Kamis, 26 Mei 2011

Opini Islam : NOL, Negeri Opini Laten

Assalamualaikum war wab.,

9:47. Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas-gegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antaramu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.



MENENGOK pemberitaan yang berkembang sepertinya tidak menyedapkan utamanya opini yang dihembuskan oleh media massa tentang kondisi umat muslim dewasa ini.


BANYAK media misalnya sempat melansir sebuah berita tentang ditemukannya senjata laras panjang dan bubuk mesiu di tempat penggerebekan tersangka teroris, tetapi beberapa waktu kemudian, terbukti benda tersebut adalah senapan angin yang biasa digunakan menembak burung dan serbuk karbon aktif, yang dipakai untuk menyaring air.


JEDA antara opini dengan temuan pembuktian, sungguh sangat membisingkan rasa dan karsa.


TIDAK hanya kali ini saja tetapi sudah menjadi seperti KEBIASAAN, bahwa nyata-nyata kita hidup ditengah opini yang dibangun se-demikian rupa demi sebuah kepentingan, langsung ataupun tidak. Beberapa pihak dengan motif tertentu, terlebih yang berseberangan dengan Islam memanfaatkan kepentingan ekonomis media massa melalui jalur oplah dan rating, jadilah sebuah sinergi yang saling menguntungkan.


SIAPA menguasai media merekalah yang akan menguasai informasi dan mudah membangun opini berdasar kepentingannya. Terkadang temuan BUKTI-pun kalah seksi dibanding OPINI yang terlanjur dibangun. HUKUM diatas segalanya diperlemah dan menjadi tidak bertuan di negeri mayoritas muslim ini.


KAUM kapitalis sangat menguasai sekali ke-digdayaan metode ini, dan telah sukses mengganyang komunisme. Kini, musuh mereka berikut adalah kaum muslim, sebab hajat mereka atas kebebasan sex, narkoba, transaksi berjangka, kartel, monopoli, oligopoli dan gaya hidup hedonisme yang kaya unsur HIP HIP HURA sangat bertolak belakang dengan kitab hidup umat muslim. Tengoklah bioskop, tayangan televisi kita atau di tepi jalan itu ke lapak penjaja majalah dan tabloid, mudah bagi kita saat ini menemukan gambar dan praktek AURATISME, apalagi media internet, terbukti ampuh menyeret seorang anggota DPR dari sebuah partai muslim terkemuka beberapa waktu lalu.


BEBERAPA temuan belakangan ini mengindikasikan kaum muda muslim yang rela dan sadar meninggalkan ajaran-ajaran yang diwariskan Nabi Muhammad SAW, bahkan berpindah keyakinan sebab MALU menjadi muslim, terbius hasutan opini yang sangat laten tersebut. Orang tua tidak dapat berbuat banyak sebab mereka-pun dilanda kebingungan sehingga acuh tak acuh, takut dianggap berlebihan dan atau menunggu perkembangan berikutnya, untuk menentukan sikap.


ADALAGI mereka-mereka yang merasa khawatir bila mengadakan pengajian seperti biasa, alih-alih malah diciduk satuan pengaman teroris elit nantinya. Apakah mereka lupa, kemerdekaan negeri ini juga sebab tetesan air mata, keringat dan darah para syuhada muslim?


KEGAMANGAN ini membuahkan rasa frustasi sehingga jual beli argumen, tawuran, perkelahian massal, gaya hidup kosmo hingga praktek perdukunan menjadi kanal kebuntuan moral dan sosial. Islam dianggap sudah tidak relevan lagi menjadi katalisator karena TRACK RECORD pemeluknya ini.


SEMENTARA para pejabat muslim asyik masyuk dengan angka-angka korupsi dan politisasi di berbagai bidang sebab KANURAGAN menjabat dan mempertahankan jabatan pastinya tidak bisa dianggap enteng.


TIDAK semua muslim seperti ini, tetapi media massa kerap menyuguhkan hal-hal negatif ini dan asyik mengabarkannya ke penjuru dunia. Sehingga IMAGE yang terbentuk saat ini sarat dengan muslim yang bodoh, sangat brutal dan sangat-sangat egois.


LANTAS beberapa media muslim coba menyuguhkan pemberitaan dengan fakta yang adil dan berimbang yang dengan teduh meng-klarifikasi, tetapi sekali lagi, kalah jumlah dan modal sehingga kalah santer, kalah gaung dan akhirnya terengah-engah, kalau tidak dibilang jalan di tempat.


AJAIB negeri dengan mayoritas umat muslim terbesar menjadi seperti ayam yang sekarat di lumbung padi, bahkan sesama muslim saling adu argumen, ber-konfrontasi bahkan saling adu otot dan menjagal demi sebuah harga... opini. Sulit rasanya menampik fakta bahwa opini mereka sering bertukar tempat dengan materi dan sekantung uang, se-sembahan baru di abad modern.


M.U.I dan pranata muslim lainnya, mereka pastinya paham betul dan tengah mencermati kedalaman kondisi ini, akankah kita segera TALK LESS DO MORE? adakah institusi sandaran EGALITER bagi umat muslim negeri ini? Bukankah ungkapan keprihatinan dan tindakan AD-HOC saja tidak cukup menjadi penawar? Benarkah negeri ini memerlukan tokoh atau figur sebagai penyelesai? Lantas fungsi-fungsi pendidikan dan pengajaran selama beberapa dekade ini, perlukah di install ulang?


SKENARIO grand design apakah yang akan terjadi bila pembiaran ini terjadi berkepanjangan?


YA ALLAH YA RABB RAJA ALAM SEMESTA jangan gerakkan negeri lemah ini menjadi negeri yang gagal ? ampuni kami dari hisab kerasMu dan azab yang mengerikan, kasihanilah kami agar anak cucu pewaris negeri ini nyaman ber-tafakur seperti yang ENGKAU mau, jangan kunci mati hati kami agar leluasa tunduk patuh menyenangkanMu. Amin.


27:91. Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.



Wallahu alam bisshowab.



Wassalam,
Teguh Budiwiyono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.