Jumat, 30 September 2011

"The Raid Bukan Beladiri, Tetapi Dibunuh Atau Membunuh" Ujar Yayan Ruhian

 

The Raid, film produksi Indonesia yang menuai sukses dan pujian di Toronto International Film Festival menjanjikan film yang intens dengan aksi-aksi laga tanpa embel-embel adegan percintaan. “This movie would be fun, entertaining, energetic and no romance”, beber Gareth Evans sutradara The Raid saat jamuan konferensi pers di Ballroom C Grand Hyatt, Jakarta (28/9).

Film kedua yang diproduksi oleh PT. Merantau Films ini tidak lagi beracuan pada seni beladiri tradisional seperti dalam film produksi mereka sebelumnya, Merantau. “Koreografi silat lebih universal, tidak membawa tradisi ataupun budaya silat dari daerah manapun”, ucap Iko Uwais pemeran Rama yang juga bertanggung jawab sebagai pengarah laga bersama Yayan Ruhian.

Untuk mendapatkan adegan tembak menembak dan adegan perkelahian yang natural dengan tingkat presisi yang tinggi, para pemeran Tim SWAT dalam film The Raid disekolahkan di Komando Pasukan Katak (Kopaska) Tanjung Priok selama satu minggu untuk mempelajari teknik penggunaan senjata api dan senjata tajam yang memacu deras adrenalin para pemain yang mengaku baru kali ini bersentuhan dengan senjata sungguhan.

Keterlibatan Mike Shinoda bersama Joe Trapanese sebagai perancang music scoring menambah daya tarik dari film yang berisi 70% adegan perkelahian.Mike Shinoda yang ditunjuk langsung oleh Sony Pictures Worldwide Acquisition dalam press release berujar, “Its intense material art choreography, amazing cinematography, and great story have been inspiring all kinds of new music. I’m excited for all of you to see-and hear-this film”.

The Raid yang didistribusikan hampir ke 50 negara diseluruh dunia akan menyinggahi Indonesia dalam skala nasional pada awal tahun 2012.

Sumber : 21cineplex

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.