Kamis, 19 Juli 2012

Bisnis Besar apa harus punya Bekingan

Pertanyaan itu yg terbersit di benak saya setelah saya melihat beberapa pengusaha besar seperti chairul tanjung, dahlan iskan, ciputra, heppy trenggono,sandiaga uno,Liem sio liong dll. Kenapa? Karena mereka besar karena di belakang mereka ada orang besar yg mensupport bisnisnya.

Pada awalnya dulu chairul tanjung dibekingi oleh para jendral (yg konon adalah prabowo dibalik para group) berdagang senjata dll, lalu dahlan iskan yg awal jawa pos adalah tempo group, ciputra dengan ali sadikin ketika menggarap taman impian jaya ancol dan merupakan wahana bermain terbesar se asia kala itu, lalu ciputra ketika membuat pondok indah ada nama pengusaha2 kelas kakap di belakangnya,salah satunya liem sio liong dengan salim grupnya. Begitu juga om liem sudah bukan rahasia lagi kalo dibelakang nya ada soeharto. Dan lain sebagainya.

Apakah diperlukan orang besar utk menjadi besar? Kalau analogi saya adalah jika kita saat ini kancil,maka akan susah jika naga melawan kancil,walau kancil itu lincah dan cerdik,maka kancil perlu naik seekor naga utk bisa menang melawan naga. Dan suatu saat kancil tersebut akan berevolusi menjadi seekor naga (walau agak susah juga secara logika kancil jadi naga,tapi gpp lah hehehe). Kalau diluar negri kita mengenal bill gates,steve jobs,atau warren buffet yg memulai bisnisnya dari nol,namun tdk bs disamakan karena hukum yg sudah pasti dan budaya kapitalis mereka sangat kuat. Sedangkan di negeri kita hukum yg gak jelas dan sebagainya yg juga geje (gak jelas maksudnya) maka oleh karena itu diperlukan orang besar agar menjadi besar.

Tapi di sisi lain, ada william soeryajaya dengan astra grup memulai dari nol dan besar sampe skrg ini, tp jangan lupa, perusahaannya di akuisisi paksa oleh beberapa konglomerat lainnya (sumber dari buku yg lupa judulnya). Tapi bagaimana dengan bob sadino, Moeryati soedibyo, dan mohammad najikh (kelola mina laut) dan beberapa pengusaha besar tapi namanya tidak mau terkenal. Mereka memulai bisnis dari nol sampe besar namun apakah mereka memerlukan bekingan juga?

Saya ingat 1-2 bulan yg lalu bertemu dengan salah seorang pemenang program mandiri young technopreneur 2011,paramita namanya,mereka menang karena ide mereka yg brilian yaitu listrik dari arus laut, jika mereka sukses dengan bisnis mereka dipastikan indonesia akan terang benderang karena indonesia adalah negara yg banyak laut dan di negara lain belum ada seperti ini. Ketika mita dkk menang myt, pak dahlan langsung membantu mereka dengan menggabungkan dengan perusahaan BUMN yaitu PT inti. Dan ketika saya temui mita di sby, banyak sekali cerita dari dia dimana mita harus bertarung dengan mafia2 yg tdk mau bisnisnya besar karena jika bisnisnya besar akan membunuuh bisnis mafia tersebut. Untung ada pak dahlan, atau pt inti yg mem back up mereka.

Tapi apapun bisnis anda baik ada bekingan maupun tidak, yg pasti orang2 melihat integritas kita sebagai pebisnis. Apakah itu investor atau partner bisnis atau customer kita, mereka berbisnis bukan dengan bisnis kita, tapi dengan kita sebagai pribadi. Para jendral yg bekerja sama dengan chairul tanjung pasti bukan melihat para grupnya, tapi chairul tanjungnya,begitu juga ali sadikin dengan ciputra, dst

Jadi kuatkan integritas kita sebagai pebisnis, kalo kata pak teguh, mau dikenal sebagai apa kita kalo sudah tiada? Mau yg jujur atau pembohong? Mau terkenal jadi pengusaha kopi atau teh? Dan jika kita ingin bekerja sama dengan siapapun,kejujuran harus nomer satu.

Happy friday guys
@adithw
darmoheerlijk.com
poplinedesign.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.