Minggu, 25 Maret 2012

Mendidik karakter Anak dengan karakter orang Tua

Seorang Raja di Jerman memerintahkan untuk mengambil 50 bayi dari ibunya , sang raja ingin tahu jika bayi-bayi ini tidak diasuh dan diajak berbicara tetapi hanya diberi susu dan dimandikan kira2 bahasa apa yang akan mereka gunakan dan akan jadi seperti apa mereka ? temukan jawabnnya di Buku Mendidik Karakter dengan Karakter, karya Ida S. Widayanti

Pengantar Bagian 2
Buku Mendidik Karakter dengan Karakter

Karena Anak-anak Percaya Apapun yang Orangtua Katakan

Sejak detik pertama kelahirannya, manusia adalah makhluk pembelajar. Lihatlah bagaimana bayi belajar, selalu penuh antusias. Ia belajar dengan seluruh indranya. Saat ia melihat benda baru ia pelajari dengan sungguh-sungguh. Ia amati dengan seluruh matanya, ia raba seluruh permukaannya, ia pukul-pukul untuk mendengar suaranya, ia cium baunya, bahkan ia jilat untuk mengetahui rasanya, tak peduli apapun jenis benda itu.

Karena itu, proses pendidikan harusnya menjadi hal yang membahagiakan baik bagi setiap anak maupun guru atau orangtua. Karena anak-anak sesungguhnya menyukai belajar.

Namun, yang seringkali terjadi kegiatan belajar-mengajar menjadi hal yang tidak menyenangkan bahkan kadang menjadi pemicu stres. Padahal, riset membuktikan bahwa dalam keadaan stres otak tidak dapat bekerja optimal.

Banyak orangtua yang menganggap tempat belajar adalah di sekolah. Saat bel berbunyi itulah tanda dimulainya pelajaran. Namun, belajar yang sesungguhnya dilakukan selama detik kehidupan anak. Anak belajar dari apapun yang ia lihat, dengar, raba, cium, dan rasakan.

Anak-anak belajar terutama dari kedua orangtuanya. Jennifer Day dalam buku Children Believe Everything You Say mengatakan bahwa anak-anak, mendengar, menyerap, dan percaya apapun yang dikatakan orang tuanya. Maka berhati-hatilah.

Kisah-kisah berikut ini memberi inspirasi tentang belajar pentingnya memaknai apapun yang kira ucapkan pada anak-anak, karena lewat kata-kata orangtuanya, anak-anak membangun pengertian, memahami dirinya, dan menambah pengetahuan.

Pengantar Bagian 4
Buku Mendidik Karakter dengan Karakter

Prinsip Pengasuhan
"Jika akan menuju planet Mars, lalu ada penyimpangan arah sepersekian milimeter saja di awal keberangkatan, maka bisa jadi pesawat tersebut tidak sampai di Mars. Kesalahan kecil di awal perjalanan bisa jadi menimbulkan penyimpangan sehingga kita tidak sampai di tujuan," demikian disampaikan Tony Buzan, penemu mind map dan ahli brain management, dalam sebuah seminar di Bali awal Desember 2011 di hadapan para tokoh pendidikan usia dini Indonesia.

Buzan lalu mengatakan bahwa kebanyakan orangtua juga pemerintah khawatir tentang pendidikan tinggi di universitas, padahal yang terpenting adalah pendidikan di awal kehidupan anak. "Jika ada penyimpangan sedikit pada pendidikan usia dini, maka pada usia dewasa penyimpangannya akan semakin lebar. Sehingga anak menjadi sosok dewasa yang jauh dari yang diharapkan," ujarnya.

Saat ini, sejak makin ditemukannya alat untuk meneliti otak, orang semakin menyadari bahwa usia dini merupakan usia yang sangat penting. Karena itu, disebut sebagai golden age karena sangat menentukan keberhasilannya sepanjang hayat. Pada usia dini, adalah masa membuat pola-pola pikir maupun perilaku yang akan digunakan saat dewasa. Keberhasilan pembinaan pada usia dini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja di masa dewasanya.

Oleh karena itu, pentingnya parenting atau pengasuhan di dalam keluarga kini makin banyak diangkat. Bahkan para tokoh dan pakar yang selama ini dikenal di dunia manajemen seperti Stephen R Covey dan John Maxwell juga kemudian menulis buku parenting. Covey menulis The 7 Habits of Highly Effective Families dan John C Maxwell menulis Breakthrough Parenting. Dalam pengantar bukunya tersebut, Covey menulis, "Sepanjang hidup saya, tidak pernah saya memiliki gairah yang sedemikian besar terhadap proyek seperti yang sekarang saya miliki untuk menulis buku ini- karena keluarga merupakan apa yang paling saya pedulikan," ujarnya.

HARGA : RP. 42.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.