Minggu, 29 Januari 2012

“Berikan upah pekerja sebelum kering keringatnya”

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

“Berikan upah pekerja sebelum kering keringatnya”.

Yup, sebuah hadis cukup terkenal terkait hubungan pemilik usaha-karyawan,
bos-bawahan. Sebuah anjuran agar kita, jika berposisi sebagai seorang
pemilik usaha, untuk segera memberikan upah atau gaji tepat pada tanggal
kesepakatan.

Sebenarnya tulisan ini sebuah otokritik bagi diri sendiri yang pernah lalai
memberikan gaji karena awal usaha dulu ada pegawai yang masuk mulai kerja
pada tanggal nyaris akhir bulan pada suatu bulan suatu tahun *lupa. Setelah
ditanya dengan malu2 oleh si pegawai, istighfar dan ingat bahwa menerapkan
kebiasaan menghitung awal kerja tanggal 1 biar mudah perhitungannya malah
jadi kelupaan. Alhamdulillah si pegawai memaafkan dan sejak saat itu sistem
mulai diperbaiki.

Masih untung begitu, lah klo pegawainya gak ngomong tapi mbatin di hati
tentang kelalaian kita, walah tetep dzalim walau tak sengaja namanya :).

Lebih gawatnya lagi, biasanya kita sudah hafal sama gajian pegawai tapi
seringkali lalai sama pembagian hasil untuk partner kita jika seandainya
usahanya bersinergi dengan orang lain. Klo ini kejadian saya giliran yang
mbatin 'ini koq temen belum ngomong apa2 ya tentang bagi hasil'. Memang
sesuai kesepakatan bahwa 3 bulan pertama belum ada pembagian hasil karena
sepakat bahwa masih level mulai dan fokus pada pemasaran dan pembenahan
internal. Tapi setelah lewat waktunya masih belum ada tanda2.

Alhamdulillah ternyata alasannya karena belum rapi laporan keuangannya,
untung masih berkhusnudzon alias berprasangka baik.

Sebenarnya banyak sekali elemen yang bisa terkait anjuran memberikan upah
segera pada waktunya ini. Ya karyawan, ya partner bahkan supplier. Loh
supplier emang digaji ?. Enggak sih, cuma kadang ada model kita dikasih
tempo pelunasan barang atau hutang hanya ada juga yang sering menunda
pembayaran. Hubungannya ? ya karena mereka juga pastinya punya karyawan toh
dan karyawannya punya keluarga. Ujung2 nya balik lagi jadi lalai kasih upah
sesegera mungkin, sebelum kering keringatnya.

Seorang temen kecil yang beretnis Tionghoa pernah bercerita bahwa mereka
justru lebih mementingkan upah dan gaji karyawan bahkan partner dan
suppliernya, pun dengan kondisi masih kekurangan. Karena bagi mereka, Key
Partner itu adalah aset, plus cilaka enam belas kalo sampe ketauan
jaringannya seandainya lalai dalam memenuhi janji dengan partner atau
supplier, bisa di black list. Jadi jika kondisi sedang prihatin, hanya 2
opsi yang mereka tempuh, hidup prihatin demi mengutamakan pelunasan janji
atau berlapang hati sambil merendah tentang kondisi mereka sebenarnya.

Bukan sebaliknya, lebih mementingkan mempertahankan gaya hidup dengan
mengorbankan karyawan atau partnernya dan tidak mau mengutarakan kondisi
sebenarnya karena malu dan gengsi.

Jadi ingat dulu waktu kecil, ketika Bapak pulang dari menjemput rejeki
seringkali sambil bercanda dilempar kaos dalam yang telah dipakainya ke
muka kami anak2nya, lalu kami teriak 'uh bau ketek'. Bapak segera menjawab
sambil tersenyum 'bau itu yang memberi makan dan menyekolahkan kalian'.
Sumpah sampai sekarang kami masih hafal bau keringat Bapak kami dan gak mau
jika sampai keringatnya kering, upahnya kelupaan dikasih :).

Dalam kesempatan ini ingin mengucapkan Bismillah, semoga besok, acara Pesta
Wirausaha 2012 dalam rangka Milad ke 6 komunitas TDA berjalan dengan baik,
sukses dan lancar, amin ya Rabb. Dan terima kasih sebelumnya kepada seluruh
jajaran panitia dan pengurus komunitas atas jerih payahnya, atas keikhlasan
waktu-tenaga-pikiran nya, atas keringatnya. Semoga menjadi ladang amal dan
umpan balik kesuksesan kedepan. Amin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

-ekojune.com-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.