Saya banyak berinteraksi dgn kawan-kawan motivator, trainer, coach dan
mentor bisnis bahkan sering juga diundang kongkow di event-event mereka
yang luar biasa gegap gempita, full spirit dan cukup hingar bingar
(beberapa ada yang jingkrak-jingkrak segala). Kebayang kalo Pak Mario
Teguh ikut nyimak, "Woow, itu supppeer sekalee...", biasanya beliau
bilang gitu kan.
ACTION, NOW!!
Kata di atas itu yang selalu
ditekankan, di-sakral-kan dan diangkat ke langit ke tujuh dalam ilmu
entrepreneurship. (Agak lebay nih tulisan).
Pokoknya "action" saja lah, nanti bakal sukses.
Saya
pribadi sih setuju-setuju aja dengan pemahaman demikian, toh itu bagus
untuk mulai menggerakkan potensi yang tertidur untuk bisa bangkit
menghasilkan kesuksesan.
Iseng membuat coret-coretan di atas kertas bekas,
"ACTION ---> SUCCESS"
Timbul bejibun pertanyaan di kepala saya, tapi dijawab juga oleh saya sendiri, begini:
T: OK kita action, lalu kalo nggak sukses juga?
J:
Nggak apa-apa, namanya proses belajar. Thomas Alva Edison aja
menghabiskan hampir 1.000 eksperimen sampai akhirnya berhasil
menciptakan bola lampu.
T: OK, tapi jangan lupa Albert Einstein
pernah ngoceh "Insanity is doing the same thing over and over but
expecting different result" (ciri ke-tidak waras-an adalah melakukan hal
yang sama berulang-ulang tetapi mengharapkan hasil yang berbeda).
Gimana tuh Cuy?
J: Justru itu dalam "action" dibutuhkan dua pilar
dasar yaitu 'pemasaran' dan 'inovasi' seperti yang Peter F. Drucker
(Bapak Konsultan Bisnis) bilang, "Bisnis adalah menciptakan pelanggan,
kuncinya ada di pemasaran dan inovasi".
T: Lalu 'action' seperti
apa yang bisa membawa kepada kesuksesan? Apakah cukup dgn pemasaran yang
dinamis dan konsep yang inovatif?
J: Yaitu 'action' yang didasari passion (hasrat) dan persistensi (semangat untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai).
T:
OK itu dahsyat banget. Apa jadinya jika semua 'action' yg dilakukan
semua tidak ada yang berhasil? Meskipun dengan berbagai konsep dan
pendekatan manajemen moderen.
J: Kalo gitu ada yang salah dengan 'action' nya, sehingga tidak menghantarkan pada kesuksesan.
T:
Ooo, kalo gitu 'action' bisa bermuara kepada 'success' atau 'failure'
yaa? Lantas apa yg menyebabkan suatu 'action' bisa salah?
J: Wah, mungkin 'action' yang salah disebabkan kesalahan pola pikir yaa? Atau mungkin sikap yang tidak mendukung kesuksesan.
T: Hmm, jadi sebelum gebuk gong yang bernama 'action', mestinya ada tahapan lain sebagai pendahuluan yaa?
J: Kayaknya gitu deh.
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Sahabat TDA'ers,
Ketika
kita keluar ruangan seminar, workshop dan kelas motivasi pasti 100%
full charge dan serasa sudah menggenggam dunia. Hehe... no offense yaa,
saya pun merasakan demikian.
Tetapi problemnya selalu sama, "apa yang harus kita mulai?" (what to do) dan "bagaimana kita memulai?" (how to do).
Saya melanjutkan kembali coret-coretnya, awalnya kan begini yaa:
"ACTION ---> SUCCESS"
Lalu saya ganti menjadi:
"ACTION ---> RESULT"
Dimana Result (Hasil) bisa jadi Sukses atau Gagal.
Lalu dari dialog sisi kiri dan kanan saya di atas, saya tambahkan lagi sesuatu sebelum action, yaitu:
"MINDSET ---> ACTION ---> RESULT"
Kalau kita gagal, yang salah bukan Action-nya, tetapi Mindset kita yang salah.
Thomas Alva Edison pernah bilang, "ogut kagak pernah gagal tuh, cuma aja ogut udah nemuin 1000 cara yg salah utk bikin lampu".
Ketika Mindset sudah terkonsep dgn benar utk memaknai kesuksesan, semua Action akan tegak sebangun menuju realisasi sukses.
Banyak
teman-teman saya yang mengakhiri karirnya sebagai karyawan lalu
memutuskan menjadi entrepreneur dan gawatnya lagi ... gagal. Motivator
bilang, "Teruskan perjuangan, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda,
cita-cita kamu sudah ada di ujung sana, ayo Action tambah kecepatan
kamu".
Kata mbah saya, "Speaking is easy". Bisa dibayangkan
dampak psiko-emosional nya ketika gagal? Sakit dan tidak nyaman,
tertekan bahkan bisa kena gangguan kejiwaan. Belum lagi aset yang habis
terkuras dan tekanan konflik rumah tangga dan keluarga besar.
Jadi gimana baiknya?
Robert Kiyosaki pernah bilang, "Money is about IDEA".
Dan ruangnya IDE adalah Mindset, IDE yang benar akan memunculkan Action yang benar, selanjutnya bisa diteruskan ya...
Salah
satu mentor saya, Yoon Tae-Hwang pernah bilang, "Banyak orang gagal
ketika terjun jadi pengusaha karena mindset mereka masih mindset
karyawan". Nah lhoo...
Waduh, kok tulisan jadi panjang begini yaa? Ampun deeh.
Udahan dulu yaa, capek ngetik melulu nih. Jempol kanan kiri serasa kriting kriwil semua nih.
Mohon maaf segera bersambung di seri kedua... biar penasaran. Hehe...
Salam hangat jabat erat,
Wassalamu'alaikum WrWb.
John Arianto
~Depok~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.