Sabtu, 22 Januari 2011

Sisi Lain Kick Andy-Metro TV

Curahan : Ibu Tatty Elmir

sisi lain dari acara Kick Andy..mudah2an dapat diambil ibrah..

TKP
Mengapa Kami Harus Bertepuk Tangan Untuk Berita Yang Kami Tangisi ?â€.
KISAH DI BALIK INSIDEN KELUARNYA DEWI MOTIK DAN DIUSIRNYA SAYA OLEH ANDI F NOYA
DALAM KICK ANDY DI METRO TV
“Kami Tak Sudi Diperintah Untuk bertepuk Tangan Atas Bencana Yang Kami
Tangisiâ€.
Malam ini, Rabu 19 Januari 2011 saya mendapat pembelajaran hidup yang luar
biasa hebat. Peristiwa yang menjadi guru nan bijak bestari, dan tak mungkin akan
terlupakan.
Sejak tadi SMS, dering telepon di HP dan rumah beberapa kali berbunyi menanyakan
keadaan saya setelah diusir Andi F Noya dari Metro TV, dalam tapping acara Kick
Andy (KA) tadi.
Lalu terpikirlah kini, ketimbang saya harus menceritakan kejadian yang sama
berulang-ulang, mending saya tulis saja mumpung peristiwanya masih segar dalam
ingatan.
“Hah, mama diusir ? seriuuuuus ?â€tanya anak-anak tak percaya.
“Hehehe ga apa-apa diusir, asal setelah itu orang-orang menyadari, dan menjadi
lebih sensitif, mengapa kita mau diperintah, harus bertepuk tangan untuk bencana
yang kita tangisi?â€. Saya berusaha cengengesan.
Hmmm…Ceritanya berawal ketika hari minggu siang 16 Januari 2011, pejuang anak
dan ketahanan keluarga psikolog Elly Risman, mengirim pesan singkat kepada Ibu
Inke Maris (praktisi media, Ibu Wirianingsih (mantan ketua PP Salimah, Ibu
Masnah Sari(Mantan Ketua KPAI, Shakina( Direktur Lembaga Manajemen Pendidikan
Indonesia) dan saya sebagai pengurus ASA Indonesia, agar kami berkenan datang
ke Metro TV, Rabu untuk mensupport Ibu Elly yang diundang sebagai nara sumber
dalam acara “KAâ€. Pada awalnya saya sudah mengatakan tak bisa hadir karena
sudah ada agenda rapat. Namun karena Bu Inke Maris tiba-tiba kecelakaan, maka bu
Elly lagi-lagi meminta saya untuk berkenan hadir, paling tidak memperlihatkan
kekompakan kita.
Waktu itu kami semua berfikir dan membayangkan Ibu Elly Risman pimpinan Yayasan
Kita dan Buah Hati, sahabat seperjuangan kami dalam mendirikan organisasi
perlindungan anak ASA INDONESIA, akan dihadirkan sebagai tokoh pejuang anak dan
perempuan, yang menginspirasi banyak orang dan layak jadi teladan, sebagaimana
“Pahlawan di jalan sunyi†lain yang sebelumnya kerap dihadirkan di KA.
Meski kami sudah mengusahakan hadir 30 menit sebelum tapping jam 17.00 seperti
yang dijadwalkan, ternyata acara molor 2 jam lebih, toh undangan berusaha ikhlas
demi mensupport pejuang sekaliber Ibu Elly. Saya juga melihat begitu banyak
petinggi dari berbagai organisasi termasuk institusi/lembaga negara seperti
Depkes, Menkokesra, Menpora, dan lain-lain. (Semua tokoh yang saya tanyakan
mengaku hadir untuk mensupport Ibu Elly, bukan atas undangan pihak Metro TV).
Tentu mereka mengorban waktu mereka yang demikian berharga.
Sebelum acara dimulai, seperti biasa, floor manager ( tak taulah kalau di KA
istilahnya apa) memberikan pengarahan yang antara lain, harus bertepuk tangan
dengan antusias kalau dia mengaba-aba, mengawali tepuk tangan.
Sessi pertama Andi Noya menghadirkan seorang gadis remaja yang sejak usia 16
tahun sudah terbiasa melakukan seks bebas dan kini menjadi PSK. Kawan-kawan dari
Berbagai organisasi wanita di samping dan belakang saya mulai berbisik-bisik
dan mengungkapkan kekecewaan, kenapa Andy justru mengeksplor masalah
keâ€terjerumusannyaâ€, bukan alert tentang bahaya seks bebas dan pornografi.
Banyak ungkapan-ungkapan miris si gadis justru ditanggapi dengan joke oleh Andi
yang memberi kesan seolah membenarkan kebiasaan buruk si gadis. Misalnya Andy
bertanya “Apakah bunga ( nama samaran si gadis) memilih-milih orang yang
menerima jasanya(yang disebutnya sebagai klien). Lalu si gadis menggeleng. Terus
Andy mencecar terus, jadi ga apa-apa kalau yang datang tipe begini,
begitu…termasuk…â€Jadi orang kribo juga boleh?â€, tanyanya nakal sambil
ngakak menunjukkan ke ‘kriboan’nya.
Dan banyak lagi joke-joke yang sangat tidak pantas dilontarkan jika kita memang
MEMPRIHATINKAN masalah tersebut.
Yang lebih mengecewakan, Ibu Elly Risman yang diundang sebagai nara sumber,
ternyata hanya didudukkan di kursi audience, lalu ditanya singkat, tanpa
mempertajam “MATERIâ€, yang menyangkut peringatan atas sesuatu yang selama ini
selalu disebut bu Elly sebagai “Bencana Kemanusiaan†. Ibu Elly tak lebih
hanya dijadikan sebagai “Asesoris†, pelengkap dan pemanis suatu
acara…..dan sebagai alasan untuk suatu show yang seimbang karena menghadirkan
pakar.
Sampai selesai wawancara dengan PSK remaja perempuan tadi, tak sekalipun Andy
menanyakan dampak atau mudharat yang diterima si anak. Semua
pertanyaan-pertanyaan hanya memancing jawaban yang seolah-olah memberikan pesan
“Bahwa seks bebas adalah sesuatu yang lumrah bagi remaja, danBETAPA MUDAHNYA
MENCARI UANG DENGAN MENJUAL DIRIâ€. Yang lebih miris, Andy memancing apa benar
si gadis juga dipakai pejabat penting ? Lalu tertawa-tawa ketika si gadis
mengiyakan sembari menyebut-nyebut pelanggannya dari berbagai lembaga terhormat
negara seperti DPR dan BIN. ( Kata-kata itu, lalu diulang-ulang dan diperdalam
dalam canda tawa) Agaknya memang dalam segala situasi dan program, sudah menjadi
rahasia umum, Metro TV senantiasa teramat BERSEMANGAT, mencoreng wibawa
pemerintah. Dan kebencian kepada pemerintah itu rupanya harus dipupuk dan
diekspresikan di setiap tayangan.
Babak demi babak berlalu tanpa ada penekanan bahwa ini adalah sesuatu yang harus
diprihatinkan, maka diundang pula nara sumber kedua, seorang PSK laki-laki
berusia 19 tahun. Andy kian berani dengan canda vulgarnya, dan berusaha terus
mengilik si remaja untuk blak-blakan menceritakan kisahnya sebagai PSK laki-laki
dan gigolo dengan pasar 40 % perempuan dan 60% laki-laki ( Tapi versi narator di
film pendek yang diputar 70% pelanggannya adalah laki-laki). Andi dengan leluasa
mengekspresikan ke’kagumannya’ atas “bualan†si anak yang katanya biasa
dibayar 2-15 juta perorang, dan sehari ia biasa melayani sekitar 3 orang.
Tragisnya lagi, cerita MENGERIKAN yang diungkapkan si anak yang merupakan berita
duka untuk bangsa ini, justru harus diberi applause saban si nara sumber selesai
mengobral kisah yang itu kian seru dan kian seru. Andi tak malu-malu mengumbar
canda bahwa ia ngiri dengan gigolo bau kencur ini, dan ini adalah sesuatu yang
ia juga impikan di masa muda, di saat masuk dalam obrolan bagaimana mereka
‘main dalam mobil dengan beberapa orang gadis. Sungguh-sungguh ini lawakan
yang menjijikkan, dan sangat melukai perasaan kita sebagai orang tua, dan
tentunya melukai perasaan orang-orang beragama dan BERADAB.
Saya benar-benar gelisah di antara tawa gaduh ratusan mahasiswa dan anak muda
yang diundang hadir, sembari sesekali menatap kawan-kawan, termasuk bu Elly yang
juga tak dapat menyembunyikan kegelisahan beliau. Saat break, ketua Kowani Ibu
Dewi Motik mengingatkan Andy, bahwa sangat tak layak meminta orang bertepuk
tangan untuk sesuatu yang memprihatinkan. Berulang-ulang beliau mengatakan
merasa didzalimi. Saya juga meminta Andy untuk lebih memberi ruang kepada bu
Elly sebagai peringatan kepada masyarakat, terutama anak-anak, agar tidak
melakukan kesalahan yang sama. (Saya malahan berharap kehadiran kawan-kawan
aktifis yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit kelamin dapat
dijadikan sebagai info tambahan, bagaimana situasi dan data-data mengerikan di
balik ruang prakteknya ).
Ekspektasi saya waktu itu, sebagai host yang bijak, Andy akan meminta masukan
dari para pakar yang banyak hadir, bagaimana baiknya ending acara ini agar tidak
disalah pahami, dan pesan yang disampaikan membawa manfaat untuk masyarakat,
terutama anak mudanya agar jangan sekali-sekali meniru dan mengulangi
kesalahan yang sama.
Duh….Alih-alih meminta saran, rasanya sungguh tak percaya, Andy terkenal
dengan citranya yang ‘baik’malah mengusir saya dari ruangan. Waktu Ibu Dewi
Motik meninggalkan ruangan sembari mengucapkan kata-kata yang kurang lebih
seperti ini…. “Maaf Andy, saya terpaksa meninggalkan ruangan ini, karena
saya dizalimi. Saya pikir yang jadi nara sumber Ibu Elly, tapi ternyata anda
memaksa kami untuk bertepuk tangan di tengah cerita yang menyedihkan dari
anak-anak PSK ini “. Saya lihat Andy Noya dengan wajah tegang mempersilakan bu
Dewi Motik yang memang sudah berjalan pergi, untuk meninggalkan ruangan. Lalu
sutradara mengingatkan “Lihatlah acara ini dengan utuhâ€. Ibu Elly Risman
juga berusaha menenangkan dengan mengatakan bahwa nanti di babak akhir acara
beliau akan mengingatkan masyarakat.
Biar ruangan tidak semakin gaduh, saya mencoba menyabarkan diri dengan bilang
“Ya sudah kalau begitu, saya tetap akan di sini, dan berharap semoga acara
berjalan seperti yang dijanjikanâ€
Tak dinyana tak diduga, eh Andy dengan kasar justru berulang-ulang bilang
“Ibu juga ….Ibu harus pergi dari sini, kan ibu sudah tak tahan kan…ibu

arus pergi…Ibu harus pergi !!â€
Otomatis sayapun mengikuti langkah Dewi Motik, disusul 2 orang petinggi Kowani
lainnya, setelah memohon pamit kepada Ibu Elly Risman dan mensupport agar beliau
tidak lupa menyampai pesan, betapa bahayanya pornografi dan seks bebas.
Di perjalanan pulang, kami berempat tak henti-hentinya beristighfar dan
bersyukur kepada Allah, atas kekuatan yang diberikanNYA untuk menyampaikan
ebenaran ini. Kami tahu, sebagai host acara yang cukup bagus, Andy F Noya
senantiasa dihujani puja puji dan tepuk tangan. Karena memang selama ini Andy
begitu dikagumi lantaran program Kick Andynya dianggap telah banyak
menginspirasi orang. Mungkin karena kehebatan itu. selama ini tak pernah ada
yang berani mengingatkan jika suatu ketika Andy salah. Jadi wajar Andy sangat
marah ketika kami ingatkan bahwa tak selayaknya “KISAH HOROR†PSK remaja
dieksploitir. Hmmm tepuk tangan memang menikam rupanya.
Buat Andy F Noya, terimakasih telah mengusir saya dengan begitu “SANTUNâ€(?).
Namun maaf sekali, saya tidak merasa lebih terhina. Saya justru bersyukur,
karena setelah itu saya dapat kabar, anda memberi ruang untuk Ibu Elly bicara
lebih banyak, ketimbang sebelumnya. Saya sangat menyayangkan, show anda yang
dikagumi selama ini sebagai suatu tayangan yang “Mendidikâ€, di antara
tayangan sampah, ternyata juga “mengikuti selera rendah pasar†dan
eksploitatif.
Saya bisa mengerti, jika kawan-kawan saya tersinggung dan merasa terhina serta
dilecehkan, namun saya tetap berpegang pada prinsip, jika kita menghina dan
melecehkan orang lain, maka sesungguhnya kita justru tengah menghinakan dan
melecehkan diri sendiri.
Karena itu saya juga telah memaafkan anda tanpa diminta. Bagi saya kejadian ini
hanya teguran dan pembelajaran dari Allah, agar kita jangan terlena jika sudah
merasa berbuat baik, lalu merasa paling benar dan paling hebat. Ya Allah ampuni
hamba.
Oya, satu lagi kekecewaan yang ingin saya sampaikan anda dan crew Metro TV, tak
sedikitpun melindungi identitas si nara sumber (PSK remaja perempuan), begitu ia
keluar studio rekaman. Saya dan Ibu Dewi Motik langsung dapat mengenalinya dan
sempat memeluk serta menasehatinya. Pakaian yang ia kenakan dan atribut yang
menyertai masih sama dengan apa yang ia pakai sewaktu dipanggung menjadi nara
sumber yang bermandikan cahaya dan sorot kamera. Padahal jika memang benar ia
PSK remaja, yang mau bertobat (seperti katanya) tentu ia masih punya harapan
untuk hidup baik, bukan malah dieksploitasi dan dipromosikannya sebagai
pelacur !!! Pernahkah anda membayangkan, bagaimana perasaan anda jika nasib itu
menimpa anak anda sendiri ?
Ketika saya hendak menutup “Cerita menjelang tidur iniâ€, saya dapat SMS dari
Ibu Elly Risman yang bertuliskan “Kau benar adikku. Kakak Kecewa sampai tak
tahu harus jawab apa. Tapi mudah-mudahan pesan yang yang sedikit itu sampai.
Kita Tidak dilibatkan membuat programnya. Terimakasih ya sayang, telah
bersikapâ€.
Ya Rabbana, berilah kami selalu kekuatan untuk menyatakan kebenaran jika itu
benar, dan melawan segenap kemungkaran, meski hal itu harus melukai diri
sendiri.
Amin ya Rabbal Alamin.(Tatty Elmir 19 Januari 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.