sumber : Muadzin Jihad
Humble dan bersahaja. Itu kesan pertama saat saya
dan @iwanagustian ketemu dengan mas @Muhammad_Rofiq dan isteri di Citos
minggu lalu. Pengusaha developer dan pemilik 3 outlet Pecel Lele Lela
di Palembang. Yang juga bersama isteri menjalankan 4 cabang TK Khalifah,
dan sedang dalam proses pendirian SD. Pengarang buku best-seller
Membuat Uang Bersujud di Kaki Anda .
Saya belajar banyak dari sosok sederhana ini. Dia cerita, semua berawal
dari kejatuhan bisnis developernya di 2008, dimana dia menghadapi
kredit macet sekian milyar. Hampir saja rumah dan mobil mereka harus
direlakan untuk menutup hutang.
Akhirnya dia berkesimpulan, tidak bisa jika hanya mengandalkan
penghasilan dari bisnis developer. Harus mencari bisnis lain yang bisa
menghasilkan cashflow bulanan. Karena bisnis developer adalah
project-based, tidak ada kepastian cashflow rutin.
Jadilah beliau ambil franchise Pecel Lele Lela dan sukses besar.
Sekarang sedang tahap persiapan buka cabang ke-3 di Palembang.
Bayangkan, dari 1 outlet Lela-nya saja omzetnya hampir setengah M!
Dia cerita bagaimana kiatnya agar omzet outletnya bisa besar luarbiasa
itu. Dia menerapkan banyak insentif untuk karyawannya. Di luar gaji
pokok, ada beberapa bonus yang diterapkan ayah 2 putra ini. Ada bonus
target omzet harian, ada bonus pecah telor omzet, ada bonus target omzet
bulanan. Intinya, kalau pengusahanya senang, karyawan juga harus ikut
senang, katanya.
Efeknya para karyawan jadi sangat bersemangat untuk kejar omzet. Dia
cerita, pernah jam 11 malam resto mau tutup, omzet kurang 500 ribu dari
target. Apa yang terjadi? Semua karyawan turun ke jalan, membawa media
promosi, lalu menyetop mobil-mobil yang lewat diarahkan untuk mampir!
Gila gak? Dan omzet malam itu tercapai lebih 500 ribu dari target!
Dia sebutkan sejumlah angka yang harus dia keluarkan untuk membayar
bonus tiap harinya. Sebuah angka yang besar untuk ukuran sebuah rumah
makan. Tapi dia bilang itu kan seperti sedekah. “Masak sama orang lain
kita sedekah, sama karyawan sendiri kita tidak mau sedekah”, ujarnya.
Wew!
Saya jadi ingat waktu awal April lalu ke Kuala Lumpur untuk pameran
MIHAS, saya dan isteri tidak sengaja mampir di sebuah rumah makan di
area Tesco Ampang. Saat itu hampir jam 10 malam, tapi warung ini masih
kelihatan ramai, makanya kami mampir.
Sambil menunggu menu keluar, seorang pelayannya mengajak kami ngobrol,
karena tahu kami dari Indonesia. Ternyata warung ini milik orang
Indonesia. Warung Santai namanya. Dia cerita sudah 2 tahun kerja di
warung ini. Kakaknya sudah 5 tahun. Seluruh karyawan adalah orang
Indonesia. Dia kerasan kerja di situ karena sang majikan sangat
memperhatikan kebutuhan karyawan. Selain gaji pokok, ada bonus bulanan,
dan beberapa bonus lain. Menurut pengakuannya, sebulan dia bisa
mengantongi total sekitar 5 juta rupiah. Besar ‘kan untuk ukuran pelayan
pengalaman kerja 2 tahun? Belum lagi tiket pulang balik Jakarta-KL tiap
kali mudik, disediakan mess karyawan dekat tempat kerja, dan bagi yang
sudah bermasa kerja 10 tahun dikirim umroh. Hebat ya?
Tidak heran jam 10 malam warung akan tutup, seluruh karyawan masih terlihat ceria dan bersemangat.
Warung Santai ini sudah berumur 12 tahun. Saat ini ada 5 cabang di
beberapa tempat di Kuala Lumpur. Dan kesemuanya ramai pengunjung.
Karyawan sekitar 100 orang lebih.
Ya, Pecel Lele Lela Palembang dan Warung Santai mungkin sekali ramai dan
laris karena aura dari para karyawannya yang selalu semangat dan
positif. Sehingga mengundang konsumen untuk mampir. Juga mungkin karena
para karyawan selalu mendoakan usaha majikannya, karena mereka puas dan
bahagia bekerja di sana. Sehingga usaha warung makan mereka makin laris
dan berkah. Karena mereka sadar, jika usaha majikannya maju, penghasilan
mereka juga semakin besar.
Resep sederhana tapi mujarab, yang perlu kita tiru. Saya rasa, jika
setengah saja pengusaha di Indonesia bersikap seperti Mas Rofiq dan
pemilik Warung Santai, tidak akan ada lagi demo besar-besaran setiap May
Day.
"Bayarlah upah kepada karyawan sebelum kering keringatnya, dan beri
tahukan ketentuan gajinya terhadap apa yang dikerjakan." -Hadits HR
Baihaki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.