Termasuk menghinggapi gitaris Good Charlotte, Benji. Anda pengguna aktif Twitter pasti tahu kalau Rabu (10/3) malam, Benji berjanji akan menyanyikan lagu SM*SH “I Heart You” jika #Benjicenatcenut jadi trending topic di Twitter. Kemudian betul #Benjicenatcenut jadi trending topic.
Benji pun mengalah. “Indonesia U really made #Benjicenatcenut a trending topic?! I better get this song ready by the time i bring #GoodCharlottebacktoindonesia," tulis Benji di akun Twitter-nya semalam.
Lewat virus lagu “I Heart you”, SM*SH tengah di puncak popularitasnya saat ini. Saban waktu kita melihat mereka di iklan sebuah operator selular, melihat mereka wara-wiri menclok dari satu acara musik di satu stasiun TV lalu esoknya di stasiun TV lain. Saban pekan, sinetron yang mereka bintangi, Cinta Cenat Cenut di Trans TV ditunggu para pecintanya dan jadi omongan di Twitter dan Facebook.
Ada apa dengan SM*SH?
Yang jelas, banyak orang sudah terkena virus “cenat-cenut” mereka. Wajah tampan, gaya joged aduhai, plus musik yang enak di kuping jadi jualan mereka—walaupun mereka baru punya satu lagu populer.
SMASH-PANJI-43Orang sepertinya tak peduli kalau sinetron Cinta Cenat Cenut persis betul dengan drama Korea macam Boys Before Flower. Yang penting, hasrat mereka nonton personel SM*SH terpuaskan.
SM*SH pantas merayakan kepopuleran mereka saat ini. Bahkan, seharusnya mereka memanfatkan betul momen ini dengan tampil manggung sebanyak mungkin, main film, jadi bintang iklan, dan entah apa lagi.
Mengapa begitu?
Untuk menjawabnya, mari tengok ke belakang ke masa kelahiran boy band.
Seorang rekan wartawan tabloid ini yang biasa menulis musik pernah bikin kultwit soal boy band, jenis musik yang diusung SM*SH. Katanya, kelahiran boy band bisa dirunut ke masa penghujung abad ke-19.
Di kalangan kulit hitam Amerika masa itu ngetop apa yang disebut “barbershop kwartet”, 3-4 orang bernyanyi acapella di tempat cukur. Kemudian di awal abad ke-20 popularitas bermusik model begini memudar.
Gantinya, muncul kelompok vokal pria yang mengusung musik “doo woop.” Format “doo woop” tak jauh beda dengan "barbershop kwartet". Bedanya, “doo woop” menyanyi dengan kata-kata yang nggak ada artinya semisal: doo, daa, woo, hmmm, dan semacamnya.
Tahun 1960-an “doo woop” memudar. Tapi, jejaknya masih bisa didengar di musik macam The Beach Boys yang terpengaruh jenis musik ini.
Pada era 1970-an mulai muncul format boy band lewat The Osmond Brothers dan The Jackson 5.
Namun, apa yang dikenal dengan sebutan boy band sekarang mulai dikenal akhir 1980-an saat New Kids on the Block (NKOTB) mewabah di Amerika. Walau ada kata “band” NKOTB tak main musik, cuma nyanyi dan berjoged ria.
Format NKOTB pula kemudian jadi formula baku boy band: empat atau lima laki-laki bermuka oke, cukup satu-dua yang bisa nyanyi, sisanya bersuara pas pun tak mengapa, yang penting jago joged.
Format boy band juga mewabah ke Indonesia pada 1980-an. Sukses Trio Libels paling fenomenal. Kemudian ada ME, Male Voice, juga Coboy dan Cool Colors.
Saat NKOTB ngetop dulu, mereka tak hanya merajai tangga lagu dengan “Step by Step” atau “Hangin’ Tough” tapi juga membintangi sebuah film kartun yang pernah diputar di TPI dulu.
Sepanjang 1990-an, kita dihujani berbagai boy band dari Inggris macam Take That, Boyzone, Westlife, Code Red dan entah apa lagi.
Puncaknya, boyband meraih popularitasnya pada 1999 hingga 2002. Dari Amerika muncul Backstreet Boys dan NSync. Pada Maret 2000, album kedua NSync No Strings Attached laku 2 juta keping hanya dalam sepekan. Peristiwa ini masuk daftar 50 momen paling bersejarah di jagad rock menurut Rolling Stone.
Kemudian, lama-lama masing-masing boy band tenggelam.
nkotb-bbs-AMA
NKOTB dan Backstreet Boys reuni manggung bareng. (dok.ist.)
Hal ini yang harus dicermati SM*SH. Sepanjang sejarah, umur boy band tak pernah berumur panjang. Tengok saja uraian di atas, popularitas boy band paling lama tak sampai satu dekade. NKOTB digusur Backstreet Boys yang lalu digulung NSync. Di sini, Trio Libels digantikan Coboy dan macam-macam lagi.
Anda tentu bertanya, mengapa tak ada boy band yang berumur panjang?
Saya mengira, alasannya karena boy band hanya hadir untuk remaja atau ABG di saat mereka hadir. Saat remaja tersebut beranjak dewasa, mereka tak lagi sreg dengan musik yang diusung boy band seiring usia yang bertambah.
Lalu, usia personel boy band pun ikut bertambah. Secara sadar, mereka juga merasa tak cocok lagi menyanyi berjoged ria berjingkrak-jingkrak macam masih muda dulu.
Hal ini yang membedakan boy band dengan band yang bisa punya keleluasan berekspresi dengan alat musik. Sebuah band bisa hidup hingga belasan atau puluhan tahun. Di Barat ada Rolling Stones, U2, dan banyak lagi. Di negeri kita ada God Bless, Slank, dan Dewa.
Walau umur boy band umumnya tak panjang, SM*SH jangan berkecil hati. Dari sejarahnya pula, setiap boy band selalu melahirkan satu dua personelnya sukses bersolo karier. Michael Jackson dulunya tergabung dengan Jackson 5; Justin Timberlake dari NSync; dari NKOTB beberapa personelnya mencoba peruntungan bersolo karier.
Kemudian, bagi SM*SH selalu terbuka kesempatan untuk reuni 15 atau 20 tahun lagi, saat ABG yang menggemari mereka sudah punya anak dan ingin mengenang kembali masa-masa remaja.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.