsumerisme di marakkan,  bagaimana hedonisme di kembangkan, bagaimana kapitalisme di legalkan, dan lain sebagainya. Kemudian pada gilirannya Agama ter pinggirkan, karena DIANGGAP tidak sejalan dengan kesadaran materialism yang mereka anut..


Sekali lagi, jika yang mendasari kemajuan peradaban manusia paham liberalisme, maka kita dapat melihat dengan jelas sekarang ini, bagaimana pola hidup masyarakat yang menganut  paham liberalisme itu. Sungguh penuh dengan pesona duniawi. Siapakah manusia yang tidak tergiur..?. Masyarakat manakah yang tidak ingin  maju, yang tidak ingin menikmati kenikmatan dunia seperti yang mereka rasakan itu ?. Indra siapakah yang tidak tergetar melihat kenikmatan syahwat yang terpampang..?. Ugh..
Apakah perubahan yang ingin dilakukan masyarakat muslim, hanya ikut-ikutan saja ?. Ingin kemajuan seperti yang diraih masyarakat dengan paham liberalisme. Pikiran saya meracau tak karuan. Perubahan seperti apakah yang diinginkan masyarakat muslim dewasa ini ?. Mengapa fenomena pergolakan membalikkan anggapan bahwa Islam adalah kasih sayang. Begitu brutal, menggiriskan, mengorbankan nyawa sesama muslim.
Jika keinginan untuk berubah yang dilakukan oleh negara muslim, diakibatkan oleh kesadaran masyarakatnya yang hanya melihat kemajuan paham liberalisme di satu sisi saja, jelas akan sangat berbahaya sekali. Ketika kita melihat rumput tetangga lebih hijau maka bersiaplah kita untuk kecewa.  Namun apakah salah jika masyarakat muslim menginginkan kemajuan sebagaimana yang dicapai Negara-negara barat ?. Salahkah jika masyarakat muslim menginginkan perubahan sebagaimana yang di capai negara maju.?.


Kemajuan yang dicapai Negara barat nyatanya memang dibangun dengan olah pikir yang luar biasa. Hasil akal budi manusia. Walau sering di pandang miring oleh masyarakat muslim, namun disisi lain banyak masyarakat muslim juga menginginkan kemajuan yang sama dengan mereka. Kemajuan mereka adalah kemajuan yang di dapat dengan kerja keras, Bukanlah serta merta. Ketertiban, keberaturan, kepatuhan dan ketaatan atas hukum, kesadaran  bernegara masyarakat barat, jauh diatas rata-rata masyarakat muslim di Negara manapun. Masyarakat Inggris paling menyukai kebersihan dan keteraturan, belum lagi masyarakat mereka terkenal sangat menghargai waktu. Sangat komitmen terhadap janji. Begitu juga masyarakat barat lainnya. Masyarakat barat sangat menghargai hak-hak atas orang lain dalam bermasyarakat diantara kaum mereka. Dan lain sebagainya. (Sangat kontras dengan budaya kita he..he…).


Apakah yang salah dengan hal ini. Apakah ini paham yang salah..?. Apakah karena ini mereka kemudian kita musuhi..?. Bukankah Islam juga mengajarkan hal seperti ini..?. Bukankah Islam mengharapkan agar dalam bermasyarakat dan bernegara dibangun azas-azas seperti ini..?. Lantas kesadaran apakah yang kita inginkan..?. Yang membedakan kita dengan mereka..?. Mengapa kita kadang menganggap sinis Negara barat ?. Apalagi yang menganut paham kapitalisme dan liberalisme ?. Adakah yang salah dengan paham ini..?. Wah..


Bagaimana percaturan setiap paham dalam peradaban manusia..?. Dari masa ke masa, dari waktu ke waktu, dari abad ke abad. Dari tirani satu ke tirani yang lainnya. Dipergilirkan kekuasaan itu, kepada umat manusia, agar manusia berfikir. Sesungguhnya Kesadaran seperti apakah yang di ridhoi-NYA. Kesadaran seperti apakah yang diinginkan-NYA. Bagaimanakah 'Kesadaran manusia' dipertahankan, kesadaran kolektif masyarakat, yang selaras dengan skenario-NYA, untuk membangun peradaban manusia ?. Dan bagaimanakah kesudahannya bagi manusia yang tidak mematuhi-NYA.


Dan mayat Khadafy diperlakukan dengan nista, diusung bak trophy kemenangan, oleh rakyatnya yang selama ini telah memuja dan memuliakannya. Maka tidak-kah kita layak meng-kaji fenomena yang langka ini..?.


salam,
arif

JOB PERTAMINA

JOB PERTAMINA - TALISMAN JAMBI MERANG is Oil and Gas Operating Joint Venture between PT. Pertamina Hulu Energi and Talisman Energy Inc. It was founded in 1989. The Jambi Merang Block consists of 2 fields, Sungai Kenawang and Pulau Gading. Our vision is to become the best and largest Operating Body in gas production.

Currently we are looking for qualified personnel with high motivation, initiative and integrity to fill in the following position:
GENERAL AFFAIRS SUPERVISOR
 
Responsibilities :
·       Managing General Affairs and Employee Service function
·       Coordinate non Operation functions
·       Internal & External Communication Coordination
·       Managing respective people and organization
·       Managing relevant administration services along with reporting and proper document archiving
Requirements :
·    
University Degree from reputable university with a minimum of 7 years experience in related position (Preferable in oil & gas company)
·    Strong experience in government & legal affairs in Jambi & South Sumatera area
·    Comprehensive understanding of relevant government regulations
·    Preferable has experience in HR & GA aspects, CSR strategy, Security & Information System
·    Good relationship with BPMIGAS
·  Computer literate and excellent oral & written communications skills in English
·  Must have a high level of interpersonal skills and able to demonstrate appropriate teamwork and positive safety behaviors
·  Will be able to be based in our site at South Sumatera area with roster schedule 
Interested applicants please send your CV to: lamaran@jambimerang.co.id at the latest by 30thNovember 2011. Please mention the position applied on the email subject. We regret that only short-listed candidates will be notified.

Putri AYU : The Girl in 14 G


Video Putri Ayu The Girl in 14 G

Kamis, 20 Oktober 2011

Sudut Pecinan di Kota Atlas

Perjalanan menjelajahi berbagai kota di Indonesia dan mengupas hal hal menarik di malam hari hanya ada di JAM MALAM.

Program Indigo Trans TV eps 2


Program Indigo Trans TV menampilkan kisah anak anak berbakat dan bertalenta luar biasa yang dikenal sebagai anak Indigo. Anak Indigo terlahir dengan kemampuan yang luar biasa, untuk lebih mengetahui mendalam saksikan setiap sabtu jam 22.30 wib di trans tv

Opening HUT Insert ke-8


Informasi Selebriti atau Insert melangsungkan ulang tahun yang ke-8 dengan menampilkan
artis-artis papan atas Indonesia

Artis Febriyanie Akting di New Police 86

Artis Febriyanie Akting di New Police 86

Pidato Perpisahan Presiden SBY th 2014

Pidato Perpisahan Presiden SBY th 2014:
"Saya sangat berterimakasih pada rakyat, yang begitu pemaaf, begitu sabar, begitu pengertian, meski saya membuat blunder bertubi-tubi dan tidak menunjukkan pemihakan yg tegas pada nasib mereka.
Meski saya cedera janji soal pemberantasan korupsi.
Meski saya tetap mempertahankan menteri-menteri yg diduga kuat terlibat korupsi.
Terbukti, rakyat Indonesia survive karena memimpin dirinya sendiri, dan kehadiran saya di kursi Presiden sebetulnya memang tidak dibutuhkan dan tidak memberi makna apa-apa bagi mereka....."
(Notes: Pidato ini dibuat dengan asumsi SBY tidak digusur rakyat, sebelum 2014)
 
Sumber Bung S.A.M

Rabu, 19 Oktober 2011

New Police 86 Transtv : Hari Baru Menjadi Police eps 4



Police 86 tayang setiap hari senin- jumat jam 14.30 wib di trans Tv
dengan bintang-bintang baru ada Febriyanie, Ozol, Albert halim, Fairly Watimena, siti Anizah, Lebih lucu dan kocak pastinya menghibur.

Senin, 17 Oktober 2011

Siapa Menyuruh & Bantu Nazarudin Keluar Negeri & Dg Tujuan Apa?

Sumber : http://newsnusa.blogspot.com/2011/10/beritanusantara-harus-dibongkar-siapa.html

Dalam hukum ada istilah berita acara pemeriksaan konfrontasi (diperiksa bersama). Maka sebaiknya memang Nazarudin diperiksa bersama dg nama2 yg disebutkannya ini.

Masyarakat malah akan bertanya2 atas pernyataan dari Chandra Hamzah yang berdasar rekomendasi dari kode etik KPK, bahwa KPK tidak akan melakukan pemeriksaan konfrontasi, dalam kasus Nazarudin yang berkaitan dengan Wimpy dan pengusaha berinitial A dari Surabaya dll tersebut, sebagaimana berita beberapa hari yang lalu. Menurut KPK cukup dengan meminta keterangan dari yang namanya disebut Nazarudin, jika dalam pemberian keterangan, pihak yang disebut Nazarudin tidak mengakui pernah berhubungan dengan Nazarudin, ya keterangan dari pihak selain nazarudin  itu yang dipakai, sehingga tidak perlu ada pemeriksaan konfrontasi.

Ada apa ini? padahal dengan dilakukan pemeriksaan konfrontasi, bisa diketahui siapa yang bohong atau memberikan keterangan palsu...
==================================
Dari: Reporter In.. <reporter@....net>
Tanggal: Minggu, 11 September, 2011, 11:55 AM
Kata Nazarudin waktu pertama lari keluar negeri karena diperintah Anas. Dan Anas main proyek di Depdiknas sebesar 6,4 trilyun, dengan Wimpy pemilik PT. Bintang Ilmu. Ini melibatkan Fasil Jalal yang sekarang menjabat wakil Menteri Pendidikan.

Apakah berita ini mengindikasikan bahwa orang2 ini yang sejak awal menyuruh dan membantu pelarian Nazarudin keluar negeri? Apakah di masa awal kaburnya Nazarudin ke Singapore adalah dalam rangka menghilangkan barang bukti? Setelah Nazarudin tertangkap, masihkah ada barang bukti, atau sudah sempa melenyapkan sebagian atau seluruhnya? Seharusnya nama2 yang disebut Nazarudin ini diperiksa semua oleh aparat hukum.

Siapakah Wimpy, siapakah Fasil Jalal, dan apa peran mereka dalam kasus kaburnya Nazarudin saat itu? Karena membantu seorang buron tentu saja dapat dipidana dengan dakwaan membantu kejahatan.

Jika semua pihak yang terkait nazarudin diperiksa tentunya akan membuka tabir, apa yang terjadi sebenarnya? Dan jika apa yang disampaikan Nazarudin adalah bohong, maka pihak yang sempat disebut namanya karena oleh kasus Nazarudin, akan bisa lega.
Atau, apakah memang semuanya hanya akan tetap menjadi tanda tanya???

http://pekanbaru.tribunnews.com/mobile/index.php/2011/07/08/laksanakan-perintah-anas

NAZARUDDIN terus menggempur para elite di Partai Demokrat. Kali ini ia mengaku pergi ke Singapura untuk melaksanakan perintah Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

"Mas Anas berjanji pada saya untuk bereskan urusan ini dengan KPK. Saya diminta pergi ke Singapura untuk beristirahat. Saya diminta untuk menghilang dulu selama tiga tahun ke Singapura," ujar Nazaruddin melalui BlackBerry Messenger (BBM) kepada beberapa wartawan, Kamis (7/7).

Nazaruddin menegaskan, Anas ternyata tak menepati janjinya dan justru menjadikan dirinya  sebagai pesakitan. Oleh karena itu  ia memutuskan membeberkan ketidakberesan yang melibatkan Anas.

"Ternyata kepergian saya ke Singapura semuanya skenario, membuat namanya bersih. Bola panasnya dia lemparkan pada saya. Makanya, saya buka sekalian semuanya," ujar Nazaruddin.

Ia berharap publik bisa mengetahui alasan sebenarnya mengapa dirinya  pergi ke Singapura. "Ini, tentu jadi pertanyaan semua. Mengapa akhirnya saya membuka diri dan mengapa Anas meninggalkan saya," kata Nazaruddin.
Menurutnya, Anas Urbaningrum bermain berbagai proyek di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). "PT Anugrah Nusantara digunakan untuk main proyek di Kementrian Pendidikan Nasional. PT tersebut bermain dengan penerbit Bintang Ilmu yang dimiliki oleh Wimpy Ibrahim," kata Nazaruddin.

Dikatakan, semua anggaran pengadaan buku sekolah dan alat peraga  senilai Rp 6,4 triliun dipegang Wimpy Ibrahim. Wimpy, katanya lagi,  rutin memberi setoran pada Anas Urbaningrum. "Proyek yang dimainkan oleh Wimpy itu adalah proyek pengadaan buku senilai Rp 6,4 triliun," ujarnya.

Nazaruddin juga mengungkapkan, proyek pengadaan jaringan  komputer program e-learning,  ikut dimainkan Anas Urbaningrum. Permainan itu, katanya, bisa terlihat karena jaringan sudah lebih dulu diadakan meskipun komputer untuk program tersebut belum diadakan.

"Permainan ini bisa lancar dilakukan karena melibatkan Fasli Jalal, mantan dirjen di Kemendiknas yang kini menjabat Wakil Menteri Pendidikan Nasional," tuturnya.

Pitoong Mesin Pencari Indonesia - Pesaing Google di Indonesia

Sekarang Google punya pesaing baru di Indonesia.....
Terinspirasi dari digjayanya Bang Pitung yang asli Betawi saat melawan Kumpeni...

telah lahir search engine karya anak negeri.... Pitoong Mesin Pencari Indonesia - "www.pitoong.com"

Ada apa aja di Pitoong.com??

selain sebagai mesin pencari informasi: berita, gambar, video, dll
juga ada fitur email gratis....
teman-teman bisa memiliki "Toongmail" dengan membuat akun di http://email.pitoong.com

Dan, bagi yang ingin beriklan di Pitoong, bisa daftar di iklan.pitoong.com dan dapatkan bonus senilai saldo yang kita masukkan.
Misal, Anda memasukkan saldo senilai 1juta rupiah, maka dengan memasukkan kode bonus "PITOONG", maka Anda akan mendapatkan tambahan saldo senilai 1juta rupiah, sehingga total saldo Anda menjadi 2 juta rupiah.

Gabung juga di fan pages si Pitoong di : http://www.facebook.com/pages/Pitoong-Mesin-Pencari-Indonesia/112661045509484

Temukan pengalaman baru mencari informasi di "Pitoong Mesin Pencari Indonesia"

Saatnya dukung terus produk Indonesia....

Jumat, 14 Oktober 2011

Program Acara Kebhinnekaan ala Televisi Indonesia


Keluarga Minus (Trans TV)
Nyebrangnye bae-bae, entar ketabrak. Lu kan gelap.
LELUCON rasial itu, oleh seorang supir bajaj, ditujukan kepada Minus dalam Keluarga Minus (Trans TV). Minus Caroba orang Papua. Sebagai tokoh sentral dalam tayangan yang memakai namanya ini, Minus dikisahkan tinggal bersama pamannya di Jakarta. Sang paman, bekerja sebagai pegawai Dinas Pariwisata dan membuka usaha warung makan yang dikelola oleh istrinya yang berasal dari Minang. Di warung itu, istrinya dibantu seorang pegawai asal Jawa bernama Paijo.
Suatu ketika, tante Minus mendapat pesanan nasi bungkus dalam jumlah besar. Paman Minus sudah mengingatkan istrinya, jika tidak mampu memenuhi permintaan pelanggan, tidak perlu memaksakan diri. Tapi sang istri ngotot. Maka itu, ia butuh tenaga bantuan untuk belanja ke pasar. Paijo menawarkan diri, “Siap. Yang penting sediakan duit bajaj, duit konsumsi, dan duit jalan.” Tante Minus menolak tawaran Paijo, “Lebih baik sama Minus saja. Lebih hemat.” Namun nasib sial menimpa Minus: daging yang sudah dibeli terbawa oleh bajaj yang ditumpanginya.

Dari cungkilan di atas, tante Minus (Minang) digambarkan sebagai sosok yang pelit dan serakah. Paijo (Jawa), memainkan karakter yang materialis, orang yang mementingkan uang. Minus (Papua), diidentifikasikan sebagai orang yang lugu dan bodoh. Keluarga Minus telah mengembangkan “konstruksi stereotip”, narasi berdasarkan prasangka etnis. Stereotip adalah konsepsi mengenai sifat suatu golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Menurut Burton (2007), komedi dalam televisi ingin mengeksploitasi stereotip untuk membuat lucu karakter. Jika pemirsa Keluarga Minus tertawa, itu tandanya Trans TV telah berhasil melakukan eksploitasi stereotip dengan baik.

Prasangka etnis tidak terlepas dari hubungan sosial-ekonomi yang timpang. Ada kelompok etnik yang dipersepsikan lebih dominan dari kelompok etnik yang lain. Kondisi sosial ekonomi seseorang atau beberapa orang, digeneralisir menjadi kondisi sosial ekonomi suatu etnis. Kelompok etnis (yang dianggap) berkuasa secara ekonomi, dihadapkan dengan kelompok etnis (yang dianggap) dikuasai. Salah dua serial FTV di SCTV, Gara-gara Gino (27 September 2011) dan Seandainya Aku Bukan Gue (4 Oktober 2011) merupakan contoh lain konstruksi narasi dengan prasangka etnis: ketidaksetaraan sosial-ekonomi yang dilekatkan pada identitas etnis. Etnis A yang angkuh dan kaya dipertentangkan dengan etnis B yang lugu dan miskin.

Tak hanya pertentangan etnis, televisi juga mempertontonkan pertentangan budaya. Contohnya ada dalam Ethnic Runaway di Trans TV (baca Mereka Bukan Primitif, Surat Terbuka Remotivi kepada Trans TV Atas Tayangan “Primitive Runaway”, dan Trans TV Meminta Maaf Atas Tayangan “Primitive Runaway” untuk mengetahui riwayatnya). Konsep tayangannya adalah dua orang artis tinggal dan beraktivitas bersama komunitas masyarakat adat. Berikut adalah beberapa ungkapan yang muncul dari sang artis pada episode Suku Lom di Bangka (24 September 2011): “Wah Viki nyari sinyal, buang aja buang (ponselnya)”, “Kebayang ‘kan gelapnya di sini, enggak ada lampu”,  “Sukurin lu tidur di tiker”, dan “Kenapa sih mau buang air aja harus ke hutan?”. Gambar-gambar yang ditampilkan tak kalah heboh. Ada adegan sang artis berteriak histeris dan lari ketakutan ketika malam hari ia diantar ke tempat yang gelap di luar rumah. Ada pula gambar seorang anggota Suku Lom yang begitu kegirangan ketika dipasangkan headphone milik sang artis.

Rangkaian dialog dan gambar yang ditampilkan, sesungguhnya menegaskan bahwa, “Saya dan Anda berbeda!” Sang artis begitu terbiasa berada di wilayah yang penuh oleh sinyal telekomunikasi, buang air di toilet yang bersih dan wangi, dan hidup dalam ingar-bingar cahaya lampu. Yang ditonjolkan Ethnic Runaway adalah perbedaan, bukan keberagaman. Mengkonstruksi narasi bahwa mereka hidup dalam ketertinggalan peradaban. Menganggap masayarakat adat sebagai liyan (the others). Seperti banyaknya tayangan lain yang menjual iba dan liyan, yang dilakukan bukan “mengabarkan”, tapi “mempertontonkan” (Sunardi dalam Totona, 2010).

Memainkan stereotip Cina dalam Opera van Java (Trans 7)
Sulit memang menghindarkan televisi dari konsep representasi. Televisi berkehendak membangun sebuah konstruksi melalui representasi, membangun pemahaman tertentu atas sebuah realita. Neil Casey, et.al (2002), menjelaskan, “Representasi, tidak peduli seberapa ‘realistis’ tayangannya. Yang kita lihat di layar merupakan hasil konstruksi, terkait keputusan tentang apa yang harus direkam, di mana menempatkan kamera, bagaimana mengedit materi yang ada, dan sebagainya” (terjemahan bebas dari Television Studies The Key Concepts). Alih-alih merepresentasi keberagaman etnis dan budaya secara ‘nyata’, televisi justru telah keliru dalam menerjemahkannya.

Tidak hanya di Indonesia, serial TV BBC Knowledge yang ditayangkan di Afrika Selatan dan Amerika Serikat, Mark & Olly: Living with the Machingenga, pernah dituding telah melakukan kesalahan interpretasi mengenai kehidupan suku Matisgenka yang hidup di hutan Amazon. Suku itu dianggap buas dan kejam (periksa: vhrmedia.com).
Televisi, secara terselubung maupun terang-terangan, telah membangun narasi tentang ketidaksetaraan! Mengidentifikasikan suatu etnis dengan karakter atau sifat tertentu. Mendiskriminasikan suatu budaya ketika berhadapan dengan budaya lain. Ada etnis dan budaya yang diposisikan lebih tinggi dibanding etnis dan budaya lain. Dalam Deklarasi PBB tentang Hak Masyarakat Adat ditegaskan bahwa semua doktrin, kebijakan-kebijakan, dan tindakan yang berdasar pada pembelaan superioritas orang-orang atau individu-individu dalam basis perbedaan negara asal atau ras, agama, etnik atau budaya adalah rasis, salah secara ilmu, tidak valid menurut hukum, salah secara moral, dan tidak adil secara sosial.
Dengan menggunakan pendekatan hak asasi manusia, televisi dapat memperhatikan beberapa prinsip untuk dapat memperpendek jarak representasi dengan ‘kenyataan’, demi memanusiakan manusia yang terkena dampak langsung dari representasi.

Pertama, Partisipasi”: sejauh mana keterlibatan entitas sebuah budaya dalam membangun narasi tentang kebudayaannya. Ketika tidak dilibatkan, besar kemungkinan narasi yang dibangun tidak bersinggungan dengan kepentingan masyarakatnya. Televisi harus memberikan ruang yang memadai bagi suara-suara yang merepresentasikan suatu entitas budaya.
Program dokumenter Bumi dan Manusia di TV ONE mengenai suku Orang Laut di Sulawesi Tenggara, misalnya, cukup baik dalam memberikan ruang bagi masyarakat Orang Laut untuk bercerita mengenai kebudayaannya: merepresentasi dan mengkonstruksi budayanya sendiri. Tanah Air di Kompas TV, sebagai contoh lain, juga memberi porsi partisipasi yang memadai bagi kelompok masyarakat yang diliput. Seperti tampak dalam episode Ritual Seren Taun Guru Bumi di Kampung  Budaya Sindangbarang, Cianjur, Jawa Barat: masyarakat adat setempat menceritakan sendiri proses, konsep, dan nilai yang terkandung dalam ritual upacara adat Seren Taun.

Prinsip kedua adalah “Akuntabilitas”: sejauh mana upaya televisi dalam menggugat negara sebagai pemangku kewajiban dalam upaya penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan hak asasi manusia. Komentar Umum No. 21, sebagai penjabaran dari Kovenan Internasional Hak Ekonomi Sosial dan Budaya, dapat juga menjadi acuan lain: televisi memiliki peran untuk mempertanyakan, apakah negara, misalnya, telah mempromosikan praktek-praktek hak berasosiasi bagi kelompok minoritas budaya dan linguistik untuk pengembangan hak-hak budaya dan linguistik. Untuk perlindungan, apakah negara telah melaksanakan kewajiban untuk melindungi produk kultural yang dihasilkan oleh masyarakat, termasuk pengetahuan tradisional, obat-obatan alam, cerita rakyat, ritual dan bentuk ekspresi lainnya. Terkait dengan media, apakah negara telah menjamin bahwa media telah mencerminkan keberagaman kebudayaan masyarakat secara memadai.

Prinsip selanjutnya adalah “Pemberdayaan”. Televisi seharusnya dapat memproduksi tayangan yang berorientasi pada pemberdayaan, bukan yang bersifat melecehkan atau merendahkankan derajat dan martabat manusia. Program dokumenter di stasiun televisi ABC di Australia, Message Stick, bisa dijadikan referensi..Salah satu episodenya mengangkat tema mengenai penggunaan beragam media sosial sebagai media komunikasi antar masyarakat. Televisi dan radio yang dikelola oleh sebuah komunitas, berhasil mengambil peran sebagai media informasi dan komunikasi yang bermanfaat dalam proses penyelesaian persoalan-persoalan yang dihadapi oleh mereka. Media-media komunitas itu juga bermanfaat dalam preservasi bahasa dan budaya.

Maka, televisi sebagai ruang publik, berkewajiban untuk menerjemahkan realitas publik dan berkontribusi terhadap penyelesaian persoalan-persoalan publik. Menanggalkan konstruksi narasi dengan prasangka etnis, bukan mengukuhkan. Memberdayakan keberagaman etnis dan budaya, bukan mendiskreditkan. Merepresentasikan keberagaman etnis dan budaya dengan lebih manusiawi dan tidak diskriminatif.

Kamis, 13 Oktober 2011

Kisah inspirasi untuk para istri dan suami

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :
Sumber : TDA

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat  pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.