Senin, 31 Desember 2012

Habibi Ainun ' di balik lelaki sukses ada wanita hebat'

Film Habibie dan Ainun sangat penuh dengan makna dan banyak sekali pelajaran hidup yang bisa di petik dari perjalanan kisah cinta Habibie dan Ainun

Habibie, seorang pemuda dari negeri yang tidak terkenal, Indonesia, ternyata sanggup membuat insinyur-insinyur jerman takjub dengan penemuannya tentang kereta api yang sanggup menahan beban horisontal sampai 200 ton

"Katanya ada pemuda Indonesia yang memimpin proyek kita, Indonesia...?? Dimana itu..??"

"Apa kamu percaya sama habibie dari Indonesia yang negaranya saja membeli kereta api dari kita..??"

Itu beberapa cemoohan insinyur jerman terhadap habibie dan semuanya dijawab oleh Habibie dengan karya nyata, dijawab dengan kerja keras yang membuahkan ratusan hak paten

Mimpi Habibie untuk memajukan Indonesia disambut di era Soeharto setelah di era sebelumnya sempat ditolak karena Indonesia belum siap

IPTN...., sebuah perusahaan pesawat terbang akhirnya berdiri dan bisa membuat pesawat terbang sendiri hasil karya anak bangsa, bangsa INDONESIA.....

Kebanggaan dan keharuan seakan-akan menjadi puncak kerja Habibie karena Habibie pernah berjanji kepada Ainun untuk membuatkan sebuah truk terbang (pesawat) dan sekaligus untuk menjawab keraguan dunia bahwa BANGSA INDONESIA bisa disejajarkan dengan negara maju lainnya

Dibalik lelaki hebat pasti ada wanita super hebat yang mendampinginya

Pepatah diatas sangat tepat disematkan kepada ibu Ainun Habibie

Ainun..., seorang mojang priangan yang menjadi primadona semua pemuda

Mulai dari tentara, pejabat, mahasiswa kaya semuanya berlomba merebut hati Ainun

Tetapi ternyata hati Ainun harus tertambat kepada pemuda miskin lugu polos dan ceplas-ceplos, pemuda itu bernama Rudi Habibie

Kisah cinta yang lucu, Habibie yang lucu harus mati-matian meyakinkan dan merayu sekaligus "menembak" mojang priangan cerdas yang menjadi primadona setiap orang

Akhirnya setelah prosesi pernikahan, singkat cerita pergilah habibie dan Ainun ke jerman untuk memulai hidup baru tanpa saudara di negeri yang baru

Tinggal di apartemen super sempit dengan perabot seadanya menjadi keseharian mereka berdua

Sampai melahirkan ke 2 anaknya, habibie dan Ainun harus hidup berhemat demi mewujudkan cita-cita

Bagi yang pernah merantau tanpa sanak saudara pasti bisa merasakan beratnya perjuangan beliau berdua

Support ibu Ainun kepada Habibie sangat-sangat besar bahkan beliau sampai merahasiakan sakit kanker ovariumnya yang sudah memasuki stadium 3 demi mendukung cita-cita habibie membangun Indonesia

Ibu Ainun menjadi "polisi" bagi kesehatan Habibie sekaligus sebagai penyeimbang sifat keras kepalanya habibie

Entah bagaimana jadinya Habibie bisa melewati masa-masa berat sebagai menteri, wakil presiden dan Presiden RI jika ibu Ainun tidak mendampinginya

Sampai akhir hayatnya, cinta Habibie kepada Ainun tidak akan lapuk dimakan zaman

Cinta sejati tidak bisa hilang bahkan kematian-pun tidak bisa memisahkannya

Semoga bapak Habibie selalu diberi kesehatan dan bisa membangun Indonesia melalui dunia penerbangan yang saat ini sedang dirintisnya lagi

Salam sukses dunia akherat,
prakom

10 jalan meraih Kekayaan:

"Dudun Parwanto" 
Menurut Ken Fisher, dalam bukunya The Ten Road to Riches
ada 10 jalan meraih Kekayaan:

1. Membangun bisnis sendiri dan sukses
2. Menjadi CEO Perusahaan yg eksis
3. menjadi Artis atau Olahragawan Profesional
4. Menikah dengan anak orang kaya
5. Mengelola Uang Orang Lain
6. Menjadi penemu atau pencipta (mdpt royalti)
7. Mengelola property
8. Bekerja keras dan menabung
9. Penggugat Perdata

jalan-nya banyak...
cara-nya banyk...

... tapi Tujuan-nya kemana...?

... kemana..?

Tujuan yang berbeda, gunakan jalan yang berbeda...
Tujuan yang sama dengan background yang berbeda, caranyapun berbeda...

jadi tetapkan Tujuan-nya yang lebih spesifik...
... agar nantinya bisa di-ukur pencapaiannya...

Resolusi 2013....untuk Finansial pribadi, tetapkan TARGET-nya dgn spesifik...
... Desember 2013: income 10juta...
... Agar di Desember nanti bisa di-ukur pencapaiannya...

- klo masih sama dgn sekarang = ga maju2..
- klo baru 8,5juta, belum tercapai tapi mendekati...

- klo akhirnya tahun lalu cuma bilang "yg penting sehat".... lho bingung.
Resolusi Finansial atau Kesehatan..?
Target ga jelas, jadinya juga ga jelas.

BTW, Income adalah uang masuk ke kantong kita. Baik karena:
- dikerjakan sendiri = Active Income, maupun.
- dikerjakan pihak lain = Passive Income..

Kita tidak perlu/harus melakukan, menguasai SEMUA / segala hal, karena sejatinya waktu dan kemampuan kita memang terbatas.

Before the bbm/sms/email got jammed, I'd like to wish you a sparkling new year of 2013.

Mari ber-sinergy dgn saling memberi...

salam,

Minggu, 16 Desember 2012

Daftar nama pendukung Genk kpsi dalam mensabotase sepakbola Indonesia :

Seputar Timnas
Sumber :Lintang Kemukus , komentar Bola.net
 
Aburizal Bakrie (Ketum GOLKAR, bos LAPINDO, Boss Bumi resources, Bakrie Group).
Nirwan Bakrie (Pelita Jaya, Bakrie Group).
Tono “PON” Suratman (Ketua KONI) Komisaris PT ARUTMIN, anak perusahaan Bakrie grup.

Anindya Bakrie (ANTV:media partner ISL, Bakrie Group).
Erick Thohir (Viva Grup, Viva News, TV One, Anteve, Republika, Gen Fm, Prambors, Mahaka Grup).
Andi Darussalam (ketua BLI, Wapres PT LAPINDO, Bakrie Group).
Nurdin Halid (Mantan Ketum PSSI periode 2003-2011; Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Sulawesi Partai Gokar).
Djoko Driyono (CEO Pt. Liga Indonesia, Mantan Staf PT. Krakatau Steel, salah satu pelanggan terbaiknya adalah PT Bakrie Pipe Industries – BPI).
La Nyalla Matalitti (Ketum PSSI Versi KPSI, ketua Kadin Jawa. Timur dan Ketua MPW Pemuda. Pancasila Jatim).
Rahim Soekasah (Waketum KPSI, Dirtek Pelita Jaya, Bakrie Group).
Robertho Rouw (Pengurus KPSI, PEMUDA PANCASILA Jakarta).
Diza Ali (Pengurus KPSI, PEMUDA PANCASILA Sulsel).
Toni Aprilani (Pengurus KPSI, mantan Anggota DPR dr GOLKAR).
Zulfadli (Pengurus KPSI, Komisi X DPR RI dr GOLKAR).
Ahmed Zaki Iskandar(Pengurus KPSI, KomisiX DPR RI dr GOLKAR - Bupati Tangerang).
Hinca Panjaitan (Pengurus KPSI, komding era NURDIN HALID).
Dodi Reza Alex Noerdin (Sriwijaya FC, Anggota DPR RI dr GOLKAR).
Harbiansyah Hanafiah (Persisam, PEMUDA PANCASILA Samarinda).
Fadeli Hasan (Persela, Bupati Lamongan dr GOLKAR).
Herman Abdullah (PSPS Pekanbaru, KOSGORO Riau).
Endri Erawan (Mitra Kukar, mantanbendahara GOLKAR).
Benhur Tomy Mano (Persipura, Walikota Jayapura dr GOLKAR).
Habel Melkias Suwae (Persidafon, Cagub Papua dr GOLKAR).
Syahril MH Taher (Persiba, PEMUDA PANCASILA Balikpapan).
Rendra Kresna (Arema, bupati Malang dr GOLKAR).
Rahudman (PSMS, walikota Medan dr GOLKAR).
Mafiron (Deltras, exco era NURDIN HALID).
Fery Paulus (Persija, exco era NURDIN HALID).
Sambari Halim Radianto(Persegres, Bupati Gresik dr Golkar).
EXCO PSSI-KPSI PERIODE 2012-2016:

Robertho Rouw (Ketua MPW Pemuda Pancasila, Jakarta).
Toni Aprilani (Mantan Anggota DPR RI Fraksi Golkar).
Djamal Aziz (Penasehat Pemuda Pancasila Kabupaten Malang; Anggota DPR RI dari Partai HANURA).
Diza Rasyid Ali (Ketua MPW Pemuda Pancasila, Sulsel).
Erwin Dwi Budiawan (Putra Harbiansyah Hanafiah, terafiliasi Pemuda Pancasila & Partai Golkar, Samarinda).
Hardi Hasan (Ketua Pengrov PSSI DKI Jakarta di masa Nurdin Halid).
Zulfadli (Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Golkar).
Ahmed Zaki Iskandar(Anggota KomisiX DPR RI Fraksi Golkar -Bupati Tangerang).
La Siya (Ketua Harian Persipura.

PENGURUS KLUB ISL:

1. Sriwijaya FC. CEO PT Sriwijaya Optimis Mandiri. (SOM) H Dodi Reza Alex merupakan anggota Komisi VI DPR RI Fraksi. Golkar dan ayahnya Alex Noerdin. gubernur Sumsel. dari “partai Golkar”.

2. Persela Lamongan Ketua Umum Persela Fadeli Hasan. Bupati Lamongan pilkada 2010. diusung. oleh “partai Golkar”.

3. PSPS Pekanbaru Ketua Umum PSPS Pekanbaru Herman. Abdullah ketua Kosgoro. Riau. organisasi. underbow “Golkar”.

4. Mitra Kukar CEO Mitra Kukar Endri Erawan. n mantan bendaharawan. “partai Golkar”. menjabat ketua Kadin Kukar.

5. Persipura
Ketua Umum Persipura 2010-2014. Benhur Tommy Mano Walikota Jayapura dari Partai Golkar. Ketua umum periode sebelumnya MR Kambu juga. dari “partai Golkar”.

6. Persidafon. Ketua Umum Persidafon Habel Melkias. Suwae calon gubernur. Papua persiode 2011-2016 dari “Partai. Golkar”.

7. Pelita Jaya. Klub. milik Bakrie Manajer Pelita adalah Lalu Mara Satriawangsa Kepercayaan Bakrie.

8. PS Deltras Ketua Umum Mafiron eks. “Exco Nurdin Halid”, mengambil alih Deltras. dengan sokongan Bakrie. (sumber: Sindo)

9. Persebaya ISL. Wisnu Wardhana. Persebaya. ini ada berkat Nurdin Halid. dan di. dukung La Nyalla.

10. Persiba Balikpapan. Ketua Persiba Balikpapan Syahril HM. Taher Ketua MPC Pemuda. Pancasila Balikpapan. 11. Persisam. Ketua Umum Persisam Harbiansyah Hanfiah. Putramya bernama Erwin Dwi Budiawan adalah Pengurus Pemuda Pancasila Samarinda dan Pengurus KPSI.

11. Persija. Ferry Paulus “Exco PSSI era. Nurdin Halid.

12. Persegres Gresik. Sambari Halim Radianto, GM Persegres Gresik, Bupati Gresik, Ketua DPD Partai Golkar, Gresik.

13. PERSEPAM MADURA UNITED. Achsanul QOSASIH, Manajer, Ex Bendahara PSSI Era Nudrin.

14. Agum ‘Sanksi” Gumelar , pensiunan Jendral TNI adalah ipar dari Dali Taher…orang kepercayaan NDB…mantan exco FIFA dan sekarang mengurus klub Bakrie di Aussie.

Jumat, 14 Desember 2012

PSSI berhasil Lolos dari Hukuman FIFA

Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) tidak memberi hukuman kepada PSSI dalam rapat Executive Committee (Exco) FIFA di Tokyo, Jepang, Jumat (14/12/2012).
FIFA memutuskan untuk memberi kesempatan PSSI menyelesaikan permasalahan sepak bola dengan menyerahkan penyelesaian dualisme induk sepak bola Indonesia kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Ketua Umum PSSI Djohar Arifin yang menghadiri rapat tersebut mengatakan, FIFA menghargai semua upaya PSSI untuk menyelesaikan dualisme induk sepak bola nasional.
Rapat tersebut memutuskan tiga hal penting, yakni:
1. Menyerahkan penyelesaian dualisme induk sepak bola Indonesia kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
2. Exco FIFA akan menggelar rapat lagi pada 13 Februari 2013.
3. Memberikan deadline (batas waktu) kepada PSSI untuk menyelesaikan dualisme induk sepak bola Indonesia pada 30 Maret 2013.
Tanggal 30 Maret 2013 adalah juga tanggal rapat Exco FIFA.
Induk sepak bola Indonesia menghadapi dualisme, yakni antara PSSI dan KPSI. Masing-masing menggelar kompetisi dan memiliki organisasi. Sebelumnya, FIFA telah memberi batas waktu kepada PSSI untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi gagal. Baik PSSI maupun KPSI masih bertahan.
Atas dualisme tersebut, pemerintah pun menunggu keputusan FIFA, termasuk kemungkinan sanksi. Dalam rapat Tokyo, FIFA hanya mengundang PSSI. Belum diperoleh penjelasan rinci mengenai hasil-hasil rapat tersebut. (Richard Susilo)
Sumber :
Tribunnews.com

Perjuangan Meraih Sukses Mpok Eli Sugigi (Pemasok Penonton TV)




Elly Suhari
, perempuan dari kalangan biasa yang sempat menjadi pembantu rumah tangga. Bahkan ia pernah nekat akan menjual ginjalnya demi membayar hutang-hutangnya. Setiap hari, didatangi rentenir dan dimaki-maki. Namun, kegigihannya menghadapi semua masalah dan kejujurannya disaat terjepit, mengangkat derajat yang mengubah nasibnya 180 derajat. Ia mengalahkan kemiskinannya dan berhasil membangun bisnis Elly Agency, yang mengkoordinir penontron bayaran untuk sejumlah acara di televisi. Penghasilannya sehari Rp 2 juta – Rp 4 juta. Meskipun bukan seorang artis, namun namanya kini cukup populer dikalangan para artis papan atas.

Elly Suhari tersenyum menyapa Kartini, ketika menyambanginya di sebuah salon di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, pekan lalu. Seorang stylis muda sedang menata rambutnya. Tak banyak waktu yang disediakan Elly, karena dia harus berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta. Dengan waktu yang sedikit, Elly bercerita tentang perjuangan hidupnya di masa sulit dan menyakitkan, hingga ia menjadi tenar dikalangan artis saat ini dan meraup penghasilan bersih Rp 15 juta sebulan. Sang stylis terus saja sibuk menta rambutnya. Inilah kisahnya.

Masa-masa lajang sangat menyenangkan bagi Elly yang biasa dipanggil para artis dengan sebutan Elly Sugigi atau Mpok Elly. Meski ia bukan anak dari keluarga berada, namun kehidupannya penuh dengan hura-hura. Mudah bergaul, banyak teman dan selalu muncul di arena sepatu roda di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Ia juga tak pernah ketinggalan diacara dance dan disko yang banyak diganrungi pemuda diera tahun 1990-an. Kehidupan hura-hura itu membuat dirinya tak sedikitpun membayangkan bakal menjalani perjuangan berat dan menyakitkan ketika ia menikah.

SETIAP HARI DI MAKI-MAKI RENTENIR YANG MENAGIH HUTANG

Tahun 1993, Elly mengalami suatu masalah dan kabur dari rumahnya. Ia bertemu dengan seorang pengamen yang iba padanya dan menikah sirih. Keluarga baru ini pun mengontak rumah kecil di belakang rumah orantua Elly, di kawasan gang Subuh,  Cipinang subuh, Jakarta Timur. Dari perkawinannya itu, pasangan ini dikarunia dua anak, laki-laki dan perempuan. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Elly membantu suaminya berdagang kue keliling di kantor walikota Jakarta Timur.

Lumayan, ia bisa kredit motor, suaminya menggunakan untuk mengojek. Dari situ ia mulai bisa membeli mobil butut seharga Rp 5 juta. Dengan mobil butut itulah suaminya mengantarkan ia berdagang kue. Namun perjalanan nasib menentukan lain, saat sedang menikmati hidup yang menanjak bagus, tiba-tiba Elly menderita penyakit usus buntu. Uang tabungan dan seluruh hartanya habis untuk biaya mengobati penyakitnya.

Uang sudah habis suaminya pun menganggur, kredit motor belum lunas, jadilah ia berhutang kesana kemari untuk menutupi biaya hidup. Seringkali rentenir datang kerumahnya dan memaki-makinya. Mereka menagih hutang yang tak pernah bisa dibayar Elly. Rasa malu, takut dan caopek dimaki-maki rentenir, Elly dan suaminya memutuskan pindah ke tempat lain. Ia menitipkan anak tertuanya pada sang ibu dan membawa anak keduanya pindah ke kawasan Joglo. “ Saya kabur dari rentenir. Orang-orang bilang saya kabur karena banyak hutang. Saya tidak perduli, yang penting saya kabur mau cari duit biar bisa bayar hutang.

 JADI PEMBANTU RUMAH TANGGA UNTUK MEMBAYAR HUTANG-HUTANG SUAMI


Ditempat yang baru ini ia mengontrak rumah kecil sangat sederhana, suaminya mulai mengamen lagi dan Elly berdagang sayuran dirumahnya. Namun, ia tak ingin suaminya hanya mengamen, ia coba carikan pekerjaan sebagai supir dirumah orang asing melalui penyalur tenaga kerja. Tidak lama suaminya menjadi supir pribadi, karena perusahaan penyalur tenaga kerja itu bangkrut. Sementara Elly sendiri kehabisan modal berjualan sayuran. Ia banting setir jadi pembantu rumah tangga dan mencucukan pakaian keluarga temannya sendiri.

Dari penghasilannya sebagai pembantu rumah tangga, ia bisa mengirimkan uang untukbiaya sekolah anaknya. Praktis selama suaminya menganggur ataupun bekerja, biaya sekolah anaknya Elly sendiri yang menanggung. Elly tak betah melihat suaminya menganggur, ia mencoba mencarikan pekerjaan lagi. Ia baca dikoran ada lowongan supir tamatan SMP/SMA. Ia suruh suaminya melamar dan akhirnya di terima di perusahaan pengerah tenaga kerja. Tahun 2000, suaminya ditempatkan sebagai supir di PT. Indosat, bergaji Rp 3 juta.

Namun, dari gaji sang suami tak sedikitpun diambil untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Suaminya malah kredit motor lagi. Elly tak berhenti bekerja apa saja asalkan bisa mengirim uang untuk biaya sekolah anaknya. Lewat setahun suaminya bekerja, musibah datang lagi. Mobil PT. Indosat yang dikemudikan suaminya, dirampok orang. Mobil diambil dan suaminya dihajar hingga babak belur. Luka dikepalanya membuat suaminya berubah perangai, jadi pemarah dan sering memuli Elly.

Dua tahun bekerja, kontrak suaminya tidak diperpanjang lagi, karena masalah perampokan mobil tersebut. Ditambah lagi ia mengalami flek pada paru-parunya akibat terlalu keras bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan berjualan sayur sekaligus. Ia terpalsa berhenti bekerja dan kemabali Elly berhutang lagi kesana kemari. Hidupnya jadi gali lobang-tutup lobang. Bahkan ia tak mampu membayar kontrakan. Elly memutuskan memboyong suami dan anak keduanya kembali kerumah orang tuanya di Cipinang. Ia dan keluarganya mendapat kamar di belakang rumah.

“Sedih bener, setiap lebaran, saya jualan kulit ketupat untuk beli baju lebaran anak-anak saya. Sedih saya kalau inget saat-saat itu. Kadang ketupat Cuma laku berapa, saya belikan baju anak saya yang murah-murah, yang penting anak-anak saya senang, bisa pakai baju lebaran seperti teman-temannya,” ujarnya sambil terisak. Ia cepat menghapus air mata dan meneruskan ceritanya. “Tapi, kelakuan suami saya makin menjadi, disaat menganggur dia malah menjadikan saya seperti sansak tinju. Saya juga dilarang bekerja mencari uang. Sementara kebutuhan hidup makin susah terpenuhi,” ungkapnya perempuan kelahiran Jakarta 16 Oktober 1971 ini.

 SAKIT PARU-PARU, SEMPAT INGIN MENJUAL GINJALNYA

Hutang seperti menjadi bagian dalam kehidupan Elly, untuk mengobati paru-parunya ia harus berhutang lagi pada rentenir. Ditambah lagi untuk kebutuhan sehari-harinya dan biaya sekolah anaknya. “Suami saya lebih senang jadi pengamen, kalau gak cukup saya disuruh ngutang kemana-mana. Ya sudah, rentenir tiap saat datang ke rumah memaki-maki saya, saya semua yang menghadapi rentenir itu. Suami saya gak berani,” paparnya.

Tahun 2004, flek di paru-parunya makin banyak, Elly nekad mau jual ginjalnya. Ia mendatangi Puskesmas di kawasan Rawamangun untuk menawarkan ginjalnya kepada pasien yang membutuhkan ginjal. Ketika ia menawarkan ginjalnya pada seseorang di Puskesma itu, orang itu bertanya kenapa ia mau menjual ginjalnya. Elly mengaku terus terang  ia sedang dikejar-kejar rentenir. Ia mau jual ginjal untuk biaya berobat penyakit paru-parunya dan membayar hutang pada rentenir.

“Saya capek dikejra-kejar rentenir. Eh orang itu malah menasehati saya. Katanya ibu harus punya semangat untuk sembuh, jangan dipikirin penyakit dan masalahnya. Kalau ibu cuma punya ginjal satu, gimana ibu mau jualan lagi. Hadapi semuanya ibu harus bertahan. Yakin ada jalan keluarnya, ayo semangat untuk sembuh ya bu. Saya pikir bener juga orang ini, akhirnya saya gak jadi jual ginjal saya,” kata ibu dua anak ini..  Batal menjual ginjal, Elly terpaksa bergantung hidup pada ibunya.

Tahun 2006 akhir, Elly lagi nonton televis dirumah ibunya. Ia melihat banyak orang yang ikut audisi untuk acara Esktra Vaganza di Trans TV. Ia berfikir, sepertinya enak kalaun ikut audisi, bisa dapat duit berjuta-juta dengan mudah. “Terus terang saya capek dengan kondisi ekonomi yang morat-marit. Saya nekat bawa anak saya ke Trans TV mau ikut Audisi. Modal duit Rp 10 ribu rupiah buat ongkos Elly mendaftar Audisi. Sayangnya, audisi sudah tutup, pupus sudah harapannya.

“Tapi, saya gak langsung pulang. Saya lihat banyak orang yang nonton waktu itu acaranya Lenong Nyok. Saya ikut saja nonton. Saya disuruh jadi figuran lewat-lewat saja, tapi sambil dibecandain dan diledekin. Saya dari dulu gak pernah marah  kalau diledekin orang, asal jelas ngeledekinnya, bukan karena ngelecehin atau ngerendahin atau sinis. Eh gak tahunya pas selesai acara saya dibayar Rp 10 Ribu. Crew trans TV bilang ke saya, besok datang lagi ya. Artis-artisnya waktu itu Fery Maryadi, Andrew Taulani dan Deswita Maharani. Mereka bilang ke saya Mpok Elly, besok datang lagi ya. Rame nih ada dia, bisa jadi bahan ledek-ledekan, itu tahun 2006 akhir,” paparnya.

KEJUJURANNYA MENGEMBALIKAN HANDPHONE MENDAPAT SIMPATI CREW TELEVISI

Sejak itu Elly jadi keranjingan ikut agency jadi ekstras (figuran) sekaligus jadi penonton. Kadang-kadang ia tidak dibayar oleh agencynya, sering juga sampai dua minggu baru dibayar. Buat elly yang penting hatinya terhibur dan dapat uang meskipun sedikit bisa buat biaya sekolah anak. Lama-lama suaminya tidak suka dengan kegiatan elly yang baru itu. Elly sampai berbohong kepada suaminya, ia bilang dibayar Rp 25 ribu.

“Padahal saya cuma dibayar 10 ribu. Kadang-kadang dihutang, yah biar dia mengizinkan saya. Lambat laun rezeki saya bertambah, bayaran saya naik menjadi Rp 25 ribu bahkan pernah dapat Rp 50 ribu rupiah. Saya kan dari gadisnya mudah bergaul, banyak temen. Kemana aja saya banyak temen. Jadi waktu melihat saya di TV, temen-temen saya jadi pengen nonton. Saya ajakin temen-temen saya nonton.  Tapi  kok agency jadi keenakan, sudah Mpok Elly saja yang bawa temen-temennya. Tapi, bayarnya hutang melulu, padahal Trans TV  bayar ke agency cash,” ungkap penyuka tari dan dance ini.

Suatu ketika, disaat Elly harus membayar cicilan motor suaminya Rp 800 ribu, tiba-tiba ia menemukan sebuah handphone di studio Trans TV. Hatinya bergejolak, ingin mengambil Hp itu untuk dijual. Uangnya bisa bayar cicilan motor. Tapi, ia takut, tidak berani melakukannya takut ketahuan camera CCTV di studio itu. “Saya ambi apa enggak ya,” katanya dalam hati. Rupanya, Tuhan sedng menguji kejujuran dan mentalnya. Untunglah rasa takutnya begitu kuat, sehingga ia menyerahkan Hp tak bertuan itu ke Satpam. Tapi, Satpam malah menyruhnya menyerahkan pada salah seorang crew yang ia kenal.

“Saya datangi Cak Nurhadi. Saya bilang, Mas saya nemuin handphon gak tahu nih punya siapa. Oh itu punya produser, kata Mas Hadi. Produsernya cuma bilang terimakasih saja. Mas hadi jadi interest sama saya. Dia bilang Mpok Elly orangnya jujur ya. Mas Hadi terus bilang Jadi, setelah itu Mas Hadi lebih deket sama saya dan selalu nolong saya. Mas hadi yang menyuruh saya jadi agency sendiri. Pok Elly kan temennya banyak, bagus-bagus lagi, jadi agency sendiri saja koordinir penonton. Saya bilang, saya gak punya modal dari mana modalnya. Berapa modalnya kata Mas hadi, saya jawab Rp 500 ribu. Mas Hadi langsung meminjakan Rp  500 ribu,” tambahnya.

 DIHAJAR, DITENDANG DAN DITONJOK SUAMI DIDEPAN PARA ARTIS TERNAMA

Sejak itu, Elly mengkoordinir teman-temannya untuk nonton. Ia mereka dari uang pinjaman itu. Setipa orang dipotong Rp 5.000. Setiap keluar duit dari Trans TV dia langsung membayar kepada Hadi dan kemudian meminjam lagi. Begitu seterusnya. Tapi dia sudah punya keuntungan Rp 5000 dari setiap  penonton. Pihak televise pun mulai memintanya untuk mengkoordinir penonton di beberapa acara di Trans TV dan Trans 7. Seperti, acaranya Tukul Arwana. Untuk operasional penonton di dua acara itu ia dipinjami modal  oleh Bedu (Pelawak Bajaj) Rp  1,5 juta.

“Tapi suami saya gak suka, Dia marah-marah terus, sering datang ke studio TV, saya dimarahin,  ditonjok, ditendang sama suami di depan artis-artis. Sampai artis-artis tanya itu siapa mbak. Saya bilang itu suami saya. Saya kesal juga karena saya cari uang untuk membantu bayar hutangnya dia pada rentenir sampai Rp 20 juta. Saya ikhlas bayarin. Lama kelamaan saya gak tahan, minta cerai tahun 2007. Alhamdulilah,  setelah lepas dari suami saya, rezeki saya makin meningkat,” ujar perempuan yang pernah bercita-cita jadi guru agama ini.

Lucunya, setelah perceraian itu, suaminya kawin lagi dan pernah menagih hutang kepada Elly sebesar Rp 6 juta. Elly sempat kaget, karena merasa tidak pernah berhutang pada suaminya. Justeru dialah yang membanting tulang untuk membiayai anak-anaknya dan membayarkan hutang suaminya pada rentenir. Usut punya usut, ternyata suaminya pernah mendapatkan uang warisan dari orangtuanya di Pati sebesar Rp 6 juta. Uang itu diberikan ke Elly untuk biaya hidup mereka. Rupanya uang itu diminta lagi dan dianggap sebagai pinjaman. Elly tak mau rebut, dia lembalikan uang itu. Seperti tidak tahu malu, sang suami malah terus menerus minta bantuan pada Elly. “Kadang Rp 200 ribu, kadang 500 ribu. Saya kasih. Tapi, kemarin isterinya yang datang ke saya minta uang Rp 300 ribu. Saya tidak kasih. Dan saya tidak akan kasih uang lagi pada suami saya,” tegasnya.

Mungkin, karena hatinya yang terlalu baik dan mudah menolong orang lain, rezekinya pun tak sulit didapatkan. Suatu ketika, saat elly sedang menukar uang recehan di sebuah bank, petugas bank menanyakan untuk apa ia selalu menukar uang kecil. Elly menjawab untuk ekstras, penonton yang dia koordinir. Petugas bank ini lalu menawarkan kerjasama meminjamkan modal dengan system bagi hasil. Elly setuju saja.

“Akhirnya dia modali saya sampai Rp 100 juta. Setelah saya pegang acara di banyak stasiun televise seperti Trans TV, Trans 7, MNC TV dan ANTV, modalnya ditambah jadi Rp 150 juta. Tiga tahun saya kerjasama dengan dia, akhirnya dia keluar dari bank dan jadi pilot sekarang. Invesnya berkurang jadi 15 juta, karena saya sudah punya uang sendiri,” paparnya.

Dari hasil bawa-bawa penonton ini, Elly yang dulu tinggal dirumah kontrakan kecil, sekarang malah bisa beli rumah kontrakan 4 pintu di depok. Tiap satu pintu dikontrakan dengan harga  Rp 250 ribu perbulan. Punya dua mobil, satu mobil kecil buat keluarganya, satu mobil besar untuk antar jemput penonton binaannya. Sekarang tinggal di apartemen, sewa sebulan Rp 1,5 juta “Saya bayar per 6 bulan. Trus saya punya karyawan, untuk urus adminirasi dan jadi kordinator lapangan (Korlap). Temen-temen saya yang dulu. suka telepon minta bantuan. Ya saya bantu bila ada uang. Malah ada juga yang gak bayar, artis lebih kayak  dari saya tapi dia lupa sama hutangnya,” ungkapnya.

 MERAUP PENGHASILAN BERSIH Rp 15 JUTA SEBULAN UNTUK ENTERTAINMENT PRIBADINYA

Sekarang Elly agency miliknya sudah banyak memiliki penonton binaan, kebanyakan anak-anak mahasiswa yang tahu dari mulut ke mulut. Asistennya ada tujuh orang untuk mengelola keuangan dan  korlap. Kalau saya lagi keluar kota, MNC sering ngadain acara di luar kota. Nah saya jagain anak-anak di luar kota, asisten saya yang jaga di Jakarta. Mereka juga awalnya penonton yang saya bawa. Setiap hari  ia bisa mengerahkan 500 orang  untuk tiga acara.  Dari situ ia bisa mendapatkan minimal Rp 2 juta rata-rata perhari. Kadang-kadang bisa Rp 4 juta tergantung banyaknya penonton yang dia bawa.

“Saya dibayar sebulan sekali, tapi saya bayar ke penonton cahs. Satu minggu saya harus keluarkan modal Rp 40 juta – Rp 100 juta. Bersihnya saya terima sebulan 15 juta, untuk pribadi saya. Dulu bisa dapet 30 juta sebulan, sekarang sudah banyak agency lain jadi Cuma 15 juta bersih untuk entertainment atau kebutuhan saya pribadi. Saya merasa ada perubahan besar dalam kehidupan saya. Dulu saya ngopi di warung kopi, sekarang saya sering minum kopi di café. Biasanya makan di warteg, sekarang makan di restoran mewah. Dulu gak pernah tau Bali, kemarin libur lebaran saya bawa 4 karyawan saya ke Bali. Ke salon rutin tiap minggu, nonton bareng karyawan saya. Niat saya untuk membangun rumah orangtua saya yang gedek/bilik sudah terlaksana,” tambahnya lagi.

Walaupun sekarang banyak saingan, tapi masih banyak yang menawari pekerjaan sebagai bintang iklan, diajak main di F TV. “Saya tidak mau jadi pelawak, meskipun banyak yang menawari saya. Saya lebih suka jadi koordinator penonton saja.Walaupun saya tidak jadi artis, tapi saya dikenal banyak artis. Tidak terasa 5 tahun saya menjadi janda, anak-anak saya sudah besar-besar.  Yang pertama sudah SMA yang kecil SMP. Sekarang saya Cuma ingin menyekolahkan anak saya sampai jadi sarjana. Saya tidak mikir kawin lagi. Kalau ada rezeki mau bawa ibu saya berangkat ibadah haji. Saya juga punya keinginan membangun bisnis yang pasti untuk masa depan keluarga saya. Yakni, usaha salon, karena saya sangat suka salon. Lalu bisnis travel dan  rental mobil,” Begitu katany mengakhiri pembicaraan. (Sisca)
sumber: http://dphoolan.wordpress.com

Kamis, 06 Desember 2012

Dahsyatnya Investasi Rumah dan Bini Muda

Dari Grup Property

3 tahun yang lalu teman sodara saya  pelihara seorang istri muda di Jakarta, terus dibelikan satu rumah mewah 2 lantai di daerah elite di Jakarta Selatan, seharga Rp. 1,8 M + memberikan biaya hidup Rp.15 juta / bln untuk istri mudanya. ♥♥

Bulan lalu dia putus sama istri mudanya, terus jual rumah itu & ternyata laku dijual seharga Rp. 3,7 M. :O

Lalu dia mulai berhitung semua biaya y
ang sudah dikeluarkan üτк ίsÆ­rί ♏Ï…dαnya selama ini :
Biaya bulanan Rp 15jt x 36(3thn) = Rp 540 Jt
Beli rumah : Rp. 1,8 M
TOTAL investasi 2,340 M
Harga jual rmh 3,7M
Keuntungan/­sisa Rp. 1,36 M.
Berarti masih dapat Keuntungan serta bonus "CUMA-CUMA" selama 3 tahun. :D

Akhirnya dia memberikan hasil keuntungan sebesar 1.36M itu kepada isteri pertamanya, sambil cerita tentang perselingkuhan itu. Istri pertamanya marah besar, dia ditempeleng dan diomelin ama istri pertamanya.

Istri pertamanya bilang : Dasar laki-laki goblok...! Kenapa nggak sekalian loe pelihara 2 atau 3 cewek kalo tahu ada investasi bagus begini !!...

Betapa DAHSYAT nya bisnis PROPERTY.

yuk mari.....

Kamis, 29 November 2012

Bertasbih Bersama Angin dan Burung

Malam melewati pagi lagi, entah berguliran yang keberapa kali. Seakan cahaya siang  tak mampu menembus gelap pekatnya angan. Malam menjadi begitu panjangnya. Malam melewati pagi lagi, selalu serasa begitu keadaannya. Ini yang keberapa kali ?. Sudah tidak terhitung. “Hari yang keberapakah sekarang ?.” Menjadi pertanyaan menyergah, memotong lalu lintas kesibukan didalam pikiran. Seperti sebuah tanya terbesit dalam kesadarannya namun selintas gelap lagi. Dan malam terus saja melewati pagi. Entah sudah yang keberapa kali. Waktu tak terasa, tak berasa, tak membekas apa-apa, hanya gundah dan rasa iba diri saja. 

Dilaluinya saja perjalanan sang raga, menembus liarnya beton-beton kota dan kancah hiruk pikuknya manusia. Besok adalah hari ini. Begitulah keyakinan. Maka dipaksanya saja badan untuk terus merayapi jalan-jalan ibu kota. Demi membunuh ketakutannya sendiri. Ketakutan yang terus tersembunyi, “Apakah nanti jika tak begini…?, dan anak istri akan makan apalagi ?.”  Tak terbersit dalam ingatannya, jika cahaya matahari telah menumbuhkan padi dan tanaman lainnya untuk menjamin rejeki manusia.

Mengapa dengan ketakutannya ?. Dan dia bersama manusia-manusia lainnya, ketakutan atas takdirnya sendiri. Makanya mereka menjadi begitu. Bagai lebah yang pecah sarangnya, lepas mereka, liar, kemana saja terbang, menghambur, di sepanjang jalan-jalan, bertebaran menyelusup lorong-lorong yang kumuh dan bau, mereka jalani itu semua, dalam romantika anak manusia. Tanpa pernah mengerti, sampai dimanakah nanti. Sayangnya  mereka juga tetap tak megenali cahaya-Nya yang senantiasa menyapa bersama matahari.  

Dalam kesadaran yang semakin menipis, dalam keadaan hidup serasa hanya malam hari saja, syukurlah ada seberkas cahaya, menyergah hati, “Akankah hidup hanya begini ?.”. Telah diperjalankan badannya, berjalan rahsa,  tanpa iba, berjalan tidak dengan hati, hilang empaty, hampa dankosong, kering dan mati, “Mestikah hidup tidak perlu dimaknai ?.”   Selalu saja dihinggapi perasan itu. 

Dan mata terbuka sudah, tampaklah dunia, begitu luas, mengapa kemudian diri serasa merasa sendiri saja ?. Bertebaran manusia-manusia yang rela menyingsingkan lengan baju mereka, melakukan tindakan nyata, menolong sesama, menampung dan menyekolahkan anak yatim, mengayomi anak-anak jalanan. Melakukan dengan hati, demi perikemanusiaan itu sendiri. Merek atelah memeberikan hatinya untuk menolong dan mengangkat harkat kemanusiaan anak-anak yatim. Tanpa khutbah, tanpa retorika, biasa saja. sebagaimana matahari yang selalu terbit.

Mereka (telah) berhenti mempertanyakan tindakan Tuhannya, mereka berhenti mempertanyakan takdirnya, mereka hanya punya hati dan itulah yang mereka berikan, hanya itu. Simple dan mudah saja.  Dengan hatinya mereka menyatukan gerak dengan gerak alam semesta. Bersatu dalam tasbih alam semesta, bersama makhluk lainnya, menggerakkan alam raya ini dengan satu tindakan nyata. Untuk hidup dan kehidupan itu sendiri, demi harkat dan martabat manusia dan perikemanusiaan.

Ada diantara mereka, dengan keterbatasan raganya, keterbatasan dalam geraknya, keterbatasan dalam penglihatannya, keterbatasan dalam pendengarannya, dan lain sebagainya. Namun mereka mampu menginspirasi ribuan manusia lainnya untuk melakukan ‘tasbih’ yaitu gerak nyata kehidupan. Mereka memberikan hatinya untuk sesama, memberikan hatinya untuk melindungi makhluk-makhluk lainnya, menyelamatkan tanaman, binatang, serta lingkungannya, bergerak harmonis bersama alam semesta yang tengah memperbaiki dirinya terus menerus. Tasbih mereka begitu nyata.

“Hati mereka bersama, angin, burung-burung, gunung-gunung, dan seluruh alam semesta ini. Hati bersama dalam kesatuan tasbih, bersatu dalam kesatuan gerak-NYA, gerak semesta alam.”

Terlihat sebagai aktifitas yaitu satu langkah nyata , karenanya, masih perlukah kita bertanya, “Mampukah kita dalam makom bertasbih bersama angin, burung-burung, dan gunung-gunung ?.” Jika hati kita tidak bersama mereka, dan jika raga kita tidak melakukan tindakan nyata, menyatukan gerak (aktfitas) memperbaiki keadaan ini semua. 

Masihkah kita bertanya, jika tangan kita aniaya membunuhi mereka, mengambili hak-hak mereka, jika ucapan dan hati kita tidak sama dengan tindakan kita, kita selalu mengumpat, dan kita juga  tidak pernah melakukan perbuatan apa-apa. Sungguh karena ini, kita tidak mampu melihat keindahan didalam  itu semua maka bagaimanakah kita akan mampu bertasbih bersama angin, gunung dan burung-burung sebagaimana nabi Daud as ?.
Malam kemudian sunyi, sepi sekali, kajian ini entah berapa lama diam di tempat, diam begitu saja. Ada rasa bersalah yang hebat, mengapalah diri ini juga begitu adanya. Satu langkah kecil saja tidak bisa ?. Merubah, ya merubah arah jiwa kita untuk menjadi seperti itu. Tidaklah berat, namun kenapa tidak bisa ?. Maka kajian ini ditulis saja apa adanya. Dalam tangisan yang begitu dalam, mengerti, memahami namun tidak mampu berbuat apa-apa. Diri tidak mampu bertasbih bersama mereka, angin, burung dan gunung-gunung. Melakukan gerak bersama mereka, dalam gerak-NYA, yang maha sempurna. Karena diri belum berbuat apa-apa. Maka diri hanya berbisik lirih dengan malu, “Maafkanlah !.” 

Entah sebab apa, kajian ‘Bertasbih Bersama Angin dan Burung’, berhenti mengendap dalam kesadaran dan tidak mampu dihantarkan. Sudah sekian lama. Sepertinya tidak ada daya untuk  menuliskannya,  tidak ada keinginan untuk menggerakkan jari-jari, ada rasa enggan yang  membekukan rahsa. Hanya mampu diam mengamati  sambil menunggu pergerakan dan lintasan hati. Berdoa memohon pengajaran-Nya.  Memohon ampunannya, bertasbih, bertahmid, bertakbir dalam alunan nafas. Jika pun  harus dihantarkan semoga kajiannya, menjadi bermakna dan ada manfaatnya. Dan semoga saja daya ini terus bergerak menstimulasi,  dengan pengharapan senantiasa dalam lindungan dan hidayah-Nya. 

Berangkat dari sebuah pertanyaan, mungkinkah manusia urban mampu bertasbih bersama gunung, angin dan juga burung-burung ?. Lihatlah keadaannya, berangkat di subuh pagi hari dan pulang ketika bulan sudah menanjak tingi. Mungkinkah ?. Kalau tidak mungkin. Akankah berita dari Al qur an hanya menjadi sepenggal berita, sekedar sebuah  bacaan saja tanpa mampu kita maknai lebih dari itu ?. Jikalau mungkin. Bagaimanakah keadaan hal, yaitu keadaan realitas suasana saat sedang mengalami keadaan  bertasbih tersebut. Adakah manusia selain nabi Daud as, yang mampu menjadi saksi keadaan ini ?. 
Lihatlah sekali lagi, bagaimana keadaan kita, yang bergelut dengan romansa dan dinamika kota. “Dan lihat saja, Ibu akan  menangis demi dan atas anak-anaknya ini.” 

Sungguh sulit sekali merangkai kejadiannya ?. Bahkan nyaris berita (ayat) ini kita anggap sebagai dongengan saja. Dongengan tentang raja dan nabi yang gagah perkasa dengan kesaktiannya. Sebagaimana kisah-kisah para dewa. Semisal itulah keadaan kita sekarang dalam menanggapi berita (ayat) yang dihantarkan Al qur an perihal ini.  Manusia telah terdikotomi dalam sebuah persepsi dan anggapan, tanpa mau membuktikan sendiri setiap kebenaran berita (ayat) dengan melakukan eksplorasi. Sehingga keadaannya, keyakinan kita dibangun diatas keraguan yang tersembunyi. Cobalah eksplorasi pernyataan ini. Carilah referensi di dalam kesadaran kita. Nanti akan kita temukan sendiri, bagaimana keadaan kita sesungguhnya. Dan semoga saja tidak begitu. 

Sejalan karena sebab itu , (menjadi pemikiran saya)  bahwasanya kita manusia sekarang ini, kenyataannya  belum berani  menjadikan dirinya  sebagai saksi kebenaran atas ayat Al qur an, khusunya perihal ayat yang menjadi kajian kita ini. Kebenaran  bahwasanya ada pada suatu masa manusia (Daud as) senantiasa bertasbih bersama angin, burung  dan gunung  ?. Semua terkooptasi dalam kesadaran kolektif.  Bahwa makom tersebut tidak mungkin akan dicapai oleh kita manusia biasa, apalagi kita sebagai manusia urban yang berangkat pagi dan pulangnya malam. Dan hikmah ayat inipun terlupa.

Mengapa kita cenderung untuk mengabaikan saja hikmah atas ayat ini  ?.  Ya karena, sebab manusia sudah menganggap remeh  dirinya sendiri, mengabaikan argumentasi apapun, kita seperti sudah menghukum diri kita tidak akan pernah mampu mencapai keadaan tersebut. Semua itu berawal dari munculnya keraguan dalam diri kita, selalu mempertanyakan mungkinkah itu ?. 

Adakah manusia yang mau berusaha mencapai keadaan itu, dan mengkhabarkannya kepada kita ?. Penulis yakin sekali, jika manusia tersebut ada, sayangnya memang bagi orang yang mencapai keadaan ini hanya akan menyimpan rahasia ini rapat-rapat, hanya untuk dirinya dan Tuhannya. Maka kenapakah kita menafikan kemungkinan ini ?. Dan karenanya kenapakah kita tidak mencoba membuktikan sendiri, menjadi saksi atas kebenaran ayat ini ?.

Sebab dikarenakan keraguan itulah, manusia sekarang sangat jarang sekali mampu bertasbih. Meskipun lelah sudah kita bertasbih, dengan ribuan  kali tasbih kita dawamkan, nyatanya tasbih kita  sangat jarang  berefek dibadan. Jangankan untuk mampu mencapai makom  bertasbih bersama alam semesta. Untuk mencapai jiwa yang tenang saja masih merupakan kesulitan tersendiri.  Sungguh sayang sekali, jika bertasbih  telah kehilangan ruhnya.   Marilah kita uji diri kita, benarkah tasbih kita hanya sebatas kerongkongan saja, bagai anak panah yang lepas dari busurnya. Tidak berefek dibadan. Tidak ada ketenangan dan kepuasan yang mampu diraih jiwa ?. Layaknya memang perlu kita kaji. Bersiapkah kita untuk menguji ?. Maka teruslah ikuti kajian ini.

Namun ada pertanyaan, kalaulah  kita ingin mencapai keadaan tersebut. Lantas pemahaman (ilmu)  apakah yang harus kita dapatkan ?. Banyak sekali pertanyaan kita, sayangnya dengan   semakin banyak pertanyaan justru akan semakin  mengarahkan diri kita kepada satu kata ‘keraguan’. Inilah hijab yang mesti kita singkapkan. Bukan bagaimana, tapi sanggupkah kita menjalani laku (syariat-tharekat) agar kita mampu menyaksikan keadaan makom bertasbih itu. Mungkin kekhawatiran kita adalah, akankah nanti benar keadaannya, sama dengan yang dimaksudkan, atau mungkin hanya sebatas keyakinan, dan bagaimanakah kalau hanya sebatas dalam tataran kesadaran saja ?.

Entahlah itu, biarkanlah Allah saja yang mengajarkan kepada diri kita perihal ini. Mungkin saja  pengetahuan kita hanya  sedikit, tak apa, yang penting kita mampu memahami, merahsakan, bagaimana keadaan hakekat, bagaimana   respon angin, gunung dan burung-burung. Yaitu saat tasbih kita selaras dengan tasbihnya alam semesta. Jikalaupun hanya dalam tataran kesadaran saja.  Tak apa juga , yang penting (rahsa) yang sedikit itu sudah cukup untuk menghantarkan diri kita kepada keyakinan yang utuh atas kebenaran ayat ini.

Sebab jelas sekali, Al qur an telah meyakinkan kepada seluruh manusia bahwa Al qur an bukanlah dongengan penghantar tidur. Berita setiap ayat dari Al qur an adalah realitas. Ini adalah suatu kepastian dan suatu kebenaran. Hanya manusia saja yang belum mampu mendapatkan keadaan hal atas realitas yang ingin disampaikan. Sehingga kita tidak mampu mengambil hikmah atas ayat ini. Inilah keyakinan penulis. Dan semoga dengan mengkajinya, diantara kita ada yang diberikan anugrah untuk menjadi saksi perihal kebenaran ayat yang dimaksud  ini. Kita berdoa agar diberikan anugrah sebagai saksi-Nya.

Sayangnya, kita tak ada akan mampu merubah arah jiwa kita. Jika kita tidak ada kemauan diri untuk merubah.  Kita selalu merasa berat sekali ketika akan merubah itu. Jiwa akan selalu dalam keadaan lembamnya. Maka kajian ini akan mengkaji dari sisi bagaimanakah agar kita mampu merubah arah jiwa kita terlebih dahulu, sebelum memasuki kajian ‘tasbih’ itu sendiri. Sebab kajian ‘tasbih’ ini banyak melibatkan hati, dalam makom rahsa (dzauk) sehingga sangat sulit untuk diuraikan, jika tidak dengan laku (syariat-tharikat).  Mungkin lebih baik begitu saja dulu. Wolohualam

salam
arif
 

Senin, 26 November 2012

DOA SEORANG PEDAGANG

Cipt : Doni/Abay
Vocal : Teddy SNADA + Kang Abay
Aransemen : Dicky Ahmad

Tak Kan Kubiarkan Hidup Tak Berarti
Diatas Dunia Yang KAU Hamparkan
Akan Kupenuhi Hari Demi Hari
Menjemput Karunia Yang KAU Taburkan

Harus Kulalui Jalan Yang Tak Pasti
Hadapi Cobaan Yang KAU Berikan
Akan Kunikmati Detik Demi Detik
Jalan Kehidupan Seorang Pedagang

*
Ya Allah Tolonglah
Pandang Diriku
Berkahi Langkahku
Lapangkan Dadaku

Ya Allah Tolonglah
Dengar Hatiku
Luaskan Rizkiku
Mudahkan Urusanku

**
Rizki Di Langit Mohon Turunkanlah
Rizki Yang Jauh Mohon Dekatkanlah

Back to *

Minggu, 04 November 2012

URGENTLY REQUIRED Web Designer

:: URGENTLY REQUIRED ::
- Web Designer-
Jakarta Raya - Kelapa Gading, Jakarta Utara

Responsibilities:
1. Melalukan desain catalog untuk produk yang ada
2. Melakukan update data catalog atau desain sesuai dengan kebutuhan guna mensupport kinerja team pemasaran
3. Ikut berperan aktif dalam melakukan strategi marketing baik promosi ataupun branding
4. Melakukan pengelolahan web site baik update atau pun perubahan content website dan desain secara berkesinambungan sesuai dengan trend

Requirements:
• Wanita / Pria max 35 th
• Pend Min SMU/Diploma/S1 Segala Jurusan (Desain Lebih diutamakan)
• Minimal 1 Tahun Pengalaman Sebagai Web Designer
• Familiar Ms Office, Internet,flash, swish , HTML / CMS , CSS, javascript
• Menguasai Photoshop, Illustrator Dan Dreamweaver
• Mengerti Estetika, Menyukai disain, Senang berinovasi
• Terbiasa Membuat Desain atau Konsep
• Keterampilan interpersonal yang baik dan memiliki keinnginan kuat untuk belajar secara mandiri

Jika Anda memenuhi kualifikasi tersebut, silakan langsung datang ke kantor kami dengan membawa CV, pas photo 4X6, pada setiap hari kerja antara jam 09:30-15:00, untuk mengikuti test & interview di :

HRD Departemen
ShowcaseFever
Apartemen Gading Mediterania Rk 39/D
Boulevard Bukit Gading Raya-Kelapa Gading
Jakarta Utara

Atau

Email ke: recruitment@showcasefever.com
agatha_silvia@ymail.com
or call : (021) 26274052 (Silvia)

Lowongan Sekretaris

Occupations:

Administrative-Clerical: Administrative Support, Claims Processing, Data Entry-Order Processing, Executive Support, Filing-Records Management, General-Other: Administrative-Clerical, Office Management, Property Management

Job Description:

  1. Membantu korespondensi/surat menyurat.
  2. Membantu pengaturan appointments.
  3. Mengatur administrasi dan pengarsipan dengan rapi, lengkap, up to date, mudah dicari dan konfidensial.
  4. Mempersiapkan meeting : mengatur waktu, membuat dan mendistribusikan notulen & undangan (lisan atau tertulis), mengurus tempat, konsumsi, materi dan peralatan.
  5. Mempersiapkan perjalanan Direksi: Ticket dan Akomodasi, kendaraan, undangan/tiket masuk dan dana.
  6. Mengurus keuangan Direksi: Reimburse dan kasbon.
  7. Mempersiapkan ATK direksi & koran, fetch fax, follow up messanger dan collect report yang dibutuhkan oleh Direksi.
  8. Mempersiapkan dan memastikan pengiriman kartu ucapan, bunga dan apresiasi.
  9. Memeriksa dan memastikan kebersihan dan fungsi ruang kerja dan alat/sarana kerja Direksi setiap saat.
  10. Mendukung kelancaran operasional kantor dengan efektif dan efisien.

Job Requirements:

  1. Wanita, Single.
  2. Usia minimal 24 tahun maksimal 33 tahun.
  3. Minimal lulusan D3 Sekretaris.
  4. Tidak sedang kuliah dan kursus.
  5. Diutamakan bagi yang belum bekerja, dan siap segera bekerja.
  6. Berpengalaman sebagai sekretaris atau administrasi surat menyurat minimal 1 tahun.
  7. Diharuskan mengerti dan menguasai korespondensi dan filling.
  8. Dapat berbahasa Inggris lisan dan tulisan (minimal pasif).
  9. Menguasai aplikasi komputer (Windows dan MS Office).
  10. Mengerti tugas, kewajiban & tanggung jawab sebagai sekretaris, serta penuh inisiatif, proaktif, kreatif, dan mandiri.
  11. Energik, teliti, cekatan, disiplin, loyalitas dan mampu bekerja dibawah tekanan.

Entrepreneurship itu bisa ditularkan tetapi tidak bisa diajarkan

Penjelasan Dahlan Iskan tentang Entrepreneurship bahwa Entrepreneurship itu bisa
ditularkan tetapi tidak bisa diajarkan
(note penulis: hanya bisa dilakukan).
Sebagai contoh, seorang mahasiswa Master of Business Administration (MBA) sudah
tentu mempelajari segala urusan yang berkaitan bisnis, namun begitu lulus dan
mendapat ijazah MBA, belum bisa langsung berbisnis, karena bisnis tidak bisa
instant, butuh proses “penularan”.

Di sekolah, seorang MBA belajar bisnis (how to know) tetapi
di lingkungan komunitas TDA, orang-orangnya langsung melakukan action dan
dibimbing untuk memiliki sikap sebagai entrepreneur (how to do). Jadi sangat
penting berada di lingkungan entrepreneur, kalau seseorang ingin menjadi
entrepreneur tetapi tidak berada di lingkungan entrepreneur, dia tidak akan
menjadi  entrepreneur.

Jika seseorang berada di lingkungan pengusaha, membahas
segala sesuatu mengenai usaha, bagaimana memiliki keinginan dan optimis
mencapainya, maka ia akan menjadi pengusaha. Berbeda jika berkumpul dengan
politisi. Siapapun akan sukses kalau SUNGGUH-SUNGGUH, namun
persoalannya adalah seperti apa atau seberapa sungguh-sungguh ? Lantas ukurannya
apa ? Menurut Pak Menteri, sungguh-sungguh itu ada levelnya : sungguh-sungguh
dan SUNGGUH-SUNGGUH.  Ukurannya bisa diumpamakan dengan kadar emas. 24
karat, 23 karat, 22 karat 18 karat atau bahkan tidak berkarat.

Segala sesuatu negatif akan mengurangi “karat”nya itu. Keraguan
akan mengurangi “karat”. Bicara mengenai politik akan mengurangi “karat”.
Keluar ikut demonstrasi akan mengurangi “karat”. Selingkuh akan mengurangi
“karat”. Terlalu banyak yang dapat mengurangi “karat” kesungguh-sungguhan. Hanya
dengan memperbaiki diri dan mempertebal keyakinan “karat” akan meningkat.

Semua orang memiliki kemampuan yang hampir sama, yang
membedakan adalah kesempatan. Banyak yang mendapat kesempatan tetapi belum
“matang”. Saat ini banyak yang menjadi pengusaha dengan cepat (instant), tetapi
belum “matang”. Seseorang yang SUNGGUH-SUNGGUH melakukan bisnis akan
menemukan masalah bisnis setiap hari, karena itu setiap hari ia harus mencari
solusi. Setiap hari menemui masalah akan membuat seseorang matang. Persoalannya
adalah berapa lamakah ia bisa matang ? 3 tahun, 5 tahun. 10 tahun? Itu
tergantung dari sering tidaknya menemukan masalah-masalah baru dan upaya
mencari solusinya. Itu membutuhkan kesungguhan 24 karat. Dengan kata lain
kesungguhan-sungguhan yang dijalani setiap hari dalam menghadapi masalah dan
menemukan solusinya akan membuat ia memiliki 24 karat SUNGGUH-SUNGGUH.

Beliau melihat di ruangan ini penuh dengan anak-anak muda. Beliau
menjelaskan bahwa semakin muda/dini menghadapi masalah, semakin cepat jatuh,
semakin baik. Karena jatuh itu penting, bangkrut itu penting, semua orang yang
menjalani bisnis pasti pernah jatuh. Kalau jatuh, bisnisnya masih kecil, maka
rasa menyesalnya tidak terlalu besar. Tetapi jangan sering-sering menyesal.
Seseorang yang terlalu sering menyesal kejiwaannya akan rusak.

Semakin  muda semakin cepat jatuh. Jatuh itulah yang
akan menjadi seleksi. Siapa yang akan menjadi pengusaha. Itulah sebabnya kenapa
hanya 1,5% dari 240 juta penduduk Indonesia yang jadi pengusaha. Kebanyakan
orang takut jatuh. Maka dari itu cepatlah jatuh, cepatlah belajar dari
kejatuhan karena bisnisnya masih kecil, sakitnya akan cepat sembuh karena masih
memiliki darah muda.

Segeralah, karena waktu Anda terbatas ! Hanya 8 tahun lagi.
Saat itu ekonomi Indonesia akan luar biasa besarnya. Peluang emas bagi anak muda berusia 25 tahun -28
tahun. Dari sekarang sudah harus diputuskan, karena ini akan menentukan siapa
yang akan menikmati perekonomian Indonesia dengan pendapatan
perkapita sekurang-kurangnya sebesar US$ 6000. Saat ini baru US$ 3200
pendapatan perkapitanya. Pak Menteri berharap  8 tahun mendatang,
komunitas TDA akan besar 10 kali lipat dari sekarang. Cepatlah jatuh, sebelum 8
tahun mendatang, tahun 2020 !

Sebelum usai, sesi kelima diisi dengan tanya jawab. Ketika seorang
penanya mengangkat tangan untuk bertanya, beliau berlari ke arah penanya dan
melemparkan microphone padanya, wow.... energik sekali, pemandangan yang tidak
biasa, luar biasa, ini memperlihatkan betapa energiknya beliau (Note: padahal
beliau terkena virus hepatitis B telah merusak livernya hingga nyawanya
terancam, tahun 2007 beliau menjalani operasi transplantasi liver).

Dalam sesi tanya jawab satu pertanyaan yang sangat bagus
adalah, beliau ditanya kenapa beliau pernah menggaji karyawannya dengan gaji
kecil, hal itu dipertanyakan. Beliau menjawab, memberi gaji kecil ada dua
dasarnya, gaji kecil sebagai KEBIJAKAN, atau gaji kecil sebagai PROSES.

Seseorang yang digaji kecil bisa jadi 6 bulan, 1 tahun atau
2 tahun akhirnya habis energinya lalu menyerah, itu menguji apakah ia memang
pegawai bagus atau tidak. Itu akan menjadi proses seleksi untuk mendapatkan
pegawai bagus (note: team yang unggul). Karena perusahaan itu baru maka tidak
dapat diketahui apakah pegawai itu akan loyal, berprestasi atau tidak.
Mulailah dari gaji kecil sebagai proses untuk menguji dan
membangun kemampuan pegawai. Jangan pernah mencegah pegawai untuk pindah kerja,
karena bisa jadi ia pindah kerja untuk meningkatkan penghasilan karena
kebutuhan (memperbaiki nasib) atau bisa jadi karena ia memang bukan kader yang
baik (pegawai kutu loncat). Jangan menyesalinya.
Tetapi kemudian, terus naikkan gajinya setelah perusahaan
makin besar. Lakukan “manufacturing hopes” yakni penjelasan yang jujur kepada
pegawai, bahwa nanti gajinya akan dinaikkan seiring dengan pertumbuhan
perusahaan. Ini adalah cara untuk membuat pegawai yang berprestasi / kader yang
baik tetap ada di perusahaan.

Sebagai penutup beliau menyampaikan bahwa bisnis itu untuk
dilakukan bukan untuk dibicarakan atau dipersoalkan.

Artikel Asli :
http://bundarisoles.com/blog/21-pesta-wirausaha-2012-sesi-kelima

Jumat, 02 November 2012

Aturan - aturan dalam Enterpreneurship



*By. Reid Hoffman, founder LinkedIn** ***

*Rule 1 : “Look for disruptive change” – Carilah Perubahan yang memiliki
efek besar pada market*


Jika Anda sedang akan memulai sebuah usaha, tanyakan hal ini pada diri
Anda: Apakah yang sekarang dibutuhkan tapi dulunya tidak mungkin atau tidak
perlu dilakukan?
Apakah sebuah produk atau jasa baru akan bisa mengambil alih atau membuat
pasar baru? Ketika Saya membantu dalam pembuatan LinkedIn, industry
teknologi sedang terpuruk. Saya melihat semua kemungkinan yang diciptakan
oleh internet dan mendapat sebuah ide bahwa nantinya semua orang akan
membutuhkan profil professional di dunia online. Gangguan yang saya temui
adalah bahwa perusahaan bisa secara langsung mengejar kandidat terbaik
daripada berharap untuk mendapat hasil atau respon dari iklan di surat
kabar atau iklan di situs-situs.

*Rule 2: “Aim big” –  Tentukan tujuan yang besar*


Besar atau kecilnya ide yang ditargetkan oleh sebuah start-up, usaha,
keringat, dan darah yang perlu Anda keluarkan tetaplah sama, jadi
bermimpilah untuk mencapai sesuatu yang besar! Apa sih maksud kata “besar”?
Itu adalah sebuah produk atau jasa yang bisa membuat pasar baru atau
mendominasi pasar tertentu yang sudah ada.

*Rule.3: “Build a network to magnify your company” –  Buatlah jaringan
untuk memperbesar perusahaan Anda*


Kebanyakan orang berpikir bahwa dibalik setiap start-up hanya ada satu
entrepreneur yang memiliki ide brilian. Tapi kenyataannya, perusahaan yang
sukses dibangun oleh sejumlah orang bertalenta yang dikelilingi oleh relasi
dan hubungan yang bisa membesarkan dan membantu mereka.
Entrepreneur-entrepreneur terbaik mencari dan membangun hubungan dengan
penasehat, investor, partner, dan pelanggan mereka.

*Rule.4: “Plan for good luck and bad luck” – Buatlah rencana untuk keadaan
baik dan buruk*

Anda harus selalu mengasumsikan bahwa Anda akan beruntung atau tidak dengan
perusahaan baru Anda. Keberuntungan tidak hanya sesimpel “Wah perusahaan
saya berjalan.” Tapi, keberuntungan adalah saaat Anda melihat sebuah
kesempatan besar dan dengan cepat mengambilnya. Ketidakberuntungan adalah
saat ide Anda tidak berjalan. Bukan berarti Anda gagal, tapi Anda harus
menjalankan plan B.

*Rule 5: “Maintain flexible persistence” – Pertahankan sikap persistence
yang fleksibel*

Sangat sering seorang entrepreneur diberikan nasehat yang berlawanan:
“Tetap tekun! Berkomitmenlah pada visi yang sudah dibuat!” atau “ubah ide
bisnis kamu berdasar data penggunaan produk oleh customer” Pahamilah kapan
harus merubah ide Anda! Tantangannya adalah untuk menjalankan ke dua advice
ini bersamaan dan tahu advice mana yang cocok di suatu situasi. Anda harus
tahu bagaimana menjalan sikap persistence yang fleksibel. Karena sebuah
nasihat tidak selalu cocok utnuk dijalankan, tergantung situasi & kondisi.


*Rule 6: “Launch early enough that you are embarrassed by your first
product release. “ Rilislah secepat mungkin sehingga Anda akan malu pada
peluncuran pertama produk Anda*


Start-up pertama saya, Socialnet.com, membutuhkan waktu Sembilan bulan
untuk meluncurkannya. Hal ini merupakan kesalahan yang besar. Kami ingin
semua detil situs sudah bisa dijalankan. Kami ingin orang-orang mengatakan
bahwa produk kami sangat dahsyat. Kami menghabiskan banyak waktu dan hal
itu membuat kami ketinggalan berbulan-bulan untuk menyelesaikan masalah
yang lebih penting untuk diselesaikan, “bagaimana cara mengantarkan produk
ini untuk digunakan jutaan user diluar sana?”

Dari hal itu saya belajar, *jika Anda tidak malu dengan peluncuran pertama
produk Anda, maka peluncuran tersebut sudah telat!*

*Rule 7: Bercita-citalah, tapi jangan terlena didalamnya*


Targetkan untuk mencapai yang terbaik, tapi hati-hati dengan rasa percaya
yang berlebihan terhadap teori-teori yang Anda pikirkan sendiri.
Meluncurkan produk Anda sedini mungkin adalah hal yang penting agar bisa
mempelajari bagaimana pelanggan menggunakan produk atau jasa Anda. Sama
pentingnya dengan mengidentifikasi dan mengukur sejauh apa Anda sudah
mencapai visi dan aspirasi Anda? Anda juga harus mendapat feedback dari
kolega dan rekan Anda. Inovator sangat mudah terlena dalam cerita dan dunia
mereka sendiri dibandingkan mempelajari ke arah mana tujuan mereka.

*Rule 8: “Having a great product is important but having great product
distribution is more important” Penting untuk memiliki produk yang luar
biasa, tapi memiliki distribusi produk yang luas lebih penting.*


Saya menemui banyak entrepreneur yang berpikir bahwa produk adalah hal yang
paling penting dan dengan produk terbaik Anda akan selalu menang. Yang
gagal disadari oleh banyak orang adalah, tanpa distribusi yang baik, sebuah
produk akan mati. Bagaimana cara Anda membawa produk Anda agar bisa
digunakan oleh jutaan atau bahkan milyaran pengguna?

*Rule 9 : “Pay close attention to culture and hires from the very
beginning” Perhatikan budaya dan perekrutan anggota/karyawan Anda sejak
awal.*


Orang-orang yang Anda rekrut akan menentukan budaya perusahaan Anda, jadi
pastikan mereka adalah orang yang baik. Mereka yang akan merekrut
orang-orang berikutnya. Nasehat lama mengatakan bahwa Anda membutuhkan
orang yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam start-up Anda. Tapi
apapun yang sudah mereka lakukan selama bertahun-tahun tidak akan membantu,
karena Anda sedang melakukan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan
sebelumnya, begitu juga dengan dunia dan ladang kompetisi yang bergerak dan
berkembang dengan sangat cepat. Yang Anda butuhkan adalah orang-orang yang
bisa belajar dengan cepat.

*Rule.10: “Rules of entrepreneurship are guidelines, not laws of
nature.” Peraturan untuk entrepreneur adalah petunjuk, bukan hukum alam.*


Jangan terlalu memperhatikan peraturan yang dibuat oleh orang lain.
Entrepreneur adalah seorang inventor, mereka adalah orang yang sukses jika
membuat sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya dapat berjalan. Pada saat
tertentu, untuk menjalankan sesuatu Anda perlu melewati batas dari
peraturan yang sudah ada. Seorang entrepreneur bisa saja membuat peraturan
baru.



Wassalam,

Cahya

twitter : @cahyakartika

Minggu, 21 Oktober 2012

Lumba-Lumba Melahirkan

Foto  lumba-lumba melahirkan merupakan peristiwa alami yang jarang sekali tertangkap kamera dan lumba-lumba hidung botol ini melahirkan anaknya dengan mengeluarkan ekor anaknya terlebih dahulu, sang induk kemudian membimbing bayinya dengan lembut ke permukaan dan mereka berdua berenang untuk pertama kalinya
Berikut detik-detik proses kelahiran bayi lumba-lumba :

Melahirkan dengan ekor keluar terlebih dahulu
Ketika sang anak lahir dan masih berlumuran darah
Foro-foto  ini diambil di wildlife park pool Rimini, Italy, potograpernya,Mr. Stanzani, bilang, “mengambil foto dengan sudut yang baik sangat sulit.” Stanzani sendiri telah mengumpulkan foto lumba-lumba hampir selama 14 tahun dan ia berkata biasanya lumba-lumba melahirkan di malam hari sehingga kualitas cahayanya sangat buruk dan sulit diabadikan
berenang berdampingan berdua bersama ibunda tercinta
Lumba-lumba yang sedang melahirkan biasanya menjauh dari jendela kolam saat melahirkan dan meskipun dekat dengan jendela, kadang kualitas airnya yang kotor. saat itu saya sungguh sangat beruntung.” pada saat pengambilan gambar ada tiga orang photographer dan tiap photographer berada di masing-masing jendela kolam bawah air dan Mr. Stanzani berada di jendela yang tepat.. “jangankan mengambil gambar, photographer yang lain malah tidak bisa melihat kejadian ini,” kenang Mr. Stanzani
Saat sang induk membantu anaknya berenang untuk pertama kalinya
Induk lumba-lumba  yang untuk pertama kalinya mengajarkan anaknya beraksi
Sumber: http://adaapasekarang.blogspot.com

Apa yang terjadi dengan Gaya Hidup Remaja Kita


Cah-cah saiki jan aneh-aneh tenan..” ujar ibuku pada suatu sore. “Kenapa Bu..” tanyaku. “Anak tetangga yang baru kelas 2 SMP menghamili dua temannya. Kemarin, sepasang anak siswa kelas 6 SD juga ditemukan ML di pematang sawah dekat sekolahnya. Semuanya akhirnya dikeluarkan dari sekolah..” jawab ibuku sambil mengurut dada. “Wis, pokoke aneh-aneh tenan zaman saiki.. Kalau dihitung berapa remaja sekitar kita yang terpaksa putus sekolah karena hamil atau menghamili, wis jan, akeeh tenaaan.. Berapa pasangan yang terpaksa menikah karena perempuannya hamil duluan, weiss, luwih ra keitung lagi.. Berapa orang yang akhirnya bercerai karena pasangannya tertangkap basah berselingkuh dengan orang lain juga jumlahnya ndak karu-karuan..”
Dan aku pun terdiam. Yah, mau ndak mau, diakui ataupun tidak, free seks yang konon katanya bukan adat kita, yang konon katanya ndak sesuai norma ketimuran yang kita anut, yang melanggar semua ajaran agama yang berlaku di Indonesia, sekarang sudah umum terjadi di masyarakat kita. Tak hanya di kota-kota besar, namun juga di desa-desa. Globalisasi yang didukung pesatnya perkembangan media, membuat orang mudah mengakses tayangan esek-esek. Adegan yang belum sepantasnya ditonton oleh pemirsa belum dewasa hilir mudik dengan leluasanya di media elektronik. Kesan yang tercipta: orang luar itu mudah sekali untuk bercinta. Sekali bertemu, bisa langsung ML, langsung lipkiss, dst. Karena seringnya ditayang, maka kita pun jadi permisif dan merasa itulah gaya hidup masa sekarang. Gaya hidup modern. Jika ndak begitu, anda ndak gaul.
Aku hanya ingin berpendapat  :  free seks makin marak dan nyata, maka orang tua wajib memberikan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya sejak mereka masih kecil. Sudah ndak zamannya lagi orang tua sungkan dan enggan untuk berbincang mengenai masalah seks dan kesehatan reproduksi karena menganggap hal itu tabu untuk dibicarakan.
Mengapa ini perlu dilakukan ? Biar jadi panduan dan dasar pertimbangan anak-anak kita sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan free seks. Sehingga mereka sadar dan tahu benar dengan apa yang akan dilakukannya. Bukan sekedar dorongan nafsu belaka apalagi hanya untuk mengikuti tren saja.
Lalu kapan itu perlu dilakukan ? Menurutku si sejak dari SD. Lhah, kan ntar di SMP ada pelajaran biologi yang memberikan materi reproduksi. Iya sih, tapi menurutku itu udah telat. Lha wong dari SD aja udah ada yang mule main-main (merujuk kasus di atas). Lagian kalo pas pelajaran di sekolah kan biasanya berujung pada hafalan dan nilai di raport saja, ndak menekankan pada apa pentingnya materi itu untuk kehidupan sehari-hari. Nah, kalo antar ortu-anak, sebisa mungkin pendekatannya adalah ” ini untuk kepentingan si anak..”
Lalu apa saja yang harus diobrolkan antar ortu-anak terkait seks ? Menurutku, anak-anak perlu dikenalkan apa itu seks, apa itu free seks, apa itu seks yang sehat, apa itu organ reproduksi, apa fungsinya, bagaimana perawatannya, mengapa organ tersebut perlu dirawat, dst. Mereka juga perlu dikenalkan kebiasaan dan mitos-mitos seputar seks.
Selain itu, menurut pengalaman pribadiku, jika orang tua ingin melakukan pendidikan seks dengan pendekatan agamis, maka berikanlah keterangan yang logis, ndak sekedar dogmatis : free seks adalah dosa. titik. Orang tua harus berusaha menjelaskan mengapa hal tersebut dilarang dan mengapa menurut agama seks hanya bisa dilakukan pasangan setelah menikah. Berikan penjelasan apa pentingnya pentingnya lembaga pernikahan sebelum seks dilakukan. Berikan pula penjelasan mengapa free-seks itu beresiko, berikan pertimbangan kesehatan di dalamnya, misalnya saja kemungkinan penularan penyakit kelamin dan degeneratif semacam HIV/AIDS.
Jika tidak memberikan pendidikan ini secara dini, maka jangan salahkan anak anda yang karena penasaran atau karena tekanan pergaulan teman sebayanya* akhirnya melakukan seks bebas pra nikahyang berujung pada pernikahan dini. Jangan kaget juga jika kemudian makin banyak praktek aborsi ilegal terjadi, penularan penyakit kelamin makin tinggi. Ini bukan semata-mata salah dia dan pasangan free seks-nya, namun juga salah Anda.
Last, tulisan ini bukan sok mengajari. Hanya untuk pengingat bagi diri sendiri, jika aku sudah menikah dan punya anak nanti.. :)
*Misalnya malu dikatakan masih perawan oleh teman-teman sebayanya.. Ini betul terjadi pada lingkungan yang pernah kudiami. Seorang remaja putri yang masih pelajar SMP akhirnya menyetujui  ML dengan pacarnya karena takut dikata-katai “the virgin” oleh teman-temannya)

sumber : http://deeadewie.wordpress.com/2012/03/01/free-esek-esek/

Resep Membuat Nasi Gandul ala Pati

..Resepnya ;......Nasi masih sama biasa aja.........
Kalo membuat kuahnya ;.....Bumbunya.. bawang merah secukupnya, Garam secukupnya , Tumbar , Merica, Manis sayur, Jahe,.....Santan kelapa,....Gula Merah..... Kecap.......
Siapkan sambel tersendiri.........
Air direbus sampai mendidih......
Bumbu yang sudah digerus dimasukan, juga daging  atau jerohan sapi direbus bareng bumbu....
setelah mendidih santan dimasukkan ...Tunggu hingga mendidih lagi......Tambah aroma manis sayur dan jahe
Setelah kuah jadi tinggal disajikan.....disantap dengan nasi sepiring 
tuangkan kuah ke piring kelengkapnnya ditambah empal, tempe, mendoan kasih kecap dan sambel.Minumnya teh anget manis, atau jeruk anget atau sesuai kesukaan anda.

Selengkapnya :

Resep masakan khas indonesia - resep nasi gandul

Resep masakan khas indonesia - resep nasi gandul
Resep masakan khas indonesia - resep nasi gandul sudah jangan ditanyakan lagi kelezatannya. Nasi gandul merupakan hidangan khas daerah Pati. Jika saya boleh berpendapat serupa tapi tidak sama dengan nasi pindang dari daerah Kudus. Yang paling jelas perbedaanya anda tidak akan menemukan daun so (daun melinjo muda) pada nasi gandul. Perbedaan lainnya jika nasi pindang kudus merupakan perpaduan antara soto dan rawon, sedangkan nasi gandul pati merupakan perpaduan antara soto dan gule. Sudah mulai terbayangkan. Jika ditanyakan pendapat, maka saya akan memberikan rating lebih tinggi pada nasi gandul.

Hidangan ini adalah perpaduan dari dua aneka masakan yang memiliki ciri dibuat dengan bumbu amat komplit. Ciri khas pertamnya adalah empal daging sapi (biasanya termasuk juga jeroan) yang diolah pada bumbu lengkap, lalu digoreng beberapa saat saja.Ciri khas kedua apalagi kalau bukan kuah santan. Perpaduan antara ketumbar dan jintan menghadirkan rasa kari india atau gule.Tambahan lengkuas dan bawang putih memang umum ditemukan dibahan dasar soto di wilayah pulau Jawa.
Walaupun demikan jangan berpikir bahwa semua penjual nasi gandul menyajikan menu masakan ini dengan cara yang serupa. Semua penjual memiliki ciri khas nya masing masing. Namun jika anda perhatikan hampir semua penjual nasi gandul menggunakan daun pisang sebagai alas. Satu lagi yang menjadi ciri khas nasi gandul adalah lauk pelengkapnya yang berupa tempe goreng. Walau resep masakan ini terlihat sulit, namun hasilnya akan enak sekali. Jadi pengorbanan anda akan terbayar

Yang harus disiapkan:
2 kilo gram daging sapi bersama jeroan (pada umumnya usus, paru, jantung, babat, yang sudah dicuci bersih)
2 liter santan dari 2 butir kelapa

Bahan yang digunakan saat merebus daging (bahan A):
8 sendok makan kecap manis
minyak sayur sesuai selera
gula merah sesuai selera
garam sesuai selera

Bumbu halus untuk memasak daging (semua bahan dihaluskan) (bahan B):
2 sendok teh ketumbar
2 sendok teh jintan
2 ruas jari (4 centi meter ) lengkuas
2 ruas jari ( 4 cebti meter )  kencur
10 lembar daun jeruk nipis
200 gram bawang putih
100 gram kemiri

Bahan untuk Kuah Gandul:
1 kilo gram daging tetelan sapi
6 butir kelapa, kupas, parut, ambil:
2 liter santan kental
6  liter santan encer

Untuk bumbu halus kuah gandul (semua bahan dihaluskan) (bahan C):
4 centi meter jahe
4 centi meter kencur
4 centi meter lengkuas
2 sendok makan jintan
2 sendok makan merica atau boleh juga lada hitam
2 sendok makan ketumbar
100 gram kemiri
500 gram bawang putih
200 gram bawang merah
200 gram cabe merah (sebelumnya rebus utuh)

Bahan tambahan :
garam sesuai selera
gula merah sesuai selera
Kecap manis sesuai selera

Cara membuat nasi gandul - resep masakan khas indonesia nasi gandul:


Olahan daging :
Semua bumbu halus untuk memasak daging (bahan B) ditumis menggunakan sedikit minyak goreng. Masak sampai wangi
Tambahkan semua bahan untuk merebus daging (bahan A), lalu masukan daging dan jeroan.
Lajutkan memasak menggunakan api kecil agar bumbu meresap pada daging. Teruskan hinbgg daging lunak. Angat daging dan jeroan lalu tiriskan. Setelah air turun daging dan jeroan tadi digoreng hingga berubah warna kecoklat coklatan.

Cara membuat kuah nasi gandul :
Tetelan sapi direbus hingga lunak, lalu dipotong potong kecil.
Semua bumbu halus untuk mebuat kuah (bahan C) ditumis menggunakan sedikit minyak sayur, lakukan sampai terciun wangi.
6 liter santan encer direbus dan tambahkan tumisan bumbu ke dalamnya
Masukan tetelan sapi, garam, gula merah dan kecap manis
Masukan santan kental dan terus memasak hingga mendidih, ingat harus terus diaduk supaya santan tidak pecah
Cara menghidangkan : Daging dan jeroan dipotong kecil kecil, taburkan ke atas nasi, dan disiram kuah gandul. Hidangkan saat hangat bersama tempe goreng

Takaran resep masakan kali ini bisa dibilang untuk pesta kecil, atau jika untuk keluarga, cukup untuk makan seharian. Semoga anda menyukai resep masakan khas Indonesia - resep nasi gandul
 

Mengenal Kota Pati, Kota Kelahiranku

Kamu pernah denger kota Pati ? Pernahmakan nasi gandul? pernah denger cerita Syech Jangkung? Mungkin deskripsi berikut ini bisa sedikit menggambarkan bagaimana Pati itu. Deskripsi ini disusun berdasarkan pengetahuan, pengamatan dan pengalaman pribadi. Jadi, mungkin sifatnya kualitatif dan subjektif banget.. bagi yang pengen mengetahui profil normatifnya Pati mungkin bisa menguliknya di www.pati.go.id atau di wikipedia. Okeh..
Sumber Tulisan dari : http://deeadewie.wordpress.com/my-hometown/
Batas geografis
Barat : Kabupaten Kudus dan Jepara
Timur : Kabupaten Rembang
Selatan: Kabupaten Grobogan dan Kudus
Utara : Jepara dan laut Jawa

Sebelah barat berbatasan dengan Kudus dan Jepara, terpisahkan oleh Gunung (Pegunungan Muria) dan pegunungan Patiayam (Kudus). Bagi yang belum tahu, Patiayam merupakan situs yang cukup penting, semacam Sangiran begitu.. di sini banyak ditemukan fosil hewan-hewan purba seperti gajah dan lainnya.
Sementara sebelah selatannya berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, yang secara fisik dibatasi oleh pegunungan Kendeng Utara, atau yang dikenal dengan pegunungan kapur utara. Saat ini daerah ini menjadi pusat perhatian, terkait dengan rencana pemda yang bekerjasama dengan Semen Gresik untuk mendirikan pabrik baru, mengingat kandungan fosfat daerah ini yang cukup tinggi.
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan laut Jawa. Bagian utara kabupaten Pati merupakan semenanjung, bagian daratan yang menjorok ke laut. Oleh karenanya, pelabuhan di Tayu dan Juana banyak disinggahi kapal/perahu dari daerah lain, karena saat wilayah lain mengalami badai, perairan di daerah ini cukup tenang. Secara fisik, daerah Pati dan Jepara dipisahkan oleh hutan karet Balongan. Di daerah yang telah masuk Jepara, terdapat Pegunungan Celering, pegunungan yang terdiri atas bukit-bukit kapur. Bukit ini banyak ditambang. Penduduk di Pati, Jepara dan Kudus beberapa waktu lalu sempat heboh, karena pemerintah pusat berencana mendirikan pusat pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah ini, tepatnya ya di pegunungan ini.
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Rembang, yang dihubungkan oleh jalan utama pantura. Jalan pantura ini adalah jalan pos yang dirintis oleh Daendels, dengan melakukan kerja paksa. Jalan Panglima Sudirman adalah warisan fisik dari proyek ini.
Secara administratif, kabupaten ini terdiri atas 21 kecamatan dan 405 desa. Kecamatan yang terakhir berdiri adalah kecamatan Trangkil yang merupakan pemekaran dari kecamatan Wedarijaksa.
Kota Pati juga mendapat julukan kota pensiunan. Karena sebagian besar penduduknya adalah usia non produktif, kehidupannya adem ayem, gejolak jarang terjadi. Riak sosial biasanya terjadi terkait dengan kegiatan politik lokal, misalnya pemilihan kepala desa. Sejak reformasi berjalan, sering terjadi pembakaran dan perusakan fasilitas umum karena tidak puas dengan hasil pemilihan. Selain itu, kadang terjadi pula perkelahian pemuda antar desa. Pemicunya bermacam-macam, mulai dari saling senggol saat nonton pertunjukan, perilaku yang dinilai kurang sopan saat berkunjung ke kampung tetangga atau pertandingan persahabatan antar desa/kampung. Terakhir, nama Pati dipopulerkan oleh ulah sebuah peer group yang dikenal dengan nama “genk Nero” serta berbagai kasus freeseks pelajar yang disebarkan lewat telepon genggam. Selain itu, Pati juga populer karena banjir yang melanda Juana tahun lalu. Banjir ini berakibat cukup signifikan, karena kemacetan yang ditimbulkannya membuat suply barang dari Jawa bagian barat Jawa bagian timur dan sebaliknya sempat tersendat hingga 1 bulan lamanya. Banjir tahun lalu juga masih menyisakan kerusakan jalan, yang masih terus diperbaiki hingga detik ini.
Penduduk usia produktif Pati lebih memilih bekerja di kota lain, terutama Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Banyak pula yang merantau hingga luar Jawa atau bahkan di luar negeri, seperti Malaysia, Arab dan Hongkong. Bagi yang bertahan di Pati, mereka menekuni pertanian, menjadi PNS atau wiraswasta.

DEEP DOWN INSIDE OF PATI

Gembong
Gembong merupakan kecamatan yang berbatasan dengan kabupaten Kudus (Colo). Wilayah ini berada di lereng timur G.Muria. Wilayah ini terkenal dengan produk tape singkong. Meskipun tidak seterkenal peuyeum Bogor atau tape Situbondo, namun lumayan kok. Teksturnya memang lebih lembek dan rasanya pun lebih kecut, tidak sekeras/sekenyal dan selegit peuyeum. Gembong menjadi sentra tape, karena lahan pertanian di wilayah ini memang didominasi oleh kebun singkong.
imag00302Hutan di wilayah ini juga masih luas, didominasi hutan randu. Hal ini mendukung mendukung berkembangnya usaha kapuk di wilayah Pati (Karaban). Selain untuk diambil kapuk dan kayunya, maka hutan randu juga memiliki produk sekunder, yaitu madu alam. Banyak petani madu dari daerah lain yang angon , menggembala tawonnya di daerah ini saat randu sedang berbunga. Hal ini kemudian diadop oleh petani setempat, yang kemudian mengusahakan peternakan tawon di sekitar lahan/rumahnya. Tak hanya madu dari randu, mereka juga mengusahakan madu rambutan/kelengkeng. Di sepanjang jalan Gembong, banyak kita temui rumah yang berjualan madu. Jangan takut, keaslian madu dari daerah ini dijamin ko.. Madu dihargai 20-40 ribu per botol sirup. Emm..murah..
Selain itu, dalam beberapa waktu terakhir ini, Gembong juga berkembang menjadi sentra jeruk Bali. Produk agro ini banyak dijual ke kota lain, dan bisa pula kita temui dijual di pinggir-pinggir jalan, saat sedang musim. Ukuran jeruk Bali cukup besar, hampir sebesar bola. Kulitnya cukup tebal, seperti ada gabusnya. Zaman kecil dulu, kulit jeruk ini sering kita gunakan sebagai bahan pembuat mobil-mobilan atau kapal. Dalam satu buah terdapat beberapa lapis buah, dagingnya buahnya berwarna kuning kemerahan, kurang berair. Potensi agrobisnis jeruk Bali ini banyak mendapat liputan dari media cetak, seperti Trubus, Suara Merdeka, Jawa Pos, dll.
Dari segi wisata, di kecamatan ini terdapat sebuah waduk buatan yang diberi nama Seloromo. Meskipun ukurannya kecil, namun debit airnya terus berkurang. Tak heran, mengingat jumlah vegetasi di lereng Muria yang menjadi penangkap air di wilayah ini juga semakin berkurang. Kilauan waduk Seloromo ini bisa terlihat dari daerah Jolong, terutama saat cuaca sedang cerah. Cool..! Jika dibandingkan dengan daerah lain, suhu di daerah Gembong cukup sejuk, layaklah untuk tempat rehat dari kesibukan. Masih tergolong sepi.. jalan untuk menuju ke sana juga bagus. Jarak dari kota juga cukup dekat, tak sampai 0,5 jam perjalanan dengan motor. Angkutan umum ada, namun jumlahnya terbatas, hanya sampai sore, sekitar jam 3, itupun sudah jarang sekali.
Selain Seloromo, ada pula waduk Gn.Rowo. Lingkungan di sekitar waduk  dijadikan bumi perkemahan, sama seperti Seloromo. Pada tahun 90-an, waduk ini pernah menjadi lokasi Jamda (Jambore Daerah) Jateng. Tak heran, kalo kita akan menjumpai patung tunas kelapa sepanjang perjalanan menuju waduk.

Tlogowungu
Tlogowunguberbatasan langsung dengan Gembong, masih di lereng Gn. Muria. Potensi alamnya juga hampir sama. Bahkan luas hutannya lebih besar, namun lebih didominasi hutan karet dan jati. Hutan ini juga sempat menjadi sasaran perambahan liar di masa awal reformasi tahun 1997-1998 dulu. Pemukiman masih sangat sedikit di sini. Banyak pula penduduknya yangmengusahakan madu alami. Selain itu, ada pula daerah yang mengusahakan peternakan ulat sutera, tepatnya di Regaloh. Hasil akhirnya masih berupa benang pintal, belum sampai pada kain ataupun produk siap konsumsi.
Terakhir ke wilayah ini adalah beberapa waktu lalu, saat masih kuliah. Jadi sudah tak tahu lagi bagaimana perkembangan kehutanan dan usaha ternak tersebut. Bagi yang ingin tahu lebih lanjut, mungkin bisa menghubungi Dinas Kehutanan setempat.
Selain itu, daerah ini juga menghasilkan kopi, terutama jenis Robusta. Usaha ini dikelola oleh PTPN, pusatnya adalah di desa Jolong. Perkebunannya tak terlalu luas, sebagian tanamannya pun warisan Belanda. Jadi bisa dipastikan bahwa produksinya pun makin menurun. Cerita mengenai Jolong ini bisa disimak pula pada halaman arsip perjalananku.
Tempatnya yang sejuk menjadikan Jolong sebagai tempat perkemahan bagi anak sekolah. Tempat ini juga menjadi tempat keberangkatan para pendaki gn.Muria. Banyak shelter milik PTPN yang bisa menjadi tempat beristirahat malam para pendaki. Namun, jangan berharap shelter ini eksklusif..Banyak yang kondisinya memprihatinkan, terutama bagian MCK-nya.
Menyebut kopi Jolong, aku jadi teringat perjalananku saat Survival PMR di SMU, yang menjadi perkenalan pertamaku dengan tanaman kopi. Kami memulai perjalanan sehabis maghrib, karenanya tak bisa mengenali daerah sekeliling kami. Keadaan gelap gulita dan listrik hanya kami temui ketika memasuki perkampungan. Dalam perjalanan, kami diliputi ketakutan karena selalu mencium wewangian. Kami merasa wewangian ini terus mengikuti perjalanan kami dari awal hingga tempat menginap. Beberapa panitia juga sengaja “menakut-nakuti” kami. Untuk mengurangi ketakutan, akhirnya kami pun shalawatan dengan suara yang sangat kencang. Berharap tak ada penampakan maupun hal tak diinginkan lain akan muncul. Banyak panitia yang telah mengingatkan kami, jangan teriak kencang-kencang, namun peringatan itu tak kami gubris. Namanya juga takut.. Keesokan harinya, barulah kami sadar.. ternyata wewangian yang terus mengikuti kami itu adalah wangi bunga kopi. Yap, saat itu kopi sedang memasuki musim berbunga. Uhhhh, dasar.. dasar.. tahu gitu, kami tidak akan berteriak-teriak kencang sepanjang malam. Sungguh konyol.. Dasar panitia, pinter bener memanfaatkan ketidaktahuan kami.. tapi kalau tidak begitu, mungkin tak ada yang bisa kami kenang dari perjalanan itu. Huehe2…buat teman-temanku saat itu: Aang, Dina, Ima dll… masih ingatkah kalian dengan momen itu..?
Saat perjalananku beberapa waktu lalu ke Jolong, mengamati potensi vegetasi di wilayah tersebut, aku jadi berpikir, sebenarnya wilayah ini cukup potensial untuk pengembangan tanaman hortikultura, khususnya tanaman hias (bunga potong) dan sayur mayur. Suhu dan ketinggiannya tampak sesuai. Namun entah dengan tanahnya, apakah mendukung pengembangan potensi ini atau tidak. Apalagi, kondisi jalan menuju ke daerah ini alamak parahnya.. Seandainya 2 hal ini bisa diatasi, mungkin Jolong akan mengurangi ketergantungan warga Pati akan pasokan sayur mayur dan bunga potong dari Ungaran.

Juana
Juana was the most developed district in Pati. Bahkan banyak yang menyatakan bahwa daerah ini jauh lebih berkembang daripada pusat kota. Mengapa demikian? Perputaran ekonomi di tempat ini lebih dinamis. Letaknya yang berada di Pesisir membuatnya berkembang jadi pelabuhan yang cukup diperhitungkan. Banyak kapal dan perahu yang mendarat di wilayah, meskipun kini angkanya semakin menurun karena faktor sedimentasi di muara sungai yang menghambat berlabuhnya kapal ke pantai. Yap, berbeda dengan pantai selatannya yang makin terabrasi, pantai utara justru lebarnya makin bertambah karena terjadinya sedimentasi lumpur dalam jumlah yang cukup signifikan. Yap, tak ada satu pantai berpasir satu pun yang bisa kita temui di Pati, semua pantai di sini berlumpur alluvial. Oleh karenanya, tak bisa dikembangkan sebagai daerah wisata bahari.
Setiap hari, terutama pagi dan malam, para perempuan sibuk dengan aktivitas perdagangan ikan. Selain perikanan laut, maka perikanan darat, tambak juga berkembang pesat di daerah ini. Baik tambak garam, udang maupun tambak ikan bandeng. Di sepanjang jalur pantura, banyak kita temui tambak garam yang ditandai kehadiran gudang gedhek yang tertutup rapat. Jika terlihat kerlip lampu neon di malam hari, bisa disimpulkan bahwa yang diusahakan di tambak tersebut adalah udang.
Masih terkait dengan ikan, maka daerah ini juga terkenal dengan bandeng presto dan usaha fillet ikan. Konon, bandeng presto yang dijual di Semarang dipasok dari daerah ini. Sayangnya, justru Semaranglah yang terkenal sebagai penghasil bandeng presto, bukan Pati/Juana. Tak hanya perikanan, maka perindustrian juga cukup berkembang di daerah ini, yaitu kerajinan kuningan, dalam skala industri menengah ataupun rumahtangga. Produk yang dihasilkan adalah keran, kunci, furniture rumah, seperti kap lampu, dst. Banyak produknya yang dikirim ke luar daerah, di antaranya adalah Bali. Perjalananku pulang pergi Bali-Pati dengan bis, pasti disertai dengan berkardus-kardus paket kuningan yang dikirim ke berbagai toko/showroom di Bali.
Sayangnya, menurut penuturan temanku yang mengembangkan bisnis kuningan keluarganya, kini bisnis kuningan Juana menurun tajam. Pasarnya sangat terbatas karena harga jualnya yang cukup mahal, jika dibandingkan dengan produk serupa berbahan aluminium. Ketika kutanya, bagaimana dengan pasar di luar Jawa. Temanku menganggap potensi tersebut ada. Namun masalahnya kuningan tak terlalu dikenal dan dianggap tidak bernilai.
Terkait kuningan ini, aku jadi teringat kejadian di rumahku beberapa waktu lalu. Saat itu, gerendel pintu rumah rusak. Kami memanggil tukang kayu untuk memperbaikinya. Saat kami Tanya apakah perlu diganti atau tidak, tukang kayu menyatakan tidak. Sebaiknya gerendelnya tetap kita pertahankan, mengingat bahannya yang dari kuningan asli. Susah untuk mendapatkan gerendel kuningan asli seperti itu di zaman sekarang, kalaupun ada, pasti sangat mahal, sekitar 400ribu (haa.. hanya untuk gerendel saja..). Jika diganti, sayang.. karena gerendel yang umum di pasaran adalah gerendel aluminium yang mudah rusak, tidak tahan lama seperti kuningan. Akhirnya kamipun memutuskan untuk mengganti lempengannya saja. Huffp, ternyata kuningan memang mahal ya.. meskipun sebanding dengan daya tahannya juga. Bahkan ibuku bercerita, banyak pencuri di pasar yang mengincar anak timbangan kuningan, daripada mengincar barang lain. Ga terlalu kentara, namun nilai jualnya sangat mahal. Oh..oh..oh, ternyata..
Selain karena industrinya, banyak persepsi masyarakat yang menyatakan, bahwa warga Juana itu pinter-pinter, mengingat asupan protein (ikan) yang mereka konsumsi memang lebih banyak daripada penduduk di wilayah lain. Terkait dengan ini, aku juga teringat dengan teman-teman SMU-ku yang berasal dari Juana. Sebagian besar memang mendominasi peringkat teratas di sekolahku. Ya..ya..ya, stereotype yang dapat diterima..
Selain ikan, maka produk perikanan yang lumayan terkenal dari daerah ini adalah terasi. Hmm.. wangi dan kesedapannya memang dasyat !! Banyak perantau asal Pati yang memilih terasi sebagai oleh-oleh untuk dibawanya kembali ke daerah rantau. Aku pun demikian. Jika persediaan terasi di dapur kosan menipis, maka tak ada kata lain selain sms/telpon ke rumah, laporan, “Bu, kirimi terasi lagi yah.. dah abis ni..”
Selain terasi, ada satu lagi oleh-oleh yang wajib dibawa: kecap manis. Ada 3 merk kecap yang cukup digemari warga Pati: kecap Lele, Bukur atau Gentong. Merk terakhir adalah produksi dari Juana. Masing-masing merek memiliki penggemar fanatik. Aku adalah penggemar kecap lele, sementara teman dari Juana sangat menyenangi kecap Gentong. Ketika kami saling bertukar, komentar kami sama, “Ah, kurang sedap.. masih enakan kecapku..”
Selain produk ekonomisnya, maka Juana juga memiliki produk seni dan budaya, yaitu batik Bakaran dan ketoprak. Batik bakaran adalah batik tulis khas Pati yang diproduksi warga desa Bakaran. Dahulu, batik Bakaran identik dengan warna putih dan hitam, namun kini telah dimodif. Warna dasar kain bermacam-macam, ada biru muda/tua, ada kuning kunyit, ada hijau (muda dan tua), ada merah (marun dan pink) dst. Namun motifnya sama, yaitu torehan hitam dan putih, yang dibentuk seperti amuba dan berbagai makhluk bersel satu lainnya. Karena merupakan batik tulis, maka setiap lembar batik Bakaran dihargai cukup mahal, yaitu 90ribu. Untuk sementara ini, batik bakaran masih berwujud kain, belum dalam bentuk pakaian jadi.
Sejak munculnya isu pematenan batik oleh Malaysia, tren batik pun melanda Pati. Batik Bakaran yang sekarat pun dihidupkan kembali. Para PNS di Pati diwajibkan menggunakan batik Bakaran pada hari-hari tertentu. Setiap instansi mengggunakan warna khusus, guru menggunakan merah marun, sementara dinas pertanian menggunakan hijau, dan dinas kesehatan kuning, dst.
Copas dari https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmEu-P3DsW3Q8OlvaZ1ogRg2wlhgqpTSkARfl6_LlqUdV5e2iIHCHKtbg7BcQZWGOxo-hiHevWg2ZgdfIZDM6qD0Snzyn2fhgXJkMjbJqXlcajg-z0DVjib8zsbz1AqwRAH4btE6VhjjE/s320/TJOKRO3.jpg
Copas dari https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIXt60Fo8WeIh8pSyOw9hpwg1tadLczXjf9odlyQZqhzUuf87M4QOvjs1iiG6ebzJ-3WW6zOCK-d1LModCUWscYGGrJn9LysE7anEg6xTvSlapFPdjlVjxYUpSwxztSRpnId-Obj-eQHM/s320/fish+sutera.JPG
Copas dari https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9otL1wM79Pth5CUeIhaAEWt6YsRNV1gkU-c0BtG7tePwyh-gph1TYotwVZHaI26QgJaIaU9vq33lFT0tSOH0bfk-QHU12end6zIb7hh22v8VFvEcJm4PNhhLcsGtb-Vz2L1kcNQ-WU8w/s320/Anggur.JPG
Tren batik ini pun menular padaku. Domisili sementaraku di Bali membuatku wajib mempopulerkan batik Bakaran ini sebagai kain khas kampung halaman. Pati memang belum populer. Kalau bukan warganya, siapa lagi yang akan mengharumkan namanya.. Dan senangnya, saat hari pertama menggunakan batik Bakaran biru tua sebagai kemeja, semua langsung menanyakan.. ah unik, beli di mana tuh.. dan akhirnya, banyak pula yang nitip.. Lumayan, jadi peluang penambahan uang saku juga..huehe2.
Produk seni budaya kedua Juana adalah ketoprak. Hingga saat ini, masih ada kelompok kesenian yang eksis di daerah ini. Bahkan adapula kelompok ketoprak yunior, di mana pemain adalah siswa-siswa sebuah SD. Usaha pelestarian budaya yang patut ditiru, semoga usaha ini tak berhenti di satu generasi saja, namun terus kontinu.. sama seperti pelestarian musik angklung di saung Kang Udjo Bandung. Kan jadi daya tarik tersendiri juga tu..

Trangkil
Trangkil adalah kecamatan termuda Pati, yang dimekarkan dari wilayah kecamatan Wedarijaksa. Terletak 10 km dari pusat kota dan 7 km dari Juana. Ini merupakan kampung kelahiranku. Di sini pulalah keluargaku masih berdomisili hingga sekarang. Ada sebuah pabrik gula yang berdiri di sini. Tak heran jika daerah pertanian di sekitar wilayah Pati didominasi oleh tebu, terutama saat musim kemarau. Pabrik gula ini bernama PT. Kebon Agung, merupakan cabang pabrik gula Malang. Tak heran jika sebagian besar staf upper manajement dikirim dari sana. Mereka mendapatkan jatah perumahan di sekitar pabrik.
Dulu, semua staf itu kami anggap sebagai upper class di desa kami karena taraf kesejahteraannya kami anggap beberapa tingkat di atas TK. Tunas Harapanpenduduk kebanyakan. Kehidupan mereka kurang menyatu dengan masyarakat sekitar, jarang yang aktif dalam kegiatan desa. Jadi teringat dengan cerita Andrea Hirata tentang karyawan PT. Timah. Ya kurang lebih samalah. Namun segmentasinya tidak setajam itu. Perumahan staf PG tak dibatasi pagar tinggi, kami masih bisa mengaksesnya. Tak ada sekolah khusus yang didirikan untuk pendidikan anak-anaknya. Mereka bersekolah di tempat yang sama dengan kami. TK yang didirikan PG pun masih bisa diakses penduduk kampung. Demikian pula dengan fasilitas olahraganya.
Meskipun bersekolah di tempat yang sama, penampilan anak staf tetap terlihat beda dari anak kampung kebanyakan. Penampilan mereka lebih terawat, barang yang dimilikinya pun lebih eksklusif. Kami akan senang sekali jika diajak main ke rumah karena mainan yang mereka miliki bagus-bagus. Aku jadi mengenal majalah Ananda dan kaset dongeng anak karena bergaul dengan mereka.
ptkebon-agung-sugar-mill-of-trangkilPabrik gula Trangkil telah berdiri sejak pendudukan kolonial Belanda, entah tahun berapa aku tak ingat.. Tapi yang jelas, nama administratur pabrik dari zaman Belanda sampai sekarang masih terukir di batu depan kantor administrasi pabrik. Jika diruntut dari masa tanam paksa Van den Bosch yang mengenalkan komoditas perkebunan macam tebu, kopi, teh, kina, dll di Jawa, sekitar tahun 1830-an, maka pendirian pabrik ini pasti tak jauh dari masa-masa itu.
Pada masa kecilku, tebu dipanen dan diangkut ke pabrik dengan lori yang ditarik loko bermesin uap dan berbahan bakar kayu atau ampas tebu. java0001Oleh karenanya, ada jalur rel kereta api yang dibangun dari pabrik hingga ke Runting, 3 km dari kota. Tebu yang diambil dari daerah di luar itu akan diangkut dengan truk atau gerobak sapi (zaman jadul). Lori dan loko tersebut adalah warisan dari zaman Belanda, sama seperti kereta kuno yang ada di museum kereta di Ambarawa. Tahun pembuatan dan tulisan Belanda terukir jelas di badan samping loko. Aku lupa, persisnya tahun berapa. Saat musim giling, lori ini hilir mudik keluar masuk pabrik, terutama pada pagi dan sore hari.
Sayangnya, sejak pabrik mengalami krisis karena produktivitas yang makin menurun dan membanjirnya gula impor, pengoperasian loko ini dihentikan. Aku tak tahu apa alasan persisnya. Apakah karena pengoperasiannya yang tak efisien atau alasan yang lain. Padahal terkadang keberadaan loko ini menarik wisatawan juga lho.. aku sering melihat beberapa wisatawan asing yang mengambil gambar loko ini saat sedang beroperasi. Jika pabrik mau, mungkin ini bisa dikembangkan jadi objek wisata tersendiri, seperti yang dikembangkan Museum Kereta Ambarawa. Tak tahulah aku, apakah loko ini masih disimpan pabrik atau telah dijual. Yang jelas, kini relnya telah diambil dan sebagian kayu bantalannya menjadi rebutan banyak orang karena harga jualnya yang tinggi. Wajar, karena kayu jadul warisan Belanda itu terbukti awet dan tahan lama.
Bagi warga sepanjang rel, musim giling adalah masa yang menyenangkan, terutama bagi anak-anak. Mereka bisa ikut menikmati manisnya tebu dengan menarik diam-diam ruas tebu dari lori, saat lori ini memasuki wilayah perkampungan. Selain itu, batang bunga tebu, yang biasa kami sebut panah, juga menjadi berkah tersendiri. Kami bisa menyulapnya menjadi berbagai macam mainan (mobil, kandang burung) ataupun pernak-pernik seperti album foto, pigura. Pokoknya asik..!
Musim giling pun diawali dengan Gantingi, yaitu sebuah festival untuk mensyukuri dan berdoa agar proses giling tahun itu berjalan lancar. Selain gantingi-di-lapangan-trangkil1syukuran, Gantingi juga diramaikan dengan pasar malam selama satu-tiga minggu. Banyak stand yang dibangun di sepanjang jalan dari pabrik hingga lapangan desa. Mereka menjual berbagai produk, mulai dari pakaian, barang-barang kebutuhan, pernak-pernik hiasan rumah, makanan dan terutama mainan untuk anak-anak. Berbagai jenis kesenian tradisional juga dipertunjukkan, baik di dalam pabrik maupun lapangan. Pertunjukan di pabrik biasanya hanya bisa dinikmati oleh karyawan dan keluarganya. Biasanya merupakan ajang bagi karyawan ataupun anggota keluarganya untuk menunjukkan bakat seninya. Meskipun bukan karyawan pabrik, namun keluargaku pun pernah menikmati pertunjukan di dalam pabrik ini, seingatku hanya dua kali. Dan saat itu adalah saat pertama kalinya aku melihat bagian dalam pabrik yang dipenuhi oleh mesin-mesin tua yang berukuran raksasa. Pengalaman menakjubkan yang terus terkenang sampai sekarang.
Yap, gantingi adalah masa untuk memanjakan anak-anak. Berbagai mainan, mulai dari dremolen (komidi putar), ombak banyu, tong setan dan rumah hantu bisa kami nikmati. Bagi remaja, Gantingi adalah saat untuk ngeceng mencari jodoh. Mereka akan menggunakan kostum terbaiknya setiap keluar jalan-jalan bersama teman-temannya. Kini, Gantingi tak seramai masa dulu. Hanya berpusat di lapangan, tak lagi di sepanjang jalan dari pabrik-lapangan. Namun bagi anak-anak, efeknya sama. Saatnya dimanjakan!! Dan bagi orang tua, efeknya juga sama. Shopping time !!
Tak hanya oleh pabrik gula, tapi aktivitas ekonomi di Trangkil juga diramaikan oleh perdagangan, karena ada satu pasar yang cukup ramai di pusat kecamatan. Selain pertanian, maka pembuatan batu bata dan genteng juga banyak ditekuni warga. Nama Trangkil cukup terkenal dengan 2 produk ini. Kegiatan ini terutama dilakukan pada musim kemarau. Mereka melakukannya di sekitar rumah. Penjemuran hasilnya dilakukan di halaman rumah atau bahkan di jalanan. Usaha ini padat karya, sebagian besar tahapannya masih dilakukan dengan tenaga manusia, bukan mesin. Bahan baku lempung/tanah liat dibeli dari Pasucen, desa tetangga yang tegalannya banyak mengandung unsur lempung. Pembakaran bata dan genteng biasanya dilakukan dengan bahan bakar kayu atau ampas sisa giling yang biasa di sebut mblothong. Bata dan genteng diselimuti oleh rambut (bahasa lokal untuk sekam) lalu dibakar dengan kayu/mblothong tersebut. Sekam hasil pembakaran ini akan menjadi abu gosok yang akan dijual kepada para pedagang telur asin atau ibu rumahtangga. Selain dua jenis produk tersebut, ada pula industri rumahtangga yang menghasilkan makanan kecil, yang bermerk bawang putih. Produknya cukup variatif, ada sekitar 50 jenis makanan kecil yang dihasilkan, mulai dari kerupuk ikan, ceriping pisang, singkong, gadung, sukun, sangkolu, dan berbagai macam lainnya. Salah satu alternatif oleh-oleh juga. Dan makanan inilah yang kupilih sebagai oleh-oleh tiap kali ke Bali. Tiap habis pulang, pasti teman-temanku menanyakan, “Kerupuknya mana, mau donk..!”
Di beberapa wilayah Trangkil, khususnya di daerah pesisir, berkembang pusat pendidikan Islam yang cukup terkenal, seperti Guyangan dan Sambilawang. Setiap tahun diadakan haul peringatan hari kematian salah seorang ulama di daerah tersebut. Haul biasanya disertai dengan karnaval dan parade marching band dan rebana. Hiburan yang mengayikkan juga. Banyak tambak yang dibangun di sepanjang pesisir.

Wedarijaksa.
Banyak produk agrobis yang bisa didapatkan di wilayah ini, misalnya jambu bol. Jambu ini berwarna merah tua jika telah matang, lumayan berair dan rasanya kecut-kecut seger. Cocok untuk dirujak. Jika musim, bisa ditemui di sepanjang jalan dari nJontro ke Ngrames. Banyak pedagang yang menjualnya. Selain jambu bol, ada pula matoa. Buah ini banyak dihasilkan di Ngurensiti. Hampir setiap rumah memiliki tanamannya. Bentuknya bulat agak oval, kulitnya tipis, jika matang berwarna hijau kemerahan. Rasanya merupakan kombinasi dari durian, rambutan dan kelengkeng. Hmm.. pokoknya yummy..

Margoyoso
Margoyoso adalah kecamatan yang terkenal dengan pesantren dan sekolah Islamnya. Daerah ini merupakan basis NU. Banyak ulama terkenal dari daerah ini, misalnya Kyai Sahal Mahfud yang pernah menjadi ketua MUI. Selain itu, daerah ini juga banyak dikunjungi warga berbagai daerah yang berziarah ke makam syeh Mutamakkin, ulama perintis penyebaran Islam di wilayah Pati. Selain ramai karena ziarah, maka haul dari berbagai ulama juga silih berganti meramaikan daerah ini. Selain karena aktivitas pendidikannya, maka Margoyoso, terutama daerah Ngemplak terkenal sebagai penghasil pati kanji, atau yang lebih dikenal dengan nama tepung tapioka. Aktivitas pengolahan ini berlangsung terus menerus, terutama musim kemarau. Tak hanya dilakukan skala rumahtangga, namun juga menengah/industri besar. Setiap kali melewati wilayah ini, hamparan putih menghias di mana-mana. Tak hanya itu, bau kecing limbah kanji juga tercium keras. Limbah ini mengalir dengan bebasnya ke sungai. Ga tahu apakah ini membahayakan lingkungan atau tidak. Saat penelitianku di SMP dulu, pemilik usaha tepung mengeluhkan tentang mulai berkurangnya debit air tanah di wilayah ini. Pengolahan tepung ini sangat boros air dan hampir semua usaha menggunakan pasokan air tanah sejak dari dulu. Jika tak segera dipikirkan bagaimana alternatif selanjutnya, kelangsungan usaha ini sangat mungkin terganggu karenanya. Pertambakan udang dan bandeng juga dikembangkan di pesisir kecamatan ini.

Kayen
Di daerah ini berdiri beberapa sekolah Islam. Selain itu, adapula daerah yang mengolah kapuk randu, yaitu di desa Karaban. Kapuk randu ini dijual dalam bentuk kapuk mentah ataupun bahan jadi seperti bantal, guling atau kasur. Usaha ini mulai menurun mengingat makin maraknya kasur, bantal dan guling yang terbuat dari busa.

Sukolilo
Sukolilo adalah kecamatan ujung selatan Pati yang berbatasan dengan Kabupaten Grobogan. Ada beberapa wilayahnya yang didiami suku Samin, yaitu komunitas terasing yang lahir dari petani yang melarikan diri dari kewajiban pajak dan tanam paksa Belanda dan pemerintah lokal saat kolonialisme. Tokoh pemimpinnya bernama Samin. Mereka sangat terkenal dengan pembangkangan ini. Sehingga pada zaman sekarang, anak/warga yang suka membangkang sering disamakan dan diejek, “Dasar Samin..”. Aku juga pernah mendapatkan panggilan Samin dari guruku karena bandel. Huehe2. Orang Samin sering diidentikkan dengan penggunaan iket dan pakaian hitam. Ke mana-mana mereka lebih memilih berjalan kaki, sama seperti orang Baduy luar yang sering kujumpai menjual madu di kampus. Hingga kini, mereka masih mempertahankan kesahajaannya dan enggan menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan formal. Mereka menganggap pendidikan terbaik adalah pendidikan oleh keluarga, internalisasi nilai-nilai dari orang tua. Meskipun demikian, mereka mengakui adanya pemerintahan daerah. Hal ini diwujudkannya dengan melakukan sedekah bumi, yaitu mengirimkan hasil pertaniannya ke pemerintah, yang dianggapnya sebagai persembahan, tanda pengakuannya. Jadi seperti penyerahan upeti kepada raja-raja di zaman dulu ya..
Saat ini masyarakat Saminlah (didukung elemen masyarakat lain) yang berteriak keras terhadap upaya pemda untuk membangun pabrik semen di wilayah ini. Hal ini lahir bukan semata-mata karena mereka terbiasa membangkang, namun lebih pada kesadaran mereka untuk memelihara lingkungan alam yang menjadi tempat bergantung hidupnya selama ini. Kesadaran untuk memelihara sumber air yang mengairi lahan pertanian yang mereka maupun masyarakat luas usahakan di daerah tersebut. Sementara pemda bersikeras bahwa hal ini perlu dilakukan karena mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk, sehingga mereka tak perlu lagi boro ke luar daerah. Entah siapa yang akan menang.. semoga hasil kompromislah yang tercapai. Hasil yang bisa berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat namun juga tetap mempertahankan kelestarian ekologi pegunungan kapur.
Berbincang tentang potensi Sukolilo, aku jadi teringat pada kunjunganku saat SMP ke rumah salah seorang temanku. Neneknya mengusahakan minyak dari biji jarak yang ditanamnya di tegalan. Menurut beliau, hal ini telah dilakukannnya sejak dulu. Hasil penyulingan minyak jarak ini dijual ke pengusaha batik Solo, yang menggunakannya untuk bahan bakar pembatikan (entah di tahapan yang mana..). Jadi potensi pengembangan biodiesel minyak jarak bisa dikembangkan di wilayah ini, karena mereka telah memiliki akarnya sejak dulu. Yang perlu dipikirkan selanjutnya adalah bagaimana menciptakan pasar dan menjaga kestabilan harganya.

Gabus dan Winong
Gabus dan Winong adalah 2 kecamatan di wilayah selatan Pati. 27032009010Identik dengan Sukolilo, Pucakwangi, Jaken, Jakenan dan Kayen, wilayah ini cukup kering, baik secara fisik maupun potensi. Kegiatan perekonomian yang dikembangkan adalah pertanian tadah hujan. Hanya sebagian lahannya yang mampu diolah dengan tebu atau tanaman palawija pada masa kemarau. Saat kemarau, tanah di daerah ini sangat kering, nela, bahasa lokal untuk tanah yang pecah-pecah. Beberapa waktu lalu, Winong sempat menjadi daerah percontohan tambak bandeng tawar. Entah bagaimana perkembangannya sekarang.. Sedangkan Mintorahayu, Gabus adalah sentra perikanan lele. Hampir semua lele yang dijual di pasar-pasar Pati dipasok  dari daerah ini.

Batang
Batang adalah kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Rembang. Daerah ini juga berkembang sebagai sentra garam dan tambak, sama seperti Juana.

Tayu dan Dukuhseti
Tayu dan Dukuhseti berkembang untuk usaha perikanan tangkap dan tambak. Agrobisnis dengan produk Semangka juga berkembang di wilayah ini.

Cluwak
Cluwak dikembangkan untuk perkebunan cengkeh dan pertanian tadah hujan. Usaha batu kali juga berkembang, karena sungai-sungai besarnya menyediakan pasokan yang cukup melimpah.
Gunungwungkal
Terus terang aku pun belum mengunjungi kecamatan ini. Namun yang kudengar dari seorang teman, daerah ini menjadi sentra ternak sapi. Ribuan sapi diternakkan di wilayah ini.

Mungkin itulah sekilas tentang Pati dan potensinya. Sebenarnya masih banyak daerah yang belum terbahas. Namun, terbatasnya pengetahuan dan kesempatan untuk eksplor membuatku belum mampu menuliskannya. Jika suatu saat nanti aku berkesempatan ke Gunungwungkal, Jakenan dan Batangan mungkin tulisan ini akan lebih komprehen..

Seiring waktu, aku berharap page ini akan terus kulengkapi dengan berbagai topik dengan Pati, misalnya wisata kulinernya, logat dan idiom bahasa Pati yang khas serta bangunan-bangunan kuno sepeninggalan Belanda yang masih bisa kita jumpai di sana.