Minggu, 21 Oktober 2012

Lumba-Lumba Melahirkan

Foto  lumba-lumba melahirkan merupakan peristiwa alami yang jarang sekali tertangkap kamera dan lumba-lumba hidung botol ini melahirkan anaknya dengan mengeluarkan ekor anaknya terlebih dahulu, sang induk kemudian membimbing bayinya dengan lembut ke permukaan dan mereka berdua berenang untuk pertama kalinya
Berikut detik-detik proses kelahiran bayi lumba-lumba :

Melahirkan dengan ekor keluar terlebih dahulu
Ketika sang anak lahir dan masih berlumuran darah
Foro-foto  ini diambil di wildlife park pool Rimini, Italy, potograpernya,Mr. Stanzani, bilang, “mengambil foto dengan sudut yang baik sangat sulit.” Stanzani sendiri telah mengumpulkan foto lumba-lumba hampir selama 14 tahun dan ia berkata biasanya lumba-lumba melahirkan di malam hari sehingga kualitas cahayanya sangat buruk dan sulit diabadikan
berenang berdampingan berdua bersama ibunda tercinta
Lumba-lumba yang sedang melahirkan biasanya menjauh dari jendela kolam saat melahirkan dan meskipun dekat dengan jendela, kadang kualitas airnya yang kotor. saat itu saya sungguh sangat beruntung.” pada saat pengambilan gambar ada tiga orang photographer dan tiap photographer berada di masing-masing jendela kolam bawah air dan Mr. Stanzani berada di jendela yang tepat.. “jangankan mengambil gambar, photographer yang lain malah tidak bisa melihat kejadian ini,” kenang Mr. Stanzani
Saat sang induk membantu anaknya berenang untuk pertama kalinya
Induk lumba-lumba  yang untuk pertama kalinya mengajarkan anaknya beraksi
Sumber: http://adaapasekarang.blogspot.com

Apa yang terjadi dengan Gaya Hidup Remaja Kita


Cah-cah saiki jan aneh-aneh tenan..” ujar ibuku pada suatu sore. “Kenapa Bu..” tanyaku. “Anak tetangga yang baru kelas 2 SMP menghamili dua temannya. Kemarin, sepasang anak siswa kelas 6 SD juga ditemukan ML di pematang sawah dekat sekolahnya. Semuanya akhirnya dikeluarkan dari sekolah..” jawab ibuku sambil mengurut dada. “Wis, pokoke aneh-aneh tenan zaman saiki.. Kalau dihitung berapa remaja sekitar kita yang terpaksa putus sekolah karena hamil atau menghamili, wis jan, akeeh tenaaan.. Berapa pasangan yang terpaksa menikah karena perempuannya hamil duluan, weiss, luwih ra keitung lagi.. Berapa orang yang akhirnya bercerai karena pasangannya tertangkap basah berselingkuh dengan orang lain juga jumlahnya ndak karu-karuan..”
Dan aku pun terdiam. Yah, mau ndak mau, diakui ataupun tidak, free seks yang konon katanya bukan adat kita, yang konon katanya ndak sesuai norma ketimuran yang kita anut, yang melanggar semua ajaran agama yang berlaku di Indonesia, sekarang sudah umum terjadi di masyarakat kita. Tak hanya di kota-kota besar, namun juga di desa-desa. Globalisasi yang didukung pesatnya perkembangan media, membuat orang mudah mengakses tayangan esek-esek. Adegan yang belum sepantasnya ditonton oleh pemirsa belum dewasa hilir mudik dengan leluasanya di media elektronik. Kesan yang tercipta: orang luar itu mudah sekali untuk bercinta. Sekali bertemu, bisa langsung ML, langsung lipkiss, dst. Karena seringnya ditayang, maka kita pun jadi permisif dan merasa itulah gaya hidup masa sekarang. Gaya hidup modern. Jika ndak begitu, anda ndak gaul.
Aku hanya ingin berpendapat  :  free seks makin marak dan nyata, maka orang tua wajib memberikan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya sejak mereka masih kecil. Sudah ndak zamannya lagi orang tua sungkan dan enggan untuk berbincang mengenai masalah seks dan kesehatan reproduksi karena menganggap hal itu tabu untuk dibicarakan.
Mengapa ini perlu dilakukan ? Biar jadi panduan dan dasar pertimbangan anak-anak kita sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan free seks. Sehingga mereka sadar dan tahu benar dengan apa yang akan dilakukannya. Bukan sekedar dorongan nafsu belaka apalagi hanya untuk mengikuti tren saja.
Lalu kapan itu perlu dilakukan ? Menurutku si sejak dari SD. Lhah, kan ntar di SMP ada pelajaran biologi yang memberikan materi reproduksi. Iya sih, tapi menurutku itu udah telat. Lha wong dari SD aja udah ada yang mule main-main (merujuk kasus di atas). Lagian kalo pas pelajaran di sekolah kan biasanya berujung pada hafalan dan nilai di raport saja, ndak menekankan pada apa pentingnya materi itu untuk kehidupan sehari-hari. Nah, kalo antar ortu-anak, sebisa mungkin pendekatannya adalah ” ini untuk kepentingan si anak..”
Lalu apa saja yang harus diobrolkan antar ortu-anak terkait seks ? Menurutku, anak-anak perlu dikenalkan apa itu seks, apa itu free seks, apa itu seks yang sehat, apa itu organ reproduksi, apa fungsinya, bagaimana perawatannya, mengapa organ tersebut perlu dirawat, dst. Mereka juga perlu dikenalkan kebiasaan dan mitos-mitos seputar seks.
Selain itu, menurut pengalaman pribadiku, jika orang tua ingin melakukan pendidikan seks dengan pendekatan agamis, maka berikanlah keterangan yang logis, ndak sekedar dogmatis : free seks adalah dosa. titik. Orang tua harus berusaha menjelaskan mengapa hal tersebut dilarang dan mengapa menurut agama seks hanya bisa dilakukan pasangan setelah menikah. Berikan penjelasan apa pentingnya pentingnya lembaga pernikahan sebelum seks dilakukan. Berikan pula penjelasan mengapa free-seks itu beresiko, berikan pertimbangan kesehatan di dalamnya, misalnya saja kemungkinan penularan penyakit kelamin dan degeneratif semacam HIV/AIDS.
Jika tidak memberikan pendidikan ini secara dini, maka jangan salahkan anak anda yang karena penasaran atau karena tekanan pergaulan teman sebayanya* akhirnya melakukan seks bebas pra nikahyang berujung pada pernikahan dini. Jangan kaget juga jika kemudian makin banyak praktek aborsi ilegal terjadi, penularan penyakit kelamin makin tinggi. Ini bukan semata-mata salah dia dan pasangan free seks-nya, namun juga salah Anda.
Last, tulisan ini bukan sok mengajari. Hanya untuk pengingat bagi diri sendiri, jika aku sudah menikah dan punya anak nanti.. :)
*Misalnya malu dikatakan masih perawan oleh teman-teman sebayanya.. Ini betul terjadi pada lingkungan yang pernah kudiami. Seorang remaja putri yang masih pelajar SMP akhirnya menyetujui  ML dengan pacarnya karena takut dikata-katai “the virgin” oleh teman-temannya)

sumber : http://deeadewie.wordpress.com/2012/03/01/free-esek-esek/

Resep Membuat Nasi Gandul ala Pati

..Resepnya ;......Nasi masih sama biasa aja.........
Kalo membuat kuahnya ;.....Bumbunya.. bawang merah secukupnya, Garam secukupnya , Tumbar , Merica, Manis sayur, Jahe,.....Santan kelapa,....Gula Merah..... Kecap.......
Siapkan sambel tersendiri.........
Air direbus sampai mendidih......
Bumbu yang sudah digerus dimasukan, juga daging  atau jerohan sapi direbus bareng bumbu....
setelah mendidih santan dimasukkan ...Tunggu hingga mendidih lagi......Tambah aroma manis sayur dan jahe
Setelah kuah jadi tinggal disajikan.....disantap dengan nasi sepiring 
tuangkan kuah ke piring kelengkapnnya ditambah empal, tempe, mendoan kasih kecap dan sambel.Minumnya teh anget manis, atau jeruk anget atau sesuai kesukaan anda.

Selengkapnya :

Resep masakan khas indonesia - resep nasi gandul

Resep masakan khas indonesia - resep nasi gandul
Resep masakan khas indonesia - resep nasi gandul sudah jangan ditanyakan lagi kelezatannya. Nasi gandul merupakan hidangan khas daerah Pati. Jika saya boleh berpendapat serupa tapi tidak sama dengan nasi pindang dari daerah Kudus. Yang paling jelas perbedaanya anda tidak akan menemukan daun so (daun melinjo muda) pada nasi gandul. Perbedaan lainnya jika nasi pindang kudus merupakan perpaduan antara soto dan rawon, sedangkan nasi gandul pati merupakan perpaduan antara soto dan gule. Sudah mulai terbayangkan. Jika ditanyakan pendapat, maka saya akan memberikan rating lebih tinggi pada nasi gandul.

Hidangan ini adalah perpaduan dari dua aneka masakan yang memiliki ciri dibuat dengan bumbu amat komplit. Ciri khas pertamnya adalah empal daging sapi (biasanya termasuk juga jeroan) yang diolah pada bumbu lengkap, lalu digoreng beberapa saat saja.Ciri khas kedua apalagi kalau bukan kuah santan. Perpaduan antara ketumbar dan jintan menghadirkan rasa kari india atau gule.Tambahan lengkuas dan bawang putih memang umum ditemukan dibahan dasar soto di wilayah pulau Jawa.
Walaupun demikan jangan berpikir bahwa semua penjual nasi gandul menyajikan menu masakan ini dengan cara yang serupa. Semua penjual memiliki ciri khas nya masing masing. Namun jika anda perhatikan hampir semua penjual nasi gandul menggunakan daun pisang sebagai alas. Satu lagi yang menjadi ciri khas nasi gandul adalah lauk pelengkapnya yang berupa tempe goreng. Walau resep masakan ini terlihat sulit, namun hasilnya akan enak sekali. Jadi pengorbanan anda akan terbayar

Yang harus disiapkan:
2 kilo gram daging sapi bersama jeroan (pada umumnya usus, paru, jantung, babat, yang sudah dicuci bersih)
2 liter santan dari 2 butir kelapa

Bahan yang digunakan saat merebus daging (bahan A):
8 sendok makan kecap manis
minyak sayur sesuai selera
gula merah sesuai selera
garam sesuai selera

Bumbu halus untuk memasak daging (semua bahan dihaluskan) (bahan B):
2 sendok teh ketumbar
2 sendok teh jintan
2 ruas jari (4 centi meter ) lengkuas
2 ruas jari ( 4 cebti meter )  kencur
10 lembar daun jeruk nipis
200 gram bawang putih
100 gram kemiri

Bahan untuk Kuah Gandul:
1 kilo gram daging tetelan sapi
6 butir kelapa, kupas, parut, ambil:
2 liter santan kental
6  liter santan encer

Untuk bumbu halus kuah gandul (semua bahan dihaluskan) (bahan C):
4 centi meter jahe
4 centi meter kencur
4 centi meter lengkuas
2 sendok makan jintan
2 sendok makan merica atau boleh juga lada hitam
2 sendok makan ketumbar
100 gram kemiri
500 gram bawang putih
200 gram bawang merah
200 gram cabe merah (sebelumnya rebus utuh)

Bahan tambahan :
garam sesuai selera
gula merah sesuai selera
Kecap manis sesuai selera

Cara membuat nasi gandul - resep masakan khas indonesia nasi gandul:


Olahan daging :
Semua bumbu halus untuk memasak daging (bahan B) ditumis menggunakan sedikit minyak goreng. Masak sampai wangi
Tambahkan semua bahan untuk merebus daging (bahan A), lalu masukan daging dan jeroan.
Lajutkan memasak menggunakan api kecil agar bumbu meresap pada daging. Teruskan hinbgg daging lunak. Angat daging dan jeroan lalu tiriskan. Setelah air turun daging dan jeroan tadi digoreng hingga berubah warna kecoklat coklatan.

Cara membuat kuah nasi gandul :
Tetelan sapi direbus hingga lunak, lalu dipotong potong kecil.
Semua bumbu halus untuk mebuat kuah (bahan C) ditumis menggunakan sedikit minyak sayur, lakukan sampai terciun wangi.
6 liter santan encer direbus dan tambahkan tumisan bumbu ke dalamnya
Masukan tetelan sapi, garam, gula merah dan kecap manis
Masukan santan kental dan terus memasak hingga mendidih, ingat harus terus diaduk supaya santan tidak pecah
Cara menghidangkan : Daging dan jeroan dipotong kecil kecil, taburkan ke atas nasi, dan disiram kuah gandul. Hidangkan saat hangat bersama tempe goreng

Takaran resep masakan kali ini bisa dibilang untuk pesta kecil, atau jika untuk keluarga, cukup untuk makan seharian. Semoga anda menyukai resep masakan khas Indonesia - resep nasi gandul
 

Mengenal Kota Pati, Kota Kelahiranku

Kamu pernah denger kota Pati ? Pernahmakan nasi gandul? pernah denger cerita Syech Jangkung? Mungkin deskripsi berikut ini bisa sedikit menggambarkan bagaimana Pati itu. Deskripsi ini disusun berdasarkan pengetahuan, pengamatan dan pengalaman pribadi. Jadi, mungkin sifatnya kualitatif dan subjektif banget.. bagi yang pengen mengetahui profil normatifnya Pati mungkin bisa menguliknya di www.pati.go.id atau di wikipedia. Okeh..
Sumber Tulisan dari : http://deeadewie.wordpress.com/my-hometown/
Batas geografis
Barat : Kabupaten Kudus dan Jepara
Timur : Kabupaten Rembang
Selatan: Kabupaten Grobogan dan Kudus
Utara : Jepara dan laut Jawa

Sebelah barat berbatasan dengan Kudus dan Jepara, terpisahkan oleh Gunung (Pegunungan Muria) dan pegunungan Patiayam (Kudus). Bagi yang belum tahu, Patiayam merupakan situs yang cukup penting, semacam Sangiran begitu.. di sini banyak ditemukan fosil hewan-hewan purba seperti gajah dan lainnya.
Sementara sebelah selatannya berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, yang secara fisik dibatasi oleh pegunungan Kendeng Utara, atau yang dikenal dengan pegunungan kapur utara. Saat ini daerah ini menjadi pusat perhatian, terkait dengan rencana pemda yang bekerjasama dengan Semen Gresik untuk mendirikan pabrik baru, mengingat kandungan fosfat daerah ini yang cukup tinggi.
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan laut Jawa. Bagian utara kabupaten Pati merupakan semenanjung, bagian daratan yang menjorok ke laut. Oleh karenanya, pelabuhan di Tayu dan Juana banyak disinggahi kapal/perahu dari daerah lain, karena saat wilayah lain mengalami badai, perairan di daerah ini cukup tenang. Secara fisik, daerah Pati dan Jepara dipisahkan oleh hutan karet Balongan. Di daerah yang telah masuk Jepara, terdapat Pegunungan Celering, pegunungan yang terdiri atas bukit-bukit kapur. Bukit ini banyak ditambang. Penduduk di Pati, Jepara dan Kudus beberapa waktu lalu sempat heboh, karena pemerintah pusat berencana mendirikan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah ini, tepatnya ya di pegunungan ini.
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Rembang, yang dihubungkan oleh jalan utama pantura. Jalan pantura ini adalah jalan pos yang dirintis oleh Daendels, dengan melakukan kerja paksa. Jalan Panglima Sudirman adalah warisan fisik dari proyek ini.
Secara administratif, kabupaten ini terdiri atas 21 kecamatan dan 405 desa. Kecamatan yang terakhir berdiri adalah kecamatan Trangkil yang merupakan pemekaran dari kecamatan Wedarijaksa.
Kota Pati juga mendapat julukan kota pensiunan. Karena sebagian besar penduduknya adalah usia non produktif, kehidupannya adem ayem, gejolak jarang terjadi. Riak sosial biasanya terjadi terkait dengan kegiatan politik lokal, misalnya pemilihan kepala desa. Sejak reformasi berjalan, sering terjadi pembakaran dan perusakan fasilitas umum karena tidak puas dengan hasil pemilihan. Selain itu, kadang terjadi pula perkelahian pemuda antar desa. Pemicunya bermacam-macam, mulai dari saling senggol saat nonton pertunjukan, perilaku yang dinilai kurang sopan saat berkunjung ke kampung tetangga atau pertandingan persahabatan antar desa/kampung. Terakhir, nama Pati dipopulerkan oleh ulah sebuah peer group yang dikenal dengan nama “genk Nero” serta berbagai kasus freeseks pelajar yang disebarkan lewat telepon genggam. Selain itu, Pati juga populer karena banjir yang melanda Juana tahun lalu. Banjir ini berakibat cukup signifikan, karena kemacetan yang ditimbulkannya membuat suply barang dari Jawa bagian barat Jawa bagian timur dan sebaliknya sempat tersendat hingga 1 bulan lamanya. Banjir tahun lalu juga masih menyisakan kerusakan jalan, yang masih terus diperbaiki hingga detik ini.
Penduduk usia produktif Pati lebih memilih bekerja di kota lain, terutama Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Banyak pula yang merantau hingga luar Jawa atau bahkan di luar negeri, seperti Malaysia, Arab dan Hongkong. Bagi yang bertahan di Pati, mereka menekuni pertanian, menjadi PNS atau wiraswasta.

DEEP DOWN INSIDE OF PATI

Gembong
Gembong merupakan kecamatan yang berbatasan dengan kabupaten Kudus (Colo). Wilayah ini berada di lereng timur G.Muria. Wilayah ini terkenal dengan produk tape singkong. Meskipun tidak seterkenal peuyeum Bogor atau tape Situbondo, namun lumayan kok. Teksturnya memang lebih lembek dan rasanya pun lebih kecut, tidak sekeras/sekenyal dan selegit peuyeum. Gembong menjadi sentra tape, karena lahan pertanian di wilayah ini memang didominasi oleh kebun singkong.
imag00302Hutan di wilayah ini juga masih luas, didominasi hutan randu. Hal ini mendukung mendukung berkembangnya usaha kapuk di wilayah Pati (Karaban). Selain untuk diambil kapuk dan kayunya, maka hutan randu juga memiliki produk sekunder, yaitu madu alam. Banyak petani madu dari daerah lain yang angon , menggembala tawonnya di daerah ini saat randu sedang berbunga. Hal ini kemudian diadop oleh petani setempat, yang kemudian mengusahakan peternakan tawon di sekitar lahan/rumahnya. Tak hanya madu dari randu, mereka juga mengusahakan madu rambutan/kelengkeng. Di sepanjang jalan Gembong, banyak kita temui rumah yang berjualan madu. Jangan takut, keaslian madu dari daerah ini dijamin ko.. Madu dihargai 20-40 ribu per botol sirup. Emm..murah..
Selain itu, dalam beberapa waktu terakhir ini, Gembong juga berkembang menjadi sentra jeruk Bali. Produk agro ini banyak dijual ke kota lain, dan bisa pula kita temui dijual di pinggir-pinggir jalan, saat sedang musim. Ukuran jeruk Bali cukup besar, hampir sebesar bola. Kulitnya cukup tebal, seperti ada gabusnya. Zaman kecil dulu, kulit jeruk ini sering kita gunakan sebagai bahan pembuat mobil-mobilan atau kapal. Dalam satu buah terdapat beberapa lapis buah, dagingnya buahnya berwarna kuning kemerahan, kurang berair. Potensi agrobisnis jeruk Bali ini banyak mendapat liputan dari media cetak, seperti Trubus, Suara Merdeka, Jawa Pos, dll.
Dari segi wisata, di kecamatan ini terdapat sebuah waduk buatan yang diberi nama Seloromo. Meskipun ukurannya kecil, namun debit airnya terus berkurang. Tak heran, mengingat jumlah vegetasi di lereng Muria yang menjadi penangkap air di wilayah ini juga semakin berkurang. Kilauan waduk Seloromo ini bisa terlihat dari daerah Jolong, terutama saat cuaca sedang cerah. Cool..! Jika dibandingkan dengan daerah lain, suhu di daerah Gembong cukup sejuk, layaklah untuk tempat rehat dari kesibukan. Masih tergolong sepi.. jalan untuk menuju ke sana juga bagus. Jarak dari kota juga cukup dekat, tak sampai 0,5 jam perjalanan dengan motor. Angkutan umum ada, namun jumlahnya terbatas, hanya sampai sore, sekitar jam 3, itupun sudah jarang sekali.
Selain Seloromo, ada pula waduk Gn.Rowo. Lingkungan di sekitar waduk  dijadikan bumi perkemahan, sama seperti Seloromo. Pada tahun 90-an, waduk ini pernah menjadi lokasi Jamda (Jambore Daerah) Jateng. Tak heran, kalo kita akan menjumpai patung tunas kelapa sepanjang perjalanan menuju waduk.

Tlogowungu
Tlogowunguberbatasan langsung dengan Gembong, masih di lereng Gn. Muria. Potensi alamnya juga hampir sama. Bahkan luas hutannya lebih besar, namun lebih didominasi hutan karet dan jati. Hutan ini juga sempat menjadi sasaran perambahan liar di masa awal reformasi tahun 1997-1998 dulu. Pemukiman masih sangat sedikit di sini. Banyak pula penduduknya yangmengusahakan madu alami. Selain itu, ada pula daerah yang mengusahakan peternakan ulat sutera, tepatnya di Regaloh. Hasil akhirnya masih berupa benang pintal, belum sampai pada kain ataupun produk siap konsumsi.
Terakhir ke wilayah ini adalah beberapa waktu lalu, saat masih kuliah. Jadi sudah tak tahu lagi bagaimana perkembangan kehutanan dan usaha ternak tersebut. Bagi yang ingin tahu lebih lanjut, mungkin bisa menghubungi Dinas Kehutanan setempat.
Selain itu, daerah ini juga menghasilkan kopi, terutama jenis Robusta. Usaha ini dikelola oleh PTPN, pusatnya adalah di desa Jolong. Perkebunannya tak terlalu luas, sebagian tanamannya pun warisan Belanda. Jadi bisa dipastikan bahwa produksinya pun makin menurun. Cerita mengenai Jolong ini bisa disimak pula pada halaman arsip perjalananku.
Tempatnya yang sejuk menjadikan Jolong sebagai tempat perkemahan bagi anak sekolah. Tempat ini juga menjadi tempat keberangkatan para pendaki gn.Muria. Banyak shelter milik PTPN yang bisa menjadi tempat beristirahat malam para pendaki. Namun, jangan berharap shelter ini eksklusif..Banyak yang kondisinya memprihatinkan, terutama bagian MCK-nya.
Menyebut kopi Jolong, aku jadi teringat perjalananku saat Survival PMR di SMU, yang menjadi perkenalan pertamaku dengan tanaman kopi. Kami memulai perjalanan sehabis maghrib, karenanya tak bisa mengenali daerah sekeliling kami. Keadaan gelap gulita dan listrik hanya kami temui ketika memasuki perkampungan. Dalam perjalanan, kami diliputi ketakutan karena selalu mencium wewangian. Kami merasa wewangian ini terus mengikuti perjalanan kami dari awal hingga tempat menginap. Beberapa panitia juga sengaja “menakut-nakuti” kami. Untuk mengurangi ketakutan, akhirnya kami pun shalawatan dengan suara yang sangat kencang. Berharap tak ada penampakan maupun hal tak diinginkan lain akan muncul. Banyak panitia yang telah mengingatkan kami, jangan teriak kencang-kencang, namun peringatan itu tak kami gubris. Namanya juga takut.. Keesokan harinya, barulah kami sadar.. ternyata wewangian yang terus mengikuti kami itu adalah wangi bunga kopi. Yap, saat itu kopi sedang memasuki musim berbunga. Uhhhh, dasar.. dasar.. tahu gitu, kami tidak akan berteriak-teriak kencang sepanjang malam. Sungguh konyol.. Dasar panitia, pinter bener memanfaatkan ketidaktahuan kami.. tapi kalau tidak begitu, mungkin tak ada yang bisa kami kenang dari perjalanan itu. Huehe2…buat teman-temanku saat itu: Aang, Dina, Ima dll… masih ingatkah kalian dengan momen itu..?
Saat perjalananku beberapa waktu lalu ke Jolong, mengamati potensi vegetasi di wilayah tersebut, aku jadi berpikir, sebenarnya wilayah ini cukup potensial untuk pengembangan tanaman hortikultura, khususnya tanaman hias (bunga potong) dan sayur mayur. Suhu dan ketinggiannya tampak sesuai. Namun entah dengan tanahnya, apakah mendukung pengembangan potensi ini atau tidak. Apalagi, kondisi jalan menuju ke daerah ini alamak parahnya.. Seandainya 2 hal ini bisa diatasi, mungkin Jolong akan mengurangi ketergantungan warga Pati akan pasokan sayur mayur dan bunga potong dari Ungaran.

Juana
Juana was the most developed district in Pati. Bahkan banyak yang menyatakan bahwa daerah ini jauh lebih berkembang daripada pusat kota. Mengapa demikian? Perputaran ekonomi di tempat ini lebih dinamis. Letaknya yang berada di Pesisir membuatnya berkembang jadi pelabuhan yang cukup diperhitungkan. Banyak kapal dan perahu yang mendarat di wilayah, meskipun kini angkanya semakin menurun karena faktor sedimentasi di muara sungai yang menghambat berlabuhnya kapal ke pantai. Yap, berbeda dengan pantai selatannya yang makin terabrasi, pantai utara justru lebarnya makin bertambah karena terjadinya sedimentasi lumpur dalam jumlah yang cukup signifikan. Yap, tak ada satu pantai berpasir satu pun yang bisa kita temui di Pati, semua pantai di sini berlumpur alluvial. Oleh karenanya, tak bisa dikembangkan sebagai daerah wisata bahari.
Setiap hari, terutama pagi dan malam, para perempuan sibuk dengan aktivitas perdagangan ikan. Selain perikanan laut, maka perikanan darat, tambak juga berkembang pesat di daerah ini. Baik tambak garam, udang maupun tambak ikan bandeng. Di sepanjang jalur pantura, banyak kita temui tambak garam yang ditandai kehadiran gudang gedhek yang tertutup rapat. Jika terlihat kerlip lampu neon di malam hari, bisa disimpulkan bahwa yang diusahakan di tambak tersebut adalah udang.
Masih terkait dengan ikan, maka daerah ini juga terkenal dengan bandeng presto dan usaha fillet ikan. Konon, bandeng presto yang dijual di Semarang dipasok dari daerah ini. Sayangnya, justru Semaranglah yang terkenal sebagai penghasil bandeng presto, bukan Pati/Juana. Tak hanya perikanan, maka perindustrian juga cukup berkembang di daerah ini, yaitu kerajinan kuningan, dalam skala industri menengah ataupun rumahtangga. Produk yang dihasilkan adalah keran, kunci, furniture rumah, seperti kap lampu, dst. Banyak produknya yang dikirim ke luar daerah, di antaranya adalah Bali. Perjalananku pulang pergi Bali-Pati dengan bis, pasti disertai dengan berkardus-kardus paket kuningan yang dikirim ke berbagai toko/showroom di Bali.
Sayangnya, menurut penuturan temanku yang mengembangkan bisnis kuningan keluarganya, kini bisnis kuningan Juana menurun tajam. Pasarnya sangat terbatas karena harga jualnya yang cukup mahal, jika dibandingkan dengan produk serupa berbahan aluminium. Ketika kutanya, bagaimana dengan pasar di luar Jawa. Temanku menganggap potensi tersebut ada. Namun masalahnya kuningan tak terlalu dikenal dan dianggap tidak bernilai.
Terkait kuningan ini, aku jadi teringat kejadian di rumahku beberapa waktu lalu. Saat itu, gerendel pintu rumah rusak. Kami memanggil tukang kayu untuk memperbaikinya. Saat kami Tanya apakah perlu diganti atau tidak, tukang kayu menyatakan tidak. Sebaiknya gerendelnya tetap kita pertahankan, mengingat bahannya yang dari kuningan asli. Susah untuk mendapatkan gerendel kuningan asli seperti itu di zaman sekarang, kalaupun ada, pasti sangat mahal, sekitar 400ribu (haa.. hanya untuk gerendel saja..). Jika diganti, sayang.. karena gerendel yang umum di pasaran adalah gerendel aluminium yang mudah rusak, tidak tahan lama seperti kuningan. Akhirnya kamipun memutuskan untuk mengganti lempengannya saja. Huffp, ternyata kuningan memang mahal ya.. meskipun sebanding dengan daya tahannya juga. Bahkan ibuku bercerita, banyak pencuri di pasar yang mengincar anak timbangan kuningan, daripada mengincar barang lain. Ga terlalu kentara, namun nilai jualnya sangat mahal. Oh..oh..oh, ternyata..
Selain karena industrinya, banyak persepsi masyarakat yang menyatakan, bahwa warga Juana itu pinter-pinter, mengingat asupan protein (ikan) yang mereka konsumsi memang lebih banyak daripada penduduk di wilayah lain. Terkait dengan ini, aku juga teringat dengan teman-teman SMU-ku yang berasal dari Juana. Sebagian besar memang mendominasi peringkat teratas di sekolahku. Ya..ya..ya, stereotype yang dapat diterima..
Selain ikan, maka produk perikanan yang lumayan terkenal dari daerah ini adalah terasi. Hmm.. wangi dan kesedapannya memang dasyat !! Banyak perantau asal Pati yang memilih terasi sebagai oleh-oleh untuk dibawanya kembali ke daerah rantau. Aku pun demikian. Jika persediaan terasi di dapur kosan menipis, maka tak ada kata lain selain sms/telpon ke rumah, laporan, “Bu, kirimi terasi lagi yah.. dah abis ni..”
Selain terasi, ada satu lagi oleh-oleh yang wajib dibawa: kecap manis. Ada 3 merk kecap yang cukup digemari warga Pati: kecap Lele, Bukur atau Gentong. Merk terakhir adalah produksi dari Juana. Masing-masing merek memiliki penggemar fanatik. Aku adalah penggemar kecap lele, sementara teman dari Juana sangat menyenangi kecap Gentong. Ketika kami saling bertukar, komentar kami sama, “Ah, kurang sedap.. masih enakan kecapku..”
Selain produk ekonomisnya, maka Juana juga memiliki produk seni dan budaya, yaitu batik Bakaran dan ketoprak. Batik bakaran adalah batik tulis khas Pati yang diproduksi warga desa Bakaran. Dahulu, batik Bakaran identik dengan warna putih dan hitam, namun kini telah dimodif. Warna dasar kain bermacam-macam, ada biru muda/tua, ada kuning kunyit, ada hijau (muda dan tua), ada merah (marun dan pink) dst. Namun motifnya sama, yaitu torehan hitam dan putih, yang dibentuk seperti amuba dan berbagai makhluk bersel satu lainnya. Karena merupakan batik tulis, maka setiap lembar batik Bakaran dihargai cukup mahal, yaitu 90ribu. Untuk sementara ini, batik bakaran masih berwujud kain, belum dalam bentuk pakaian jadi.
Sejak munculnya isu pematenan batik oleh Malaysia, tren batik pun melanda Pati. Batik Bakaran yang sekarat pun dihidupkan kembali. Para PNS di Pati diwajibkan menggunakan batik Bakaran pada hari-hari tertentu. Setiap instansi mengggunakan warna khusus, guru menggunakan merah marun, sementara dinas pertanian menggunakan hijau, dan dinas kesehatan kuning, dst.
Copas dari https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmEu-P3DsW3Q8OlvaZ1ogRg2wlhgqpTSkARfl6_LlqUdV5e2iIHCHKtbg7BcQZWGOxo-hiHevWg2ZgdfIZDM6qD0Snzyn2fhgXJkMjbJqXlcajg-z0DVjib8zsbz1AqwRAH4btE6VhjjE/s320/TJOKRO3.jpg
Copas dari https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIXt60Fo8WeIh8pSyOw9hpwg1tadLczXjf9odlyQZqhzUuf87M4QOvjs1iiG6ebzJ-3WW6zOCK-d1LModCUWscYGGrJn9LysE7anEg6xTvSlapFPdjlVjxYUpSwxztSRpnId-Obj-eQHM/s320/fish+sutera.JPG
Copas dari https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9otL1wM79Pth5CUeIhaAEWt6YsRNV1gkU-c0BtG7tePwyh-gph1TYotwVZHaI26QgJaIaU9vq33lFT0tSOH0bfk-QHU12end6zIb7hh22v8VFvEcJm4PNhhLcsGtb-Vz2L1kcNQ-WU8w/s320/Anggur.JPG
Tren batik ini pun menular padaku. Domisili sementaraku di Bali membuatku wajib mempopulerkan batik Bakaran ini sebagai kain khas kampung halaman. Pati memang belum populer. Kalau bukan warganya, siapa lagi yang akan mengharumkan namanya.. Dan senangnya, saat hari pertama menggunakan batik Bakaran biru tua sebagai kemeja, semua langsung menanyakan.. ah unik, beli di mana tuh.. dan akhirnya, banyak pula yang nitip.. Lumayan, jadi peluang penambahan uang saku juga..huehe2.
Produk seni budaya kedua Juana adalah ketoprak. Hingga saat ini, masih ada kelompok kesenian yang eksis di daerah ini. Bahkan adapula kelompok ketoprak yunior, di mana pemain adalah siswa-siswa sebuah SD. Usaha pelestarian budaya yang patut ditiru, semoga usaha ini tak berhenti di satu generasi saja, namun terus kontinu.. sama seperti pelestarian musik angklung di saung Kang Udjo Bandung. Kan jadi daya tarik tersendiri juga tu..

Trangkil
Trangkil adalah kecamatan termuda Pati, yang dimekarkan dari wilayah kecamatan Wedarijaksa. Terletak 10 km dari pusat kota dan 7 km dari Juana. Ini merupakan kampung kelahiranku. Di sini pulalah keluargaku masih berdomisili hingga sekarang. Ada sebuah pabrik gula yang berdiri di sini. Tak heran jika daerah pertanian di sekitar wilayah Pati didominasi oleh tebu, terutama saat musim kemarau. Pabrik gula ini bernama PT. Kebon Agung, merupakan cabang pabrik gula Malang. Tak heran jika sebagian besar staf upper manajement dikirim dari sana. Mereka mendapatkan jatah perumahan di sekitar pabrik.
Dulu, semua staf itu kami anggap sebagai upper class di desa kami karena taraf kesejahteraannya kami anggap beberapa tingkat di atas TK. Tunas Harapanpenduduk kebanyakan. Kehidupan mereka kurang menyatu dengan masyarakat sekitar, jarang yang aktif dalam kegiatan desa. Jadi teringat dengan cerita Andrea Hirata tentang karyawan PT. Timah. Ya kurang lebih samalah. Namun segmentasinya tidak setajam itu. Perumahan staf PG tak dibatasi pagar tinggi, kami masih bisa mengaksesnya. Tak ada sekolah khusus yang didirikan untuk pendidikan anak-anaknya. Mereka bersekolah di tempat yang sama dengan kami. TK yang didirikan PG pun masih bisa diakses penduduk kampung. Demikian pula dengan fasilitas olahraganya.
Meskipun bersekolah di tempat yang sama, penampilan anak staf tetap terlihat beda dari anak kampung kebanyakan. Penampilan mereka lebih terawat, barang yang dimilikinya pun lebih eksklusif. Kami akan senang sekali jika diajak main ke rumah karena mainan yang mereka miliki bagus-bagus. Aku jadi mengenal majalah Ananda dan kaset dongeng anak karena bergaul dengan mereka.
ptkebon-agung-sugar-mill-of-trangkilPabrik gula Trangkil telah berdiri sejak pendudukan kolonial Belanda, entah tahun berapa aku tak ingat.. Tapi yang jelas, nama administratur pabrik dari zaman Belanda sampai sekarang masih terukir di batu depan kantor administrasi pabrik. Jika diruntut dari masa tanam paksa Van den Bosch yang mengenalkan komoditas perkebunan macam tebu, kopi, teh, kina, dll di Jawa, sekitar tahun 1830-an, maka pendirian pabrik ini pasti tak jauh dari masa-masa itu.
Pada masa kecilku, tebu dipanen dan diangkut ke pabrik dengan lori yang ditarik loko bermesin uap dan berbahan bakar kayu atau ampas tebu. java0001Oleh karenanya, ada jalur rel kereta api yang dibangun dari pabrik hingga ke Runting, 3 km dari kota. Tebu yang diambil dari daerah di luar itu akan diangkut dengan truk atau gerobak sapi (zaman jadul). Lori dan loko tersebut adalah warisan dari zaman Belanda, sama seperti kereta kuno yang ada di museum kereta di Ambarawa. Tahun pembuatan dan tulisan Belanda terukir jelas di badan samping loko. Aku lupa, persisnya tahun berapa. Saat musim giling, lori ini hilir mudik keluar masuk pabrik, terutama pada pagi dan sore hari.
Sayangnya, sejak pabrik mengalami krisis karena produktivitas yang makin menurun dan membanjirnya gula impor, pengoperasian loko ini dihentikan. Aku tak tahu apa alasan persisnya. Apakah karena pengoperasiannya yang tak efisien atau alasan yang lain. Padahal terkadang keberadaan loko ini menarik wisatawan juga lho.. aku sering melihat beberapa wisatawan asing yang mengambil gambar loko ini saat sedang beroperasi. Jika pabrik mau, mungkin ini bisa dikembangkan jadi objek wisata tersendiri, seperti yang dikembangkan Museum Kereta Ambarawa. Tak tahulah aku, apakah loko ini masih disimpan pabrik atau telah dijual. Yang jelas, kini relnya telah diambil dan sebagian kayu bantalannya menjadi rebutan banyak orang karena harga jualnya yang tinggi. Wajar, karena kayu jadul warisan Belanda itu terbukti awet dan tahan lama.
Bagi warga sepanjang rel, musim giling adalah masa yang menyenangkan, terutama bagi anak-anak. Mereka bisa ikut menikmati manisnya tebu dengan menarik diam-diam ruas tebu dari lori, saat lori ini memasuki wilayah perkampungan. Selain itu, batang bunga tebu, yang biasa kami sebut panah, juga menjadi berkah tersendiri. Kami bisa menyulapnya menjadi berbagai macam mainan (mobil, kandang burung) ataupun pernak-pernik seperti album foto, pigura. Pokoknya asik..!
Musim giling pun diawali dengan Gantingi, yaitu sebuah festival untuk mensyukuri dan berdoa agar proses giling tahun itu berjalan lancar. Selain gantingi-di-lapangan-trangkil1syukuran, Gantingi juga diramaikan dengan pasar malam selama satu-tiga minggu. Banyak stand yang dibangun di sepanjang jalan dari pabrik hingga lapangan desa. Mereka menjual berbagai produk, mulai dari pakaian, barang-barang kebutuhan, pernak-pernik hiasan rumah, makanan dan terutama mainan untuk anak-anak. Berbagai jenis kesenian tradisional juga dipertunjukkan, baik di dalam pabrik maupun lapangan. Pertunjukan di pabrik biasanya hanya bisa dinikmati oleh karyawan dan keluarganya. Biasanya merupakan ajang bagi karyawan ataupun anggota keluarganya untuk menunjukkan bakat seninya. Meskipun bukan karyawan pabrik, namun keluargaku pun pernah menikmati pertunjukan di dalam pabrik ini, seingatku hanya dua kali. Dan saat itu adalah saat pertama kalinya aku melihat bagian dalam pabrik yang dipenuhi oleh mesin-mesin tua yang berukuran raksasa. Pengalaman menakjubkan yang terus terkenang sampai sekarang.
Yap, gantingi adalah masa untuk memanjakan anak-anak. Berbagai mainan, mulai dari dremolen (komidi putar), ombak banyu, tong setan dan rumah hantu bisa kami nikmati. Bagi remaja, Gantingi adalah saat untuk ngeceng mencari jodoh. Mereka akan menggunakan kostum terbaiknya setiap keluar jalan-jalan bersama teman-temannya. Kini, Gantingi tak seramai masa dulu. Hanya berpusat di lapangan, tak lagi di sepanjang jalan dari pabrik-lapangan. Namun bagi anak-anak, efeknya sama. Saatnya dimanjakan!! Dan bagi orang tua, efeknya juga sama. Shopping time !!
Tak hanya oleh pabrik gula, tapi aktivitas ekonomi di Trangkil juga diramaikan oleh perdagangan, karena ada satu pasar yang cukup ramai di pusat kecamatan. Selain pertanian, maka pembuatan batu bata dan genteng juga banyak ditekuni warga. Nama Trangkil cukup terkenal dengan 2 produk ini. Kegiatan ini terutama dilakukan pada musim kemarau. Mereka melakukannya di sekitar rumah. Penjemuran hasilnya dilakukan di halaman rumah atau bahkan di jalanan. Usaha ini padat karya, sebagian besar tahapannya masih dilakukan dengan tenaga manusia, bukan mesin. Bahan baku lempung/tanah liat dibeli dari Pasucen, desa tetangga yang tegalannya banyak mengandung unsur lempung. Pembakaran bata dan genteng biasanya dilakukan dengan bahan bakar kayu atau ampas sisa giling yang biasa di sebut mblothong. Bata dan genteng diselimuti oleh rambut (bahasa lokal untuk sekam) lalu dibakar dengan kayu/mblothong tersebut. Sekam hasil pembakaran ini akan menjadi abu gosok yang akan dijual kepada para pedagang telur asin atau ibu rumahtangga. Selain dua jenis produk tersebut, ada pula industri rumahtangga yang menghasilkan makanan kecil, yang bermerk bawang putih. Produknya cukup variatif, ada sekitar 50 jenis makanan kecil yang dihasilkan, mulai dari kerupuk ikan, ceriping pisang, singkong, gadung, sukun, sangkolu, dan berbagai macam lainnya. Salah satu alternatif oleh-oleh juga. Dan makanan inilah yang kupilih sebagai oleh-oleh tiap kali ke Bali. Tiap habis pulang, pasti teman-temanku menanyakan, “Kerupuknya mana, mau donk..!”
Di beberapa wilayah Trangkil, khususnya di daerah pesisir, berkembang pusat pendidikan Islam yang cukup terkenal, seperti Guyangan dan Sambilawang. Setiap tahun diadakan haul peringatan hari kematian salah seorang ulama di daerah tersebut. Haul biasanya disertai dengan karnaval dan parade marching band dan rebana. Hiburan yang mengayikkan juga. Banyak tambak yang dibangun di sepanjang pesisir.

Wedarijaksa.
Banyak produk agrobis yang bisa didapatkan di wilayah ini, misalnya jambu bol. Jambu ini berwarna merah tua jika telah matang, lumayan berair dan rasanya kecut-kecut seger. Cocok untuk dirujak. Jika musim, bisa ditemui di sepanjang jalan dari nJontro ke Ngrames. Banyak pedagang yang menjualnya. Selain jambu bol, ada pula matoa. Buah ini banyak dihasilkan di Ngurensiti. Hampir setiap rumah memiliki tanamannya. Bentuknya bulat agak oval, kulitnya tipis, jika matang berwarna hijau kemerahan. Rasanya merupakan kombinasi dari durian, rambutan dan kelengkeng. Hmm.. pokoknya yummy..

Margoyoso
Margoyoso adalah kecamatan yang terkenal dengan pesantren dan sekolah Islamnya. Daerah ini merupakan basis NU. Banyak ulama terkenal dari daerah ini, misalnya Kyai Sahal Mahfud yang pernah menjadi ketua MUI. Selain itu, daerah ini juga banyak dikunjungi warga berbagai daerah yang berziarah ke makam syeh Mutamakkin, ulama perintis penyebaran Islam di wilayah Pati. Selain ramai karena ziarah, maka haul dari berbagai ulama juga silih berganti meramaikan daerah ini. Selain karena aktivitas pendidikannya, maka Margoyoso, terutama daerah Ngemplak terkenal sebagai penghasil pati kanji, atau yang lebih dikenal dengan nama tepung tapioka. Aktivitas pengolahan ini berlangsung terus menerus, terutama musim kemarau. Tak hanya dilakukan skala rumahtangga, namun juga menengah/industri besar. Setiap kali melewati wilayah ini, hamparan putih menghias di mana-mana. Tak hanya itu, bau kecing limbah kanji juga tercium keras. Limbah ini mengalir dengan bebasnya ke sungai. Ga tahu apakah ini membahayakan lingkungan atau tidak. Saat penelitianku di SMP dulu, pemilik usaha tepung mengeluhkan tentang mulai berkurangnya debit air tanah di wilayah ini. Pengolahan tepung ini sangat boros air dan hampir semua usaha menggunakan pasokan air tanah sejak dari dulu. Jika tak segera dipikirkan bagaimana alternatif selanjutnya, kelangsungan usaha ini sangat mungkin terganggu karenanya. Pertambakan udang dan bandeng juga dikembangkan di pesisir kecamatan ini.

Kayen
Di daerah ini berdiri beberapa sekolah Islam. Selain itu, adapula daerah yang mengolah kapuk randu, yaitu di desa Karaban. Kapuk randu ini dijual dalam bentuk kapuk mentah ataupun bahan jadi seperti bantal, guling atau kasur. Usaha ini mulai menurun mengingat makin maraknya kasur, bantal dan guling yang terbuat dari busa.

Sukolilo
Sukolilo adalah kecamatan ujung selatan Pati yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan. Ada beberapa wilayahnya yang didiami suku Samin, yaitu komunitas terasing yang lahir dari petani yang melarikan diri dari kewajiban pajak dan tanam paksa Belanda dan pemerintah lokal saat kolonialisme. Tokoh pemimpinnya bernama Samin. Mereka sangat terkenal dengan pembangkangan ini. Sehingga pada zaman sekarang, anak/warga yang suka membangkang sering disamakan dan diejek, “Dasar Samin..”. Aku juga pernah mendapatkan panggilan Samin dari guruku karena bandel. Huehe2. Orang Samin sering diidentikkan dengan penggunaan iket dan pakaian hitam. Ke mana-mana mereka lebih memilih berjalan kaki, sama seperti orang Baduy luar yang sering kujumpai menjual madu di kampus. Hingga kini, mereka masih mempertahankan kesahajaannya dan enggan menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan formal. Mereka menganggap pendidikan terbaik adalah pendidikan oleh keluarga, internalisasi nilai-nilai dari orang tua. Meskipun demikian, mereka mengakui adanya pemerintahan daerah. Hal ini diwujudkannya dengan melakukan sedekah bumi, yaitu mengirimkan hasil pertaniannya ke pemerintah, yang dianggapnya sebagai persembahan, tanda pengakuannya. Jadi seperti penyerahan upeti kepada raja-raja di zaman dulu ya..
Saat ini masyarakat Saminlah (didukung elemen masyarakat lain) yang berteriak keras terhadap upaya pemda untuk membangun pabrik semen di wilayah ini. Hal ini lahir bukan semata-mata karena mereka terbiasa membangkang, namun lebih pada kesadaran mereka untuk memelihara lingkungan alam yang menjadi tempat bergantung hidupnya selama ini. Kesadaran untuk memelihara sumber air yang mengairi lahan pertanian yang mereka maupun masyarakat luas usahakan di daerah tersebut. Sementara pemda bersikeras bahwa hal ini perlu dilakukan karena mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk, sehingga mereka tak perlu lagi boro ke luar daerah. Entah siapa yang akan menang.. semoga hasil kompromislah yang tercapai. Hasil yang bisa berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat namun juga tetap mempertahankan kelestarian ekologi pegunungan kapur.
Berbincang tentang potensi Sukolilo, aku jadi teringat pada kunjunganku saat SMP ke rumah salah seorang temanku. Neneknya mengusahakan minyak dari biji jarak yang ditanamnya di tegalan. Menurut beliau, hal ini telah dilakukannnya sejak dulu. Hasil penyulingan minyak jarak ini dijual ke pengusaha batik Solo, yang menggunakannya untuk bahan bakar pembatikan (entah di tahapan yang mana..). Jadi potensi pengembangan biodiesel minyak jarak bisa dikembangkan di wilayah ini, karena mereka telah memiliki akarnya sejak dulu. Yang perlu dipikirkan selanjutnya adalah bagaimana menciptakan pasar dan menjaga kestabilan harganya.

Gabus dan Winong
Gabus dan Winong adalah 2 kecamatan di wilayah selatan Pati. 27032009010Identik dengan Sukolilo, Pucakwangi, Jaken, Jakenan dan Kayen, wilayah ini cukup kering, baik secara fisik maupun potensi. Kegiatan perekonomian yang dikembangkan adalah pertanian tadah hujan. Hanya sebagian lahannya yang mampu diolah dengan tebu atau tanaman palawija pada masa kemarau. Saat kemarau, tanah di daerah ini sangat kering, nela, bahasa lokal untuk tanah yang pecah-pecah. Beberapa waktu lalu, Winong sempat menjadi daerah percontohan tambak bandeng tawar. Entah bagaimana perkembangannya sekarang.. Sedangkan Mintorahayu, Gabus adalah sentra perikanan lele. Hampir semua lele yang dijual di pasar-pasar Pati dipasok  dari daerah ini.

Batang
Batang adalah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Rembang. Daerah ini juga berkembang sebagai sentra garam dan tambak, sama seperti Juana.

Tayu dan Dukuhseti
Tayu dan Dukuhseti berkembang untuk usaha perikanan tangkap dan tambak. Agrobisnis dengan produk Semangka juga berkembang di wilayah ini.

Cluwak
Cluwak dikembangkan untuk perkebunan cengkeh dan pertanian tadah hujan. Usaha batu kali juga berkembang, karena sungai-sungai besarnya menyediakan pasokan yang cukup melimpah.
Gunungwungkal
Terus terang aku pun belum mengunjungi kecamatan ini. Namun yang kudengar dari seorang teman, daerah ini menjadi sentra ternak sapi. Ribuan sapi diternakkan di wilayah ini.

Mungkin itulah sekilas tentang Pati dan potensinya. Sebenarnya masih banyak daerah yang belum terbahas. Namun, terbatasnya pengetahuan dan kesempatan untuk eksplor membuatku belum mampu menuliskannya. Jika suatu saat nanti aku berkesempatan ke Gunungwungkal, Jakenan dan Batangan mungkin tulisan ini akan lebih komprehen..

Seiring waktu, aku berharap page ini akan terus kulengkapi dengan berbagai topik dengan Pati, misalnya wisata kulinernya, logat dan idiom bahasa Pati yang khas serta bangunan-bangunan kuno sepeninggalan Belanda yang masih bisa kita jumpai di sana.

Rabu, 17 Oktober 2012

Bos Sejati Menyamar Untuk Mengetahui Kinerja Karyawan


Imbangi Vietnam, Tim Pelatih Skuad Garuda Puas

Bola.net - Laga melawan Vietnam, Selasa (16/10) merupakan laga yang ketat bagi Timnas Indonesia. Namun, Asisten Pelatih Timnas Indonesia, Fabio Oliveira, puas anak asuhnya bisa mengimbangi tuan rumah.

"Yah, ini merupakan laga yang ketat dan seimbang," ungkap Fabio, pada Bola.net, Rabu (17/10).

"Namun, saya senang sudah ada perkembangan dari anak-anak. Hanya penyelesaian akhir yang perlu diperbaiki," dia menambahkan.

Sebelumnya, dalam laga yang dihelat di Vietnam, Timnas Indonesia mampu menahan gelombang serbuan tuan rumah. Bahkan, beberapa kali, Irfan Bachdim dan kawan-kawan memiliki peluang emas. Laga itu sendiri berakhir imbang tanpa gol.

Lebih lanjut, meski mengaku puas dengan penampilan anak asuhnya, Fabio menegaskan tetap akan ada evaluasi. Tujuan evaluasi, menurut pelatih asal Brasil ini, untuk menambal kekurangan-kekurangan yang masih terlihat.

"Ya kita akan perbaiki apa yang kurang," tandas Fabio. (den/opw)

Julia Estelle


La Nyalla Mahmud Mattalitti Pecundang Sejati

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia
(KPSI), La Nyalla Mahmud Mattalitti memberikan tanggapan mengenai syarat yang diajukan kepadanya, jika ingin kembali ke posisi anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Ogahh
Selain La Nyalla Mahmud Mattalitti, anggota Exco yang diberhentikan oleh Komite Etik PSSI sejak akhir 2011 yaitu, Erwin Dwi Budiawan, Tony Apriliani dan Roberto Rouw. Mereka diberhentikan dari posisinya setelah dinilai melanggar Kode Etik organisasi.
Tiga syarat yang harus dipenuhi oleh keempat anggota Exco itu adalah pertama, harus melakukan permintaan maaf kepada Ketua Umum PSSI maupun PSSI sebagai lembaga. Kedua, menyampaikan pernyataan akan patuh pada aturan yang ada, kode etik maupun norma. Ketiga, mengundurkan diri secara terlulis dari Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) dan membubarkan organisasi itu
"Surat sudah diterima, itu akan kami jawab langsung. Kami empat mantan anggota Exco tidak mau meminta maaf kepada Ketua Umum PSSI Djohar Arifin, seharusnya dia yang meminta maaf kepada sepakbola Indonesia. Dia sudah menyalahgunakan kewenangan yang diamanatkan kepada dia," ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur di Hotel Park Lane, Jakarta, Jumat (12/10/2012).
La Nyalla tidak menerima disebut sudah melanggar Statuta PSSI. Dia malah mempertanyakan kepada Djohar Arifin, bahwa dia yang melanggar statuta tersebut.
"Kita harus menaati statuta, justru mereka yang telah merubah dari 18 klub menjadi 24 klub tanpa melalui kongres itu yang melanggar statuta. Dia juga mengkloning klub PSMS, Persebaya, Persija, dan Arema. Dia kloning ini semua melanggar statuta," tambahnya.

Marisa Nasution


Sari Nila


Sigi Vimala


Vacancy for Chemical & Mechanical Engineer

  1. CHEMICAL ENGINEER ( Code : CE )

Responsibility:
  • In charge of building and operating water treatment installations based on detailed engineering documents
  • Provide technical advice and deliver service consistent with safety parameters, project schedule and environment
  • Provide trouble shooting to maintain and keep smooth operation condition related to chemical recovery equipment
  • Prepare the report for ub normal process parameters and take immediate action to recover the parameter.

Requirement: 
  • You have at least 3 years of experience in process engineering projects in Indonesia
  • You have obtained a Diploma, Chemical Engineering Degree or equivalent
  • You have experience operating chemical or water treatment plant
  • Computer literate; good command of English is a plus
  • Analytical, accurate and team player


  1. Mechanical Engineer ( Code : ME )
     Responsibility :
  • Assist Chiet Engineer and lead mechanical team.
  • Has capability to design, build, install and service mechanical machinery, components and tools across a range of industries in manufacturing and construction.

Requirements:
  • Candidate must possess at least a Bachelor's Degree preferably on Mechanical or Electrical.
  • Have 3 (one) year experience in oil and gas projects for design, construction and maintenance work (Mechanical and Piping).


Please submit your application letter, comprehensive resume, with a recent
Photograph and quote the position code on the top left envelope or in the subject  
latest by 2 weeks after the advertisement to :

HR & Admin Department
PT.SaraRasa Biomass

Guns N' Roses Konser Perdana di Indonesia 15 Desember


 
Jakarta - Kejutan besar bagi anda penggemar band hard rock asal Amerika Guns N' Roses. Axl Rose cs akan menggelar konser perdana mereka di Indonesia pada 15 Desember mendatang.

Hal tersebut telah dipastikan lewat situs resmi mereka gunsnroses.com. Konser band yang populer dengan lagu 'Sweet Child O'Mine' itu akan digelar di lapangan D, Senayan, Jakarta.

Tiket sendiri sudah dapat dipesan hari ini melalui situs rajakarcis.com. Harganya dibanderol mulai Rp 700-an ribu hingga Rp 1.100.000. Kelas VIP sendiri dipatok seharga Rp 2 juta.
 
Guns N' Roses akan hadir lewat formasi Axl Rose, DJ Ashba (guitar), Dizzy Reed (keyboards), Tommy Stinson (bass), Richard Fortus (gitar), Ron 'Bumblefoot' Thal (gitar), Chris Pitman (keyboard) dan Frank Ferrer (drum).

Konser Guns N' Roses itu dipastikan akan sangat istimewa. Soalnya, Indonesia dipastikan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang akan dikunjungi band legendaris tersebut.

(bar/ich) 
 

Sandra Angelina


Wenda Tan


Minggu, 14 Oktober 2012

Sebab Musabab Korupsi

Korupsi adalah penyakit akut yang menjangkiti negri ini dalam berbagai macam dimensi. Kasus korupsi riding simulator yang kita amati sekarang adalah satu dari ribuan kasus korupsi lain yang menunggu untuk terekspos. korupsi selevel ini tidak akan ada habisnya jika diberantas dengan cara konvensional, karena untuk mengadakan sidang atas semua pelaku korupsi di Indonesia bisa menghabiskan waktu selama masa penjajahan itu sendiri. Yang kita butuhkan sekarang adalah inovasi, menemukan metode baru anihilasi korupsi se-efektif mungkin.

Pendekatan paling sederhana dalam menyelesaikan masalah adalah mencari akarnya. Untuk mengetahui suatu sebab, diperlukan sebuah rentetan pertanyaan mengapa, hingga titik dimana semua terlihat jelas. Disini saya akan menceritakan perjalanan saya bertanya mengapa pada setiap fenomena yang diberitakan di media, sekaligus berbagai jawaban yang saya temukan.

Saya asumsikan pembaca sudah mengerti definisi korupsi, jadi kita mulai dari pertanyaan siapakah pelaku korupsi tersebut?

Korupsi terjadi di berbagai macam instansi, tidak ada pengecualian. Dan ibarat sudah menjadi kesepakatan bersama, korupsi tidak hanya dilakukan oleh orang yang serakah, tapi orang baik-baik pun banyak pula yang melakukan korupsi karena terpaksa. Ujung-ujungnya banyak orang bilang ini adalah kesalahan sistem, anda pasti juga familiar dengan statement tersebut. Sayangnya kebanyakan diskusi tentang korupsi berhenti pada statement itu.

Jangan berhenti, jadi apa yang membuat sistem menjadi salah?

Ketika kita mendengar kata 'sistem', timbul kesan bahwa sistem kenegaraan ini sangat rumit akan menghabiskan seharian untuk sepakat dengan teori masing-masing. Tapi sebenarnya sistem terbentuk dari kegiatan manusia itu sendiri. Disini kebanyakan insitusi-institusi pemerintahan menggunakan struktur top-down, jika satu manusia didalamnya korup, maka lini dibawahnya kemungkinan besar akan terpengaruh. Masalahnya, apa yang membuat mereka korup?

Korupsi bisa berarti banyak hal, dimana kata korup sendiri berarti kesalahan atau penyimpangan. Tetapi korupsi yang paling populer dan memiliki dampak paling signifikan adalah korupsi uang. Jadi salah satu kekuatan yang mampu membuat orang baik memilih untuk korupsi adalah kebutuhan. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan keluarga sering kali menjadi alasan melakukan korupsi kecil-kecilanSekarang apa yang membuat kebutuhan menjadi semakin tidak terjangkau? 

Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga barang. Antara lain supply dan demand, tapi supply dan demand adalah masalah temporer yang dapat diselesaikan dengan meningkatkan produksi. Faktor lainnya adalah menurunnya nilai uang, atau disebut juga inflasi. Inflasi menyebabkan harga barang untuk naik secara konstan dan berkepanjangan. Apa yang menyebabkan inflasi? Anda pasti mengerti apa itu inflasi. Tapi pernahkah anda bertanya apa yang menyebabkan jumlah uang kertas terus bertambah? Mengapa uang kertas terus menerus dicetak?

Kapan saja anda mengunjungi peruri, anda akan mendapati mesin2 pencetak uang kertas bekerja tanpa henti. Padahal yang kita ketahui, semakin banyak jumlah uang yang beredar, semakin berkurang nilai intrinsiknya. Tapi kenapa peruri atas perintah Bank Indonesia tidak berhenti mencetak uang? Atas dasar apa uang kertas kita dicetak? Harus ada dasarnya bukan?

Bear with me, kita semakin dekat dengan akar permasalahan korupsi.

Saat ini Indonesia dan sebagian besar negara di dunia menggunakan sistem uang fiat, atau floating currency. Sistem uang ini menempatkan uang kertas sebagai alat ukur kekayaan, yang mana menggantikan peran emas. Lalu apa yang salah dengan sistem ini? Well, kita harus kembali pada prinsip fundamental diciptakannya uang kertas.

Uang kertas pada awalnya hanya berfungsi sebagai bukti kepemilikan koin logam berharga yang anda simpan di bank. Jadi pada suatu saat anda dapat mengambil kembali logam berharga milik anda. Dan bank memiliki kewajiban untuk mampu mengembalikan seluruh logam berharga milik nasabahnya dalam sekali waktu. Jadi pada hakikatnya, jumlah uang kertas terbatas karena disesuaikan dengan uang logam yang ada di brankas di dalam bank. Kemudian untuk pertambahan jumlah uang kertas, kita tengok jumlah stok emas dan perak didunia. Jumlah mereka sangat stabil, pertambangan emas global hanya memberi peningkatan sebanyak 1,5% per tahun. Jadi, jika kita menganut sistem uang berbasis emas / gold standard, maka pertambahan jumlah uang kertas akan terkendali disekitar angka tersebut, dan nilai uang tidak akan berkurang, maka peningkatan harga barang hanya disebabkan oleh supply dan demand.

Tapi sejak zaman penjajahan belanda, bank central Indonesia tidak lagi menggunakan gold standard, melainkan sistem uang fiat. Didalam sistem uang fiat, bank-bank central mampu menerbitkan uang tanpa basis yang accountable. Uang dicetak setiap kali kita mengajukan utang, dari digit-digit pada komputer di kasir bank ketika anda mengajukan utang untuk usaha anda atau kredit sepeda mobil anda. Ketika kita melunasi termasuk dengan bunganya, bank akan mendapatkan keuntungan 100% ditambah jumlah bunganya, kalikan itu dengan jumlah masyarakat yang melakukan kredit, dan jumlah nominal kreditnya.

Proses ini sama dengan memindahkan kesejahteraan milik rakyat dalam skala yang masif, kepada bank central. Inilah yang menyebabkan masyarakat kehilangan daya beli meskipun gaji mereka naik setiap dua tahun sekali. Inilah yang membuat orang-orang baik condong melakukan korupsi. Inilah yang membuat masyarakat kelas menengah kita semakin sedikit, semakin banyak lapisan masyarakat yang tidak sejahtera. Inilah yang membuat pemerintah kita menjual BUMN ke negara asing. Satelit palapa milik kita juga tidak luput dari desperate action yang dilakukan pemerintah. Sayangnya uang fiat akan terus ada selama publik masih sepakat untuk menerima peredaran uang jenis ini.

Coba kita bertanya pada orang sekitar. Atas dasar apa uang kita dicetak, diprint, diproduksi? Saya sudah mencoba, dan tidak banyak yang bisa menjawab. masih banyak yang mengira uang kita berbasis emas. Kebingungan ini dikarenakan teori uang tidak pernah muncul pada buku pelajaran sekolah dan tidak ada media yang menceritakan atas dasar apa uang kita di-print.

Kemudian mari bertanya lagi, kenapa basis penciptaan uang tidak pernah diajarkan di sekolah dasar?
Kenapa media tidak pernah melakukan pemberitaan tentang sistem moneter atau latar belakang inflasi?
Kali ini jawaban tidak ada pada penulis.
Apakah sistem moneter fiat yang dianut dunia internasional ini normal?
Mari kita lakukan sedikit review tentang pola hidup rumah tangga yang sudah dilalui negara ini. Sejak masa pasca kemerdekaan, hingga era reformasi pada tahun 1990an, mayoritas keluarga kelas menengah hanya memiliki satu orang pencari nafkah. Kemudian krisis moneter membuat pencari nafkah utama menjadi kewalahan. Muncullah keperluan untuk memiliki pencari nafkah kedua. Ibu-ibu rumah tangga mulai meniti karir. Kesetaraan gender dan konsep wanita karir, tanpa kita sadari memperlancar proses tersebut. Setelah masa itu, dua orang tua bekerja full time menjadi hal yang sangat lumrah pada masyarakat ekonomi menengah. Apakah fenomena ini normal bagi anda?

Sayangnya grafik penurunan nilai uang, kenaikan harga barang, dan stagnasi pendapatan masih terus berjalan. Hingga nanti tiba masanya dua pencari nafkah tidak akan cukup. Lalu apakah anak anda dimasa depan akan mempekerjakan cucu anda untuk membiayai keluarganya sendiri? Bolehkah itu menjadi hal yang normal dimasa depan? Atau lebih baik korupsi? Oh maaf, sepertinya beberapa dari kita sudah berada pada masa tersebut.

Lalu apa solusi dari permasalahan ini?

Amerika Serikat juga salah satu negara yang menggunakan moneter fiat. Keberadaan bank central amerika serikat yang saat ini disebut Federal Reserves juga merupakan kontroversi terpanjang yang bermula pada tahun 1862 dan masih berlangsung hingga saat ini. Abraham lincoln, Thomas Jefferson, Andrew Jackson, dan John F. kennedy adalah beberapa presiden yang pada masanya berusaha menggulingkan bank sentral amerika.

Yang paling dekat adalah perjuangan anggota kongres (DPR) dan salah satu kandidat calon presiden dari partai republican bernama ron paul. Ia mengajukan rencana untuk mengaudit federal reserve bank jika dia terpilih. Ini adalah permulaan yang cukup feasible untuk dilakukan di Indonesia dan negara lainnya. 

Proses audit akan membuat regulasi uang di Bank Indonesia menjadi transparan agar dapat diamati langsung oleh rakyat atau melalui DPR. KPK lah yang paling proporsional untuk melakukan audit ini.

Apa yang harus anda lakukan?

Lakukan aksi sesuai kapasitas anda. Tapi yang paling penting adalah, Spread the word. Ketok tular. Sebarkan berita ini, karena semakin banyak yang mengetahui semakin cepat kita dapat memperbaiki kondisi negara. Kita sudah tahu sumber permasalahannya sekarang.

It is well enough that people of the nation do not understand our banking and monetary system, for if they did, I believe there would be a revolution before tomorrow morning. - Henry Ford 

Sumber:
Debt the first 5000 years, David Graeber
The creature from jekyll island, G. Edward Griffin
The mystery of banking, Murray N. Rothbard
What has the government done to our money

Terima Kasih,



Bintang Chairul

Minggu, 07 Oktober 2012

"AJI Jakarta Serukan Menolak Outsourcing di Industri Media dan Melindungi Kontributor dan Koresponden"

Siaran Pers

"AJI Jakarta Serukan Menolak Outsourcing di Industri Media dan Melindungi
Kontributor dan Koresponden"

JAKARTA. Sejak era reformasi 1998, pertumbuhan industri media berlangsung
dengan pesat dan membentuk kelompok usaha baru di bidang media. Namun
pertumbuhan industri media hingga kini belum sejalan dengan peningkatan
kesejahteraan dan perlindungan status dan keselamatan kerja bagi jurnalis.
Selain fenomena pemilik media yang masih menolak keberadaan serikat pekerja
pers, kini fenomena pekerja tenaga ahli daya (outsourcing) di industri media
semakin berkembang.

Fakta ini sangat terlihat di industry televisi. Sebagai contoh adalah di
stasiun televisi SCTV. Permasalahan outsourcing mencuat ketika manajemen
SCTV memberlakukan sistem kerja kontrak per 1 Juni 2012 kepada 42 karyawan
mereka yang sebelumnya adalah pekerja tetap di stasiun TV swasta nasional
itu. Walaupun mereka telah bekerja selama 7 hingga 19 tahun, status mereka
berubah sebagai karyawan outsourcing sehingga mereka dipekerjakan oleh pihak
ketiga, yaitu PT ISS.

Fenomena outsourcing diduga kuat tidak hanya terjadi di stasiun televisi
SCTV saja, namun juga di stasiun televisi lain. Sebuah stasiun televisi
berbayar yang memproduksi berita, masih dijumpai beberapa jurnalis dan
kameramen yang berstatus outsourcing setelah program siaran mereka
sebelumnya diakuisi oleh manajemen baru. Bahkan sebuah kantor berita
nasional mempekerjakan banyak wartawan dengan status sebagai pekerja
outsourcing dengan menyewakan wartawan itu di kantor pemerintah.

Fenomena outsourcing industri media jelas mencemaskan mengingat
pekerjaan jurnalis dan pekerjaan lain yang berperan penting dalam proses
produksi di media telah dilarang oleh Undang-Undang. Pada Pasal 66 (1) UU
No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan dengan jelas bahwa
"Pekerja/buruh dari perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh tidak boleh
digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan
yang berhubungan langsung dengan proses produksi, kecuali untuk kegiatan
jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses
produksi".

Sistem kerja dalam status kontrak atau outsourcing terbukti sangat
merugikan karena pekerja tidak mendapatkan perlindungan, fasilitas, dan
kepastian hukum dalam jangka panjang. Ia dianggap tak lebih dari sekedar
alat, kapan dibutuhkan bisa direkrut dan kapan tidak dibutuhkan mesti siap
disingkirkan setiap saat. Pengusaha juga tidak perlu membayar pesangon
kepada pekerja yang bekerja dengan sistem ini. Dampak lainnya, tentu saja
berimbas kepada menurunnya upah dan kesejahteraan pekerja. Mereka yang
bekerja dalam status ini kerap mendapatkan upah yang lebih rendah, tidak
mendapatkan jaminan sosial seperti asuransi Jamsostek dan kehilangan
berbagai tunjangan lain seperti tunjangan hari raya.

Dari sisi posisi tawar, pekerja dalam sistem kontrak atau outsourcing
menjadi tidak memiliki daya tawar yang kuat. Hal ini sebagai konsekuensi
dari hubungan kerja yang bersifat individual dan sementara. Kondisi tersebut
jelas berbeda dengan hubungan kerja yang bersifat permanen dan kolektif.

Selain masalah outsourcing, AJI Jakarta juga mencatat, jurnalis non-organik
atau yang populer disebut koresponden/kontributor semakin banyak.
Koresponden/kontributor merupakan golongan rentan dalam bisnis media.
Seringkali koresponden/kontributor bekerja dengan status hubungan kerja yang
tak jelas. Celakanya, walau mereka menanggung resiko selama menjalankan
peliputan, mereka sering tidak memiliki jaminan sosial, termasuk kesehatan
atau keselamatan kerja. Banyak status koresponden/kontributor yang tak jelas
meskipun mereka telah bekerja bertahun-tahun.

Untuk itu, bersamaan dengan momentum Aksi Tolak Outsourcing pada 3
Oktober 2012, AJI Jakarta mengeluarkan pernyataan sikap sebagai berikut:

1. Meminta berbagai perusahaan media cetak online televisi dan radio
untuk menghentikan praktik outsourcing di industri media massa, terutama
untuk posisi jurnalis dan karyawan lain di bagian redaksi.

2. Mendesak agar berbagai perusahaan media massa tetap memberikan
perlindungan jaminan sosial dan keselamatan kerja bagi koresponden dan
kontributor.

Demikian siaran pers AJI Jakarta pada hari ini. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

Jakarta, 3 Oktober 2012

Tanda tangan Kustiah.pngttd umar.wmfHormat kami,

Umar Idris Kustiah

Ketua AJI Jakarta Koordinator Divisi Serikat
Pekerja AJI Jakarta

Kontak person: Kustiah 08170565654, Adhitya Himawan 08131506150