Senin, 04 Juni 2012

Prinsip dari sebuah keyakinan di dalam media massa

The Principle of Confidentiality
Prinsip dari sebuah keyakinan di dalam media massa lebih menekankan pada tugas atau kewajiban bagi praktisi media untuk tidak memberi sumber nama pada sebuah informasi. Namun, bagaimanapun opsi atau pilihan ini tidak satu-satunya menjadi pilihan yang absolut karena masih ada cara lain untuk mewujudkan prinsip dari sebuah keyakinan. Bagi para filosofis, keyakinan merupakan sebuah kewajiban yang juga harus didukung oleh hal lainnya agar dapat memperkuat sebuah pertimbangan. Bagi praktisi media yang harus memastikan sesuatu, masalah mengenai sebuah keyakinan masih akan semakin larut atau tidak berujung di dalam setiap situasi yang ada, karena keyakinan atau sebuah keterusterangan merupakan sesuatu yang diinginkan oleh publik dari praktisi media. Namun tentu saja, ide-ide tersebut tidak sama atau tidak eksklusif satu sama lain karena sebuah janji dari keyakinan untuk narasumber yang dapat memimpin sebuah kejujuran dalam mengungkap kasus korupsi atau tindakan ilegal lainnya masih dilindungi.
Gagasan dari sebuah keyakinan bagaimanapun berangkat di luar jangkauan pengawasan untuk narasumber. Kadang perusahaan atau organisasi berita harus memastikan atau memutuskan apakah narasumbernya perlu untuk dirahasiakan atau tidak kepada publik.
Praktisi media adalah mereka yang berada dalam formasi atau organisasi bisnis, dimana praktisi media tidak dapat menahan untuk mengungkap sebuah kerahasiaan. Ada waktunya ketika wilayah dari opini publik tidak diberi hak atau judul sebagai informasi yang akan dipublikasikan karena takut menganggu atau menyebabkan hal yang lain menjadi hangat untuk diperbincangkan. Sebenarnya bentuk keyakinan dalam hubungan sosial merupakan sesuatu yang telah kita pelajari sejak awal kita hidup.
Untuk bisa mendapatkan hubungan yang dapat dipercaya, biasanya akan terbentuk melalui tiga keadaan. Pertama, terdapat express promises seperti seorang reporter yang benar-benar berjanji untuk merahasiakan narasumbernya. Kedua, keyakinan dalam sebuah hubungan bisa didapatkan melalui loyalitas, apakah individu atau organisasi karena dengan adanya loyalitas dapat mempengaruhi atau mendorong dan mengarahkan sebuah moral agent. Ketiga, diakui secara hukum. Pada umumnya masyarakat akan bertekad bahwa beberapa hubungan akan menjadi sangat penting ketika mereka berhak atau layak untuk memperoleh proteksi yang legal atau sah secara hukum.
The Justification for Confidentiality
Prinsip dari sebuah keyakinan telah membawa tuntutan selama beberapa tahun. Sebagai publik yang hidup dipenuhi dengan banyak informasi, namun dalam hal atau segala macam yang menyangkut pengetahuan masih belum bisa terpuaskan. Walaupun di dalam buku the ethicist Sissela Bok in "The Limits of Confidentiality" terdapat beberapa perkiraan justifikasi atau alasan atau pembenaran untuk mengukuhkan sebuah kepercayaan. Pertama, fokus terhadap autonomy manusia dalam hal pengamanan informasi personal dan pengetahuan. Kemampuan untuk menjaga rahasia dan untuk memberikan informasi kepada orang lain secara selektif dapat memberikan sebuah sense atau rasa dari kekuatan seseorang dalam hal mempengaruhi sesuatu. Namun faktanya, banyak penyangkalan yang terjadi dalam hal kerahasiaan, kesimpulannya adalah konflik bisa melebihi kekuatan, kekuatan bisa datang melalui arus informasi.
Keterbukaan menjadi hal penting yang bisa berperan menjadi counter-balanced yang bertentangan dengan kecenderungan sifat pemerintah dan institusi lainnya dalam hal mengontrol informasi yang negatif dan sensitif. Oleh karena itu, media sebaiknya memiliki anggota yang bersih agar dapat mempertanyakan penyembunyian kebijakan terhadap lebih dari beberapa anggota masyarakat misalnya terhadap ilmuwan sosial.
Sumber berita adalah mereka akan memaksakan sense mereka sebagai sebuah autonomy (atau sebuah kekuatan) ketika channel yang mereka memiliki menjadi sumber informasi yang diyakini atau dipercayai oleh reporter. Hal ini menjadi konsep yang penting bagi jurnalis karena sumber yang anonymous bisa bersikap dengan berbagai macam motivasi. Alasan kedua, keyakinan adalah suatu pembuktian sebuah perasaan pada kepercayan di antara individu dalam kehidupan sosial. Kepercayaan, menepati janji, dan loyal merupakan tiang atau fondasi terbentuknya sebuah keyakinan, serta hal ini merupakan bentuk perlawanan dalam melindungi nilai bagi hal yang ketiga yang akan muncul sebagai celah untuk menyembunyikan kepercayaan. Reporter adalah orang yang mendesak untuk mengungkapkan sebuah keterusterangan dari kontak hubungan sosial dalam situasi yang sensitif. Keyakinan juga perlu untuk mencegah timbulnya masalah yang baru, dan pada akhirnya keyakinan akan melayani social utility manusia.
Seeking Disclosure: The Moral Position of the Actor
Sebuah motivasi dapat membantu mengevaluasi dimana pada saat tersebut terdapat alasan dalam mengungkapkan sesuatu. Posisi moral dari institusi media juga sering menjadi isu ketika mencari dan memberikan informasi yang terpercaya. Dari sudut pandang informasi, media paling tidak, layak menjadi dasar moral ketika mereka memberikan informasi yang sensitif karena mereka mempercayai bahwa informasi tersebut memiliki nilai berita.
Referensi:
Day, L.A. Ethics in Media Communications: Cases and Controversies. Wadsworth, 2003
sumber  AG. Eka Wenats Wuryanta to Media Criticism: AG. Eka Wenats Wuryanta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.