Rabu, 05 September 2012

Tumbangnya raksasa

Melhat tulisan Yodhia Antariksa yang menggambarkan betapa saat ini terjadi penurunan kekuatan dari para raksasa Jepang.
Sony, Panasonic dan Sharp harus mengumukan kerugian trilyunan rupiah. Sanyo bahkan harus menjual dirinya ke perusahaan China.
Sharp berencana menutup divisi AC dan TV Aquos nya. Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawannya, dan Toshiba yang produk TV nya sudah mati, mungkin notebook-nya mungkin akan bangkrut.

Para raksasa itu mulai tumbang digantikan oleh raksasa dari korea, LG dan Samsung merangsek dan mengalahkan mereka, selain itu produk - produk elektronik dari China dan produk domestik dengan harga yang amat murah terus menggusur pasar produk Jepang. Kemudian dalam kategori digital, Apple telah membuat Sony tidak berdaya.

Jadi ingat sekitar tahun 70 - 80 an, produk Jepang dianggap murahan dan tidak berkualitas, sampai akhirnya produk - produk Jepang mengalahkan produk Amerika dan Eropa pada tahun 90 - 2000 an. Demikian juga dengan produk Korea, saat itu tahun 90 an - 2000 awal, masih ingat digitec ninja, sekarang LG dan samsung dianggap sebagai produk murahan, dan produk Jepang sebagai unggulan, tapi sekarang bisa kita lihat bagaimana produk Korea mengalahkan produk Jepang.

Saat ini produk China masih di anggap produk imitasi dan murah, akan tetapi ke depan bisa jadi produk - produk China akan meraksasa dan menguasai pangsa pasar dunia mengalahkan produk Korea dan Jepang.

Dari hal tersebut bisa kita lihat, awalnya semua memulai dari harga murah, kesamaan Jepang ketika mulai masuk pasar dunia di tahun 1970 an, mendobrak produk Eropa dan AS, telah ditiru olah Korea, Taiwan dan China.

Merk TV ITT dari Jerman yang merajai tahun 70 an, sudah tidak kedengaran lagi, begitu juga merk merk lainnya. Selain harga, tahap selanjutnya adalah mutu dan kualitas merupakan skill wajib yang harus dikuasai untuk menjadi pemain besar.

Yang terpenting dari itu semua adalah pelajaran bagaimana Jepang, Korea dan China bisa muncul sebagai negara yang luar biasa, saya rasa Indonesia sangat mungkin melakukan hal tersebut, karena tidak ada Raksasa yang kekal dalam peradaban ekonomi dunia.

salam

Budi Santoso
www.cartenzadventure.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.