Senin, 17 Oktober 2011

Siapa Menyuruh & Bantu Nazarudin Keluar Negeri & Dg Tujuan Apa?

Sumber : http://newsnusa.blogspot.com/2011/10/beritanusantara-harus-dibongkar-siapa.html

Dalam hukum ada istilah berita acara pemeriksaan konfrontasi (diperiksa bersama). Maka sebaiknya memang Nazarudin diperiksa bersama dg nama2 yg disebutkannya ini.

Masyarakat malah akan bertanya2 atas pernyataan dari Chandra Hamzah yang berdasar rekomendasi dari kode etik KPK, bahwa KPK tidak akan melakukan pemeriksaan konfrontasi, dalam kasus Nazarudin yang berkaitan dengan Wimpy dan pengusaha berinitial A dari Surabaya dll tersebut, sebagaimana berita beberapa hari yang lalu. Menurut KPK cukup dengan meminta keterangan dari yang namanya disebut Nazarudin, jika dalam pemberian keterangan, pihak yang disebut Nazarudin tidak mengakui pernah berhubungan dengan Nazarudin, ya keterangan dari pihak selain nazarudin  itu yang dipakai, sehingga tidak perlu ada pemeriksaan konfrontasi.

Ada apa ini? padahal dengan dilakukan pemeriksaan konfrontasi, bisa diketahui siapa yang bohong atau memberikan keterangan palsu...
==================================
Dari: Reporter In.. <reporter@....net>
Tanggal: Minggu, 11 September, 2011, 11:55 AM
Kata Nazarudin waktu pertama lari keluar negeri karena diperintah Anas. Dan Anas main proyek di Depdiknas sebesar 6,4 trilyun, dengan Wimpy pemilik PT. Bintang Ilmu. Ini melibatkan Fasil Jalal yang sekarang menjabat wakil Menteri Pendidikan.

Apakah berita ini mengindikasikan bahwa orang2 ini yang sejak awal menyuruh dan membantu pelarian Nazarudin keluar negeri? Apakah di masa awal kaburnya Nazarudin ke Singapore adalah dalam rangka menghilangkan barang bukti? Setelah Nazarudin tertangkap, masihkah ada barang bukti, atau sudah sempa melenyapkan sebagian atau seluruhnya? Seharusnya nama2 yang disebut Nazarudin ini diperiksa semua oleh aparat hukum.

Siapakah Wimpy, siapakah Fasil Jalal, dan apa peran mereka dalam kasus kaburnya Nazarudin saat itu? Karena membantu seorang buron tentu saja dapat dipidana dengan dakwaan membantu kejahatan.

Jika semua pihak yang terkait nazarudin diperiksa tentunya akan membuka tabir, apa yang terjadi sebenarnya? Dan jika apa yang disampaikan Nazarudin adalah bohong, maka pihak yang sempat disebut namanya karena oleh kasus Nazarudin, akan bisa lega.
Atau, apakah memang semuanya hanya akan tetap menjadi tanda tanya???

http://pekanbaru.tribunnews.com/mobile/index.php/2011/07/08/laksanakan-perintah-anas

NAZARUDDIN terus menggempur para elite di Partai Demokrat. Kali ini ia mengaku pergi ke Singapura untuk melaksanakan perintah Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

"Mas Anas berjanji pada saya untuk bereskan urusan ini dengan KPK. Saya diminta pergi ke Singapura untuk beristirahat. Saya diminta untuk menghilang dulu selama tiga tahun ke Singapura," ujar Nazaruddin melalui BlackBerry Messenger (BBM) kepada beberapa wartawan, Kamis (7/7).

Nazaruddin menegaskan, Anas ternyata tak menepati janjinya dan justru menjadikan dirinya  sebagai pesakitan. Oleh karena itu  ia memutuskan membeberkan ketidakberesan yang melibatkan Anas.

"Ternyata kepergian saya ke Singapura semuanya skenario, membuat namanya bersih. Bola panasnya dia lemparkan pada saya. Makanya, saya buka sekalian semuanya," ujar Nazaruddin.

Ia berharap publik bisa mengetahui alasan sebenarnya mengapa dirinya  pergi ke Singapura. "Ini, tentu jadi pertanyaan semua. Mengapa akhirnya saya membuka diri dan mengapa Anas meninggalkan saya," kata Nazaruddin.
Menurutnya, Anas Urbaningrum bermain berbagai proyek di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas). "PT Anugrah Nusantara digunakan untuk main proyek di Kementrian Pendidikan Nasional. PT tersebut bermain dengan penerbit Bintang Ilmu yang dimiliki oleh Wimpy Ibrahim," kata Nazaruddin.

Dikatakan, semua anggaran pengadaan buku sekolah dan alat peraga  senilai Rp 6,4 triliun dipegang Wimpy Ibrahim. Wimpy, katanya lagi,  rutin memberi setoran pada Anas Urbaningrum. "Proyek yang dimainkan oleh Wimpy itu adalah proyek pengadaan buku senilai Rp 6,4 triliun," ujarnya.

Nazaruddin juga mengungkapkan, proyek pengadaan jaringan  komputer program e-learning,  ikut dimainkan Anas Urbaningrum. Permainan itu, katanya, bisa terlihat karena jaringan sudah lebih dulu diadakan meskipun komputer untuk program tersebut belum diadakan.

"Permainan ini bisa lancar dilakukan karena melibatkan Fasli Jalal, mantan dirjen di Kemendiknas yang kini menjabat Wakil Menteri Pendidikan Nasional," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.