Sumber : http://newsnusa.blogspot.com/2011/10/beritanusantara-harus-dibongkar-siapa.html
Dalam hukum ada istilah berita acara pemeriksaan konfrontasi (diperiksa
bersama). Maka sebaiknya memang Nazarudin diperiksa bersama dg nama2 yg
disebutkannya
ini.
Masyarakat malah akan bertanya2 atas pernyataan dari
Chandra Hamzah yang berdasar rekomendasi dari kode etik KPK, bahwa KPK
tidak akan melakukan pemeriksaan konfrontasi, dalam kasus Nazarudin yang
berkaitan dengan Wimpy dan pengusaha berinitial A dari Surabaya dll
tersebut,
sebagaimana berita beberapa hari yang lalu.
Menurut KPK cukup dengan meminta keterangan dari yang namanya disebut
Nazarudin, jika dalam pemberian keterangan, pihak yang disebut Nazarudin
tidak mengakui pernah berhubungan dengan Nazarudin, ya keterangan dari
pihak selain nazarudin itu yang dipakai, sehingga tidak perlu ada
pemeriksaan konfrontasi.
Ada apa ini? padahal dengan
dilakukan pemeriksaan konfrontasi, bisa diketahui siapa yang bohong atau memberikan keterangan palsu...
==================================
Dari: Reporter In.. <reporter@....net>
Tanggal: Minggu, 11 September, 2011, 11:55 AM
Kata
Nazarudin waktu pertama lari keluar negeri karena diperintah Anas. Dan
Anas main proyek di Depdiknas sebesar 6,4 trilyun, dengan Wimpy pemilik
PT. Bintang Ilmu. Ini melibatkan Fasil Jalal yang sekarang menjabat
wakil Menteri Pendidikan.
Apakah berita ini mengindikasikan bahwa
orang2 ini yang sejak awal menyuruh dan membantu pelarian Nazarudin
keluar negeri? Apakah di masa awal kaburnya Nazarudin ke Singapore
adalah dalam rangka menghilangkan barang bukti? Setelah Nazarudin
tertangkap, masihkah ada barang bukti, atau sudah sempa melenyapkan
sebagian atau seluruhnya? Seharusnya nama2 yang disebut Nazarudin ini
diperiksa semua oleh aparat hukum.
Siapakah Wimpy, siapakah Fasil
Jalal, dan apa peran mereka dalam kasus kaburnya Nazarudin saat itu?
Karena membantu seorang buron tentu saja dapat dipidana dengan dakwaan
membantu kejahatan.
Jika
semua pihak yang terkait nazarudin diperiksa tentunya akan membuka
tabir, apa yang terjadi sebenarnya? Dan jika apa yang disampaikan
Nazarudin adalah bohong, maka pihak yang sempat disebut namanya karena
oleh kasus Nazarudin, akan bisa lega.
Atau, apakah memang semuanya hanya akan tetap menjadi tanda tanya???
http://pekanbaru.tribunnews.com/mobile/index.php/2011/07/08/laksanakan-perintah-anas
NAZARUDDIN
terus menggempur para elite di Partai Demokrat. Kali ini ia mengaku
pergi ke Singapura untuk melaksanakan perintah Ketua Umum DPP Partai
Demokrat Anas Urbaningrum.
"Mas Anas berjanji pada saya untuk
bereskan urusan ini dengan KPK. Saya diminta pergi ke Singapura untuk
beristirahat. Saya diminta untuk menghilang dulu selama tiga tahun ke
Singapura," ujar Nazaruddin melalui BlackBerry Messenger (BBM) kepada
beberapa wartawan, Kamis (7/7).
Nazaruddin menegaskan, Anas
ternyata tak menepati janjinya dan justru menjadikan dirinya sebagai
pesakitan. Oleh karena itu ia memutuskan membeberkan ketidakberesan
yang melibatkan Anas.
"Ternyata kepergian saya ke Singapura
semuanya skenario, membuat namanya bersih. Bola panasnya dia lemparkan
pada saya. Makanya, saya buka sekalian semuanya," ujar Nazaruddin.
Ia
berharap publik bisa mengetahui alasan sebenarnya mengapa dirinya
pergi ke Singapura. "Ini, tentu jadi pertanyaan semua. Mengapa akhirnya
saya membuka diri dan mengapa Anas meninggalkan saya," kata Nazaruddin.
Menurutnya,
Anas Urbaningrum bermain berbagai proyek di Kementerian Pendidikan
Nasional (Kemendiknas). "PT Anugrah Nusantara digunakan untuk main
proyek di Kementrian Pendidikan Nasional. PT tersebut bermain dengan
penerbit Bintang Ilmu yang dimiliki oleh Wimpy Ibrahim," kata
Nazaruddin.
Dikatakan, semua anggaran pengadaan buku sekolah dan
alat peraga senilai Rp 6,4 triliun
dipegang Wimpy Ibrahim. Wimpy, katanya lagi, rutin memberi setoran pada
Anas Urbaningrum. "Proyek yang dimainkan oleh Wimpy itu adalah proyek
pengadaan buku senilai Rp 6,4 triliun," ujarnya.
Nazaruddin
juga mengungkapkan, proyek pengadaan jaringan komputer program
e-learning, ikut dimainkan Anas Urbaningrum. Permainan itu, katanya,
bisa terlihat karena jaringan sudah lebih dulu diadakan meskipun
komputer untuk program tersebut belum diadakan.
"Permainan ini
bisa lancar dilakukan karena melibatkan Fasli Jalal, mantan dirjen di
Kemendiknas yang kini menjabat Wakil Menteri Pendidikan Nasional,"
tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.