oleh Naratama
Tiga puluh satu Desember 2011. Jam menunjukkan pukul 23.18 pm, waktu
Jakarta. Entah mengapa, tiba-tiba semua acara televisi dipenghujung
tahun ini terasa "Serupa namun tak sama". Ada Pas_Mantap Tahun Baru
Trans 7, yang digarap apik dengan lelucon ala Opera Van Java. Acara ini
bersaing dengan Uya Kuya dan Boys Band ala K-Pop di Indosiar.
Sementara Saudara sekandung Trans 7, Trans TV menghadirkan pilihan lain
buat penonton yang suka film, yaitu pemutaran film Box Office "The
Transformer 2". Dan Trans tidak sendirian, "The Transformer" ala
Hollywood disaingi oleh film horor Indonesia "air Terjun Pengantin" di
ANTV. Untuk Live Show, RCTI dengan "reality show" Manusia Beton
berhadapan dengan konser musik akbar SCTV. Walau bersaing, ternyata RCTI
dan SCTV justru memilih Live Show dari tempat yang sama, Taman Impian
Jaya Ancol. Sementara saudara sekandung MNC TV justru hadir live show
dari Taman Mini Indonesia Indah. Yang menarik justru persaingan antara
tv berita, TV One dengan Metro TV. TV One masih kokoh memposisikan
sebagai tv berita, dan sibuk melaporkan suasana tahun baru lengkap
dengan kembang Apinya. Namun sang kompetitor Metro TV justru tampil
tanpa berita. Metro justru menghadirkan konser musik dari band legenda
Kahitna, "Cerita Cinta". Ini sangat unik, Metro TV berani melawan arus
dengan menampilkan full konser musik untuk pemirsanya yang biasanya
selalu haus berita. Hanya beberapa menit menjelang Tahun Baru, Metro
mulai menampilkan reportase langsung dari Tangerang.
Lalu, saat menghitung mundur dari 10 sampai 1, tiba2x semua TV Live
Show!!! warna-warni kembang api menghiasi layar kaca. Artis2x papan
atas hingga pendatang baru yang serba instan, langsung menggiring
penonton menonton kembang api sambil diiringi lelucon-lelucon yang
"maaf" kadang2x dipaksakan untuk lucu. Tiupan trompet "Happy New Year"
terus ditiup dari berbagai lokasi. Metro TV pun pindah liputan ke
Bundaran HI dengan ratusan ribu massa bergembira lalu pindah ke Solo
yang menggelar event "Karnaval Budaya". Nah, kalau Metro TV kembali ke
ranah pemberitaan, Apa Kabar Indonesia TV One justru masuk ke ranah
Variety Show yang menggabung liputan berita dengan musik. Sementara
SCTV, MNC dan Trans 7 terus menggebrak dengan konser musik pop, rock
sampai dangdut. Lelah dengan manusia beton, RCTI menggebrak dengan
bintang Hugh Jackman dan Will l Am lewat film action Hollywood "X Men
Origin-Wolverine".
Kalau diperhatikan, dari semua format acara televisi di penghujung tahun
2011 ini, sebenarnya inilah cerminan wajah Televisi nasional kita di
tahun 2012. Dengan kata lain, apa yang disajikan dari Januari hingga
penghujung tahun 2011, akan serupa namun tak sama dengan penyajian dari
Januari hingga penghujung tahun 2012. Musik campur dagelan, talk show
campur live report, reality show campur sulap, ceramah Ustad diselingi
musik islami, kuis "tanpa mikir" bertaburan jutaan hadiah dan content
acara bernuansa horor. Dominasi format acara seperti ini akan terus
bermunculan dilayar kaca tanpa peduli penonton bakal bosan atau tidak.
Toh, angka survei rating menunjukkan bahwa format-format inilah yang
digemari oleh pemirsa televisi, begitu kata para pengamat televisi.
Perdebatan antara idealisme dan komersialisasi akan terus menjadi bahan
diskusi dikampus-kampus jurusan komunikasi, sosiologi, broadcasting
hingga ke institusi KPI, ATVSI dan lain-lain. Tapi toh, format acara
televisi tidak akan berubah, tetap serupa namun tak sama. Tetap statis
namun dinamis. Lalu mengapa demikian? karena wajah televisi kita adalah
wajah persaingan industri televisi teresterial yang multi content dan
variatif, bukan persaingan industri televisi kabel yang segmented dan by
design.
Dari pengamatan televisi di tahun 2011, adakah akan ada yang berubah
dalam dunia televisi kita di 2012? Dalam konteks format program televisi
tidak ada berubah. Untuk format Drama, penyajian struktur "opera sabun"
yang dibungkus dengan cerita cinta dalam kemewahan rumah serta
kemolekan sang artis masih tetap mendominasi. Hanya saja, keseimbangan
dunia-akhirat semakin kental dengan munculnya sinetron2x agamis yang
semakin baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, tanpa perlu adanya
solusi yang berkepanjangan. Namun, dengan tumbuhnya sinetron silat di
Indosiar, 2012 akan kembali bermunculan aksi-aksi pendekar silat yang
diangkat dari cerita2x legenda yang dipoles dengan cerita cinta. Ini
untuk mengimbangi kebosanan pada drama sabun yang terlalu banyak disemua
televisi. Dalam konteks format berita dan olah raga, 2012 menjadi
ajang kompetisi rating bagi TV One dan Metro TV yang lebih tinggi
dibandingkan 2011. Pemilu semakin dekat, partai2x bakal berjibaku
bersaing dengan menggunakan kekuatan kelompok media masing-masing,
politik luar negeri juga menghangat mengikuti perkembangan di timur
tengah dan pra pemilu Amerika. Sementara, walau bulutangkis semakin
terpuruk, dunia olah raga bakal terus diramaikan lewat liga-liga
sepakbola, piala Eropa hingga ke Amerika Latin. Ini ditambah dengan
kisruh PSSI yang semakin menarik untuk di"cover" oleh para jurnalis
televisi.
Lalu, konsteks Non Drama alias dunia entertainment, bakal semakin
gemerlap. Setiap bulan, ratusan episode "infotainment Magazine" tayang
di semua stasiun televisi dari jam 6 pagi hingga sore hari. Dan kalau
malam, infotaiment muncul dalam selipan format talk-show, humor dagelan
hingga drama-komedi yang mengumbar cerita2x legenda. Namun kegemerlapan
"infotainment Magazine" dengan "Cerita Cinta para artis" bakal
mengungguli "Music Magazine" yang akan mulai mengalami kejenuhan. Ini
adalah dampak dari pola perubahan "5 tahunan" dari program2x yang
"belting" alias diproduksi terus setiap hari. Walau para kreator
dibalik layar musik semakin getol menambahkan "cliff hanger", "gimmick"
hingga kuis interaktif yang terkadang diambil dari Youtube, kejenuhan
akan semakin terasa. Dan yang akan muncul adalah mendesain program musik
dalam tontonan variety show. Setiap segment akan diselipi dengan
cerita-cerita tentang cinta dan kasih sayang dengan memanfaatkan "social
media" seperti Twitter dan Facebook. Penonton dibikin lebih interaktif
dan dengan dengan televisi sehingga tidak ada lagi batas berkomunikasi.
Televisipun bergerak dari medium komunikasi menjadi medium
komunikasi-interaktif. Konsep ini akan terus bertahan sampai 2013.
Dalam dunia reality show, dengan perkembangan teknologi digital super
instant maka format "docu-reality" akan semakin berkembang. Format ini
akan terus membangun kreatifitas lewat kemudahan teknologi video dan
post editing dengan biaya yang murah. Dan yang menarik format ini cocok
untuk content travel, makanan hingga ke "perjalanan sang Ustad" dalam
program-program religi dengan tema cinta sesama dan "interfaith".
Content religi ini sesuai dengan kondisi politik negeri yang memerlukan
content-content yang dapat menyejukkan suasana dan mempersatukan bangsa.
Untuk itu "Assalamualaikum", "Damai Indonesiaku", "Musafir", "Jejak
Islam" dan sebagainya akan semakin mendapatkan minat penonton dan juga
sponsor. Jadi, kalau ada kritikan tentang televisi yang seringkali
dianggap melanggar batas norma dan moral, kehadiran program religi yang
bernadakan "Cinta pada Allah, Cinta pada Nabi dan Cinta pada sesama
umat" ini justru memberikan ruang pada pelurusan norma dan moral itu.
Apapun kritikan dari publik, tayangan ini cukup memberikan dampak
positif bagi televisi yang memang berada di ranah frekuensi publik.
Memang semua ini hanya prediksi. Namun perlu diingat bahwa prediksi ini
sesuai dengan kacamata kita sebagai publik yang menikmati dan mengamati
televisi. Dan kalau kita mau memprediksi, sangat mudah kok, lihat saja
tayangan televisi kita di akhir tahun 2011. Itulah bakal tayangan
televisi kita di sepanjang tahun 2012....
Jam menunjukkan 00.10wib (baru lewat tahun baru)... "Cerita cinta
pertama kurasa. Jangan pernah akhir cerita cinta kita...", begitu
nyanyian Kahitna diakhir konser yang ditayangkan Metro TV....
Selamat tahun baru kawan!
Naratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.