Rabu, 25 April 2012

Nikmatnya Bersyukur

Sumber syukur adalah pengetahuan yg diberikan Allah SWT, bahwa tidak ada satu nikmatpun yg ia peroleh berkat daya dan kekuatannya, akan tetapi semuanya ia peroleh berkat kemurahan dan rahmat Allah SWT.

Puncak syukur adalah menggunakan setiap nikmat yg Allah berikan utk berbuat ketaatan. Jika nikmat-nikmat itu tdk kau gunakan utk menaati-Nya, berarti kau tdk mensyukuri nikmat itu. Dan jika nikmat itu kau gunakan utk bermaksiat kepada-Nya, maka kau telah terjerumus dalam kekufuran (nikmat), dan akan menyebabkan nikmat berubah menjadi bencana. Termasuk syukur adalah banyak memuji Allah SWT dan merasa senang dgn nikmat yg Dia berikan. Sebab nikmat-nikmat itu menjadi perantara yg akan menyampaikannya kepada Allah SWT, sarana yg mendekatkan dirinya kepada Allah SWT, atau karena nikmat itu merupakan tanda perhatian (inayah) Allah SWT kepada hamba-Nya.

Jika rasa syukur ini terus berlangsung, Allah SWT akan membuat hamba itu dapat mengenali dirinya. Ia akan memandang dirinya bagai seorang budak dan hamba Allah SWT. Ia akan melihat dirinya dan semua yg berhubungan dengannya : jasad, indra, akal, keluarga, harta, bahkan bumi, langit dan segala sesuatu yg terdapat pada keduanya  adalah milik Allah SWT. Kesadaran ini terus berlangsung sampai ketika sholat, misalnya, ia akan melihat bahwa sholat itu dapat ia kerjakan karena perintah dan pertolongan Allah SWT. Dalam hatinya timbul cita rasa yg lebih peka dari orang lain.
Ia menghayati dalam hatinya, bahwa air yg ia gunakan utk berwudhu adalah milik Allah SWT, tanah (bumi) tempat ia sholat adalah milik Allah, dia dan segala yg ia kenakan adalah milik Allah, tdk ada sesuatu yg merupakan milik atau berasal darinya. Segala sesuatu yg berhubungan dgn diri dan amalnya adalah milik Allah. Kesadaran spt ini benar-benar meresap dan menguasai hatinya. Ia mengetahui bahwa selamanya ia tdk akan pernah dapat mensyukuri salah satu nikmat Allah, apalagi semuanya. Sebab, dirinya dan semua sarana amalnya adalah milik Allah. Semua nikmat yg ia terima berasal dari Allah ' Azza wa Jalla, lalu bagaiman ia mampu mensyukuri semua nikmat itu ?
Perasaan syukur timbul karena seseorang yg tidak memiliki apa-apa diperbolehkan utk menggunakan sesuatu yg bukan miliknya. Ia akhirnya menyadari bahwa kebutuhannya kepada Allah merupakan kebutuhan (kefakiran) yg hakiki. Perasaan ini selalu meliputinya, dan tdk sedetikpun hilang. Setiap detik dia merasa sangat butuh kepada Majikannya (Allah), setiap detik ia berkhidmat kepada-Nya, melaksanakan perintah Tuannya, memohon pertolongan-Nya dan berdiri diambang pintu-Nya. Ia tdk memandang dirinya memiliki usaha, amal atau pun tempat berlindung kecuali kepada-Nya. Sejak awal ia tidak lagi memandang amal-amalnya. Semua keinginannya lenyap. Setiap kali perasaan butuhnya kepada Allah bertambah, dan pengetahuannya tentang keagungan Allah juga bertambah. Ia kemudian menyadari bahwa andaikan seorang hamba bersyukur kepada Allah dengan syukur seluruh alam, maka ia belum mampu bersyukur sesuai keagungan Allah. Oleh karena itu tdk ada seorangpun yg dpt menyembah-Nya dg sebenar-benar peribadatan yg menjadi hak-Nya, dan tidak ada seorangpun dapat memuji-Nya dgn sebenar-benar pujian.
}

Rasa  timbul karena akibat atau efek yang teramati ketika bekerjanya sebuah daya, misalnya rasa panas karena ada daya panas.

Demikian pula akibat emosi akan menimbulkan rasa-rasa yang luar biasa. Pengenalan tentang rasa ini, telah mampu dilakukan.
Maka selanjutnya adalah meningkat dalam memahami daya apa saja yang ada dalam jiwa ini.
Bagaimana fungsi kesadaran dalam mengamati daya ini?.
Lalu daya apakah yang merupakan daya sejati?.
Bagaimana mengamati sumber daya atau daya sejati yang berada dalam diri kita?.
Bagaimana menerima daya sejati. Yaitu daya kehidupan yang langsung diterima ruh yang merupakan daya dari sumber daya.
Sang Maha Daya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.