Rabu, 29 Juni 2011

Smash : Eps The Planning part 2

Smash : Eps The Planning part 1

Sudut Pecinan di Kota Atlas

JAM MALAM TRANS 7 : Eps Wine

JAM MALAM TRANS 7 : Sisi Malam metropolis

Jam Malam Trans 7 : Penghujung Nirwana

Nabila Putri adegan Fight di 86 Police

Oxcel Dalam Police 86 : Andai Jadi biniku

Oxcel Cemburu di 86Police

Maya Septa dalam 86Police

Cinta Cenat Cenut Eps Revenge part 1

Selasa, 28 Juni 2011

Cinta cenat Cenut eps Revenge

TV Anak di Amerika

Just wanna share. Ini ada beberapa website dari program TV anak2x di Amerika yang bisa dijadikan referensi. Bisa diklik episode2x dalam video, untuk menambah wawasan kita. Siapa tahu semakin banyak acara untuk anak2x kita yang mendidik...

Sesame Street
http://www.sesamestreet.org/

4KidsTV
http://www.4kids.tv/

Disney Kids
http://tv.disney.go.com/tv/

Discovery Kids
http://kids.discovery.com/

PBS
http://pbskids.org/

Nickelodeon
http://www.nick.com/

Semoga bermanfaat...

Jam malam Eps Penakluk penyelundup

Senin, 27 Juni 2011

Job Vacancies On Trans TV

Job Vacancies

Trans TV offers a challenging career with many opportunities for growth and excitement. We invite you to join us in the following positions:

1 Editor
2 Presenter
3 Admin Support
4 Account Executive
5 Front Office & Call Centre
6 Wardrobe News
7 Software Development
8 Control Room
9 Audioman
10 Wardrobe Production
11 Set Design

Important Notice !

* Always cross check any kind information you receive through e-mail, SMS or phone calls with information in your account at http://karir.transtv.co.id/index.php/application_status
* Applicant who intentionally makes more than one (1) account for the purpose to incorrectly manipulate this recruitment system will be subject to termination once such action is discovered before and or after employment.
* Trans TV will not charge the applicant with any fees in this recruitment program.

More Information? Just Click: http://karir.transtv.co.id/

Minggu, 26 Juni 2011

Israel TV, bakal diluncurkan

Baru saja sebulah Wadah Khanfar "The Al Jazeera TV man" dinobatkan sebagai peringkat pertama dari "100 Most Creative People in Business 2011" oleh majalah Fast Company yang berbasis di New York, tiba2x PM Israel Benyamin Netanyahu mendukung didirikannya Israel TV yang akan siaran internasional. Channel TV berbahasa Arab dan Inggris ini, akan di Vote hari ini oleh Israel Broadcasting Authority,dan kelihatannya akan mendapat dukungan penuh.

Kelihatannya Al Jazeera akan mendapatkan persaingan baru....

Israel to vote on international satellite channel

The Israeli government will vote today (Sunday 26 June) on whether to establish a free to air Arabic and English language satellite TV channel for both domestic and international audiences.

The bill before the Ministerial Committee on Legislation has been submitted by Nachman Shai, a former chairman of Israel Broadcasting Authority (IBA) and now a Member of Knesset (MK) for the Kadima political party. It has cross party support and been signed by 25 lawmakers.

Prime Minister Binyamin Netanyahu has previously expressed support of such a move – which has been on the cards since 2001 - although it is unclear how he will instruct loyal Ministers to vote today, reports The Jerusalem Post.

The IBA has already published its intent to recruit a head for a new international TV station, a role which the broadcaster’s head of English News Steve Leibowitz has already put himself forward for.

The IBA’s efforts to establish a free to air English language news channel would, however, be expedited if Shai’s bill proves successful as, should it be passed into law, the bill requires such a channel to be on air within six months.

“Part of the vision of the IBA has to be presenting Israel to the world,” Leibowitz told the Jerusalem Post. “I hope Nachman succeeds. I wish him well.”

Mr Shai explained the thinking behind his bill. “Israel is the only country in the region that does not have an Arabic television station, while our residents are exposed to what is broadcast from the countries around us,” he said.

“Not speaking to the countries in the region in Arabic and English encourages the isolation of Israel and hostility toward the country.”

Nama 142 Kandidat Calon Pimpinan KPK

Jakarta - Panitia Seleksi Pimpinan KPK (Pansel KPK) merampungkan seleksi administrasi calon Pimpinan KPK. Sebanyak 142 kandidat calon pimpinan KPK lolos tahap seleksi ini untuk mengikuti tahap seleksi berikutnya.

"Ada 142 nama calon pimpinan KPK yang lolos seleksi administrasi dari 233 pendaftar," ujar anggota Pansel KPK, Soeharto, dalam konferensi pers di Gedung Kemenkum HAM, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat (24/6/2011).

Setelah ini nama-nama yang lolos akan mengikuti proses seleksi selanjutnya yakni penulisan makalah yang meliputi makalah pribadi dan makalah kompetensi. Seleksi akan diadakan pada hari Senin tanggal 25 Juli 2011 pukul 09.00 WIB di Graha Pengayoman di kantor Kemenkum HAM.

Berikut nama-nama calon pimpinan KPK yang lolos seleksi administrasi :

1. Nur Syamsi Nurlan SH MH
2. Drs. Mudjijono
3. Kol. (purn) Tjoek Soegiarto
4. Brigjen pol (purn) Idris
5. Drs. Anak Agung Alit Antara. Ak
6. Pudji Haryono
7. DR. Frederich Yunadi LLM MBA
8. Rr. Wenny Cokrosuwarno SH
9. Iskandar SH MH
10. Ir. H. Koesnadi Notonegoro
11. Idyawati Rafli Bsc SH MH
12. Prof. Dr. Poltak Sinaga
13. M. Sulhan Askandar
14. Dr. Sugianto SH MH
15. Drs. Lahaya SH MH
16. Drs. Suparman Padmoputro MBA MM
17. Dr. Ir. Fontian Munzil SH MH
18. Yusuf Asyid SH MH
19. Machril
20. Muchammad Idris
21. Dedhi Suharto
22. Prof. Dr. Ediwarman SH, M.Hum
23. Jonny Simamora SH, M.Hum
24. Maryogi SH, M.Hum
25. Drs. Syafrulsyah
26. Hari Ujianto SH
27. Amin SH MH
28. Mursalim Muhaiyang ST MM
29. Prof. Dr. Madjid Hamisi Abdullah SH MH
30. Tito Sujitno Ak Msc
31. Dr. Stefanus Laksanto Utomo SH MH
32. Tumpal Djaenar Siahaan SE, Ak
33. Dr. Nana Rukmana
34. Niko Adrian Azwar SH
35. Syahruddin Nawir S
36. Dewi Sri Laksmi Triman BS CPA Ak
37. R Bagus Dwiantho SH
38. Zulkarnain SH, MH
39. Irfan Iskandar
40. DR Fachmi SH MH
41. Arbab Paproeka SH
42. Dr. Ujang Bahar SH Msi
43. Drs. Adhi Soewito SH MH
44. Muhammad Salahudin SH
45. Harizantos SH
46. Paidi Pawilo Rejo
47. Hening Tyastanto SH
48. Dr. Sjamsul Arifin MBA MPA
49. Dwi Sugeng Riyanta
50. KRH Badri SH MH
51. Syarif Usman
52. Gousta Feriza SH MH
53. Drs. Abdul Malik Harahap
54. Achmad Faisal SH MH
55. Irjen Pol (Purn) Drs. Aryanto Sutadi MH Msc
56. Petrus CKL Bello
57. Saor Siagian
58. A Rasjid Madjid SH, M Hum
59. Mukhtar Panjaitan
60. Hadis Sastranegara SH MH
61. Handoyo Sudrajat, Ak
62. Dr. M Achsin SE SH MM Ak CPA
63. Muhammad Mahendradatta
64. Drs. Tajuddien Noor
65. Achmad Sugestia SH, MM
66. Drs. Pandu Susilo,MM
67. Sri Yulia Parayudhanti,SH,LL.M
68. Marta Sitorus, SH, MHH.
69. Umar Tuasikal, SH,MH
70. Dr. Gazalba Saleh,SH, MH
71. Agus Ruswendi, SE, AK,
72. MM Kasminto
73. Herry Setiana SH
74. Maruli Manulang,Sh,SE,MM
75. Suryati Ananda,SH
76. Drs. Eddy Hary Susanto, Ak
77. Genades Panjaitan, SH, LL.M
78. Gunawan Sidauruk
79. Drs. Idham Aziz, MA
80. Drs. Rosdiji, Ak, Cfe
81. Dr. Ir. Franz Astani, Sh,Se,MBA,MM,MKn,M.Si, CPM
82. Pahala Nainggolan
83. Drs. H Budi Santoso M, SH, Msi,MH
84. Zaenal Arifin
85. Hardy Djamaluddin
86. A Sumantri, SH
87. Nurbaedah, SH,S.Ag,MH
88. Bambang Widjojanto
89. Egi Sutjiati
90. Dr. Yunus Husein, SH, LLM
91. Muhammad Anas Malla, SH, LMM
92. Muhamad Nur Lapong, SH
93. Abdullah Hehamahua, SH, MM
94. Tresno Lesmono Amor, Drs, MSPA, Akt
95. Bambang Wijaya Kusuma, SH
96. Drs. L. Stefanus Wiji Suratno, SE, MM, Phd
97. Panca Agung Kuprastio, SH
98. Muh. Yahya Rasyid
99. J. SuronoH.
100. Suhardi, SH, MH
101. Ganjar Laksamana BDr.
102. Abraham Sawad, SH, MH
103. Drs Eddy Sarwono, M.Ak, QIA
104. Chairil Syah,
105. SHI Wayan Sudirta, SH
106. Gunawan Sidauruk
107. Drs. Idham Aziz, MA
108. Hasudungan Banjarnahor, SH
109. Dr. Muhammad Nuryanto
110. Miko Kamal, SH
111. Ratmo,SH
112. Wahjoe Agoes Setiadi, SH
113. Arifin, SH, MH
114. Machlon Patuli, SE, AK
115. Daniel Pangaribuan, SE, AK, MM
116. Drs. Lambok Damanik, SH, MH
117. Drs. Dharma Pongrekun, MM, MH
118. Hendrikus CH. Kuntag, SH
119. Sujanarko
120. Chandra M. Hamzah, SH
121. Ade Rahardja
122. Johan Budi, SP
123. Zaitul Ikhlas, SE, Msi
124. Nurul Almy Hafild
125. Koramen H. Sirait, MA
126. Prof.Dr. Djumhana Purwanegara
127. Basyiruddin Nur, SE, AK, CPA
128. Supangat Haryadi, SE
129. Dr.R.B. Permana Agung Dradjattun, M.sc
130. Chairulhadi, M.ANIK
131. Adnan Pandupraja, SH, LLM
132. Ibrahim Qamarius
133. Dr. Eddie Kusuma, SH, MH
134. Andy Eldes, AK, BAP
135. Adi Prana Pribadi, SE, AK, M.si
136. Iwan Delano Marcel Siwy, SH
137. M. Basri Budi Utomo Asyakuri, SIPP
138. Prof.Dr.Anna Erliyana, SH, MH
139. H.M. Tahir Mahmud, SE
140. Dr. Drs. Sayid Fadhil, SH, M.Hum
141. Dr.Mahfudz Ali, SH, M.Si
142. Dr.Surya Anoraga, SH, MH

Sabtu, 25 Juni 2011

Foto Ciuman Ahmad dhani dan maia estianty


Melihat foto disamping, maka muncul lah beberapa pertanyaan yang sungguh bukan datang dari langit. Pertama adalah, apakah benar foto ciuman Ahmad Dhani dan Maia Estianty itu benar dan asli serta bukan rekayasa? Kedua, kapan pengambilan gambar – foto ciuman Ahmad Dhani dan Maia Estianty tersebut? Setelah konflik internal keluarga atau sebelum?
Kayaknya sich foto jaman doeloe waktu muda

Sumber : musikpribumi

Deny Manusia Ikan Global Tv

Deny manusia Ikan eps 42 Part2

Deny Manusia Ikan eps 42 seg 1

Mata lelaki : Virgin

JAM Malam : eps Semalam di Kota Deli (Trans 7)

Wadah Khanfar: Broadcaster paling kreatif 2011

Wadah Khanfar, mungkin namanya kurang melekat ditelinga publik industri televisi Indonesia, tapi dimata televisi dunia nama Khanfar adalah simbol dari sebuah independensi media jurnalistik televisi. Bahkan majalah bisnis Fast Company yang dikelola oleh dua jebolan editor Harvard Business Review, Alan Webbe dan Bill Taylor, berani menempatkan Wadah Khanfar dalam peringkat pertama (nomer 1) dari "The 100 Most Creative People in Business 2011". Nama Wadah berada diatas, ratu talk show Oprah Winfrey, musisi Bruno Mars, designer Facebook Chris Cox, penemu dan inovator Google Sebastian Thrun dan kreator brilliant dibalik CNN David Bohrman. Ini benar-benar sebuah "Creative Shocking Time" buat para inovator, inspirator dan promotor dunia bisnis yang bersaing dalam kompetisi kreatif untuk memenangkan perhatian publik demi roda-roda perputaran uang.

Siapa Wadah Khanfar? jawabannya sangat simple. Wadah Khanfar is the Al Jazeera Man! Keberhasilan Khanfar membawa stasiun televisi berita AL Jazeera yang mampu menyaingi CNN dan BBC, dengan menampilkan berita-berita dari sudut pandang timur tengah dengan Bahasa Inggris, telah membuka wacana jurnalistik publik di dunia baratuntuk mendapatkan informasi berita "from the other side". Sejak didirikan pada 1 November 1996, dalam sekejap Al Jazeera berhasil menjadi stasiun televisi berita alternatif paling populer di timur tengah menggantikan BBC Arabic Language TV Channel yang ditutup menyusul isu keberpihakan isi berita. Berbasis di Doha, Qatar, Al Jazeera dimiliki oleh Qatar Media Corporation dan didanai oleh jutawan minyak Emir of Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa, dengan suntikan dana awal sebesar QAR 500 juta atau sekitar 137 juta dollar. Namun, besarnya dukungan dana ini tidak akan menjadi solid bila tidak dikomandoi oleh Wadah Khanfar yang menjadi Direktur Utama Al Jazeera sejak awal. Inovasi dan keberanian Khanfar lah yang memposisikan Al Jazeera menjadi stasiun televisi berita dengan reputasi aktual dan faktual dan disukai oleh publik dunia dan dijadikan pembanding oleh stasiun-stasiun televisi berita yang sudah solid bertahun-tahun.

Khanfar sendiri, awalnya tidak mempunyai latar belakang sebagai jurnalis. Lulusan Universitas Jordan tahun 1985 dalam bidang "Engineering" kemudian melanjutkan dalam bidang post-doctoral untuk Filsafat, "African Studies" dan "International Politic". Darah jurnalistik justru timbul saat Khanfar aktif dalam organisasi kampus dan ikut dalam berbagai kegiatan demonstrasi politik. Gaya bertutur dan menulis analisa politik terbangun lewat pengalaman berpolitik aktif semasa muda.

Keberhasilan Wadah Khanfar menjadi orang paling kreatif di tahun 2011, versi majalah Fast Company ini menjadi pemicu anak-anak muda dan profesional di seluruh dunia. Apalagi, majalah berbasis di New York ini mempunyai pembaca diberbagai kalangan terutama para pebisnis papan atas. Sebagian pengamat, menganggap Khanfar berhasil membawa Al Jazeera menggoyang dominasi media CNN, ABC, NBC, CBS dan Fox di ruang televisi kabel publik Amerika. Bahkan, kantor Presiden Obama di gedung putih, juga menayangkan berita-berita Al Jazeera sebagai sumber informasi sejajar dengan CNN, BBC dan NHK.

Al Jazeera yang secara luas bisa diartikan "The Island" atau "The Arabian Peninsula" atau "Dataran" rupanya telah berhasil membawa dataran tanah arab mengembara ke dataran tanah-tanah belahan dunia lain, termasuk dataran tanah paman Sam....

Selamat untuk Wadah Khanfar... you rock man!

Nara tama

Selasa, 21 Juni 2011

Ojim Mendadak jadi Artis eps 2

Kungfu Chef eps Para Model

Cinta Cenat cenut eps 9 part a

Gadis Sampul Cantik Cantik

Pekan Raya Jakarta 2011

Film : Trust


























Annie (Liana Liberato), remaja cantik berusia 14 tahun hidup dalam keluarga yang berkecukupan. Tidak hanya itu, Annie mempunyai orang-tua yang menyenangkan dan lingkungan keluarga yang harmonis.

Sama seperti remaja lainnya, Annie yang hidup di era digital, mengenal yang namanya chatting via internet. Di dunia maya itu Annie berkenalan dengan pria bernama Charlie. Percakapan serta kalimat-kalimat pujian dari Charlie membuat Annie menganggap teman chattingnya itu adalah pria impiannya.

Sampai suatu ketika Annie memutuskan untuk bertemu dengan Charlie.

Pria tersebut ternyata bukanlah remaja seumuran Annie. Bahkan jauh lebih tua dari perkiraannya. Annie yang masih remaja termanipulasi oleh rayuan maut Charlie.

Setelah pertemuan dengan Charlie, kehidupan remaja Annie menjadi terusik dan hampir membuat keluarganya terpecah-belah. Bahkan Will Cameroon (Clive Owen), ayah Annie memutuskan balas dendam terhadap Charlie.

Film besutan sutradara David Schwimmer ini menjadi sajian drama edukasi menarik bagi orang-tua yang memiliki anak remaja. Revolusi tekhnologi internet memang harus mendapatkan perhatian khusus bagi orang-tua yang sering melihat anaknya berinteraksi via internet.



Internet selain menyajikan informasi yang cepat dan pengetahuan yang luas tanpa ada batasan jarak, bisa menjadi boomerang bagi para pemakainya apabila tidak berhati-hati. Seperti yang disajikan dalam film Trust, dimana para kriminal menggunakan fasilitas tekhnologi internet untuk mencari mangsa dan korban.

Andy Bellin & Robert Festinger yang menulis skenario dengan gamblang menyampaikan pandangan yang membuka pikiran penonton bahwa tekhnologi juga perlu pengawasan untuk orang-orang di sekeliling kita. Terutama bagi orang-tua yang mempunyai anak-anak remaja.



Trust, sebagai film, seperti menjadi suara kesaksian bagi para korban-korban pelaku kejahatan cyber yang selama ini bebas berkeliaran untuk mencari para korban. Sajian akting pemain mendapatkan nilai lebih karena menjadikan alur cerita sangat realistis di kehidupan nyata kita.

Secara keseluruhan Trust menjadi sebuah film Edukasi bagi para orang-tua dengan kemasan drama ala Hollywood yang mampu menyentuh hati anda sebagai penonton.

Selamat Menonton.


Sumber : Boleh

Film : The Ward




The Ward
Sutradara John Carpenter memang jagonya membuat film horor thriller. Sebut saja Vampires (1996), Ghosts of Mars (1998), Vampires: Los Muertos (2001, Produser) dan masih banyak lagi perannya sebagai produser, sutradara dan komposer untuk film-film bergenre horor-thriller lainnya.

Kali ini John Carpenter menggarap sebuah film horor-thriller yang sangat mencekam berjudul The Ward (2010).

Film ini bercerita tentang seorang gadis yang kemudian dimasukkan ke rumah sakit jiwa setelah berkali-kali berilusi dan pada akhirnya membakar sebuah rumah peternakan tua disebuah desa.

Kristen (Amber Heard) dimasukan kerumah sakit jiwa dimana ia ikut bergabung dengan 4 orang gadis lainnya yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit jiwa tersebut. Emily (Mamie Gummer), Sarah (Danielle Panabaker), Zoey (Laura Leigh), Irish (Lyndsy Fonseca). Bersama, mereka menjalankan terapi bersama dokter Stringer (Jared Harris).

Sinematografi yang muram memberikan kesan mencekam pada film horor thriller ini. Apalagi dengan latar belakang rumah sakit jiwa tua yang berseting tahun 50-an. Sudah bisa dibayangkan bagaimana John Carpenter dengan keahliannya membuat angle “kengerian” dalam film ini.

Atmosfer teror datang tiap saat dimana anda akan melihat sesosok hantu penteror yang dengan tiba-tiba hadir membunuh satu dari kelima gadis tersebut. Wujud ‘rusak’nya bisa membuat anda terhenyak hanya dengan tampilannya yang beberapa detik saja.

Dalam aksinya melarikan diri dari rumah sakit jiwa tersebut, Kristen selalu gagal. Satu demi satu gadis tersebut dibunuh dengan cara sadis oleh hantu tersebut. Irish, Sarah, Emily dan yang terakhir Zoey. Sampai pada akhirnya, Kristen dihadapkan dengan fakta yang sangat mengejutkan tentang siapakah dirinya yang sebenarnya.

Dari sinilah cerita film ini dinilai sangat cerdas dari segi cerita dan penggarapannya. So, selamat menonton bro….

Natasha Rizki : Cinta Cenat Cenut




Vacancy - PT Bumi Resources Minerals, Tbk.

PT Bumi Resources Minerals Tbk. (“BRM”) is majority owned by PT Bumi Resources Tbk. (“BUMI”), incorporated in Indonesia and holds various mineral operating, development and exploration properties in Indonesia and in West Africa. BRM has a diverse portfolio of minerals and holds security of tenure for its exploration and development properties. These properties give exploration and mining rights to various minerals including copper, gold, lead, zinc, iron ore, phosphate and diamonds. Given the strong commodity demand in the medium to long term, BRM provides unique opportunities to be part of a diverse mineral company i.e.:

Tax & Accounting Supervisor

· Bachelor degree qualifications in Economy / Accounting from reputable University.

· Minimum 2 (two) years of working experiences in Taxation, preferably in Tax Consultant Firm.

· Computer literate such as Ms. Office or networking, preferably the one who can use e-SPT system.

· Familiar in preparing tax report every month (21, 22, 23, 25, & 26) and annual report.

· Familiar with Accounting software.

· Excellent written and oral communication skills both in English.

· Have a good leadership and strong communication skill.

· Have knowledge of taxation in importing or exporting.

· Have a strong knowledge in accounting procedures and reporting.

· Values integrity and posses strong orientation to detail

Please submit your application letter together with your CV covering in details your past employment records, professional achievements and academic transcript, through: recruitment@brm.co.id

All application will be treated in strict confidentiality. Only short listed candidates will be processed

Our Company Profile Can Be Viewed at:

www.bumiresourcesminerals.com

Minggu, 19 Juni 2011

Film Pendek

Film pendek merupakan primadona bagi para pembuat film indepeden. Selain dapat diraih dengan biaya yang relatif lebih murah dari film cerita panjang, film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa. Meski tidak sedikit juga pembuat film yang hanya menganggapnya sebagai sebuah batu loncatan menuju film cerita panjang.

Film pendek pada hakikatnya bukanlah sebuah reduksi dari film cerita panjang, ataupun sekedar wahana pelatihan belaka. Film pendek memiliki karakteristiknya sendiri yang berbeda dengan film cerita panjang, bukan lebih sempit dalam pemaknaan, atau bukan lebih mudah. Sebagai analogi, dalam dunia sastra, seorang penulis cerpen yang baik belum tentu dapat menulis cerpen dengan baik; begitu juga sebaliknya, seorang penulis novel, belum tentu dapat memahami cara penuturan simpleks dari sebuah cerpen.
Sebagai sebuah media ekspresi, film pendek selalu termarjinalisasi –dari sudut pandang pemirsa- karena tidak mendapatkan media distribusi dan eksibisi yang pantas seperti yang didapatkan cerpen di dunia sastra.

Secara teknis, film pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit (Derek Hill dalam Gotot Prakosa, 1997) . Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.

Bahan dari:
- http://videotek.konfiden.or.id/pages/vtek_makalah.php

Technical Director pada Produksi Program Pertelevisian

Spesifikasi Peralatan di Studio
Dari 3 kamera yang berada di studio out - put Disambungkan Ke in – put video switcher Yang berada di CR. Untuk out- put dari 2 clip on wirelless berada di studio di sambungkan ke in - put Audio Mixer di CR. Lampu yang di gunakan di studio langsung di sambungkan ke listrik.

Spesifikasi Peralatan di CR ( CONTROL ROOM )
PC Disambungkan dengan menggunakan kable fire wire ke digital – analog converter dengan conector IEEE 1394. Dari Digital - analog converter Audio out – put di sambungkan ke Audio in –put pada Audio mixer dengan conector RCA dari digital Analog Converter dan in – put Audio mixer menggunakan Jack Mic, sedangkan Video out- put disambungkan ke input pada Video Swicther.

Video Swicther in – put dari 3 kamera yang berada di studio dan dari Digital analog converter. Video Swicther out – put Ke Tv preview menggunakan Conector BNC Dan di in – put TV preview Dengan conector RCA.

Distributor input video Dari Swicther Dengan Conector RCA. Distributor juga in – put Audio Dari Mixer Dengan Conector Jack mic. Pada distributor Terdapat beberapa Conector RCA untuk video Dan Audio. Conector video 1 Out Put Ke mini DV Player, Conector video 2 out put ke preview on- air, conector video 3 out – put ke mixer video Yang berada di CR.
Sedangkan Conector audio 1 out – put ke mini DV player, Conector audio 2 out – put ke preview on – air.

Audio mixer in – put menggunakan conector jack mic dari digital – analog converter yang berconector RCA. Audio mixer juga in – put 2 clip on wirelles yang berada di studio.

Audio Mixer memiliki beberapa connector yang berbeda – beda diantaranya Jack mic Dan RCA .Conector audio Mixer 1 out – put ke distributor. Conector audio mixer 2 Out - put Ke mixer Audio Yang berada di pemanacar.

Spesifikasi Alat – Alat:

No Nama Alat Spesifikasi Alat Jumlah
1 Kamera Panasonic MD 10000 2 Buah
2 Kamera Panasonic AG DVC-62EN 1 Buah
3 Tripod Velbone 3 Buah
4 Microphone ( wireless) Misha - MA - 316.Series 1 Set
5 Lampu Kris/Lite - Ip65 FLD - 150 MH 1 Buah
6 Kabel RCA Panjang CANERE 15 M 6 Buah
7 Kabel RCA Pendek Kabel Audio Video 12 Buah
8 Kabel Conector RCA – JACK 5 Buah
9 Video Mixer Edirol V – 4 1 Set
10 Audio Mixer Mc-Leland EM 12 1 Set
11 Tv Preview Digitec dan Akira Tv 3 Buah
12 Swicther Video Data Video SE500KIT 1 Buah
13 VTR (Video tape recorder) Mini Dv 1 Set
14 Digital analog converter NVGS 15 1 Set
15 Komputer grafis Computer esay expert,Power- Up (Intel Core - 2 ) 1 Set
16 Kabel Roll UTICON ST – 148 16A/250V 5 Buah
17 Kabel Terminal UTICON ST – 148 16A/250V 1 Buah
18 HT ( Radio Komunikasi ) Suicom 5 Buah
19 Pemancar Power Amplifer 217 mhz 1 Set
20 Sound Out RCH Laser 700 1 Buah
21 Video dan Audio Distributor JIEMAI - JM-VA112 1 Buah
22 Kabel Micrhophone XLR 1 Set

oleh firman abdillah

Metode Penulisan Skenario dan Novel

Nine Act Structure adalah seni bercerita 9 babak untuk membuat sebuah tayangan film berdurasi 90-120 menit. Mengapa 9 babak? Untuk mengetahui sebuah proses cerita dalam sebuah film, kita harus mengetahui sebuah resep bercerita yang kini sering diadaptasi oleh banyak film-film hollywood. Resep 9 Babak sangat menolong setiap penulis skenario membagi pembagian babak cerita dengan lebih terstruktur dan detail. Sebelumnya, banyak sekali penulis skenario yang masih menggunakan pendekatan durasi 3 babak untuk sebuah tayangan film sepanjang 90 menit. Mereka membagi lama durasi menjadi 30 menit per babak. Akibatnya, pada awal cerita, penonton film dengan format 3 babak akan merasa bosan, karena terjebak pada aturan konsep pengenalan karakter selama 30 menit dan harus menunggu berpuluh menit berikutnya untuk mengetahui cara-cara menyelesaikan masalah (dalam film) yang sedari awal sebenarnya sangat mudah ditebak.

Pendekatan cerita 3 babak menggunakan konsep karakter Super Hero-Antagonis, yang ditampilkan mempunyai kelebihan, kekuatan dan penampilan layaknya manusia jagoan untuk menjalani dan menyelesaikan masalah. Sedangkan konsep 9 Babak menggunakan konsep karakter AntiHero, menampilkan karakter utama yang bermasalah, korban kesewenangan diawal cerita dan terpaksa menjadi tokoh protagonis untuk menjalani dan memecahkan masalah.

The Two-Goal Analysis
Sebelum kita melangkah untuk meneliti bagian-bagian dari struktur 9 babak, ada baiknya kita memahami konsep dasar dari struktur 9 babak. Selain mengedepankan konsep karakter AntiHero, Struktur 9 babak menggunakan pendekatan konsep 2 Goal Analysis: Konsep membuat cerita dengan menggunakan 2 alternatif ending/tujuan cerita. Konsep ini dibuat untuk ‘mengelabui’ penonton terhadap jalannya sebuah cerita dan memberikan tujuan kedua sebagai new goal yang harus diselesaikan sang karakter protagonis. Goal kedua dijalankan di tengah cerita, yang ‘memaksa’ karakter protagonis berpikir ulang untuk menyelesaikan masalahnya dan berbalik melawan keadaan yang semakin ‘menjepitnya’. Cerita 2 goal mempunyai plot yang sama : Cerita orang teraniaya, terdesak, buronan dan menjadi kambing hitam, diburu oleh sebuah badan, musuh, pemerintah dan segala hal yang mengincar dirinya untuk dijadikan korban, lalu setelah mengalami berbagai penderitaan yang berat, sang tokoh yang ‘terlunta-lunta’ berputar balik, dan berbalik melawan sang pengejarnya. Cerita perlawanan korban yang tidak bersalah terhadap ketidakadilan dan penindasan adalah dasar pembuatan konsep 2 goals! Mari kita bandingkan konsep 1 Goal dan 2 Goals dalam pembuatan sebuah cerita skenario.

The Single-goal Plot – 1 Goal
Dalam rumus single-goal plot, tokoh protagonis mempunyai 1 masalah untuk diselesaikan dan menjadi tujuan yang selalu dipersiapkan sejak awal cerita film. Dengan menyelesaikan 1 goal akan menyelesaikan keseluruhan masalah. The African Queen, Raider's of the Lost Ark, The River Wild, Spiderman dan Star Trek: Generations, adalah contoh film-film yang menggunakan pendekatan 1 Goal. Film-film tersebut sangat datar dalam cerita, mudah ditebak dan tidak menghasilkan kejutan apapun yang kini sangat didamba oleh para penonton. 2 Goals diciptakan untuk memberikan elemen kejutan dan ide cerita baru yang mampu memberikan pilihan bagi penonton untuk menikmatinya. Kita lihat gambar 1 Goal dibawah :

The Two-goal Plot
2 Goal Plot kini banyak diadaptasi film-film sukses dunia yang mengedepankan unsur surprise, suspense dan cerita yang cerdas. Rumus ceritanya sederhana saja, tokoh protagonis terlihat diburu-buru sesuatu atau badan dan dipaksa menemukan tujuan utama pertama : lari dari pengejaran. Setelah menemukan tujuan tersebut, sang tokoh akan menemukan kesadaran untuk melawan dan merancang sebuah ‘aksi balasan’ dengan membuat sebuah goal baru untuk memecahkan masalah yang menimpanya. Proses menemukan goal yang baru menjadi bagian yang sangat mengasyikkan untuk diikuti. Kita melihat sang tokoh protagonis ‘belajar menjadi pintar’ , menyiapkan rencana pembalasan dengan berbagai macam cara dan kecerdasan yang ditemukan disaat tergenting dan segala aksi persiapannya yang membuat kita terperangah, betapa cerita orang yang tertindas dan mampu berbalik melawan adalah sebuah pelajaran yang menarik secara filmis. Anda dapat melihat contoh film seperti Pelican Brief, Fugitive, Terminator I, II, III, 4, Enemy of the State, Predator dan beberapa jenis film bertema intelijen dan mata-mata. Kita melihat berbagai macam intrik dan persekongkolan tingkat tinggi yang memakan korban seseorang yang semula adalah AntiHero. Namun setelah menjalani berbagai macam peristiwa, tokoh tersebut berbalik arah dan berubah menjadi tokoh pahlawan yang melawan segenap penindasan yang mengenai dirinya.

Beberapa contoh cerita lainnya:

Dalam film E.T., the Extraterrestrial, tujuan utama dari tokoh anak kecil bernama Elliot adalah menjaga E.T dan menjadikannya teman. Goal kedua terjadi dimenit 53 (dari total 107 menit) adalah membantu E.T pulang kembali ke rumahnya di angkasa luar.

Dalam film Jurassic Park, Alan Grant, tokoh ilmuwan prasejarah datang ke pulau jurassic untuk melihat dan mengamati taman Jurrassic. Goal kedua pada menit 88 (dari total 119 menit) adalah mencari jalan keluar dan menyelamatkan diri dari kejaran dan serangan dinosaurus.

Dalam film Home Alone, Kevin, tujuan awalnya adalah kembali menemukan keluarganya. Tujuan keduanya adalah mengalahkan penjahat-penjahat yang berusaha mengejarnya. (minute 65 of 102*)

Dalam Lion King, Simba kecil melarikan diri dari kelompoknya dan menjalani hidup bermalasan hingga dewasa di suatu tempat jauh dari koloninya. Ketika dewasa, SIMBA bertemu lagi dengan teman kecilnya dahulu yang mengingatkan SIMBA untuk membalas dendam kematian ayahnya. SIMBA sadar, dan kembali ke kelompoknya semula demi membebaskan kawanan singa yang telah dikalahkan bangsa Hyena. Goal kedua terjadi pada menit 65 (dari total 105 menit). Simba berbalik menghadapi masalah masa lalunya.

Dalam film Fugitive, dokter Richard Kimble melarikan diri dari kejaran polisi karena didakwa membunuh istrinya. Goal pertama ia berusaha mencari tokoh pembunuh istrinya yang bertangan satu. Goal kedua terjadi pada menit 88 (dari total 124 menit), Dr Richar Kimble menemukan penjahat sebenarnya dari kejadian pembunuhan tersebut. IA berusaha menggagalkan sebuah rencana jahat temannya yang membuat rencana meluncurkan obat berbahaya untuk masyarakat.
Konklusi
190 film dari total 200 film box office dunia menggunakan rumus 2 Goal plot – structure. Anehnya, tidak ada orang di indonesia yang menyadari rumus ini. Jarang sekali para pengarang cerita dan penulis skenario yang mau mengamati keunikan tehnik 2 goals ini. Walaupun tehnik ini luar biasa, tidaklah menjamin sebuah film akan sukses atau tidak, karena ada beberapa rumus tambahan yang bisa membuat sebuah cerita menjadi lebih kaya dalam ide dan penggarapan.

Struktur 9 Babak

Kali ini kita akan membedah struktur 9 babak dengan lebih jelas. Jika kita amati, struktur ini sangat membantu kita mengembangkan cerita setiap 10 menit (untuk 90 menit cerita yang dibagi dalam 9 babak). Kita harus berpikir, apa perkembangan cerita berikutnya setiap 10 menit, apa yang akan kita tambah di 10 menit berikutnya? Konflik apa yang akan diperjelas dan diperkuat dalam beberapa bagian berikutnya?Tetapi kita tidak boleh hanya terpaku dengan konsep durasi. Bukan tidak mungkin bahwa durasi film kita mempunyai durasi yang lebih pendek atau lebih panjang. Walaupun tidak bisa dibagi rata masing-masing dengan durasi 10 menit, kita masih dapat mengelompokkannya menjadi 9 babak.
Struktur 9 babak memberikan jalan keluar baru bagi setiap penulis yang ingin memberikan sentuhan kejutan pada ceritanya. Banyak sekali penulis yang mampu membuat cerita menarik dalam 30 halaman pertama, tetapi persoalannya adalah bagaimana menjaga pembaca naskah Anda untuk menyelesaikan sampai halaman 90 dan tetap konsisten mengikuti cerita di 60 halaman sisanya! Tehnik 9 babak dengan menampilkan babak balik (reversal) dari sang tokoh untuk menemukan tujuan keduanya adalah sebuah upaya menyelamatkan cerita dari kebosanan. Untuk lebih jelasnya, mari kita melihat struktur 9 babak
Act 0: Babak kejadian Buruk menimpa orang lain
Ada suatu kejadian di suatu tempat yang tidak berhubungan dengan aktivitas tokoh protagonis. Seseorang terbunuh oleh orang lain (antagonis), sesuatu yang dicuri atau sesuatu yang diperebutkan.

Act 1: Babak awal dan pengenalan karakter Protagonis
Sebuah pemandangan kota, menampilkan aktifitas sang karakter protagonis yang digambarkan innocent, tidak tahu apa-apa dan tidak menyadari bahwa ada bahaya atau masalah yang mendekatinya.
Act 2: Babak kejadian buruk menimpa tokoh Protagonis
Sesuatu buruk terjadi, sosok tokoh protagonis terjebak di sebuah tempat atau kejadian yang membuatnya terperangkap, menjadi kambing hitam atau menjadi korban. Masalah semakin bertumpuk, ia menjadi buronan polisi atau pemerintah.
Act 3: Mempertemukan tokoh Anti Hero/protagonist dengan lawan Antagonis.
Tokoh Anti Hero kebingungan, ia akhirnya bertemu dengan sumber masalah secara sekelebatan. Ia heran menemui calon musuhnya (antagonis) yang justru memperburuk keadaannya.
Act 4: Sebuah rencana dibuat
Tokoh Anti Hero terpaksa membuat rencana pelarian, karena kebingungan terhadap situasi yang dihadapinya. Sementara ia mendapatkan informasi jelas bahwa ia menjadi kambing hitam dari sebuah konspirasi.
Act 5: Menuju tujuan yang salah.
Karena semakin terdesak, sang tokoh Protagonis berjalan tidak tentu arah, melarikan diri dan berusaha keluar dari masalah yang justru semakin membuatnya terpuruk. Sampai suatu saat ia membentur sesuatu yang tidak bisa dilewati. Ia jatuh. Sementara pihak lain dan tokoh antagonis tetap memburunya.
Act 6: Titik balik
Disaat titik nadir dan kesialan hidupnya, tokoh protagonis mendapatkan pertolongan dari seseorang untuk memulihkan kesehatan dan kesadarannya. Akhirnya ia mendapatkan cara untuk mengatasi permasalahannya dengan cara ‘belajar mengenal dan mengatasi musuhnya’.
Act 7: Menjalankan rencana darurat ke 2 (yang tidak pernah terpikirkan)
Setelah mengetahui kelemahan musuhnya, tokoh Anti-hero berubah menjadi tokoh superhero dan mencoba melawan penindasan yang telah dikenakan padanya. Inilah saat pembalasan. Tokoh kita berbalik menuju tempat antagonis.
Act 8 : Klimaks cerita.
Perang dan klimaks cerita.

Penutup.
Banyak film-film Hollywood menggunakan konsep pendekatan 9 babak, anti hero dan 2 goal analysis. Diantaranya dapat kita sebutkan : Fugitive, In the line of fire, Enemy State, Terminator 1,2,3, Pelican Brief dan berbagai macam film terkenal lainnya. Lihatlah bagaimana cerita dengan cerdas dibuat, penonton tidak dapat menduga akhir dari sebuah cerita, dan berbagai kejutan lain di akhir cerita.
Konsep 9 babak adalah sebuah wacana baru cara menulis cerita. Anda bisa mengadaptasinya untuk berbagai jenis cerita, scenario bahkan novel. Membantu memecahkan kesulitan pengembangan cerita dan memperkaya alternative berbagai macam ending cerita.

Sumber : N. K. Triana

Jumat, 17 Juni 2011

James Cameron akan Kembali Produksi Film Sci-fi

James Cameron sepertinya tidak pernah akan merasa puas untuk membuat film sci-fi. Pasalnya walaupun dirinya tengah disibukkan dengan sekuel Avatar, kabarnya Cameron menyiapkan sebuah produksi film mitos untuk 20th Century Fox.
Meskipun masih sedikit informasi mengenai proyek film tersebut, namun Heat Vision melaporkan bahwa film sci-fi tersebut akan banyak menghadirkan adegan action yang cocok dengan film-film arahan Cameron.

Sutradara yang meraih jumlah penonton terbanyak sepanjang masa lewat Avatar itu dikabarkan akan menjadi eksekutif produser untuk film tersebut. Sementara produser Transformers, Lorenzo di Bonaventura dan Sam Worthington akan duduk sebagai co-produser.

Namun apakah Fox bisa mendapatkan kembali Cameron dan Worthington untuk menjadi sutradara dan pemain demi kembali mendulang sukses meraih penonton terbanyak sepanjang masa, Avatar?

Seperti diberitakan Total Film (15/6), mereka saat ini tengah mempertimbangkan tawaran tersebut karena Sam sendiri tengah disibukkan untuk produksi Clash of the Titans 2 dan Drift untuk tayang 2012. Sedangkan James Cameron sedang mempersiapkan Avatar 2.

Sumber : 21cineplex

Peraturan Untuk Kategori Best Picture piala Oscar

Pada Selasa malam waktu setempat kemarin, Academy Awards kembali memutuskan untuk mengganti peraturan untuk kategori Best Picture.

The Academy of Motion Picture Arts and Sciences meresmikan bahwa peraturan baru tersebut mengubah nominasi yang tadinya berjumlah sepuluh, menjadi berkisar antara lima sampai sepuluh kategori.

Sistem final pemungutan suara tetap menggunakan sistem yang sama walaupun jumlah nominasi yang bertambah. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa film yang nantinya akan menang mendapat lebih dari setengah pungutan suara.

Mantan direktur eksekutif Academy, Bruce Davis, mengatakan bahwa revisi itu perlu, "Menurut data, terlihat bahwa para peserta Academy secara teratur memperlihatkan ketertarikannya ke lebih dari lima film," ujarnya, "Nominasi Best Picture dapat menjadi pujian tersendiri. Jika sebelumnya terdapat delapan film yang dapat masuk dalam kategori ini, maka membulatkannya menjadi sepuluh tidaklah apa-apa," jelas Bruce lebih lanjut seperti dilansir Aceshowbiz.

Pembacaan film-film yang masuk dalam nominasi Academy Awards ke-84 ini akan diumumkan secara langsung hari Selasa, 24 januari 2012 di Samuel Goldwyn Theater.

Film The Tarix Jabrix 3: Lebih Action dan Komedi

Setelah sukses menceritakan pada masa kuliah di Tarix Jabrix 2, geng motor Bandung itu kembali melanjutkan kisahnya. Kini lewat The Tarix Jabrix 3, melanjutkan perjuangan geng motor yang beranggotakan Cacing, Mulder, Dadang, Ciko, dan Coki tersebut yang sekarang sudah memasuki masa lulus kuliah dan bekerja.
Di dalam Tarix Jabrix 3, Cacing yang bekerja di sebuah perusahaan asuransi diberi sebuah misi dari atasannya.Ia harus bernegosiasi dengan geng motor Road Devils agar tidak membuat kerusuhan lagi di Bandung yang sudah banyak memakan banyak korban, yang mengakibatkan tagihan klaim asuransi jadi melonjak.

Cacing pun tidak sendirian, ia turut mengajak para sahabatnya untuk kembali ke Bandung dan menemui Road Devils. Namun saat The Tarix Jabrix berangkat ke Bandung dengan menggunakan mobil perusahaan kantor Cacing, justru mereka yang dirampok oleh Road Devils yang sekarang sudah memilik Jendral baru, seorang gadis galak namun cantik, Melly (Olivia Jensen).

Mobil kantor dirusak dan uang untuk negosiasi pun diambil oleh geng Road Devils tersebut. Bahkan jaket kebanggaan Cacing yang selalu dikenakan saat naik motor pun diambilnya. Cacing dan sahabatnya tidak tinggal diam. Mereka menantang Road Devils untuk adu balap dengan motornya masing-masing, namun dengan perjanjian jika Tarix Jabrix menang, Road Devils harus bubar dan mengembalikan uang, mobil, beserta jaket yang diambilnya. Sebaliknya, jika kalah, Road Devils meminta untuk Tarix Jabrix bubar.

Jika melihat dari seri pertama hingga yang ketiga ini, Anda bisa merasakan bahwa begitu banyak adegan action dalam film garapan Iqbal Rais tersebut. Sang sutradara terlihat mampu membuat klimaks di film yang rencananya menjadi seri terakhir The Tarix Jabrix ini. Dengan berbagai adegan action seperti balapan menggunakan motor trail (termasuk Olivia Jansen), seri ketiga ini benar-benar akan membawa Anda layaknya geng motor yang sedang bertarung.

Yang pasti komedi di seri ketiga terasa sangat menghibur. Tak hanya dari peranan dari Changcuters saja, namun dari para pemeran pendukung seperti Olivia Jensen, Kamidia Radisti, Joe Project, dan Candil, turut menghibur dengan komedi-komedi yang dihadirkan.

Selain itu, tentunya sesuai dengan misi dari film ini, memberikan pesan moral kepada klub motor untuk menjadi geng motor yang sopan, mematuhi peraturan lalu lintas, dan hormat kepada orang tua tetap digambarkan.

Sumber : 21cineplex

Garuda di Dadaku Sekuel ke-2 segera dibuat

Sukses merilis Garuda di Dadaku pada 2009 lalu, SBO film memutuskan untuk membuat sekuelnya. Film yang mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki cita-cita sebagai pemain bola terbaik itu akan segera memulai syuting pada minggu ini dan akan siap dirilis pada akhir tahun 2011.

Selain sekuel Garuda di Dadaku, SBO film juga akan segera merilis film keluarga lainnya berjudul 5 Elang yang siap menghibur pada liburan lebaran tahun ini. “Alhamdulilah tahun ini bisa merilis dua film keluarga sekaligus. Dan semua ini terjadi karena kerjasama yang baik dengan pihak-pihak yang memiliki komitmen yang sama dengan kami,” jelas Shanty Harmayn selaku produser kedua film ini saat di temui di di Kuningan Village, Jakarta Selatan, (16/6).

Salman Aristo yang menjadi penulis di Garuda di Dadaku menyatakan untuk film kedua akan memiliki kisah yang berbeda dari film pertamanya. “Yang terpenting saya tumbuh bersama cerita ini, akan ada suasana baru dan akan lebih banyak sport actionnya. Karena semua konflik dan cerita terjadi dalam sebuah turnamen, itu mungkin yang akan membedakan dengan yang pertama,” ungkap Salman.

Garuda di Dadaku 2 akan melanjutkan kisah Bayu yang kembali diperankan oleh Emir Mahira. Bayu akan memiliki tanggung jawab besar saat memimpin teman-temanya dalam sebuah turnamen. Tidak hanya Bayu, beberapa karakter juga akan berpengaruh dalam film ini.

Jika film pertama diarahkan oleh Ifa Isfansyah, Garuda di Dadaku 2 akan digarap oleh Rudi Soedjarwo. Namun hal ini tidak akan mengurangi kualitas film yang digarap sangat serius ini. “Saya yakin Rudi punya kualitas yang baik, dan bisa menjawab tantangan ini,” tambah Shanty.

Kamis, 16 Juni 2011

Mengubah Pola pikir

Salah satu hal yang paling sulit dirubah yaitu merubah pola pikir

Saya banyak berkumpul dengan beberapa komunitas yang beragam pola pikirnya. Ada komunitas pekerja profesional, komunitas guru, komunitas pengusaha, komunitas blogger dan "komunitas" sekitar rumah

Dari beberapa kali perbincangan santai dengan mereka, rata-rata mereka ingin sekali ber-bisnis menambah penghasilan bulanan apalagi di komunitas guru yang sering sekali mendapat upah yang sangat tidak sepadan dengan ilmu yang diberikan

Dan lebih celakanya lagi, dari semua keinginan untuk berbisnis ternyata mereka semua mempunyai ketakutan yang sama yaitu
1. Takut tidak ada Modal
2. Takut gagal

2 hal diatas biarpun dijelaskan dengan penuh semangat dan juga ditambah dengan dalil-dalil dari kitab suci yang sangat mendukung ternyata masih saja tetap tidak bisa menggerakkan hati untuk berubah

Melihat situasi seperti itu sangat memprihatinkan sekali sebab kalau yang diandalkan hanyalah uang bulanan saja maka ditanggung tidak akan cukup untuk hidup sebulan karena pola pikir non bisnis sudah ter-bentuk bahwa semakin besar penghasilan maka akan semakin besar pula sikap konsumtif-nya

Contoh, seorang guru yang mendapat upah 20rb/jam maka jika dia mengajar seminggu 2 jam maka satu bulan sama dengan 160.000 yang bisa dibawa pulang dan itupun dengan catatan harus masuk terus biarpun badan sakit

Lalu dengan uang sebesar itu apa yang bisa dilakukan agar bisa hidup sebulan..?? Para guru kalau ingin mendapat lebih maka mau tidak mau harus memperbanyak jam mengajar dan mencari obyekan di luar

Dan biasanya kalau sudah mendapat lebih maka pengeluaran akan menjadi LEBIH BESAR JUGA

Lalu kalau para guru sudah sibuk mencari duit maka kapan waktu untuk pengembangan diri-nya....??? Kasihan....

Di komunitas pengusaha juga sama saja. Namanya saja pengusaha ternyata masih banyak juga yang bermental "menunggu dan berharap".

Menunggu akan sebuah keajaiban dan berharap keajaiban akan bisa merubah nasib mereka

Jika ada sebuah peluang bagus di depan mata biasanya type diatas selalu dalam posisi "menunggu dan berharap sebuah keajaiban" tanpa melakukan sebuah action dan selalu melontarkan argumen yang terdengar masuk akal

Di profesi apapun, Jika sikap mental seperti diatas selalu dipupuk dan dipelihara maka jangan berharap akan mendapat sesuatu dari bisnis, karena sikap "menunggu dan berharap keajaiban" hanya ada di sisi lain dari seorang pengusaha

Merubah mental berbisnis harus dirubah dari sekarang dengan cara BERKUMPUL DENGAN MEREKA YANG BENAR-BENAR PEBISNIS SEJATI dan MELAKUKANNYA DENGAN CARA BERBEDA

Salam sukses dunia akherat
Rawi wahyudiono

Ibadah : Tazkiyyatun Nafs

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

Bagi kaum Muslimin yang merasa beriman kepada Allah swt senantiasa diingatkan oleh firman-NYA dalam Al-Quran bahwa, setiap orang bertanggungjawab atas amal-ibadah pribadi dan tidak memikul dosa orang lain kecuali dosa yang diperbuat sendiri. Apakah tidak perlu kita memikirkan kembali apa yang sudah kita fikirkan, ucapkan, tuliskan dan sebarkan, perbuat dan tindakkan selama hidup ini? Jika surga berada di bawah telapak kaki Ibunda, maka neraka berada di dalam diri pribadi.

Apabila kita tidak menginginkan masuk dan jatuh ke dalam neraka (al-naar) yang panas luarbiasa atau kita malah sudah masuk dan jatuh ke dalam neraka sekalipun, perlulah kita mawas diri dan berani jujur mengakui semua ucapan, tulisan, sebaran, tindakan dan perbuatan yang telah kita kenakan, berimplikasi, kepada semua obyek dalam lingkup ruang kehidupan dan kreativitas pemikiran kita. Tentu saja isi materi pengakuan pribadi itu sangat rahasia dan siapapun yang berstatus makhluq tidak perlu tahu dan mengetahui. Terutama pribadi sendiri jangan membuka rahasia tersebut di depan umum maupun di depan pribadi. Rahasia isi materi pengakuan itu titipkan saja kepada Allah swt untuk disimpan di tempat di mana makhluq dari kaliber, kwalitas dan model bagaimanapun tidak dapat mengetahuinya. Dan selanjutnya barulah mungkin kita melakukan pembersihan, pembasuhan dan penyucian diri pribadi.

Tindak pertama pembersihan, pembasuhan, penyucian pribadi adalah menghentikan dengan tanpa konsensus dan secara realis semua adat dan kebiasaan, titik tolak pemikiran dan perasaan, kufur dan munafik yang pernah dan masih kita lakukan. Dalam hal ini harus dilaksanakan secara logis, rasional dan dialektis dengan acuan tauhidullah.

Tindak kedua pembersihan, pembasuhan, penyucian, pribadi adalah merasakan keringanan beban di dada dan kepala tanpa angan-angan muluk bertemu dengan Allah swt atau rasulullah Muhammad saw almarhum. Angan-angan, impian, keinginan, cita-cita, ambisi yang nampaknya, sepertinya, kayaknya .... "luhur, suci, transendental, spiritual" demikian justru harus termasuk yang dibersihkan dari benak dan rongga dada kita.

Kita posisikan, letakkan, pribadi kita dalam koordinat makhluq yang diciptakan secara sewajarnya. Para ahli kebijaksanaan Jawa di masa lampau menyebutnya sebagai "sadarma, sumeleh". Ditemui atau tidak ditemui adalah bukan urusan pribadi tetapi urusan Sang Khalliq.

Tindak ketiga-tiga pembersihan, pembasuhan, penyucian pribadi adalah membangkitkan kesadaran sebagai manusia biologis dengan ahlaaq biologis (ahlaaq bawaan alamiyah dalam urutan penciptaan alam semesta seisinya) yang sudah berjanji memikul tugas sebagai waliullah, khalifatullah, manusia seutuhnya (al-insanu al-Kamil) yang menduduki jenjang kesempurnaan ciptaan Allah swt secara biologis dan kwantum-fisika (al-dzahiru wa al-baathin). Dengan pengakuan posisi kita sebagai manusia biologis yang mewarisi akhlaaq biologis, kita harus bangkit berdiri mengangkat akhlaaq warisan itu dan memikulnya setapak demi setapak menaiki jenjang akhlaaq kemanusiaan menuju tingkatan Al-Akhlaaqu al-Karimah.

Ketiga tindakan, perbuatan, usaha keras, yang nyata dan terpantau secara sosial ini insya'Allah akan mampu mengobati frustasi dan depressi yang secara psikologis kita derita dalam pertarungan untuk bisa bertahan hidup, memelihara dan mengembangkan rumahtangga sebagai satuan dasar masyarakat. Di dalam melancarkan rekonstruksi diri tersebut harus selalu membuka layar keihlasan bertindak agar dapat menampng hembusan angin Rahman dan Rahim dari Allah swt.

Berapa waktu yang dibutuhkan untuk itu semua? Jawabannya terletak di dalam diri pribadi masing-masing. Yang mengetahui secara nyata dan detail adalah pribadi kita dan Allah swt. Dan ini bergantung kepada tali hubungan pribadi dengan Allah swt. Erat tidaknya, kuat tidaknya tali hubungan di antara al-makhluq, diri pribadi, dengan Al-Khalliq pertama-tama sangat bergantung kepada pengertian, pemahaman dan persaksian pribadi atas keberadaan Allah swt (iman).

Di dalam proses ini pengertian dan pemahaman dari hasil olah fikir yang menganalisis semua input data informasi dari luar subyek dan dari dalam subyek (inherent informations) akan dipancarkan ke seluruh arah satuan ruang-waktu. Lewat jalur kerja inherent subyek juga dipancarkan hasil olah fikir itu dengan menggunakan transportasi ion dan transportasi fotonik (photonic) - atom ke dalam rongga dada subyek. Bits digital informasi demikian ini selanjutnya diolah menjadi gerak fluktuasi medan biologis rongga dada yang menghasilkan rasa persaksian holografis yang dalam bahasa simbol Qurani diungkapkan dengan kata "liqaa'a-lam,qaf,alif,hamzah".

Olah fikir demikian menuntut dilaksanakannya epistimologi sains. Oleh sebab itu penguasaan sains dan tenologi modern sangat krusial untuk dapat memahami Al-Quran sebagaimana yang dimaksudkan sendiri oleh Al-Quran. Dan implikasi dari penguasaan ini adalah kemengertian dan kefahaman terhadap Sang Khalliq sehingga tali hubungan dengan Beliau semakin teguh dan kuat. Dengan teguhnya dan kuatnya tali hubungan pribadi dengan Sang Khalliq maka akibat logisnya adalah kejujuran pribadi yang semakin tangguh berkembang mendasari medan biologis yang membangunkan levitasi (kemasan medan elektromagnetis terhadap obyek mengambang dalam ruang = gumantung tanpa canthelan - bhs Jawa) rasa kemanusiaan paripurna.

Setelah hijab pemikiran dan pemahaman dapat dibuka lantas akan dengan sendirinya hijab keragu-raguan rasa sirna dan Cahaya di atas cahaya akan menerangi seluruh jati diri pribadi. Alhamdulillahi Rabbi al-'alamiin, inilah saat yang paling intim diantara makhluq dan Khalliq.

Sesudah kita tindakkan semua itu marilah kita bersyukur dan hanya bersyukur dalam praktek kehidupan keseharian kita bersama anggaota keluarga dan masyarakat di mana kita hidup, berkarya dan mencari rizki yang disebar oleh Allah swt.


Wa bii Allahi taufiqu wa al-hidayah wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Religi : Bersyukur

Ya Allah Segala Puja dan Puji hanya untuk MU
menghidupkan aku setelah kematian semasa tidurku.
Kau berikan lagi aku kesempatan
buat menambah bekal bagi melalui
sakartul mu
menambah bekal
buat menempuhi Munkar dan Nakir MU
menambah bekal
di barzah MU sementara menunggu Sangkakala MU
entah sehari atau ribu tahun lagi
menambah bekal
buat berjalan di Mahsyar MU
di bawah terik mentari sejengkal
menambah bekal Selawat dan Salam kepada Junjungan SAW
bagi mendapat syafaat dari baginda
menambah bekal
untuk menghadap timbangan Mizan MU
menambah bekal
buat melalui titian Sirot MU
menambah bekal
buat membayar segala salah sesama makhluk MU
menambah bekal
buat Menghadap MU.

Setiap saat bekal ku boleh bertambah dengan Ikhlas kepada MU
setiap detik juga bekal ku boleh musnah kerana nafsu ku

Ya Raabb
aku tiada daya dan upaya menambah bekal ku
jika tidak dengan Rahmat MU.

Ya Raabb
janganlah kau putuskan Rahmat MU kepada ku
jadikan lah aku rela dan redha dengan segala kesukaran di dunia ini
agar Rahmat MU terus mengalir.
jadikan lah aku sabar walau sebesar manapun ujian dan dugaan MU
supaya Rahmat MU terus mengalir
jadikan lah aku pasrah dan tawakal menerima setiap ketentuan MU
agar Rahmat MU terus mengalir
jadikanlah setiap saat kehidupan ku megabdi hanya kepada MU
demi hanya untuk mengharap Rahmat MU terus mengalir.

Ya Raabb Ya Raabb Ya Raabb
Ampunan Mu
tidak akan mengurangkan Kemuliaan MU
ketaatan ku
tidak akan menambah keagungan MU.
Engkau sedia Ujud tanpa ku
namun aku tidak boleh tanpa MU
Engkaulah awal keujudan ku
dan Engkaulah akhir nya
di Gengaman MU lah
untung nasib ku.

RAHMATI LAH
RAHMATI LAH
RAHMATI LAH...........

Ya Rahmaan Ya Rahimm Ya Kariimm

Kungfu Chef Jalan Jalan

Rabu, 15 Juni 2011

"Nikmatnya BERBAGI"

Kadang sulit bagi seseorang untuk "melepas" kepemilikan materi dunia dalam memberi dan berbagi kepada sesama, orang lain dan keluarga yang lebih membutuhkan.

Perasaan inipun acapkali saya alami, walaupun materi dunia itu "tidak seberapa" atau berjumlah relatif kecil.

Namun walau ada rasa itu, saya tetap memaksakan diri dan melepas hubungan saya dengan sebagian materi yang saya peroleh tsb.

Pemaksaan diri dan peng-kondisi-an rasa bahwa hal tersebut adalah perbuatan baik, akan membuat diri saya lambat laun menjadi terbiasa "melepas" ikatan diri dengan materi dunia.

Apakah kita harus berbagi materi akan apa yang kita peroleh?
Apakah berbagi ini membuat kita menjadi lebih miskin dan menderita?
Kepada siapa kita berbagi?
Berapa jumlah berbagi?
Kapan kita harus berbagi?

-----

Mungkin Anda merasakan apa yang saya rasakan dahulu, menerima sebuah materi memberikan sebuah kebahagiaan.
Seperti ditraktir, diberi kado, diberi bantuan dan diberi uang.

Namun sekarang perasaan saya tersebut berubah, saya kurang merasa bahagia kala menerima.
Perasaan saya sekarang berubah menjadi sedih dan berhutang.

Ya, saya kurang bahagia kala menerima, dan lebih bahagia kala bisa memberi dan berbagi.

Memberi dan berbagi membuat diri saya lebih ringan, tenang dan bahagia, daripada menerima.

-----

5 pertanyaan diatas silahkan Anda menjawab sendiri, karena semua berpulang kembali kepada paham dan nilai hidup diri masing-masing.

Tetapi yang pasti, Anda dan saya ada dan hidup di dunia ini bukan hanya untuk diri sendiri dan keluarga inti semata, melainkan layak memberi makna kepada siapapun atas setiap kehadiran dimanapun.

Berbagi tidak akan membuat saya menjadi miskin dan menderita, melainkan membuat saya menjadi lebih kaya dan bahagia.

Akh...indahnya berbagi.
Uang bukan tujuan hidup, melainkan hanya alat.
Berbagi berkat mengangkat harkat dan martabat manusia.

Demikian dan semoga bermanfaat.


Salam,
Freddy Pieloor

Pembalasan Ninja 3

AYAT MUHKAMAT DAN MUTASYABIHAT

Ayat yang muhkamat merupakan pokok-pokok isi Al Qur'an, dan yang mutasyabihat (tersamar), walaupun bukan pokok isi Al Qur'an, tapi itu adalah petunjuk. Ya memang itulah Al Qur'an, ada yang Muhkamat dan ada yang Mutasyabihat.

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur''an dan yang lain (ayat-ayat) mu-tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS 3:7)

Cobalah untuk memahami ayat Al Qur’an Surat Maryam ayat 23, 24 dan 25. Silahkan anda baca dari berbagai tafsir baik dari Departemen Agama, maupun tafsir-tafsir Al Qur’an dari dalam negeri maupun tafsir-tafsir dari luar negeri, melalui searching di Internet.

Firman Allah s.w.t.:
"Maka (Maryam) merasa sakit untuk melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: 'Aduhai! Alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi barang yang tidak berarti lagi dilupakan'." (Surah Maryam: 23)
"Maka Jibril menyeru ke arahnya dari tempat yang rendah: 'Janganlah kamu takut/bermuram durja, sesungguhnya Tuhanmu menjadikan anak sungai di bawahmu dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon tersebut akan menggugurkan buah yang masak kepadamu." (Surah Maryam:24-25)
"Maka makan dan minumlah serta bersenang hatilah kamu, jika kamu melihat seorang manusia maka katakanlah: 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini." (Surah Maryam: 26)

Setelah membaca ayat tersebut, apa yang kita pahami. Kita memahaminya seperti apa yang telah ditulis dalam terjemah dan tafsir-tafsir ayat-ayat tersebut, yaitu Maryam merasa sakit waktu akan melahirkan dan mengeluh, kemudian ada suara malaikat Jibril memberitahu agar jangan takut, karena Allah telah membuatkan anak sungai dibawahmu, kemudian menyuruh menggoyangkan pohon kurma agar menjatuhkan buah kurma yang masak, kemudian setelah itu disuruh untuk minum (air dari anak sungai yang jernih air nya) dan makan (buah kurma yang telah jatuh tersebut).

Sesudah membaca dan jalan terus tanpa merasa ada hal yang perlu dicermati lagi. Cobalah berhenti sejenak, perhatikan baik-baik, kata demi kata, ada sesuatu yang perlu diperhatikan, bukankah awalnya menceritakan rasa sakit akan melahirkan, tiba-tiba seperti berpindah ketopik lain ada anak sungai dan menggoyangkan pohon kurma menjatuhkan buah kurma yang masak dan tiba-tiba kembali ke cerita sudah menggendong bayi.

Bahkan kita beranggapan suatu hakikat yang telah disempurnakan! Kalau diikutkan kepada logika akal, tidak mungkin sekali buah kurma yang mekar seperti ayat di atas sebagai "ruthab" bisa jatuh dengan digoyang, bahkan kitapun tidak mampu menggoyang pohon kurma apalagi oleh seorang ibu yang akan melahirkan yang tenaganya diperlukan untuk melahirkan. Bukankah batang pohon kurma sangat kokoh, sedangkan kalau dibiarkan buahnya yang masak dan ranum pun ia tidak akan gugur, sehingga harus digoyang. Ini adalah suatu hikmat yang dikurniakan oleh Allah kepada Maryam dan mengikut pakar perobatan, buah kurma yang masak bisa memudahkan si ibu melahirkan anak dengan baik, karena kandungan kalori yang tinggi untuk tenaga.

Kalau diikutkan kepada logika akal, tidak mungkin sekali buah kurma yang mekar seperti ayat di atas sebagai "ruthab" bisa jatuh dengan digoyang. Ini menunjukkan sudah ada keraguan tetapi tidak dilanjutkan untuk mencari jawab keraguan tersebut. Semua seolah terjawab dengan dihadirkan keistimewaan, dibuatkan anak sungai untuk minum dan dimudahkan mendapat makanan berupa buah kurma dengan menggoyang pohon kurma. Tidak terbersit hal lain!

Ya, kita ragu tetapi telah terpaku. Kita tidak berpikir, "Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal."

Mengapa bisa terjadi, karena selama ini kita telah terpaku dengan bahasa yang muhkamat, ternyata masih ada bahasa yang mutasyabihat. Al Qur'an telah dimudahkan oleh Allah untuk dimengerti, mari kita mencoba untuk mengerti ayat tersebut diatas.
Caranya sangat sederhana, kita fahami saat kondisi ketika kisah tersebut berlangsung, yaitu pada saat ketika Maryam akan melahirkan.

Firman Allah s.w.t.:
"Maka (Maryam) merasa sakit untuk melahirkan anak memaksa ia bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata: 'Aduhai! Alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi barang yang tidak berarti lagi dilupakan'." (Surah Maryam: 23)
"Maka Jibril menyeru ke arahnya dari tempat yang rendah: 'Jangan kamu takut, sesungguhnya Tuhanmu menjadikan anak sungai di bawahmu dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon tersebut akan menggugurkan buah yang masak kepadamu." (Surah Maryam:24-25).

Ayat 23, 24 dan 25 berurutan peristiwanya.
Ketika seorang wanita merasakan sakit hendak melahirkan, apa yang terjadi, ia akan mengalami rasa sakit yang bertahap dan semakin meningkat rasa sakitnya. Rasa sakit yang mendera terasa ketika kontraksi otot untuk mengeluarkan bayi datang secara bertahap dan berulang-ulang dan semakin lama semakin memuncak rasa sakitnya, jeda frekwensi kontraksi otot semakin rapat. Bagaimana rasa sakitnya. Cukuplah keluhan Maryam sebagai saksinya :
'Aduhai! Alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi barang yang tidak berarti lagi dilupakan'
Itu artinya betapa sakitnya. Masya Allah, keluhan rasa sakit seorang ibu yang akan melahirkan terabadikan dalam Al Qur'an. Tak terasa mata saya basah, ya saya basah oleh air mata yang keluar, Terima kasih Ibu, engkau telah mengalami sakit yang luar biasa untuk melahirkanku, terima kasih isteriku engkau yang telah mengalami rasa sakit yang luar biasa untuk melahirkan anak-anak kita. Pantaslah sudah kalau anak harus berbakti kepada Ibunya.

Pada saat puncak rasa sakit, Maryam mendengar seruan malaikat Jibril dari tempat yang rendah "Janganlah kamu takut, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu". Ya, ketika puncak rasa sakit, pecahlah air ketuban dan air ketuban mengalir keluar kebawah. Ya, inilah anak sungai yang dimaksud. Air ketuban mengalir keluar ikut mendorong bayi keluar bersamaan dengan mengejan. "dan goyangkanlah pangkal pohon kurma kearahmu niscaya ia akan menjatuhkan buah kurma yang masak." Apa yang bisa digoyangkan kearah muka, yang bisa diraih dengan kedua belah tangan, tidak lain adalah anggota badan lain dari si ibu. Dengan ditarik kearah muka ibu, akan membantu membukakan jalan keluar bayi dan tekanan pada perut akan membantu mendorong bayi keluar. Semua itu disampaikan dalam bahasa mutasyabihat "sesungguhnya Tuhanmu menjadikan anak sungai di bawahmu dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon tersebut akan menggugurkan
buah yang masak kepadamu."

Subhanallaah. Subhanallaah. Subhanallaah.
Indah sekali ayat ini mengajari seluruh kaum ibu yang akan melahirkan bayinya, dalam bahasa yang tersamar, tetapi jelas maksudnya. 14 Abad yang lalu petunjuk cara melahirkan ini sudah diberikan, dan baru sekarang kita sadar/tahu petunjuk itu sudah ada dalam Al Qur'an. Alhamdulillaahirrabbil ‘alamiin.
Jadi pada ayat tersebut Maryam bukan bersandar tetapi berpegangan atau memegang "pangkal pohon kurma" atau anggota badan sendiri untuk menahan rasa sakit dan kemudiaan mengikuti petunjuk malaikat Jibril untuk menarik/menggoyangkannya dengan kedua tangan kearah muka, sehingga terbukalah jalan bayi untuk keluar dan lahirlah bayi bagaikan buah masak yang jatuh dari tangkainya.

Kemudian pada ayat berikutnya Surat Maryam ayat 26 ada suruhan "Maka makan dan minumlah serta bersenang hatilah kamu, jika kamu melihat seorang manusia maka katakanlah: 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini." (Surah Maryam: 26).

Maka setelah selesai melahirkan dan membereskan urusannya, ada suruhan untuk makan dan minum dan bersenang hati. Ya, telah terkuras tenaga untuk melahirkan, maka makan dan minum menjadi kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Dan bersenang hatilah kamu, siapa yang tidak senang dan bahagia anaknya telah lahir. Selamat berbahagia.
Inilah pengertian yang ingin saya sampaikan tentang pemahaman ayat tersebut. Mudah-mudahan andapun dapat memahaminya dengan rasa syukur. Kepada seluruh kaum wanita yang akan melahirkan, ingatlah ayat tersebut dan pahami dan jangan takut melahirkan. "Janganlah kamu takut, sesungguhnya Tuhanmu menjadikan anak sungai di bawahmu dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon tersebut akan menggugurkan buah yang masak kepadamu" dan setelah itu "makan minum dan bersenang hatilah kamu".



Budi Santosa

Keterasingan Pekerja Seni

oleh:
Patricia Andika Putri Diwasasri

Pendahuluan
Pertunjukkan Seni Tari Tradisional Indonesia menjadi suatu produk budaya yang kaya akan nilai dan makna. Pagelaran tari seringkali menghabiskan sejumlah uang yang tidak sedikit demi mewujudkan keindahan wujud dan decak kagum. Namun, kebanyakan pertunjukan rupanya sekedar memukau sekejap untuk hilang tak membekas di nurani. Dalam pertunjukkan seperti ini, pada umumnya penonton hanya bisa ‘melihat dari jauh’ dan tidak dapat memahami betul esensi makna gerak dan kesakralan tarian. Jarak, bukan keterlibatan, menjadi ciri penonton terhadap suatu pagelaran seni. Pergumulan antara kreativitas seniman dan tuntutan pasar yang tidak seimbang terpaksa harus mengerdilkan makna tarian yang ada, baik dari segi ragam gerak, maupun durasi penampilan.
Setiap karya seni memiliki unsur estetis dan mimesis atau keindahan dan kebenaran. Seni tari, terutama tari tradisional Indonesia, kaya akan kandungan nilai-nilai budaya, realitas sosial, dan adat kebiasaan masing-masing daerah. Ada bermacam jenis tarian di setiap daerah, dari yang sifatnya hiburan hingga tarian yang bersifat sakral dan tidak sembarang orang mampu atau dianggap layak untuk menarikannya, seperti Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan, Bedhaya Katwang dari Jawa Tengah, atau Tari Syanghang Jaran dari Bali.
Sebagai pekerja seni, para seniman tradisional, baik yang di daerah maupun di ibukota, berada dalam himpitan orientasi pasar dan kepentingan pihak penguasa. Oleh karenanya, banyak tarian tradisional yang kemudian mengalami perubahan format dengan menyederhanakan ragam gerak maupun mempersingkat durasi tarian agar penonton tetap memberikan atensinya pada pertunjukkan tari tanpa rasa bosan. Hal-hal tersebut secara langsung mereduksi makna utuh dari tarian itu sendiri. Padahal, tari tradisional bukanlah sekedar susunan komposisi gerak dengan iringan musik sebagai pendukungnya, melainkan sebuah bentuk komunikasi dan pengungkapan identitas baik dari diri penata gerak maupun dari penari tarian tersebut. Akibatnya, pesan dan makna dalam tari tidak dapat tersampaikan sebagaimana seharusnya, produk budaya terkesan disepelekan, dan seniman berada dalam keadaan teralienasi.
Landasan Teori
Alienasi
Manusia merupakan “Homo Faber”, yang berarti manusia adalah pekerja dan pencipta. Teori alienasi atau keterasingan, diekspresikan dalam tulisan-tulisan Karl Marx muda (khususnya dalam Manuskrip 1844), Teori ini merujuk ke pemisahan hal-hal yang secara alamiah milik bersama, atau ‘membangun antagonisme’ di antara hal-hal yang dianggap sudah berada dalam keselarasan. Alienasi menjauhkan seseorang dari aspek-aspek “hakikat kemanusiaannya” (Gattungswesen: species-essence atau 'esensi spesis,' atau species-being). Marx percaya bahwa alienasi merupakan hasil sistematik dari kapitalisme.

Alienasi dibawah kapitalisme adalah bagian dari kegiatan manusia sehari-hari dan tidak hanya merupakan aktivitas pikirannya belaka, sebagai bentuk-bentuk lain alienasi yang ada. Lain halnya dengan alienasi religius yang hanya terdapat dalam pikiran manusia dalam kehidupan batinnya saja, alienasi ekonomi merupakan sesuatu yang nyata dalam kehidupan. Oleh karena itu, alienasi yang demikian ini menyangkut kepada kedua aspek kehidupan, yaitu pikiran dan kenyataan.
Alienasi dalam bidang kerja mempunyai empat aspek, yaitu :
1. Manusia mengalami alienasi dari alam (sebai contoh, hasil produksinya).
2. Manusia mengalami alienasi dari dirinya sendiri, aktivitasnya sendiri (misalnya, proses produksi.)
3. Manusia mengalami alienasi dari species-being (dari dirinya –being—sebagai anggota dari human-species).
4. Manusia teralienasi dari manusia lain (pergaulannya dengan teman-temannya atau masayarakat).
Objek yang merupakan hasil produksi sekarang dihadapi manusia, dalam hal ini, seniman tari, sebagai sesuatu makhluk yang tersendiri, sebagai buruh kerja, semakin besar dan banyak pula kekuatan-kekuatan dari objek-objek yang diciptakannya sendiri yang harus dihadapinya dan semakin miskinlah seseorang dalam kehidupan batinnya, dan akan semakin kehilangan kepribadiannya pula. Dalam aktivitas produksi, bila hasil kerja adalah alienasi, maka produksi itu sendiri dapat dikatakan sebagai alienasi yang aktif.
Manusia yang terasing dari obyek karyanya serta proses produksi juga akan terasing dari dirinya sendiri, ia tak dapat dengan sepenuhnya mengembangkan berbagai segi kepribadiannya. Kerja merupakan sesuatu yang bersifat eksternal dari pekerja itu sendiri. Kerja bukanlah sebagian dari alamnya, sehingga dengan sendirinya para seniman tidak menemukan kepribadiannya dalam bekerja, melainkan justru mengingkari dirinya. Inilah yang menimbulkan ketidakpuasan diri terhadap karya yang diciptakan. Dengan demikian, sesungguhnya hubungan para seniman tersebut dengan aktivitasnya sendiri adalah sebagai sesuatu yang asing atau berlawanan; sebagai sesuatu yang bukan miliknya. Aktivitas yang dilakukan kemudian dirasakan hanya sebagai penderitaan.
Sebenarnya, apabila hubungan seseorang terhadap kerjanya, terhadap hasil kerjanya dan terhadap dirinya sendiri baik, maka hubungannya terhadap orang lain dengan dirinya sendiri akan baik pula. Akan tetapi, di bawah kapitalisme, pekerja dengan sesama pekerja juga terasing, karena manusia lebih dipandang sebagai komoditi yang bisa diperdagangkan di pasar, ketimbang melihatnya dalam konteks hubungan sosial. Pekerja seni yang terasing dari produk yang dikerjakannya dikarenakan produk yang dikerjakannya tersebut adalah memang yang dianggap layak oleh kelas kapitalis, sehingga dapat dikatakan bahwa produk atau tari yang diciptakannya ini lepas dari kontrolnya sendiri. Pekerja seni juga menjadi terasing dari tindakan produksi ini sendiri karena aktivitas yang dilakukannya menjadi tidak bermakna karena hanya menawarkan sedikit atau tak ada kepuasan sama sekali di dalamnya. Hal ini sesuai dengan penjabaran sederhana oleh Gerge Ritzer, dimana terdapat empat jenis alienasi pekerja dalam sistem kapitalis, yakni bahwa aktivitas pekerja dipilih oleh pemilik/kaum kapitalis, yang sebagai imbalannya adalah dengan membayar upah mereka, kepemilikan proses produksi dan produk berada di tangan pemilik/kaum kapitalis, para pekerja tampaknya akan dipisahkan dari rekan-rekannya sesama pekerja, dan yang terakhir adalah para pekerja disingkirkan dari potensi-potensinya, dan tugas-tugas menjadi tak berarti atau tak ada maknanya.

Karya Seni dan Masyarakat

Beberapa tokoh teori kritis dan kajian budaya berdialektika mengenai karya seni dan masyarakat. Kasus seni yang mereka angkat pada umumnya adalah mengenai musik klasik. Namun, pendapat mereka dapat juga diasosiasikan dengan perkembangan yang terjadi dalam dunia tari. Beberapa tokoh tersebut antara lain, Arnold Hauser, Theodor W. Adorno dan Walter Benjamin.
- Seni Populer Menurut Arnold Hauser
Dalam buku “Sociology of Art”, Hauser menyebutkan terdapat tiga prinsip bentuk seni yang sulit menyatu daripada digunakan, yaitu seni klasik, populer dan seni rakyat. Seni populer adalah produk dari industri hiburan yang berorientasi pada konsumen penduduk kota yang setengah berpendidikan. Secara tersirat, Hauser tidak menyetujui akan adanya suatu pergerakan yang merusak seni tinggi, yang dalam konteks seni tari dapat dikaitkan dengan tarian-tarian sakral seperti Tari Bedhoyo (Jawa) atau Legong Kraton (Bali), kedalam bentuk seni populer. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan, tanggungjawab, nilai, propaganda atau eksploitasi komersial, serta manipulasi realitas kehidupan.
Hauser menganggap bahwa seni mengandung dua muatan sekaligus, yaitu unsur pengalaman estetis dan mimesis, atau keindahan dan kebenaran. Unsur estetis atau keindahan tampak dalam kehendak seniman untuk mengangkat pengalaman estetisnya yang mendalam ke dalam karya seninya, hingga dapat ditangkap oleh penikmat seni. Sedang unsur mimesis tampak dalam usaha seniman untuk mengangkat nilai kebenaran, yaitu realitas masyarakat yang ada. Hauser menekankan bahwa unsur mimesis ini haruslah bersifat transformatif.
- Debat Adorno vs Benjamin
Theodor W. Adorno, seorang filsuf dan musikolog Jerman dari Mazhab Frankfurt berpendapat bahwa sosialisasi seni dengan mengubah formatnya sebagai seni popular merupakan suatu bentuk degradasi atau lebih ekstrem, dapat dikatakan sebagai dekulturisasi. Sementara di sisi lain, kritikus kebudayaan asal Jerman, Walter Benjamin menyatakan bahwa justru sosialisasi seperti itulah yang dapat membuat seni dapat dikenal oleh masyarakat luas. Debat antara Adorno dan Walter Benjamin ini berhubungan dengan sifat Benjamin yang dijuluki Janus Face, yaitu sifatnya yang selalu “bermuka dua” (tidak konsisten) dalam filsafatnya. Hal ini mengundang reaksi dari Adorno yang menimbulkan debat berkepanjangan. Pokok-pokok debat tersebut adalah:
1. Mengenai Zaman Prasejarah Modernitas
Adorno mengatakan bahwa zaman prasejarah modernitas bukanlah suatu zaman emas seperti dikatakan Benjamin, melainkan merupakan “neraka”. Adorno mengkritik Benjamin yang menganut surealisme dalam melihat realitas sosial karena menurutnya, Benjamin membayangkan realitas sosial sebagai “ketidaksadaran dan mimpi kolektif”, dimana seakan-akan realitas sosial yang obyektif itu hanya sekedar hasil mimpi subyek kolektif masyarakat. Menurutnya, “teori citra dialektis” Benjamin ini tidak dapat membedakan antara realitas obyektif dan realitas subyektif. Ketidakadilan, keterasingan, penindasan, dan hubungan-hubungan kekuasaan yang ada bukanlah mimpi, melainkan realitas yang nyata dan lahirlah yang terwujud dalam bentuk fetisisme komoditas. Fetisisme komoditas ini bukanlah sekadar mimpi yang merupakan fakta kesadaran, melainkan fakta dialektis yang seharusnya justru menghasilkan kesadaran.
Menurut Adorno, Benjamin gagal menangkap fakta ganda, yaitu emansipasi sosial dan regresi sosial. Benjamin hanya melihat unsur emansipasinya saja tanpa mengenal fakta negatif realitas sosial. Akibatnya, Benjamin menganggap zaman prasejarah modernitas sebagai “zaman emas” (prafigurasi atau mimpi tentang masyarakat tanpa kelas). Menurutnya, zaman prasejarah modernitas itu bersifat negatif sebagaimana rencana awal Benjamin.

2. Hancurnya “Aura” atau “Pamor” Seni
“Aura” seni adalah fungsi kultus dan ritual karya seni, atau yang sering disebut juga pamor seni. Contohnya adalah suatu tarian sakral dalam suatu upacara keagamaan atau suku pada zaman yang menekankan irasionalitas, dimana setiap orang ikut berperan dalam upacara tersebut. Benjamin berusaha meneliti sejarah seni dengan konsep kunci “aura”. Mengingat seni tradisional memiliki pamor atau aura seni yang berfungsi sebagai legitimasi kultural, maka seni dan orientasinya tak pernah terlepas dari tradisi. Namun dengan munculnya Renaissance, unsur rasio mendapatkan tekanan dan seolah menggeser kedudukan dunia irasional. Maka sejak itu dunia mengalami sekularisasi. Karya-karya seni pun tak luput dari proses sekularisasi itu. Basis-basis kultis dan ritual dari seni musik maupun tari kemudian terpangkas. Aura seni pun hilang. Sementara itu, industri seni pada zaman modern semakin gencar. Banyak hasil atau barang seni yang direproduksi secara masal hingga seni semakin kehilangan nilai kesakralannya dan jatuh menjadi sarana hiburan saja.
Namun demikian, menurut Benjamin pada zaman modern muncul gerakan-gerakan yang mau memandirikan seni, yaitu gerakan l’art pour l’art. Ia juga yakin bahwa seni itu tetap membutuhkan basis, dan pada saat itu basis tersebut adalah politik. Setelah kehilangan auranya dalam ritual dan kultus, seni memiliki fungsi politik, yaitu sebagai sarana komunikasi politik.
Adorno sangat setuju dengan analisis Benjamin tentang hilangnya aura seni. Aura seni pada zaman modernitas yang didukung dengan adanya industri budaya memang telah hilang. Namun, hal yang tak disetujuinya adalah anggapan bahwa usaha membangun otonomi seni merupakan usaha kontra revolusi terhadap zaman modern. Menurut Adorno, Benjamin gagal melihat akibat ganda, yaitu rasionalisasi dalam teknik produksi seni dan rasionalisasi dalam gerakan l’art pour l’art. Memang rasionalisasi l’art pour l’art telah membebaskan seni dari sifat afirmatifnya terhadap tradisi. Namun seni yang kritis haruslah membebaskan diri dari politik.
Adorno juga mengatakan bahwa Benjamin tak melihat akibat negatif dalam seni pasca-auratik yang telah kehilangan auranya. Karena itulah, Benjamin masih optimis bahwa seni bisa menjadi sarana komunikasi politik. Menurut Adorno, seni pasca-auratik itu justru telah dimanipulasi untuk tujuan-tujuan ekonomis dan komersial, propaganda ideologis, serta memapankan penindasan-penindasan. Seni pasca-auratik telah menjadi komoditas dalam kebudayaan massa. Maka seni tidak lagi merupakan hasil pengalaman estetis, melainkan justru menjadi obyek manipulasi mekanisme pasar. Dalam hal ini, seni tari pun terkena fetisisme komoditas, dimana ‘nilai gunanya’ dilepaskan dan diganti dengan “nilai tukar”. Tarian menjadi ‘barang’ yang bisa dipertukarkan.
Dengan membanjirnya hasil-hasil seni ‘ala kadarnya’, dikhawatirkan daya apresiasi masyarakat terhadap seni pun tumpul. Dalam kajian musik, Adorno memberikan contoh bahwa dengan membanjirnya musik pop dan hits, daya kritis pendengaran menurun. Mereka semakin terbiasa dengan lirik-lirik vulgar dan rumusan yang serba mekanis dan pasif. Para pendengar justru menjadi berdaya apresiasi yang rendah. Sedangkan dalam dunia tari, penonton akan terbiasa dan lebih menyukai tarian yang ‘enak’ dilihat saja. ‘Enak’ disini dapat diartikan sebagai ragam gerak yang menarik dari aspek ‘speed’, ‘action’, ‘time’ (durasi) yang tidak memakan waktu terlalu lama atau pada tata artistik tarian tersebut saja dibandingkan dengan pemahaman dan kesyahduan esensi gerak dan rasa dari tarian tersebut.
Pembahasan
Fenomena Dunia Pementasan Tari Indonesia
04 JANUARI 1992
Polarisasi Tari Kita Kini
Sal Murgiyanto. Sabtu, 2 November 1991
“Seribu orang peserta Kongres Kebudayaan berkumpul di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), untuk mengikuti upacara penutupan kongres oleh Wapres. Sudharmono. Sebagai acara penutup ditampilkan sebuah nomor tari (Jawa) Kridha Tamtama. Ditata kembali dari sebuah repertoir lama (Tohjoyo-Bugis), tarian ini menggambarkan perkelahian antara seorang perwira tua melawan dua orang prajurit muda dalam gerak silat akrobatik yang mengundang tawa dari awal sampai akhir. Penampilan tari Kridha Tamtama dalam penutupan Kongres Kebudayaan 1991 menarik untuk disoroti. Agaknya panitia berpendapat tarian ini sangat pas untuk mengendorkan syaraf para peserta kongres yang telah berdiskusi selama lima hari tanpa henti. Tak seluruh peserta sependapat. Adi Kurdi, sekretaris DPH Dewan Kesenian Jakarta, bertanya, "Tak adakah tarian Jawa yang lebih baik dari nomor ini?" Boestanoel Arifin Adam dari Sumatera Barat bahkan agak tersinggung, komentarnya, "Jangan-jangan ini sebuah sindiran dikiranya kita cuma main-main saja dalam kongres ini………"
SumberArtikel: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1992/01/04/KAL/mbm.19920104.KAL7145.id.html
Arsip artikel majalah tempo interaktif online yang bahkan berusia lebih dari satu dekade diatas telah menggambarkan menggambarkan kekecewan khalayak dengan literasi seni tinggi terhadap suguhan karya pada upacara penutupan Kongres Kebudayaan. Nomor tari Kridha Tamtama dari Jawa menjadi cermin dari cita-rasa tari yang kini mendominasi di kota-kota besar seperti Jakarta. Setiap tontonan mengandung dua aspek: ‘entertainment’ yang memberikan kenikmatan ragawi yang menghibur dan ‘efficacy’ yakni santapan rohani yang memperkaya pengalaman batin. Sisi ‘efficacy’ inilah yang dirasakan semakin tergerus seiring dengan pergumulan antara kreativitas dan orientasi pasar di era modernisasi dan globalisasi ini.
Jika direntang hingga ke ujung-ujungnya, sisi entertainment mengarah kepada keindahan bentuk, glamor, spectacle, dan seks. Sedangkan sisi ‘efficacy’ dengan nilai keagamaan, ritual, "laku" dan pencarian jati diri. Kedua aspek ini terkait dalam sebuah continuum, artinya bukan dalam hubungan "pilih salah satu", dimana yang satu ada yang lain tidak, melainkan dua-duanya untuk selalu hadir dalam takaran yang bervariasi: tipis sekali, wajar, atau sangat mendominasi. Pada kutub-kutub ‘entertainment’ dan ‘efficacy’ inilah polarisasi perkembangan tari Indonesia kini mengarah, tepatnya sejak Indonesia merdeka daan menjadi lebih tegas di zaman Orde Baru ketika pembangunan ekonomi semakin menjadi fokus dan pola hidup Barat menjadi idola. Pasar memegang peranan penting dalam kehidupan seni tari. Pasarlah yang menyediakan penonton dan mempengaruhi kesadaran generasi penerus yang akan melestarikan tari-tarian tradisional sebagai identitas budaya mereka.
Sebenarnya, paduan kreatifitas dan orientasi pasar yang dapat dikatakan cukup berhasil pernah dilakukan Guruh Soekarno Putra dengan "Swara Maharddhika"-nya. Gaya extravaganza Guruh pada masa itu memang belum mampu bermain rutin seperti Broadway Musical di New York City, Amerika Serikat, tetapi karya Guruh berhasil memberikan inspirasi kepada sejumlah penata-gerak (koreografer) yang kemudian berhasil merebut pasar di Jakarta. Karya-karya mereka hampir setiap hari ditayangkan dalam acara-acara musik video pada stasiun televisi. Ragam gerak action, speed, glamor, erotisme, dan beberapa adaptasi simbol-simbol etnik menjadi unsur-unsur penting. Namun, pengayaan pengalaman batin dan pendalaman iman, tak diberi tempat. Yang Berbobot, Eksperimental, dan Survival Menghuni kutub yang lain adalah tari-tarian yang memiliki ‘efficacy’. Salah satu aspek yang membedakan tontonan ber ‘effifacy’ dengan yang menghibur adalah keterlibatan penonton. Contohnya dapat dilihat dalam sebuah tari peyembuhan masyarakat suku terasing. Keterlibatan dan kepercayaan dari pelaku dan penonton adalah syarat. Hasilnya, orang yang tadinya sakit kemudian sembuh.
Kini masyarakat Indonesia telah semakin jauh meninggalkan tata masyarakat agraris-tradisional dan menuju ke arah masyarakat industri modern. Gejalanya nampak jelas dalam orientasi masyarakat yang semakin materialistis: tingkat konsumsi yang tinggi dan pengukuran status manusia berdasar kekayaan materi. Cara kerja "workoholic" yang tak kenal lelah untuk meraih keuntungan sudah lumrah bagi generasi muda kota. Keadaan ini mempengaruhi kehidupan kesenian kita. Kini generasi muda kota sulit mengapreasiasi tontonan agraris (wayang kulit atau wayang golek) yang semalam suntuk, karena esok pagi mereka harus bekerja di kantor dan baru pulang malam hari.
Peranan raja dan para bangsawan sebagai patron kesenian tradisional digantikan oleh penguasa baru (pejabat pemerintah) dan pengusaha yang tak punya banyak waktu dan berorientasi ke pasar. Maka para seniman pun, sadar atau tidak, menciptakan karyanya berdasarkan selera pasar: menjauh dari "efficacy" dan merangkul "pleasure." Karenanya masuk akal jika bukan Bedhaya atau Srimpi yang anggun, ritualistik, dan meditatif, melainkan Kridha Tamtama yang akrobatik dan lucu yang akhirnya dipilih menutup Kongres Kebudayaan 1991 seperti pada artikel diatas. Patron-patron baru dalam dunia seni tari menghendaki kesenian tradisi menyesuaikan diri dengan pasar: harus "diseleksi” dan “dikemas kembali”. Yang lulus akan masuk ke pasar dan terus hidup setelah biasanya didandani terlebih dahulu supaya sesuai dengan selera kontemporer.
Banyak ttarian dimodifikasi agar dapat diapreasiasi penonton Jakarta. misalnya tari erotis Jaipongan yang melesat meninggalkan desa-desa Jawa Barat menyerbu panggung jalanan dan disko Jakarta. Dengan pendekatan yang dianggap lebih "sophisticated," Bagong Kussudiardja sebagai seniman mengemas tari-tarian rakyat seperti Tari Ngremo dan Kuda Lumping agar pantas bagi penari dan memenuhi selera penonton kota. Tontonan rakyat yang tak bisa menyesuaikan diri dengan selera dan tata kerja pasar akan hanyut, seperti pada awal tahun 1980-an, Wayang Orang panggung nyaris ambruk di Jakarta, "Sri Mulat" mengalami kejayaanuntuk beberapa waktu, tetapi akhirnya harus kembali menjadi tontonan lokal karena para pendukungnya tak bisa memenuhi selera penonton elite kota dan tak paham mekanisme pasar. Tontonan hiburan kini lebih mampu merebut simpati penonton melalui daya tarik lahiriah: kemolekan penari, spektakularitas, kostum yang gemerlap, seks, gerak akrobtik, lelucon murah, dan yang sejenisnya.
Sebenarnya, di dalam menyaksikan garapan tari yang berbobot, penonton mendapatkan pengalaman batin yang tak mudah dilupakan. Hal ini dikarenakan pada saat keluar dari gedung pertunjukan, penonton tersebut merasakan dirinya sebagai manusia baru. Ia akan mengalami pencerahan, sebuah perubahan sikap batin. Pertunjukkan tari semacam ini hadir dalam tiga bentuk yang berbeda.

Bentuk yang kita temui dalam tari-tarian orang-orang asli dan para petani di tempat-tempat terpencil: dilakukan sebagai kegiatan survival, dianjarkan dari seorang penari ke penari lain secara personal, mementingkan partisipasi, tidak dipungut bayaran, serta dilakukan untuk kepentingan bersama seperti penyembuhan, upacara panen, dan ucapan selamat datang. Tari-tarian orang-orang Asmat, Dayak, Mentawai, Kajang, dan tontonan randai yang dilakukan di desa asal dengan penonton lokal adalah sejumlah contohnya. Tari-tarian ini belum mengenal pasar. Begitu mereka masuk pasar, dalam artian dikemas untuk turis asing atau "dibina" oleh petugas dengan pendekatan yang keliru maka konteks, watak survival dan solidaritasnya akan berubah: bisa saja menjadi lebih baik tetapi yang banyak terjadi justru menjadi lebih buruk.
Bentuk garapan serius yang mencoba tak menyerah kepada pasar. Usaha revival tarian-tarian klasik (misalnya, Bedhaya, Wayang Wong, Golek Menak) sebagaimanai yang dipertunjukkan rombongan Kraton Yogyakarta dalam lawatan KIAS ke Amerika Serikat garapan neoklasisme Retno Maruti (Sekar Pembayun, Cipatoning, dan Abimanyu Gugur) dan garapan baru berdasarkan gerak-gerak tradisi seperti yang dilakukan Gusmiati Suid dalam tari Minangkabau dan Nurdin Daud dalam tari Aceh menjadi beberapa contohnya. Garapan-garapan ini secara estetis sangat berbobot, khas, dan membutuhkan keterampilan khusus agar dapat menarikannya dengan indah dan tepat. Akan tetapi, karena tak mau tunduk pada pasar, tarian-tarian tersebut harus menyingkir ke tepi dan hanya sesekali bisa tampil.
Bentuk upaya eksperimentasi tari yang lebih mementingkan kreatifitas dan pencarian jati diri. Yang termasuk dalam kategori ini adalah karya-karya Sardono W. Kusumo, Deddy Luthan, Sukardji, Miroto, dan Boy GS. Ragam geraknya bebas, cenderung kontemporer.


Yang menarik dari pendekatan ini adalah adanya proses kreatif yang memungkinkan seniman-seniman kota bekerjasama dan berdialog intim dengan seniman-seniman adesa survivalis. Secara personal terjadilah pencarian intensif nilai-nilai tradisi lewat jalan inkonvensional. Pengambilan contoh-contoh untuk mewakili ketiga variasi tontonan ber-‘efficacy’ ini tidaklah bersifat mutlak mengingat kuatnya pasar membuat tokoh-tokoh tersebut diatas sesekali berkompromi dengan pasar. Namun, tokoh-tokoh tersebut belum dapat menyamai Tom Ibnur, yang dengan Post Indonesia-nya bisa melayani selera pasar, namun tetap menjaga daya kreativitasnya.
Dominasi orientasi pasar yang terus menerus diikuti sebagai bukti terjadinya alienasi tidak sehat bagi perkembangan tari kita. Sering kita dengar kisah ironis pekerja seni dengan karya indah namun tidak sesuai dengan selera pasar dalam negeri yang justru berhasil di luar negeri. Gusmiati Suid dan Nurdin Daud, misalnya. Pada tahun 1992 mereka mendapatkan penghargaan Bessie's Award sebagai penampil terbaik di pentas tari profesional New York City, AS, tetapi di rumah sendiri kurang mendapat dukungan. Ironis adanya, jika sebagai akibat pembangunan yang berhasil, seniman-seniman tari justru harus berorientasi kepada "roti" bukan kepada "nurani" mereka. Contoh dalam bentuk lain baru-baru ini adalah Pagelaran drama seni ‘Matah Ati’ karya Atilah Soeryadjaya di Teater Jakarta, sebuah teater dengan taraf internasional dan terbesar di Taman Ismail Marzuki. Tiket ‘Matah Ati’ habis terjual selama pertunjukkan empat hari berturut-turut. Sebenarnya, sendratari Jawa ini terlebih dahulu sukses diadakan di Singapura dan mendapatkan sambutan meriah dan tepuk tangan dari penonton disana, baru kemudian, sutradara dan promotor Indonesia sepakat menggelar pentas pertunjukan budaya dengan koreografi dan musik tradisional yang didukung teknologi dan tata lampu modern yang tidak merusak pakem tradisi tari Jawa ini di Jakarta. Jika tidak terlebih dahulu mengeruk sukses di negara tetangga, belum tentu ‘Matah ati’ mendapat antusiasme sedemikian besar di Indonesia.
Disamping permasalahan komodifikasi dan penggerusan, masalah yang perlu diperhatikan adalah kurangnya penghormatan atau apresiasi para pengusaha, khususnya pengusaha bidang pariwisata, terhadap para seniman tradisional. Ini menjadi bukti industri kapital, bahwa masih banyak seniman tradisional yang diperlakukan sebagai buruh atau pekerja dibawah kepentingan mereka saja. Seniman diberi fasilitas sekedarnya dan sering tidak diperkenalkan dengan semestinya. Disamping pembayaran yang tergolong masih rendah, seni pertunjukan juga sering diposisikan sebagai suatu pelengkap acara saja, seperti peneman acara makan malam dan lain sebagainya. Apresiasi mendalam tidak mungkin bisa terjadi ketika perhatian penonton harus terbagi antara menyantap makanan dan menonton pertunjukan.
Di daerah pariwisata seperti Bali, misalnya. Para makelar kesenian (perantara antara seniman dan pemesan) rupanya mengambil persentase yang tinggi dari harga yang ditawarkan sehingga upah yang diterima oleh seniman sangat minim. ditambah dengan rendahnya pengetahuan dan kemampuan manajerial kebanyakan seniman daerah. Masih banyak seniman daerah yang berada dalam suatu kesadaran faktor tradisi budaya ngayah, dimana pertunjukan dianggap sebagai sebuah persembahan dan kepuasan batin. Karena ini, posisi tawar para seniman di hadapan pengusaha pariwisata menjadi rendah. Hal ini tercermin dengan adanya persaingan dalam menurunkan harga antara kelompok satu dengan yang lain.
Perlu diketahui bahwa seni pertunjukan sebenarnya tidak pernah lepas dari ritual-ritual yang dipercaya harus dilanjutkan. Masih melihat kesenian Bali, beberapa acara melibatkan bentuk pertunjukan seperti tari Sang Hyang, Wayang Lemah, Topeng Pajegan, Pendet, dan berbagai jenis tari baris sakral; atau misalnya tarian yang masih dalam konteks ritual , namun sekaligus juga untuk hiburan seperti wayang kulit pada malam hari, calon arang, atau gambuh. Meningkatnya daya beli masyarakat secara umum memungkinkan desa adat atau banjar untuk membeli perangkat gamelan yang biasanya juga merangsang terbentuknya kelompok drama/tari.
Namun, banyak fragmen tari yang kemudian dihilangkan untuk efektivitas waktu dan agar penonton tetap memberikan atensinya pada pertunjukkan. Seorang tokoh kesenian Bali generasi tua (I Gusti Agung Ngurah Supartha dari Tabanan) melihat memang terjadi penurunan kualitas atau nilai-nilai. Ini tidak terlepas dari perkembangan jaman yang semakin modern dimana banyak hal yang menyita perhatian, baik si seniman maupun masyarakat (penonton), ditambah lagi dengan berkembangnya sindrom ‘cepat jadi’ atau instan pada masyarakat kekinian, sehingga menari tidak lagi menjadi suatu hal yang dirasa sulit dan membanggakan. para penata gerak pun merubah format tarinya agar lebih mudah ditrikan dan lebih nyaman ditonton.
Tantangan untuk seniman dalam mengajarkan tari sekarang pun tidak seberat yang dulu. Jarang ada guru-guru yang mengajar sekeras dan seintesif dulu, sehingga perubahan pada dinamika penonton juga berpengaruh pada penurunan kualitas. Di era sebelum tahun 1970-an seniman tertantang untuk mencapai potensi terbaiknya karena ada penonton-penonton yang datang untuk menguji. Kedekatan jarak antara penonton dan penari karena panggung yang kecil menciptakan kondisi untuk komunikasi, saling apresiasi, dan perasaan terlibat. Sistem panggung sekarang yang memisahkan penari dengan penonton, terlebih lagi penayangan tari melalui media televisi meniadakan proses keterlibatan penonton tersebut. ‘Kemudahan’ ini pun harus dibayar dengan degradasi kualitas tarian sebagai alat komunikasi untuk meluapkan ekspresi jiwa dan sebagai produk yang mebawa identitas budaya.

Penutup
Dapat dikatakan bahwa tugas seniman adalah secara dialektis mentransformasikan perkembangan teknis dalam profesinya sebagai seniman untuk membalikkan fungsi seni dari alat-alat ideologis menjadi alat-alat kritis pembebasan manusia. Seni idealnya bersifat messianistik, yang berarti pembebasan dari segala belenggu ideologis yang meliputinya. Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu bentuk kemasan populer karya seni merupakan sebuah degradasi terhadap nilai-nilai estetis yang terkandung di dalamnya. Jika ditinjau pada hakikatnya, karya-karya seni, apapun aliran dan gayanya, merupakan ungkapan hati dan keprihatinan sang seniman berdasarkan pengalamannya sendiri dalam konteks sejarahnya.
Dalam karyanya, seniman hendak mengkomunikasikan perasaan dan keprihatinannya pada penikmat seni. Seni dan estetika sangat berkaitan dengan pandangan filsafat. Estetika karya seni yang bercirikan analisis teknis (interpretasi sangat kuat), apologetis (antitesis terhadap industrialisasi), dan kritis (melihat kelayakan karya seni) dapat diduga berkaitan dengan masalah pengungkapan kedok-kedok ideologis, seni yang dimanipulasi, maupun seni yang mengangkat kontradiksi-kontradiksi sosial (menunjuk pada realitas sosial) yang bisa memancing proses penyadaran masyarakat.
Sebenarnya, harapan besar pernah ditumpukan di pundak pemerintah lewat pusat-pusat kesenian seperti Taman Ismail Marzuki dan Gedung Kesenian Jakarta. Perlahan tetapi pasti, penguasa akan mengestafetkan "beban" tersebut kepada para pengusaha. Di Amerika Serikat yang menjadi idola pembangunan kita, perkembangan kesenian dan eksperimentasi kesenian berlangsung baik karena ada "tax exemption", dimana pengusaha boleh menyerahkan kewajiban pajaknya kepada sebuah yayasan atau lembaga non-profit yang mendukung kegiatan kreatif seniman dan penelitian seni. Lewat pertimbangan sejumlah ahli, yayasan menentukan bidang dan kegiatan seni yang ditangani dan menyeleksi usulan atau permohonan yang masuk dari para seniman. Penguasa dan pengusaha Indonesia seharusnya bisa bekerjasama untuk menciptakan kondisi semacam ini. Namun yang terjadi kemudian adalah pengusaha yang menaruh beban kepentingannya dengan menentukan standar terhadap pekerja seni, khususnya bagi para pekerja seni muda. Alhasil, sulit terjadi regenerasi seniman Indonesia yang berkualitas untuk meneruskan prestasi seniman terdahulu. Di lain sisi, tanpa "tax-exemption" seperti sekarang, orientasi pasar akan mendominasi. Tanpa lembaga ahli, seniman akan tetap teralienasi karena masih terpaksa harus melayani selera pengusaha dan pasar: rela menjadi abdi tanpa jati diri.


Daftar Pustaka
Berger, Arthur Asa. 1991. Media Analysis Techniques. California:Sage Publication

Bignell, Jonathan. 2001. Media Semiotics, An Introduction. London: Manchaster University Press

Curran, James and Richard Collins, 1986. Media, Culture and Society: A Critical Reader. London:Sage Publication

Fiske, John. 1982. Introduction of Communication Studies. London:Routledge

Guba, Egon. G,. 1990. The Paradigm Dialog. New York:Sage Books

Hall, Stuart. 1992. Culture, Media dan Language. London:Routledge

Hotman. M. Siahaan. 1986. Pengantar ke Arah Sejarah dan Teori Sosiologi. Jakarta: Erlangga.
Littlejohn, Stephen. 2002. Theories of Human Communication. California:Wadsworth Publishing Company

Lull, James. 1998. Media, Komunikasi, Kebudayaan; Suatu Pendekatan Global. Jakarta:YOI

Magnis-Suseno, Franz. 1992. Filsafat sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta:Kanisius

Mannheim, Karl. 1979. Ideologi dan Utopia. An Introduction to the Sociology of Knowledge. London:Routledge

Mcdonnell, Diane. 1986. Theories of Discourse: An Introduction. Oxford:Basil Blackwall

Mcquail, Dennis (ed). 2002. McQuail’s Reader in Mass Communication Theory. London:Sage Publications

Mills, Sara. 1991. Discourse. London:Routledge

Payne, Michael and Jessica Rae Barbera. 2010. A Dictionary of Cultural and Critical Theory. Second Edition. United Kingdom: Wiley-Blackwell.

Rush, Fred. 2004. The Cambridge Companion to Critical Theory. Cambridge: University Press.

Walker, David and Daniel Gray. 2007. Historical Dictionary of Marxism. Maryland: The Scarecrow Inc.

http://plato.stanford.edu/entries/adorno/