Rabu, 15 Februari 2012

SAKTI Madiun: Harmoni dan Lokalitas Televisi

Oleh: Teguh S. Usis, Sakti Madiun
SAKTI Madiun: Harmoni dan Lokalitas Televisi

“Wah, gambarnya sekarang lebih kinclong dari sebelumnya ya,” ujar seorang teman.

 “Ndak cuma gambarnya saja, tapi program-program tayangannya sekarang juga jauh lebih bagus. Ada program tayangan yang inspiratif seperti TV anu (menyebut salah satu stasiun televisi di Jakarta). Kalau program beritanya, ndak kalah dengan TV anu (menyebut salah satu staisun TV berita di Jakarta),” timpal teman yang lain.

PERCAKAPAN dua orang sahabat ini saya dengarkan sendiri. Dan, yang sedang mereka perbincangkan adalah stasiun televisi lokal di Madiun, Jawa Timur: Sakti Madiun. Terbersit rasa gembira dalam hati saya mendengarkan komentar positif seperti ini.

Ya, Sakti Madiun adalah nama baru dari Madiun TV. Keberadaan Madiun TV di kota Madiun dan sekitarnya sudah ada sejak 2009 lalu.  Seperti kebanyakan televisi lokal yang jumlahnya lebih dari 100 stasiun televisi, Madiun TV mengalami masa-masa sulit sejak berdiri. Kondisi sulit ini tak bisa dilepaskan dari pengelolaan stasiun televisi lokal yang belum berpijak pada pola manajemen modern. Selain itu, hampir semua stasiun televisi lokal masih menggunakan peralatan broadcasting dengan kualitas abal-abal. 

Maka, tak heran bila nyaris seluruh stasiun televisi lokal di Indonesia, sampai saat ini kondisinya masih megap-megap. Pemasukan iklan yang tak seberapa, sangat tidak berbanding lurus dengan biaya operasional yang cukup tinggi. Namun, sejatinya televisi lokal bisa hidup dan mendapatkan untung, bila dikelola secara profesional dan ditunjang dengan peralatan teknik yang memadai.

Survei yang dilakukan Sakti Network Televisi menunjukkan data-data yang jelas. Ada tiga faktor utama yang menjadikan sebuah stasiun televisi lokal bisa mendapatkan penonton: gambar yang jernih, kualitas gambar yang bagus, program tayangan yang berkelas.
Untuk itulah, Sakti Network Televisi yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur, hadir. Sakti Network Televisi meyakini bahwa pengelolaan dengan basis profesionalisme, akan mampu menempatkan televisi lokal dalam skala persaingan sehat dengan stasiun-stasiun televisi yang ada di Jakarta. 

Terlebih lagi jika kehadiran stasiun televisi lokal di berbagai daerah ini diikat dalam sebuah hubungan berjaringan. Konsep televisi berjaringan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kebijakan pemerintah mengenai televisi berjaringan yang tertuang dalam Undang-Undang Penyiaran. 
Tak hanya berniat menjalankan amanah UU Penyiaran, Sakti Network Televisi sengaja memilih dan menjalankan konsep televisi berjaringan dengan pertimbangan bisnis. Kajian bisnis yang dilakukan Sakti Network Televisi memperlihatkan hasil yang mencengangkan. Ternyata, potensi pasar untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis televisi, tetap ada di daerah-daerah. 

Padahal, selama ini banyak pihak yang sudah terlanjur memvonis bahwa kue iklan hanya beredar di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Dengan konsep berjaringan, pola berjualan spot iklan dan program-program non on air akan lebih mudah dilakukan. Ibarat tagline banyak iklan: buy one get one free.
Bayangkan, kalau jaringan Sakti Network ada di tujuh kota di Jawa Timur, maka tagline tadi akan menjadi: buy one get seven free. Tentunya, implementasi dari tagline tadi akan mengikuti dan memenuhi kaidah-kaidah bisnis secara umum.
Program-program tayangan yang diproduksi Sakti Madiun tentunya tidak akan pernah lepas dari unsur lokalitas. Konsep lokalitas ini penting untuk mengangkat unsur kelokalan masyarakat Madiun dan sekitarnya, utamanya dari segi kultur. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan Sakti Madiun. Dengan konsep ini, unsur kedekatan secara psikologis akan menjadi sebuah keniscayaan. 

Madiun dan sekitarnya. Dan, pada 19 Februari 2012, Sakti Madiun akan makin mendekatkan diri dengan masyarakat Madiun dan sekitarnya. Karena pada 19 Februari nanti, Sakti Madiun akan mengusung sebuah acara bertajuk “Harmoni Langkah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.