Kamis, 19 Mei 2011

Ekonomi : Sandiaga Uno Blak-blakan Soal Akuisisi Mandala Airlines

Sumber : detik Finance

Pemilik PT Saratoga Investama Sedaya, Sandiaga Uno bakal menjadi calon pemilik saham mayoritas PT Mandala Airlines (Mandala) sebesar 51%. Banyak rencana yang disiapkan oleh salah satu pengusaha yang masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia ini.

Sandiaga memang belum banyak cerita mengenai berapa besar dana untuk membeli 51% saham Mandala. Namun Sandiaga mengaku setidaknya telah menyiapkan minimal Rp 1 triliun agar Mandala bisa stabil dalam beberapa tahun ke depan dan dana minimal US$ 20 juta untuk mengaktifkan kembali armada Mandala agar bisa terbang beberapan bulan mendatang.

Mengenai langkah Saratoga memiliki 51% saham Mandala, menurut Sandiaga bukanlah langkah akuisisi namun penjualan saham baru. Kesepakatan mengenai pembelian ini baru ditandatangani oleh pihak terkait pada 18 Mei 2011 dalam bentuk nota kesepahaman (MoU).

Berikut ini wawancara detikFinance dengan Sandiaga Uno saat ditemui di Pacific Place, Jakarta, Kamis malam (19/5/2011).

Mengapa anda tiba-tiba mau masuk ke bisnis penerbangan?

Jumlah turis terus meningkat, bisnis penerbangan menjanjikan sekali tapi memang padat modal. Memang untuk menstabilkan Mandala butuh waktu 3-5 tahun. Ini industri yang padat modal.

Kenapa Mandala yang dipilih?

Dari sisi company-nya baik, dari sisi kepuasan pelanggannya juga baik. Sayang sekali kalau Mandala dibiarkan begitu saja.

Posisi mandala sentral, kalau dikelola dengan baik. Tesisnya adalah jika ekonomi baik, maka kelas menengah tumbuh, dengan demikian demand terhadap transportasi udara juga tumbuh.

Mandala perusahaan yang baik dan membanggakan berikan kesempatan.

Alasan apalagi yang mendasari anda masuk ke Mandala?

Salah satu yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah minimnya infrastruktur dan infrastruktur mobilitas masih kurang, orang masih banyak mengantre. Kita inginnya sih, sebagai negara yang ekonominya terbesar di Asia Tenggara, mestinya ada satu perusahaan yang menjadi kebanggaan.

Kita bukan hanya sebagai pasar, tetapi membawa perusahaan ini menjadi Mandala kebanggan Indonesia.

Target-target anda setelah ini terhadap Mandala?

Saya rasa yang pertama adalah stabilisasi dahulu lah, mimpinya akan kita besarkan. Paling tidak kita bawa ke pemain Asia, tapi Asia Tenggara dulu lah. Yang penting sekarang ini adalah bagaimana bisa terbang dulu.

Soal pendanaan, Saratoga dapat dana dari mana saja?

Pendanaannya bersumber dari internal kita.

Bagaimana dengan utang Mandala yang mencapai Rp 2 triliun lebih?

Itu kan sudah diputuskan PKPU, kita hormati proses hukumnya, kita akan bicara kedepannya bukan ke belakangnya.

Soal porsi kepemilikan saham Saratoga di Mandala hingga 51% betulkah?

Salah satunya itu yang disepakati dari awal. Kita 51% sedangkan Tiger 33%.

Dengan masuknya anda, Mandala akan tetap diarahkan ke maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC)?

Modelnya tak akan diubah. Saya rasa memang arah dari pada story-nya pada kelas menengah ke bawah atau menengah-menengah. Jadi sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia menghasilkan kelas menengah.

Kalau untuk deal harga pembelian sudah putus kah?

Belum, masih dalam proses berapa jumlahnya. Ini sifatnya rescue, yang penting kepercayaan customer kita kembalikan. Agar bisa terbang segera lah. Kita belum bisa memberi tahu karena ini dalam proses.

Target kapan Mandala terbang lagi?

Kalau bisa sih dalam waktu tiga bulan dari sekarang, sesuai dengan proses yang sedang berjalan. Saya berharap bisa segera, kalau lebih cepat lebih baik. Kita berharap akan dapat klarifikasi lebih cepat sesuai dengan proses.

Kita harapkan segera, kalau Juni paling cepat lah.

Pesawat akan ditambah? Termasuk berapa dana modal kerja untuk disiapkan setidaknya untuk terbang kembali?

Kita berharap akan lebih banyak. Ini suatu investasi, ini masih dihitung tergantung jumlah pesawat, destinasinya, tergantung pendanaanya.

Working capital bisa ditentukan destinasinya berapa, berapa jumlah pesawat (pesawat beli dan sewa)

Sedikitnya butuh minimum US$ 20 juta. Kalau mau menerbangkan kembali Mandala.

Untuk bisa menstabilkan kembali Mandala berapa yang dibutuhkan?

Sampai Rp 1 triliun kita sih siap, minimal paling tidak segitu. Intinya kita siapkan dana, saratoga siap.

Harus distabilisasi dahulu, biasanya pengalaman kita kalau restrukturisasi (penyehatan) paling cepat 3 tahun.

Bukan kah Saratoga belum punya pengalaman mengelola perusahaan penerbangan?

Kita seluruhnya menyerahkan kepada mitra kita (Tiger Airways), kita menjadi investor jangkarnya, core investor.

Kita tak ada pengalaman kita berharap kekurangannya itu di komplementer dengan mitra kita.

Apakah akan ada perombakan manajemen di tubuh Mandala yang baru nanti?

Kita akan melakukan penyegaran, kita belum menentukan, tapi mitra kita nanti yang ke arah operasionalnya. Sepertinya akan ada perombakan di manajemen. Kita lihat bagaimana agar bisa tambah bagus dari yang lama. Kita akan melihat dari sumber-sumber talenta.

Apakah dengan masuknya anda, Mandala akan berganti nama?

Belum kita bicarakan, belum deal. Kalau secara pribadi, Saratoga itu tidak pernah terlalu concern soal nama, lihat saja perusahaan-perusahaan kita, yang penting customer puas. Apalah arti sebuah nama, tapi nanti diputuskan brand itu mana yang paling bagus.

Soal refund bagaimana penyelesaiannya?

Tentunya nanti akan ada mekanisme yang telah disepakati. Kita hormati proses itu. Soal itu merupakan hal yang terpisah, tapi kalau soal detailnya saya nggak terlalu mengikuti. Yang pasti pemegang tiket harus diberikan kompensasi.

Jadi sekarang ini Saratoga ini masih calon atau sudah resmi memiliki 51% saham Mandala?

Kan menunggu keputusan pemerintah, masih calon.

Sebagai calon pemegang saham mayoritas Mandala, apa yang anda ingin sampaikan kepada para calon penumpang yang uangnya belum kembali?

Berikan kesempatan kepada tim baru, membenahi, mudah-mudahan bisa terbang kembali, agar Mandala bisa berprospek kedepannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.