Posted By: Alit Bagus Ariyadi
Mengangkat cerita dari sebuah novel laris karya A.Fuadi yang berjudul sama, film Negeri 5 Menara menawarkan kisah tentang perjuangan keras seorang remaja untuk menggapai mimpinya, meskipun jalan yang harus dia tempuh tidak sesuai dengan yang direncanakan.Film garapan sutradara Affandi Abdul Rachman ini, menceritakan tentang perjalanan seorang remaja asal Maninjau, Sumatera Barat, bernama Alif (Gazza Zubizareta) yang ingin melanjutkan pendidikannya ke SMA setelah lulus SMP. Alif berniat masuk SMA Bukit Tinggi dan kuliah di ITB seperti sosok idolanya B.J. Habibie.
Namun impian Alif tersebut seakan sirna setelah sang Amak (Lulu Tobing) dan Ayah (David Chalik) ingin putranya tersebut masuk ke pesantren di Jawa Timur, agar bisa bermanfaat bagi banyak orang seperti Bung Hatta dan Buya Hamka.
Dengan setengah hati, Alif akhirnya mengkikuti kemauan kedua orangtuanya untuk masuk pesantren Pondok Madani. Semangat Alif kian kendur setelah mengetahui sistem pendidikan Pondok Madani lebih lama setahun ketimbang SMA. Namun Alif tetap berusaha tegar untuk menjalani sekolahnya bersama 5 teman dari daerah lain yaitu Said (Ernest Samudra) dari Surabaya, Baso (Billy Sandy) dari Gowa, Atang (Rizki Ramdani) dari Bandung, Raja (jiofani Lubis) dari Medan, dan Dulmajid (Aris Putra) dari Madura.
Karena sering berkumpul di sebuah menara Pondok Madani, Alif dan kawan-kawan akhirnya sepakat menamakan kelompok mereka Sahibul Menara dengan semangat Man Jadda Wajada (Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil).
Salman Aristo selaku penulis skenario film Negeri 5 Menara, dinilai sangat mampu mengubah karya tulisan A.Fuadi menjadi bentuk audio visual tanpa mengurangi semangat dan pesan yang ada didalamnya.
Banyak hal yang dapat diambil dari film Negeri 5 Menara, selain mampu memberi semangat lebih untuk mengejar mimpi, layar lebar produksi Million Pictures ini juga berpesan untuk memiliki tekad yang kuat untuk menggapai suatu tujuan dan patuh terhadap perintah orang tua.
Selain itu, secara teknik pengambilan gambar, sutradara Affandi Abdul Rachman juga sangat cerdik untuk membedakan suasana masa lampau di Maninjau dan masa kini di London dengan menggunakan 2 jenis kamera yaitu ARRI Alexa serta Canon 7D.
Film yang juga dibintangi oleh Andhika Pratama, Mario Irwinsyah, Donny Alamsyah, Inez Tagor, dan Ikang Fawzi ini akan segera hadir di bioskop pada tanggal 1 Maret 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.