Mencoba memahami makna Surah Al-Insaan (76) ayat
1
Pumpung belum lupa, ada beberapa orang menanyakan tentang
pendapat pribadi terhadap “penemuan-discovery” apa yang ekstrim sering
dipublikasi oleh pers media sebagai “god particle” (partikel tuhan). Seingat
saya Peter Higgs sendiri sebagai penganggit/penggagas mekanisme teori tentang
bagaimana partikel dan materi memiliki massa dan berat tidak pernah menyebutnya
sebagai “god particle”, bahkan perasaannya sendiri tidak enak mendengar sebutan
demikian. Dia sendiri menyebutnya sebagai “god damned” partikel karena dia tidak
tahu dimana harus dicari dan siapapun tidak tahu ketika dia mengajukan
gagasannya bersama grup kerjanya dalam workshop. Yang memberi nama “god
particle” itu sebenarnya adalah seorang redaktur majalah fisika teori yang akan
memuat papernya yang sudah ditawarkannya ke beberapa majalah fisika ternama
tidak digubris, karena dianggap terlalu spekulatif.
Apa sih sebenarnya “god particle” atau partikel Higgs,
Higgs bosson, yang diduga telah diketahui dari data yang dicatat oleh detektor
ATLAS dan CMS dari percobaan tabrakan poton-proton di LHC (Large Hadron
Collider), CERN, Jenewa - Swiss?
Pada tahun 1960-an ketika hipotesis Kosmologi “Ledakan
Bahari” (Big-Bang) dari pakar astronomi Perancis, Le Maitre, memperoleh
perhatian kembali dari para pakar astronomi, kosmologi dan fisika, maka ketika
model alam semesta Le Maitre diinterpolasi mundur sampai pada suatu titik waktu
tertentu dekat saat ledakan bahari, muncul pertanyaan di dalam kepala para pakar
tentang bagaimana materi yang mengisi alam semesta mendapatkan massa sehingga membentuk benda-benda
besar dan raksasa seperti kumpulan galaksi, galaksi dan bintang-bintang. Semua
tidak ada yang dapat menjelaskan problim sederhana yang sedang difikirkan oleh
para pakar tersebut. Peter Higgs mencoba menjawab permasalahan ini dengan
mengajukan suatu hipotesis, bahwa sesaat sesudah lahirnya alam semesta suatu
hukum alam dalam model medan skalar (yang kemudian dikenal sebagai “medan
Higgs”) menghambat gerak partikel. Hambatan inilah yang kita namakan sebagai “massa” benda atau “massa” partikel. Hambatan tersebut
dilakukan oleh suatu partikel yang belum/tidak diketahui pada waktu itu. Analogi
dapat ditemukan seperti misalnya, kita jalan kaki bisa maju atau mundur karena
telapak kaki kita mendapatkan hambatan dari lantai yang kita injak.
Jika lantai tidak memberikan hambatan oleh karena berlumut maka kita akan
terjerembab, bahkan berdiri tegakpun tidak bisa, apalagi untuk maju kedepan atau
mundur kebelakang. Pemikiran atau gagasan Peter Higgs ini oleh para ahli bisa
diterima karena masuk akal secara hipotetis dan bisa diperiksa melalui teori
quantum mekanika secara matematis. Dan berkat adanya medan Higgs inilah maka
alam semesta tidak berinflasi tanpa kendali pada saat permulaan
kelahirannya.
Selama 40 tahun lebih sesudah gagasan Prof Peter Higgs
ini diumumkan dalam majalah profesional, hususnya puluhan tahun terahir ini,
perkembangan teknologi dan sains sedemikian menggemberikan dan tingkat
kemakmuran ekonomi manusia sedemikian menguntungkan sehingga mampu membeayai
penyelidikan terhadap dasar-dasar penyusun alam semesta dan manusia dengan
meluncurkan perangkat tercanggih (teleskop optik dan gelombang sinar) ke ruang
angkasa (HST, Chandra, dll) dan membuat alat pemercepat lari partikel yang
semakin tambah dekat dengan kecepatan cahaya Tevatron di AS dan mesin LHC (Large
Hadron Collider dari CERN) di bawah kota Jenewa, Swiss, yang memakan beaya US
$10 milyar.
Barulah pada hari Rabu 4 Yuli 2012 secara resmi oleh
jubir proyek studi ATLAS bersama-sama dengan proyek studi CMS dari CERN (Pusat
Penyelidikan Inti-Atom Eropa) diumumkan hasil studi terahir yang menjelaskan
kemungkinan ditemukannya partikel Higgs yang sedang dicari pada dua puluhan
tahun terahir ini yang memiliki arti sangat penting bagi model partikel standar
yang sudah kita kenal secara teori dan dibenarkan oleh pengamatan fisika. Tetapi
untuk bisa secara meyakinkan disebut sebagai penemuan/ditemukan diperlukan
tingkat deviasi kesalahan 5 delta, sedangkan dari studi CMS tingkat deviasi
kesalahan baru dicapai setinggi 4,9 delta. Untuk itu di masa depan sebelum dan
sesudah periode kerja LHC berahir masih diperlukan kerja keras studi data dari
kedua detektor untuk dapat memastikannya melalui berbagai teknik dan akalan.
Di dalam Standard Model fisika partikel ada yang disebut sebagai “mekanisme Higgs” yang menyebabkan partikel mempunyai “massa”. Mekanisme Higgs ini digagas oleh Prof Peter Higgs di tahun 1964 yang mempergunakan pengertian massa ke dalam teori Yang-Mills. Abdus Salam dan Steven Weinberg menjadikannya sebagai mekanisme untuk menyatukan teori-teori gaya-lemah dengan gaya elektromagnetis menjadi satu teori gauge gaya elektrolemah tunggal.(Wikipedia, English ed.)
Dari “ ﻫﻞﺃﺗﻰﻋﻞٱﻹﻨﺳﻦﺣﻴﻦﻣﻦٱﻠﺪﻫﺮﻠﻢﻴﻛﻦﺷﻴﺄﻣﺬﻛﻮﺮﺍ - Bukankah
telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedangkan dia ketika itu belum
merupakan sesuatu yang dapat disebut " yang difirmankan dalam Surah
Al-Insaan(76) ayat 1 dapat kita pertajam pemahamannya sebagai pembuktian
kebenaran beradanya partikel Higgs yang memberi massa kepada semua partikel yang
menjadi dasar bagi terbentuknya semua materi alam semesta termasuk manusia.
Sebutan atas sesuatu itu diberikan oleh manusia karena manusia mengetahui adanya
dan ciri-cirinya.
Ketika sesuatu itu belum diketahui adanya dan tidak
diketahui ciri-cirinya yang membedakan diantara satu dari lainnya, maka tidak
bisa disebutkan. Adanya massa bagi partikel dan materi membuka kemungkinan
interaksi diantara sesamanya melalui berbagai macam cara. Massa partikel dan
materi ini bersangkutan dengan suatu medan gaya tarik-menarik yang dikenal
dengan sebutan gravitasi (g) sebagai salah satu gaya dasar alami. Yang menurut
teori Relativitas Umum Einstein merupakan manifestasi kelengkungan satuan
ruang-waktu. Dari dimilikinya massa oleh partikel dan materi maka dimungkinkan
adanya ciri-ciri dasar lainnya (muatan kelistrikan, spin dll) yang dapat
membedakan diantara satu dengan lainnya.
Dalam kaitan ayat di atas dinyatakan bahwa, manusia ini
berasal dari sesuatu yang belum bisa disebut ketika sesuatu tersebut belum
memperoleh massa dari Higgs bosson atau partikel Higgs. Dalam postulasi
peristiwa inflasi ketika alam semesta masih sangat muda diduga penyebabnya
adalah medan Higgs. Pemahaman ini bukan suatu “cocokologi” atau “retorika
apologetic” klaim atas kebenaran Islam dan Al-Quran. Bukan tugas saya untuk
mencocok-cocokkan kebenaran ayat-ayat Al-Quran dengan sains dan bagi saya tidak
ada kepentingannya. Bila memang ayat-ayat Al-Quran itu bersesuaian dengan Hukum
alam semesta, ya memang demikian adanya. Sebab bagi kaum yang mengimani adanya
Allah swt sebagai Maha Pencipta alam semesta seisinya, maka keterangan Al-Quran
dan keterangan sains yang
disimpulkan dari pengalaman praktek kehidupan dan praktek pemikiran manusia atas
suatu gejala yang sama haruslah memberikan keterangan yang saling bersesuaian
dan bukan sebaliknya. Dalam hal ini ada paradigma pemahaman manusia yang beriman
terhadap keduanya.
Kepada yang menanyakan pendapat pribadi saya atas
peristiwa pengumuman hasil studi terahir data ATLAS dan CMS, 4 Juli 2012 di
kantor pusat CERN di Jenewa, Swiss, saya mengucapkan banyak terimakasih, karena
pertanyaannya sendiri telah memicu semangat belajar saya makin membara dan
menyala-nyala. Sayapun merasa bahagia dapat menyaksikan peristiwa tersebut
melalui laptop dan ingat kembali masa lalu ketika berdiskusi dengan yang menanyakan
mengapa saya mempercayai suatu hipotesis yang sangat spekulatif sifatnya dari
Prof Peter Higgs dimana gagasannya tidak ada yang menggubris dalam fisika
terapan dan uji-coba. Dalam diskusi ketika itu memang saya menganjurkan agar
pemikiran adanya partikel Higgs dan medan Higgs ini menjadi kajian dari para
sarjana fisika Muslimin. Sebab arah pemikiran Prof Peter Higgs ini
mengindikasikan keselarasannya dengan petunjuk Al-Quranu al-Karim yang dimuat
dalam QS.76:1 (Surah Al-Insaan ayat 1).
Semoga tulisan kali ini bukan makin membingungkan para
pembaca tetapi dapat membantu memahami arti pengumuman para sarjana fisika yang
bekerja pada CERN.
Wa bii Allahi taufiqu wa al hidyah,
Wassalamu’ alaikum wa Rahmatullahi wa
Barakatuh,
Siradj
Al-Soloni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.