Pindah
kuadran adalah sebuah istilah yang menjadi sangat populer lantaran buku
best seller bertajuk Rich Dad, Poor Dad karangan Robert T. Kiyosaki.
Isitilah ini merujuk pada perpindahan dari kuadran seorang pekerja
(employee) bergerak menuju kuadran business owner atau entrepreneuer.
Dari seseorang yang tiap bulan menerima gaji secara konstan, bergerak
menjadi manusia mandiri yang create their own wealth.
Pilihan menjadi entrepreneur kini tampaknya memang tengah digandrungi
banyak orang; dan ini tentu saja merupakan sebuah hal yang layak
disukuri. Sebab seperti yang pernah saya tulis disini,
negeri tercinta ini masih sangat membutuhkan barisan manusia mandiri
yang berani mengambil resiko menjadi wirausahawan/wati. Sebuah
keberanian untuk meretas jalan panjang demi meraih apa yang acap disebut
sebagai financial freedom.
Pertanyaannya adalah : jika kita sudah terlanjur menjadi pekerja
kantoran (employee) dan mungkin kini tengah menikmati sebuah comfort
zone, apa yang mesti harus dilakukan untuk pindah kuadran? Dan kapan
sebaiknya pindah kuadran? Tak ada jawaban baku disini, sebab seperti
kata pepatah “ada banyak jalan menuju Roma”. Demikian pula, mungkin ada
seribu jalan untuk melakoni proses perpindahan kuadran. Namun disini,
saya hendak mendedahkan sejumlah catatan yang mungkin layak digenggam.
Catatan yang pertama adalah ini: kalaulah kelak Anda ingin menyodorkan resignation letter dan bertekad bulat full time
menjalani wirausaha, pastikan bahwa probalilitas keberhasilan
bisnis/usaha yang akan Anda tekuni itu setidaknya berada pada kisaran
angka 70 %. Aturan inilah yang dulu saya terapkan ketika pada tahun
2004, saya memutuskan pindah kuadran, dan secara full time menekuni
usaha secara mandiri. Saya akhirnya berani mengambil keputusan itu,
setelah berdasar analisa yang saya lakukan, saya berkeyakinan bahwa
usaha yang akan saya tekuni ini memiliki probabilitas 70 % akan berhasil
(dan sejauh ini, alhamdulilah, estimasi itu tidak meleset).
Pertanyaan berikutnya : dari mana angka 70 % diperoleh? Ya tentu saja
berdasar analisa atas potensi pasar. Ini bisa dilakukan dengan cara
observasi, survei secara sederhana, ataupun berdasar kisah
kegagalan/keberhasilan serta pengalaman dari para pelaku bisnis di
bidang yang akan Anda tekuni. Angka itu juga mesti memperhatikan
kapabilitas internal Anda dalam menjalani usaha yang akan ditekuni.
Namun pada akhirnya, semua juga terpulang pada your personal judgement. Kalau Anda bermental penakut,
meskipun secara rasional hasil analisa menunjukkan bahwa 70 % usaha ini
akan berhasil, namun mungkin hati kecil Anda akan selalu bilang “rasanya peluang bisnis ini untuk berhasil kok cuman 20 % saja….”. Wah, kalo begini mindset sampeyan, ya ndak jalan-jalan. Kalu begini, berarti mindset Anda yang perlu direparasi (silakan baca tulisan INI untuk merefresh mindet Anda).
Catatan yang kedua adalah ini : kalaulah Anda belum berani full time
pindah kuadran, maka tentu saja Anda bisa menjalani apa yang saya sebut
sebagai “double kuadran”. Bekerja di kantor tetap dilakoni, namun
perlahan-lahan mulai merintis bisnis secara mandiri. Kelak kalau roda
bisnis itu ternyata bisa memberikan income yang memadai, baru kemudian
mengajukan pengunduran diri dari kantor. Model semacam ini menjanjikan
rute yang lebih aman, dan sudah banyak kisah keberhasilan yang tersaji
melalui rute double kuadran ini. Melalui smart management atau juga
melalui pengaturan waktu yang tepat, pilihan model ini rasanya sangat
layak untuk dicoba.
Pertanyaan terakhir : lalu apa dong kira-kira bisnis yang harus saya
lakukan? Nah ini pertanyaan yang mudah dijawab. Silakan saja datang ke
toko buku Gramedia (yang ada di Matraman, Jakarta merupakan the best
choice) atau toko buku terdekat di kota Anda. Disitu Anda akan segera
melihat puluhan atau mungkin ratusan buku tentang beragam peluang bisnis
: mulai dari kiat bisnis waralaba, peluang bisnis baju koko, bisnis
rumah makan mak nyus, bisnis jualan obat, bisnis secara online, bisnis
jualan air isi ulang, bisnis properti…….semua ada, tinggal dipilih-pilih
mana yang paling cocok menurut Anda.
Akhir kata, selamat mencoba dan berjuang menjadi juragan. Yang
penting jangan terlalu banyak dipikir-pikir. Just do it now. Take
action. Dan biarkan waktu yang menilai apakah kita akan berhasil, atau
masih harus terus berjuang. Goodluck, my friends.
Sumber : Yodhia Antariksa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.