Minggu, 16 Juni 2013

Kalau dunia berubah, mengapa kita masih tetap stagnan?

Hari minggu bagi sebagian orang adalah hari bersih-bersih. Termasuk saya mungkin. Sembari mengantar dan menunggu istri ada acara, saya keliling cari cucian mobil. Maksud hati sekalian menyelam, minum air.

Dan seperti di duga, antrian di cucian mobil panjang-panjang sekali. Kalau sekali nyuci saja bisa 30-45 menit dan antriannya 6 mobil, kapan selesainya. Akhirnya saya coba-coba muter-muter, kali aja ada cucian mobil yang lagi sepi. Dan alhamdulillah, ada! Sepi, saking sepinya, hampir nggak ada "tanda-tanda kehidupan".

Setelah tanya-tanya, ada orang (yang mungkin ownernya) bilang, "ada/bisa" cuci mobil disini (memang ada spanduknya sih). Agak mencurigakan juga, kenapa yang lain sedang di antriin orang, yang ini nggak.

Akhirnya satu persatu "rahasia"-nya terkuak... Yang nyuci disini cuma satu orang, sudah begitu terlihat kurang cekatan melayani saat saya datang, fasilitas menunggu kurang nyaman dan secara umum tampilan cucian mobil ini agak "kumuh", lebih mirip bengkel daripada cucian mobil.

Sahabat, ada kalanya usaha kita masih kecil. Tetapi alhamdulillah mungkin ia sedang dalam proses menjadi besar. Namun ada juga yang sudah bertahun-tahun, ya segitu-gitu aja. Enggak ada perkembangan.

Banyak faktor mungkin yang mempengaruhi, salah satunya adalah "improvement". Bagaimana kita bisa berubah, berinovasi untuk terus menjadi jauh lebih baik. Dan untuk bisa seperti ini kita harus banyak belajar, tidak pernah malu untuk mencari ilmu-ilmu baru demi memajukan usaha kita.

Berpuas diri dengan kemajuan masa lalu (betapa pun besarnya kita saat itu), adalah bahaya laten. Berpuas diri yang membuat kita terlena dan tidak aware, bahwa dunia berubah, konsumen berubah, kompetitor berubah adalah berbahaya.

Dalam salah satu buku lamanya Hermawan Kertajaya pernah menulis 4 faktor perubahan yaitu : teknologi, budaya, politik dan ekonomi. Kita harus selalu aware dengan 4 hal ini dan bersiap-siap beradaptasi dengan perubahannya.

Dalam konteks bidang yang sedang saya geluti, saya kadang menemukan ada beberapa pengusaha yang sulit diberi "enlightment" tentang pentingnya memperhatikan masalah desain tampilan marketing tools mereka. Bahasa yang digunakan masih sama : "menurut saya"... Pada masa lalu, apa yang "menurut saya" mungkin masih bisa diterima pasar. Tetapi sekarang, atau di masa depan, "menurut saya" bisa jadi tidak relevan lagi dengan "menurut konsumen".

Ada seorang pengusaha yang istrinya "keukeuh" mempertahankan desain kartu namanya yang sudah bertahun-tahun dia gunakan (dan dia desain sendiri), padahal desainnya agak kurang komunikatif. Bukan saja kurang menjual, tetapi bahkan orang lain sulit membacanya. (Bayangkan sebuah kata dengan font hitam di atas tulisan biru gelap).

Sementara ada pengusaha lain yang setelah 15 tahun berbisnis dan menggunakan logo lamanya, berkenan minta tolong ke kami dan mengubah logonya menjadi lebih "elegan".

Apa efek masing-masingnya? Mungkin tidak langsung terlihat. Yang jelas, sampai sekarang, perusahaan pertama terlihat masih sangat mengandalkan ownernya dalam pengembangan perusahaan. Sementara pengusaha kedua, dengan logo baru tersebut, ada spirit baru di kalangan karyawannya, sehingga mereka lebih "pride". Dan hal ini terasa pada klien-kliennya. Ujung-ujungnya tentu omset, dan pengusaha kedua itu terbantu semangat tim. Klien-kliennya juga menjadi semakin yakin pada perubahan semangat tersebut, sehingga mereka order lebih banyak (begitu pengakuan pengusaha kedua ini kepada saya).

Jangan biarkan ego pribadi kita membuat usaha kita tetap menjadi bonsai. Terkesan indah di mata, tetapi tak pernah besar. Mari lebih terbuka, menerima hal baru, metode baru, ide baru dari orang lain. Kalau dunia berubah, mengapa kita masih tetap stagnan?

Jika pun kita sekarang masih kecil, jangan minder. Sebab tentu berbeda, antara yang masih kecil dan yang "tetap kecil"...

Insya Allah dengan sikap-sikap positif, seperti keterbukaan, kreatif, pantang menyerah, sabar dan yakin, usaha kita akan besar suatu saat. (Dan bisa jadi pada sebagiannya, hal itu tinggal menghitung hari)...

Salam sukses sahabat-sahabat...


Hendro Tri Rachmadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.