Rabu, 25 April 2012

Mencapai harmoni, antara raga, akal, jiwa, dan ruh

Dengan menyebut nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang

Meraih Harmoni jiwa

Manusia adalah kombinasi antara akal, jiwa dan ruh.
Maka harmonisasi dari ketiganyalah yang merupakan jati diri manusia
 
Itulah perlunya membaca menggunakan akal,
Namun kalau hanya akal saja yang digunakan
Maka "hakekat Tuhan" akan “dipaksa” sesuai dengan akal fikiran
 
Akhirnya yang terjadi dalam dirinya adalah menjadikan hakekat Tuhan menurut “akal fikiran”.
 
Kombinasi antara apa yang dibaca dengan akal,
Dengan apa yang dibaca dengan ruh, harus tepat,
Al Quran yang ada dalam ruh harus sesuai dengan Al Quran yang dibaca akal.
 
Dan pasti sama, dan bersesuaian, tepat.
 

Akhirnya pasti timbul pertanyaan:
Apakah sesudah kahyangan ini terbangun, maka selesai perjalanan spiritual.

Jawabnya singkat dan jelas: Tidak
Justru ini hanya awal perjalanan, ini satu langkah awal permulaan
ini hanyalah pengenalan

membangun kahyangan ini hanyalah untuk mengenal rahsa
Semua proses ini adalah proses: Pengenalan.
membangkitkan Sang Pembeda.

maka perjuangan selanjutnya adalah dalam realitas hidup sehari-hari:
menjadikan Al Quran ini mampu menetap di dalam kahyangan jiwa kita
dalam keseriusan dan kesungguhan
dalam ketekunan
dalam keteguhan
terus menerus tanpa henti

mewujudkan ayat Al Quran dalam jiwa

Ayat-ayat yang mewujud dalam jiwa,

Sehingga kita akan mampu menikmati perjalanan panjang kehidupan ini dengan kegembiraan hati.

apakah dengan terciptanya kahyangan ini "aku" berbeda dengan yang lain
menjadi "Sang suci", sang makrifat, menjadi "wali", menjadi hebat?

Sekali lagi jawabnya: TIDAK.

Kita hanya menjadi diri kita yang sebenarnya, seorang biasa yang sangat biasa,
bedanya, hanya akan menjadi seorang yang sangat bahagia
menikmati setiap ritual ibadah dengan nikmat
menikmati perjalanan hidup dan takdir dengan penuh keyakinan
mampu hidup dalam kekinian, sanggup menapaki hidup dengan keriangan, keceriaan.
dalam keseriusan dan kesungguhan menikmati realitas dan takdir yang terjadi
bersiap atas segala kemungkinan atau takdir yang ada
dengan kondisi realitasnya selangkah demi selangkah
melakukan perbaikan demi perbaikan dalam ibadah
sehingga mampu menjadi akhlak dan tingkah laku dalam hidup

Akhirnya menjadi manusia yang mengenal dirinya
menggunakan raganya untuk aktivitas
menggunakan kecerdasan akalnya untuk hidupnya
menggunakan kecerdasan ruhaninya dalam harmoni
bagian ini akan dikisahkan pada bagian akhir kisah ini
yaitu bagaimana membaca "takdir" atau kehendak-Nya
menjadi hamba Allah yang bersyukur.

Mencapai harmoni, antara raga, akal, jiwa, dan ruh. Menjadi manusia yang mampu disebut sebagai manusia.
Tidak menjadi "binatang ternak" atau bahkan lebih buruk daripada itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.