Tempe sudah dianggap makanan asli Indonesia dan selain memiliki rasa enak dan protein tinggi, juga mudah diolah menjadi berbagai masakan.
Keunggulan rasa dan keawetan tempe ternyata bisa ditingkatkan menjadi lebih baik lagi dengan beberapa perpaduan penelitian. Seperti halnya yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNY yang mengkreasikan tempe fermentasi daun waru.
Inovasi tempe fermentasi daun waru tersebut diciptakan oleh Yulia Linguistika dari prodi pendidikan matematika, Chomariyah prodi pendidikan biologi dan Ahmad Hanif Sidiq dari prodi pendidikan kimia. Ide ini bermula dari keinginan untuk mengetahui kadar protein tempe
dengan ragi daun waru yang ternyata lebih unggul dari tempe dengan ragi konvensional.
"Kami sebenarnya telah meneliti degan membandingkan kandungan protein tempe yang difermentasikan menggunakan daun waru dengan tempe yang difermentasikan menggunakan ragi tempe konvensional. Hasilnya menunjukkan bahwa protein yang terkandung dalam tempe ragi daun waru lebih besar daripada kadar protein pada tempe konvensional," kata Yulia Linguistika.
Ahmad Hanif Sidiq mengatakan, setelah dianalisa di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA UNY, kandungan protein pada tempe yang difermentasikan dengan daun waru sebagai bahan alternatif pengganti ragi adalah sebesar 17,44 persen. Sedangkan kandungan protein pada tempe yang
difermentasikan dengan ragi biasa adalah sebesar 16,25 persen dengan sampel 0,24 gram tempe konvensional dan 0,23 gram tempe ragi daun waru.
"Kesimpulannya kandungan protein pada tempe yang difermentasikan dengan daun waru lebih tinggi 1 persen dibandingkan dengan kandungan protein pada tempe yang difermentasikan dengan ragi tempe. Daun dan akar waru sendiri juga mengandung saponin dan flavonoid," ungkapnya.
Chomariyah menambahkan, untuk mendapatkan tempe ini pertama kali harus dibuat ragi daun waru dengan cara melubangi daun waru dengan jarak antarlubang sekitar 0,5 cm atau bisa juga dengan parutan. Kemudian taburi daun waru yang dilubangi tersebut dengan kedelai yang telah
siap menjadi tempe lalu ditumpuk dan dan dibiarkan kurang lebih dua hari hingga menjamur putih. Setelah berjamur putih lalu dipisahkan satu demi satu dan dijemur sampai kering, setelah kering daun waru tersebut ditumbuk agar menjadi bubuk.
"Kedelai juga harus direndam selama 2 jam dan direbus selama 1,5 jam. Kedelai itu lalu dipecah menjadi 2 bagian dan direndam kembali selama satu malam untuk dikukus lagi selama 1,5 jam. Diamkan agar dingin baru dicampur kedelai yang telah dikukus dengan ragi daun waru secara merata dan dibungkus dengan daun," imbuhnya.
Berkat inovasi yang diciptakan tersebut, penelitian ini berhasil lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional bidang penelitian yang akan digelar di Makasar 18-23 Juli. Bahkan, tengah melakukan penelitian lanjutan dengan menguji kandungan protein pada ragi daun waru dan menguji kualitas tempe yang difermentasikan dengan daun waru dalam hal penampakan, rasa, dan keawetan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.