Korupsi
adalah penyakit akut yang menjangkiti negri ini dalam berbagai macam
dimensi. Kasus korupsi riding simulator yang kita amati sekarang adalah
satu dari ribuan kasus korupsi lain yang menunggu untuk terekspos.
korupsi selevel ini tidak akan ada habisnya jika diberantas dengan cara
konvensional, karena untuk mengadakan sidang atas semua pelaku korupsi
di Indonesia bisa menghabiskan waktu selama masa penjajahan itu sendiri.
Yang kita butuhkan sekarang adalah inovasi, menemukan metode baru
anihilasi korupsi se-efektif mungkin.
Pendekatan
paling sederhana dalam menyelesaikan masalah adalah mencari akarnya.
Untuk mengetahui suatu sebab, diperlukan sebuah rentetan pertanyaan
mengapa, hingga titik dimana semua terlihat jelas. Disini saya akan
menceritakan perjalanan saya bertanya mengapa pada setiap fenomena yang
diberitakan di media,
sekaligus berbagai jawaban yang saya temukan.
Saya asumsikan pembaca sudah mengerti definisi korupsi, jadi kita mulai dari pertanyaan siapakah pelaku korupsi tersebut?
Korupsi
terjadi di berbagai macam instansi, tidak ada pengecualian. Dan ibarat
sudah menjadi kesepakatan bersama, korupsi tidak hanya dilakukan oleh
orang yang serakah, tapi orang baik-baik pun banyak pula yang melakukan
korupsi karena terpaksa. Ujung-ujungnya banyak orang bilang ini
adalah kesalahan sistem, anda pasti juga familiar dengan statement
tersebut. Sayangnya kebanyakan diskusi tentang korupsi berhenti pada
statement itu.
Jangan berhenti, jadi apa yang membuat sistem menjadi salah?
Ketika
kita mendengar kata 'sistem', timbul kesan bahwa sistem kenegaraan ini
sangat rumit akan menghabiskan seharian untuk sepakat dengan teori
masing-masing. Tapi sebenarnya sistem terbentuk dari kegiatan manusia
itu sendiri. Disini kebanyakan insitusi-institusi pemerintahan
menggunakan struktur top-down, jika satu manusia didalamnya korup, maka
lini dibawahnya kemungkinan besar akan terpengaruh. Masalahnya, apa yang membuat mereka korup?
Korupsi
bisa berarti banyak hal, dimana kata korup sendiri berarti kesalahan
atau penyimpangan. Tetapi korupsi yang paling populer dan memiliki
dampak paling signifikan adalah korupsi uang. Jadi salah satu kekuatan
yang mampu membuat orang baik memilih untuk korupsi adalah kebutuhan.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan keluarga sering kali menjadi alasan
melakukan korupsi kecil-kecilan. Sekarang apa yang membuat kebutuhan menjadi semakin tidak terjangkau?
Ada
banyak faktor yang mempengaruhi harga barang. Antara lain supply dan
demand, tapi supply dan demand adalah masalah temporer yang dapat
diselesaikan dengan meningkatkan produksi. Faktor lainnya adalah
menurunnya nilai uang, atau disebut juga inflasi. Inflasi menyebabkan harga barang untuk naik secara konstan dan berkepanjangan. Apa yang menyebabkan inflasi? Anda pasti mengerti apa itu inflasi. Tapi pernahkah anda bertanya apa yang menyebabkan jumlah uang kertas terus bertambah? Mengapa uang kertas terus menerus dicetak?
Kapan
saja anda mengunjungi peruri, anda akan mendapati mesin2 pencetak uang
kertas bekerja tanpa henti. Padahal yang kita ketahui, semakin banyak
jumlah uang yang beredar, semakin berkurang nilai intrinsiknya. Tapi kenapa peruri atas perintah Bank Indonesia tidak berhenti mencetak uang? Atas dasar apa uang kertas kita dicetak? Harus ada dasarnya bukan?
Bear with me, kita semakin dekat dengan akar permasalahan korupsi.
Saat
ini Indonesia dan sebagian besar negara di dunia menggunakan sistem
uang fiat, atau floating currency. Sistem uang ini menempatkan uang
kertas sebagai alat ukur kekayaan, yang mana menggantikan peran emas.
Lalu apa yang salah dengan sistem ini? Well, kita harus kembali pada
prinsip fundamental diciptakannya uang kertas.
Uang
kertas pada awalnya hanya berfungsi sebagai bukti kepemilikan koin
logam berharga yang anda simpan di bank. Jadi pada suatu saat anda dapat
mengambil kembali logam berharga milik anda. Dan bank memiliki
kewajiban untuk mampu mengembalikan seluruh logam berharga milik
nasabahnya dalam sekali waktu. Jadi pada hakikatnya, jumlah uang kertas
terbatas karena disesuaikan dengan uang logam yang ada di brankas di
dalam bank. Kemudian untuk pertambahan jumlah uang kertas, kita tengok
jumlah stok emas dan perak didunia. Jumlah mereka sangat stabil,
pertambangan emas global hanya memberi peningkatan sebanyak 1,5% per
tahun. Jadi, jika kita menganut sistem uang berbasis emas / gold
standard, maka pertambahan jumlah uang kertas akan terkendali disekitar
angka tersebut, dan nilai uang tidak akan berkurang, maka peningkatan
harga barang hanya disebabkan oleh supply dan
demand.
Tapi
sejak zaman penjajahan belanda, bank central Indonesia tidak lagi
menggunakan gold standard, melainkan sistem uang fiat. Didalam sistem
uang fiat, bank-bank central mampu menerbitkan uang tanpa basis yang
accountable. Uang dicetak setiap kali kita mengajukan utang, dari
digit-digit pada komputer di kasir bank ketika anda mengajukan utang
untuk usaha anda atau kredit sepeda mobil anda. Ketika kita melunasi
termasuk dengan bunganya, bank akan mendapatkan keuntungan 100% ditambah
jumlah bunganya, kalikan itu dengan jumlah masyarakat yang melakukan
kredit, dan jumlah nominal kreditnya.
Proses
ini sama dengan memindahkan kesejahteraan milik rakyat dalam skala yang
masif, kepada bank central. Inilah yang menyebabkan masyarakat
kehilangan daya beli meskipun gaji mereka naik setiap dua tahun sekali.
Inilah yang membuat orang-orang baik condong melakukan korupsi. Inilah
yang membuat masyarakat kelas menengah kita semakin sedikit, semakin
banyak lapisan masyarakat yang tidak sejahtera. Inilah yang membuat
pemerintah kita menjual BUMN ke negara asing. Satelit palapa milik kita
juga tidak luput dari desperate action yang dilakukan
pemerintah. Sayangnya uang fiat akan terus ada selama publik masih
sepakat untuk menerima peredaran uang jenis ini.
Coba
kita bertanya pada orang sekitar. Atas dasar apa uang kita dicetak,
diprint, diproduksi? Saya sudah mencoba, dan tidak banyak yang bisa
menjawab. masih banyak yang mengira uang kita berbasis emas. Kebingungan
ini dikarenakan teori uang tidak pernah muncul pada buku pelajaran
sekolah dan tidak ada media yang menceritakan atas dasar apa uang kita
di-print.
Kemudian mari bertanya lagi, kenapa basis penciptaan uang tidak pernah diajarkan di sekolah dasar?
Kenapa media tidak pernah melakukan pemberitaan tentang sistem moneter atau latar belakang inflasi?
Kali ini jawaban tidak ada pada penulis.
Apakah sistem moneter fiat yang dianut dunia internasional ini normal?
Mari
kita lakukan sedikit review tentang pola hidup rumah tangga yang sudah
dilalui negara ini. Sejak masa pasca kemerdekaan, hingga era reformasi
pada tahun 1990an, mayoritas keluarga kelas menengah hanya memiliki satu
orang pencari nafkah. Kemudian krisis moneter membuat pencari nafkah
utama menjadi kewalahan. Muncullah keperluan untuk memiliki pencari
nafkah kedua. Ibu-ibu rumah tangga mulai meniti karir. Kesetaraan gender
dan konsep wanita karir, tanpa kita sadari memperlancar proses
tersebut. Setelah masa itu, dua orang tua bekerja
full time menjadi hal yang sangat lumrah pada masyarakat ekonomi
menengah. Apakah fenomena ini normal bagi anda?
Sayangnya
grafik penurunan nilai uang, kenaikan harga barang, dan stagnasi
pendapatan masih terus berjalan. Hingga nanti tiba masanya dua pencari
nafkah tidak akan cukup. Lalu apakah anak anda dimasa depan akan
mempekerjakan cucu anda untuk membiayai keluarganya sendiri? Bolehkah
itu menjadi hal yang normal dimasa depan? Atau lebih baik korupsi? Oh
maaf, sepertinya beberapa dari kita sudah berada pada masa tersebut.
Lalu apa solusi dari permasalahan ini?
Amerika
Serikat juga salah satu negara yang menggunakan moneter fiat.
Keberadaan bank central amerika serikat yang saat ini disebut Federal
Reserves juga merupakan kontroversi terpanjang yang bermula pada tahun
1862 dan masih berlangsung hingga saat ini. Abraham lincoln, Thomas
Jefferson, Andrew Jackson, dan John F. kennedy adalah beberapa presiden
yang pada masanya berusaha menggulingkan bank sentral amerika.
Yang
paling dekat adalah perjuangan anggota kongres (DPR) dan salah satu
kandidat calon presiden dari partai republican bernama ron paul. Ia
mengajukan rencana untuk mengaudit
federal reserve bank jika dia terpilih. Ini adalah permulaan yang cukup
feasible untuk dilakukan di Indonesia dan negara lainnya.
Proses
audit akan membuat regulasi uang di Bank Indonesia menjadi transparan
agar dapat diamati langsung oleh rakyat atau melalui DPR. KPK lah yang paling proporsional untuk melakukan audit ini.
Apa yang harus anda lakukan?
Lakukan
aksi sesuai kapasitas anda. Tapi yang paling penting adalah, Spread the
word. Ketok tular. Sebarkan berita ini, karena semakin banyak yang
mengetahui semakin cepat kita dapat memperbaiki kondisi negara. Kita
sudah tahu sumber permasalahannya sekarang.
It is well enough that people of the nation do
not understand our banking and monetary system, for if they did, I
believe there would be a revolution before tomorrow morning. - Henry Ford
Sumber:
Debt the first 5000 years, David Graeber
The creature from jekyll island, G. Edward Griffin
The mystery of banking, Murray N. Rothbard
What has the government done to our money
Terima Kasih,
Bintang Chairul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.