Rabu, 09 Mei 2012

Didik, Penumpang Sukhoi, Langgar Sumpahnya Sendiri

foto


TEMPO.CO, Jakarta - Di antara kerabat dan rekan-rekan kerjanya, Didik Nur Yusuf pernah bersumpah. Dia menyatakan pantang menumpangi penerbangan sebuah pesawat baru. Sepanjang 20 tahun, prinsip yang tak jelas benar alasannya itu dipegang fotografer majalah khusus dirgantara, Angkasa, itu dengan taat.

Janji itu berubah saat pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 datang dan singgah di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, kemarin. Didik tergoda. Ini adalah pesawat penumpang pertama buatan Sukhoi, produsen pesawat asal Rusia yang mempunyai spesialisasi membikin pesawat tempur. Nama Didik masuk dalam daftar penumpang Sukhoi Superjet 100.

"Padahal, pagi sebelum berangkat, ia bilang kepada istrinya tidak akan naik ke pesawat," kata Gunawan Wicaksono, kemenakan Didik. Ia bilang hanya akan memantau dari Halim, tapi, kenyataannya, ia melanggar sumpahnya sendiri."

Nurleila, istri Didik, membenarkan izin sang suami yang sejatinya hanya akan standby. "Detail ikut uji coba pesawat itu tidak cerita," katanya dengan terisak.

Nurleila mengaku tidak mempunyai firasat apa pun sebelumnya. Namun, disebutkannya, selama tiga pekan terakhir, Didik banyak berada di dekatnya. "Biasanya seminggu sekali ke luar kota dan berangkat kerja selalu pagi sekali," katanya.

Didik selama ini dikenal sebagai fotografer udara. Dia bersama rekannya, wartawan tulis Dody Aviantara, meliput Sukhoi Superjet 100. Pemimpin Redaksi Angkasa Dudi Sudibyo, kemarin, menyatakan belum mengetahui kabar keduanya. "Sudah dicoba berkali-kali ditelepon, tapi tidak diangkat," katanya.

Berbeda dengan Didik, mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa justru lolos dari kecelakaan. Dia naik pesawat bersama istri dan putranya, Andhika. "Beliau sudah naik pesawat, tapi kemudian turun lagi," ujar ajudannya kepada Tempo, kemarin. Entah apa sebabnya, Suharso membatalkan penerbangannya.

Nama Suharso dan anaknya memang ada dalam manifes penumpang pesawat yang tidak diketahui keberadaannya itu. Namun nama mereka sudah dicoret.

Beberapa penumpang yang namanya telah ada di manifes Sukhoi Superjet 100 memang ada yang batal terbang. Ada seorang penumpang yang selamat dari insiden itu karena dia salat zuhur sesaat sebelum terbang.

"Memang ada beberapa orang di dalam daftar itu yang tidak jadi," tutur Sunaryo, juru bicara PT Tri Marga Rekatama, perusahaan yang menjadi perantara Sukhoi dan sejumlah maskapai calon pembeli pesawat ini. "Ada yang tidak ikut karena tanggung untuk melaksanakan salat zuhur, akhirnya tertinggal pesawat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.