Jumat, 28 Oktober 2011

TROPHY ITU BERNAMA KHADAFY


MOAMMAR Khadafy sudah dalam pelarian selama berbulan-bulan saat para pejuang oposisi yang dibantu serangan udara NATO mendesak dia dan para pendukungnya dari Tripoli, ibu kota Libya, dan wilayah-wilayah lain yang jadi benteng pertahanannya. Kamis (20/10/2011), hidup pemimpin Libya yang berkuasa selama empat dekade itu berakhir juga di sekitar tempat dia memulai hidupnya, yaitu di Sirte, kota pesisir tempat kelahirannya. Menurut Ali Aujali, Duta Besar Libya untuk Amerika Serikat, para tentara menemukan Khadafy pada siang hari itu di sebuah saluran drainase besar di Sirte. Reporter Daily Telegraph, Ben Petani, di Sirte menceritakan kepada Anderson Cooper dari CNN bahwa saluran itu lebarnya sekitar 3 kaki atau 91 cm dan penuh dengan sampah dan pasir. (Kompas.com). Segera setelah berita tewasnya Khadafy tersebar pada Kamis sore, kerumunan orang di seluruh Libya terlibat dalam perayaan kematiannya. Dan mayat Khadafy diperlakukan dengan nista, diusung bak trophy kemenangan, oleh rakyatnya yang selama ini memuja dan memuliakannya.


Subhanalloh. 3x


Fenomena apa ini ?.


Ingatan menerobos, jauh saat ketika dia masih berkuasa. Di kelilingi para punggawa dan ajudan yang setia, penuh dengan aneka rupa makanan, buah-buahan serta lengkap dengan sanjung puja. Sebagaimana suka cita  cerita para raja-raja. Empat dekade bukanlah waktu yang pendek.  Berguliran rasa dalam hidupnya, hidup dalam gelimang keduniawian, harta, tahta, syahwat. Penuh kemenangan, kepuasan, kesombongan, keangkuhan dan lainnya. Maka sungguh tidak  terlintas sedikitpun dalam dirinya, jika kematian akan menjemputnya dengan cara seperti itu. Pasukananya begitu loyal, melindungi kepentingannya, begitu gagah perkasa. Disegani baik kawan maupun lawannya. Nyatanya hari itu, tak satupun pasukannya mampu melindunginya dari maut. Sebuah peluru menerobos kepalanya, dan menghajar tepat pada otaknya, mengakhiri perjalanan hidupnya. Dia sendiri tidak tahu jika kemudian raganya diperlakukan dengan HINA.


Argh …!. Adakah yang salah..?.


Gejolak dunia Islam..?. Menjadi fenomenal. Kesadaran arus bawah, yang menyuarakan atas ketidak adilan,  bagai gelombang kejut meng’gentar’kan Negara-negara yang mayoritas muslim. Pemimpin-pemimpinnya di gugat, di hujat, di pelintir, bahkan di paksa untuk meletakan jabatannya. Tatanan kepemimpinan (baca; politik) dipaksa untuk berubah. Seluruh elemen masyarakat di dorong dan di paksa untuk menyuarakan perubahan. Keadaan sekarang ini harus berubah, Kepemimpinan harus berubah, semua tatanan harus berubah.  Masyarakat harus berubah. Dunia Islam harus berubah. Seratus ulama kemudian berkumpul di Kairo, belum lama ini, menyuarakan hal senada. Menentang campur tangan kekuatan asing di Jazirah Arab. Mereka akan memandu perubahan di Jazirah Arab sebagaimana yang semestinya. Hmm..


Akankah terjadi kebangkitan di dunia Islam..?. Pantaskah mayat Khadafy kemudian diperlakukan bagai trophy kemenangan (?). Kematiannya diangap sebagai symbol kebangkitan, mengawali perubahan dewasa ini (?). Saya terpekur dalam ; Sungguh begitu kontras kehidupan ini. Masa lalu dan masa kini, bagi seorang Khadafy.


Saya menjadi berfikir; Pertanyaannya adalah; perubahan seperti apakah yang ingin di bangun ?. Kesadaran seperti apakah yang diangankan mayoritas masyarakat muslim ?. Kesadaran Islam atau kesadaran liberalisme (baca; materialisme). Jika kesadaran Islam yang diinginkan, kesadaran seperti apakah yang dimaksudkan..?. Dari manakah tolak ukurnya, bahwa keadaan sekarang ini adalah kurang baik, dan harus di lakukan perubahan agar lebih baik lagi..?. Darimanakah masyarakat muslim mesti mengambil pijakan atas perubahan ini .?.


Jangan-jangan malahan seperti yang terjadi di Indonesia sekarang ini..?. Karena buru-buru ingin secepatnya melakukan perubahan, akhirnya hanya menghasilkan perubahan signifikan atas KKN. (KKN meningkat dengan pesat di banding era Soeharto. He…he.. 3x).


Kesadaran Ikuti-ikutan


Secara kasat mata, tidak dapat dipungkiri. Negara-negara yang menganut system liberalisme, terlihat lebih maju, baik dalam hal tekhnology maupun dalam taraf kehidupan masyarakatnya. Dalam pola hidup liberalisme,  kenikmatan-kenikmatan yang mampu dirasakan oleh indera manusia menjadi tujuan utama,  terus di buru dan  dikembangkan, di luaskan seluas luasnya, hingga melampaui pikiran kita (muslim)  yang paling liar sekalipun. Dengan kata lain, pemuasan kenikmatan yang mampu dirasakan indra manusia, merupakan tujuan pola hidup dan  sasaran liberalisme. Karena inilah yang paling real, paling mudah, dan paling logis, pada tahapan kesadaran yang paling rendah. Dalam tahapan kesadaran manusia. Maka tidak salah jika manusia akhirnya ingin kearah sana. Tidak salah jika indra manusia kemudian ingin merasakan nikmatnya dunia, sehingga manusia kemudian berlomba-lomba untuk memenuhi kenikmatani kenikmatan sesaaat yang dapat  di rasakan indra-indra  mereka.


Kita kemudian menyaksikan bagaimana peradaban barat di bangun, bagaimana pola hidup mereka diajarkan, bagaimana konsumerisme di marakkan,  bagaimana hedonisme di kembangkan, bagaimana kapitalisme di legalkan, dan lain sebagainya. Kemudian pada gilirannya Agama ter pinggirkan, karena DIANGGAP tidak sejalan dengan kesadaran materialism yang mereka anut..


Sekali lagi, jika yang mendasari kemajuan peradaban manusia paham liberalisme, maka kita dapat melihat dengan jelas sekarang ini, bagaimana pola hidup masyarakat yang menganut  paham liberalisme itu. Sungguh penuh dengan pesona duniawi. Siapakah manusia yang tidak tergiur..?. Masyarakat manakah yang tidak ingin  maju, yang tidak ingin menikmati kenikmatan dunia seperti yang mereka rasakan itu ?. Indra siapakah yang tidak tergetar melihat kenikmatan syahwat yang terpampang..?. Ugh..
Apakah perubahan yang ingin dilakukan masyarakat muslim, hanya ikut-ikutan saja ?. Ingin kemajuan seperti yang diraih masyarakat dengan paham liberalisme. Pikiran saya meracau tak karuan. Perubahan seperti apakah yang diinginkan masyarakat muslim dewasa ini ?. Mengapa fenomena pergolakan membalikkan anggapan bahwa Islam adalah kasih sayang. Begitu brutal, menggiriskan, mengorbankan nyawa sesama muslim.
Jika keinginan untuk berubah yang dilakukan oleh negara muslim, diakibatkan oleh kesadaran masyarakatnya yang hanya melihat kemajuan paham liberalisme di satu sisi saja, jelas akan sangat berbahaya sekali. Ketika kita melihat rumput tetangga lebih hijau maka bersiaplah kita untuk kecewa.  Namun apakah salah jika masyarakat muslim menginginkan kemajuan sebagaimana yang dicapai Negara-negara barat ?. Salahkah jika masyarakat muslim menginginkan perubahan sebagaimana yang di capai negara maju.?.


Kemajuan yang dicapai Negara barat nyatanya memang dibangun dengan olah pikir yang luar biasa. Hasil akal budi manusia. Walau sering di pandang miring oleh masyarakat muslim, namun disisi lain banyak masyarakat muslim juga menginginkan kemajuan yang sama dengan mereka. Kemajuan mereka adalah kemajuan yang di dapat dengan kerja keras, Bukanlah serta merta. Ketertiban, keberaturan, kepatuhan dan ketaatan atas hukum, kesadaran  bernegara masyarakat barat, jauh diatas rata-rata masyarakat muslim di Negara manapun. Masyarakat Inggris paling menyukai kebersihan dan keteraturan, belum lagi masyarakat mereka terkenal sangat menghargai waktu. Sangat komitmen terhadap janji. Begitu juga masyarakat barat lainnya. Masyarakat barat sangat menghargai hak-hak atas orang lain dalam bermasyarakat diantara kaum mereka. Dan lain sebagainya. (Sangat kontras dengan budaya kita he..he…).


Apakah yang salah dengan hal ini. Apakah ini paham yang salah..?. Apakah karena ini mereka kemudian kita musuhi..?. Bukankah Islam juga mengajarkan hal seperti ini..?. Bukankah Islam mengharapkan agar dalam bermasyarakat dan bernegara dibangun azas-azas seperti ini..?. Lantas kesadaran apakah yang kita inginkan..?. Yang membedakan kita dengan mereka..?. Mengapa kita kadang menganggap sinis Negara barat ?. Apalagi yang menganut paham kapitalisme dan liberalisme ?. Adakah yang salah dengan paham ini..?. Wah..


Bagaimana percaturan setiap paham dalam peradaban manusia..?. Dari masa ke masa, dari waktu ke waktu, dari abad ke abad. Dari tirani satu ke tirani yang lainnya. Dipergilirkan kekuasaan itu, kepada umat manusia, agar manusia berfikir. Sesungguhnya Kesadaran seperti apakah yang di ridhoi-NYA. Kesadaran seperti apakah yang diinginkan-NYA. Bagaimanakah 'Kesadaran manusia' dipertahankan, kesadaran kolektif masyarakat, yang selaras dengan skenario-NYA, untuk membangun peradaban manusia ?. Dan bagaimanakah kesudahannya bagi manusia yang tidak mematuhi-NYA.


Dan mayat Khadafy diperlakukan dengan nista, diusung bak trophy kemenangan, oleh rakyatnya yang selama ini telah memuja dan memuliakannya. Maka tidak-kah kita layak meng-kaji fenomena yang langka ini..?.


salam,
arif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.