Sepertinya kesuksesan sinetron “Tukang bubur naik haji” ( sebelumnya ada Para
Pencari Tuhan, bikinan om Deddy Mizwar ) yang lebih cair dari apa yang biasanya
disebut sinetron religi cukup mengundang rating yang lumayan. Hanya sayangnya,
gambaran kaum muslim yang dihadirkan masih sekedar tempelan, bahkan imej
negatif yang lebih ditonjolkan, seperti : sirik, pelit, suka ngegosipin orang,
munafik, dst. Berkerudung tapi muka judes, berkopiah tapi tukang adu domba.
Menyimak fenomena “ganjil” ini, saya jadi terkenang bagaimana dulu nilai
keagamaan bisa ditampilkan dalam kemasan serial drama tv. Teringat zaman TVRI
menayangkan “Highway to Heaven”, terus ada lagi “Touched by an angel” di
salahsatu tv swasta.
Wajah muslim moderat di negeri ini pun tak kurang babak belur karena “kalah
dalam berkompetisi” merebut perhatian pemirsa program berita. Lihat saja
gerombolan teroris bom yang kerap dikaitkan dengan kelompok muslim radikal.
Atau simak petinggi parpol yang berbasis agama (Islam) justru malah tersandung
kasus korupsi. Dan yang tak kalah heboh, aksi anarkis ormas tertentu yang main
hakim sendiri dengan mendompleng stigma bahwa alirannya yang paling benar.
Sebutan bang haji yang kerap dilekatkan pada sosok raja dangdut Rhoma Irama
juga menjadi ironi. Demikian juga kiprah MUI yang kesandung masalah soal
pemberian label syariah pada lembaga investasi yang malah membawa kabur duit
nasabahnya. Nama-nama penceramah agama kondang kini tak terdengar lagi karena
mereka tidak bisa melakukan apa yang justru mereka khotbahkan sendiri.
Gantinya, muncul sosok motivator yang untuk sebagian kalangan lebih ngademin. Namun motivator pun bukannya tanpa kekurangan.
Cibiran yang kerap muncul di pikiran pengkritiknya adalah : yach kalo cuman
omdo ( omong doank ), gue juga bisa.
Jadi yang mau saya sampaikan disini adalah : sampai kapan pemimpin yang
tidak amanah akan lengser untuk digantikan dengan pejabat bermental pelayan
yang perilakunya bisa memberi teladan bagi banyak orang ?
William
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.