Rabu, 05 Januari 2011

Protes Tayangan Primitive Runaway, Warga Mengadu ke Komisi Penyiaran

TEMPO Interaktif, Bandung - Tak hanya kelompok Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) saja yang memprotes tayangan Primitive Runaway di Trans TV. Kelompok penonton yang tergabung dalam jejaring pertemanan di Facebook ikut mendukung boikot dan penutupan acara televisi itu. Kamis (23/12) siang, tiga orang perwakilan kelompok itu menyampaikan tuntutannya ke kantor Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat.

Menurut pengadu Kunto Adi Wibowo, tayangan Primitive tidak etis. Ia menyebutkan contoh saat masyarakat adat marah karena juru kamera tetap mengambil gambar anak-anak dan perempuan walau telah dilarang. "Itu sudah melanggar privasi, adat, norma masyarakat itu," kata pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi itu.

Sedangkan pengadu lainnya, Agus Rakasiwi mengatakan, tayangan itu sudah bermasalah dari judulnya. Primitif merupakan kosa kata penguasa atau penjajah untuk menekan kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan isi tayangannya dinilai tidak jelas, tidak mendidik, dan ada rekayasa serta kebojongan besar. "Acara ini harus ditutup dan diboikot," ujarnya.

Menurut dia, grup Boikot Program Primitive Runaway Trans TV di Facebook yang dibukanya sejak awal Desember lalu kini telah didukung 372 orang. Adapun pendukung gerakan Stop Program Primitive Runaway di Facebook yang dibuka anggota Aliansi Masyrakat Adat Nusantara dan masyarakat pemantau media Remotivi, kini telah lebih dari 3.000 orang.

Anggota KPID Jabar Nursawal mengatakan, pengaduan masyarakat itu menjadi alasan komisi untuk mengundang pengelola stasiun televisi tersebut untuk dimintai penjelasannya. Selasa lalu KPID Jabar telah mengundang pihak Trans TV karena ada pengaduan lisan serupa, namun batal hadir tanpa alasan yang jelas.

Dari pengaduan dan keluhan yang masuk, KPID Jabar akan meneruskan laporan masyarakat ke KPI pusat. Adapun sikap, penilaian dan rekomendasi termasuk soal sanksi, KPID Jabar akan membahasnya dalam sidang pleno. "Sekarang kami minta pendapat ahli dulu," ujarnya.

Sekretaris Jendral AMAn Abdon Nababan dalam surat keberatannya yang diperoleh Tempo, mendesak kepada PT. Televisi Transformasi Indonesia untuk segera menghentikan penayangan program “Primitive Runaway”. Stasiun televisi itu juga diminta memohon maaf kepada komunitas-komunitas masyarakat adat yang telah menjadi korban atas program acara tersebut. Permohonan maaf itu diminta agar disampaikan melalui iklan khusus 3 kali dalam sehari selama 3 hari berturut-turut melalui Stasiun Trans TV dan salah satu media surat kabar nasional.

ANWAR SISWADI

Sumber: Tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.