Jakarta, Kasus kematian mendadak saat menikmati orgasme seksual banyak terjadi. Beberapa pria diketahui langsung tewas setelah mengalami ejakulasi. Apa penyebabnya?
Kematian mendadak (sudden death) dipicu oleh banyak sebab, salah satunya adalah peningkatan tekanan darah yang tidak bisa ditoleransi jantung. Orgasme seksual bisa memacu denyut nadi yang membuat tekanan darah naik dan meningkatkan risiko serangan jantung.
Sejarah mencatat beberapa tokoh besar yang tewas ketika bercinta, misalnya raja terakhir Bangsa Hun di Eropa. Raja yang disegani oleh bangsa-bangsa lain pada masa itu tewas pada abad ke-5 bukan karena berperang melainkan justru saat bercinta dengan permaisurinya.
Kematian mendadak saat menikmati orgasme seksual juga bisa disebabkan karena sesak napas. Kematian aktor laga David Carradine di Thailand pada tahun 2009 juga disebabkan oleh sesak napas karena tercekik ketika sedang menikmati masturbasi.
Diyakini David mengalami autoerotic asphyxiation, yakni penyimpangan seksual yang membuatnya hanya bisa menikmati orgasme jika aliran darah ke otak dihambat. Caranya seperti yang ia lakukan di saat-saat terakhir, yakni melilitkan dasi di leher sehingga tidak bisa bernapas.
Lantas bagi yang tidak punya masalah jantung dan penyimpangan seks, apakah ejakulasi itu sendiri bisa menyebabkan kematian?
Pada manusia mungkin tidak, tapi beberapa spesies binatang menjadi lebih cepat mati jika terlalu sering mengalami ejakulasi.
Salah satunya adalah cacing, seperti yang dibuktikan oleh Dr Wyne Van Voorhies dari University of Arizona dalam penelitiannya pada tahun 1992.
Cacing jantan yang jarang ejakulasi bisa hidup hingga 14 hari. Sementara seperti dikutip dari zeenews, Senin (14/3/2011), cacing jantan yang sering ejakulasi untuk membuahi betina sehingga lebih sering memproduksi sperma hanya hidup rata-rata 8,1 hari, atau sekitar 50 persen lebih pendek usianya.
Diduga hal ini disebabkan oleh by product atau hasil sampingan dari proses produksi sperma di dalam tubuh. Enzim-enzim serta hormon yang terlibat membentuk senyawa toksik yang membuat umur cacing jantan menjadi lebih pendek ketika sering ejakulasi.
Van Voorhies memang tidak menyimpulkan bahwa hal yang sama juga dialami oleh manusia, khususnya pria. Namun karena cacing memiliki kesamaan karakteristik genetik dan komposisi biokimia dengan mamalia termasuk manusia, ia menduga hal yang sama juga terjadi pada pria.
Hingga kini belum ada penelitian lebih lanjut untuk membuktikan dugaan Van Voorhies. Yang jelas cacing jantan bukan satu-satunya spesies yang cepat mati karena ejakulasi, sebab ikan salmon jantan juga mati setelah melakukan sekali pemijahan pada salmon betina.
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.