Kamis, 14 Juni 2012

PT Garuda Indonesia kalahkan MAS dan BatanTek yang meng-Asia

Jakarta (ANTARA News) - Dua lagi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tahun ini melejit melampaui batas negara: PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Batan Teknologi (Persero).

Garuda, secara mengejutkan, saat ini sudah lebih besar dari Malaysia Airlines (MAS) dan Thai Airways, Thailand. Bahkan sudah lebih besar dari Air France!

Value Garuda kini sudah mencapai Rp 18 triliun, sekitar Rp1 triliun lebih besar dari MAS dan Thai. Dengan demikian untuk Asia Tenggara kini Garuda tinggal kalah dari Singapore Airlines.

Memang tidak ada alasan bagi Indonesia untuk serba kalah dari sesama negara ASEAN. Di antara sepuluh negara Asia Tenggara, kekuatan ekonomi Indonesia sudah 51 persen sendiri. Baru yang 49 persen dibagi sembilan negara lainnya.

Di bawah direksi Garuda yang sekarang dengan Dirut Emirsyah Satar, prestasi itu akan terus bisa dipacu. 

Inilah direksi yang dari segi umur relatif masih muda-muda. Inilah direksi yang berada di puncak antusias dan gairahnya. Iklim seperti itu secara otomatis akan menjalar dan mewabah ke jajaran di bawah dan di bawahnya lagi.

Ekonomi Indonesia yang terus membaik memang bisa menjadi ladang yang subur bagi Garuda. Penambahan pesawat yang terus dilakukan, termasuk yang kelas 100 tempat duduk, akan membuat Garuda terbang kian tinggi.

Langkah terbarunya untuk bisa dipercaya Kanada sebagai pusat perawatan pesawat Bombardier se Asia Pasifik, memberikan harapan yang lebih besar lagi.

Dengan demikian GMF AeroAsia, salah satu anak perusahaan Garuda, akan menjadi perusahaan kelas dunia juga. Ini karena pembuat mesin pesawat terkemuka di dunia lainnya, GE dari USA juga sudah mempercayakan perawatan mesin GE ke GMF AeroAsia.

Dua pemikir Batan

Seperti tidak kalah dengan prestasi Garuda dan enam BUMN kelas dunia lainnya (BRI, Bank Mandiri, Telkom, BNI, PGN, dan Semen Gresik) kini muncul  si cabe rawit PT Batan Teknologi.

Tahun ini di bawah Dirut baru Dr.Ir.Yudiutomo Imardjoko, BatanTek tidak hanya bisa bangkit dari kuburnya bahkan begitu bangkit langsung bisa berlari dengan kencangnya. Larinya pun ke mana-mana termasuk ke puluhan negara Asia.

Padahal tahun 2010 lalu BatanTek sudah dicabut nyawanya. Ini gara-gara ada larangan internasional untuk melakukan pengayaan uranium tingkat tinggi yang dikhawatirkan bisa disalahgunakan untuk membuat senjata nuklir.

Sejak itu PT BatanTek berhenti memproduksi radioisotop. Tim BatanTek sudah berusaha mengubah proses pengayaan uranium menjadi tingkat rendah, tapi tidak mampu. Bahkan BatanTek sudah mendatangkan ahli dari USA untuk menularkan pengetahuan proses uranium tingkat rendah. Tapi juga gagal.

Akibatnya rumah-rumah sakit yang selama ini menggunakan radioisotop dari BatanTek memilih membeli dari sumber lain. Semua pelanggan marah dan memutuskan hubungan. BatanTek praktis mati.

Untunglah Dr Yudiutomo datang dan menjadi dirut baru. 

Anak Maospati, Magetan, lulusan Fakultas Teknik Nuklir UGM ini memang bukan sembarang orang. Dia meraih gelar doktor di bidang nuklir di Iowa State University USA.

Dr Yudiutomo mengajak ahli nuklir sealmamater di UGM, Dr.Ing Kusnanto untuk menjadi direktur produksi. Dr Kusnanto meraih gelar doktor nuklir dari Aachen, Jerman.

Karena PT BatanTek masih dalam keadaan sulit, sejak awal, dua ahli nuklir ini memilih menghemat: menyewa satu rumah untuk dihuni berdua. Keluarga ditinggal di Yogya.

Dua orang inilah yang tidak henti-hentinya berpikir bagaimana agar BatanTek bisa melakukan pengayaan uranium tingkat rendah. 

Siang malam dua ahli ini terus berdiskusi. Keputusan untuk tinggal satu rumah membuat diskusi mereka berlanjut setelah jam kantor sekalipun. Di rumah kontrakan itulah mereka bisa berdiskusi sampai jam 2 dini hari.

Sangat luar biasa: mereka menemukan cara baru mengayakan uranium tingkat rendah. Bukan cara yang sudah dikenal di dunia sekarang ini, tapi cara baru yang untuk mudahnya saya beri saja nama "Formula YK" (Yudiutomo Kusnanto).

Formula YK ini menggunakan prinsip electro plating. Menggantikan cara lama sistem foil target. Prinsipnya, sebelum dimasukkan reaktor nuklir uranium itu di-plating dengan rumus tertenu.

Cara ini meski kelak diketahui oleh ahli lain pun akan sulit ditiru. Rumus angka-angkanya tidak akan diungkap.

Masalahnya: dari mana perusahaan dapat tambahan modal? Reaktor nuklirnya sih bisa tetap menggunakan reaktor milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang di Serpong itu, tapi banyak peralatan PT BatanTek yang harus diperbaharui atau diperbaiki.

Satu-satunya di Asia

"Perlu berapa?" tanya saya saat rapat dengan dua ahli nuklir itu di Serpong.

"Cukup besar pak, Rp 85 miliar," jawab Dr Yudiutomo.

"Saya carikan!"

Saya pun menghubungi Bank Rakyat Indonesia.

Saya memang sangat kagum dan terharu melihat kejeniusan dua ahli ini. Saya bisa merasakan getaran semangatnya yang meluap. Dan saya juga melihat kilatan matanya yang menyiratkan keinginan untuk maju. Inilah ilmuwan yang memiliki kemampuan manajerial yang handal. Intelektual sekaligus entrepreneur!

Dengan penemuan baru Formula YK ini Indonesia berhasil menjadi satu-satunya negara di Asia yang mampu memproduksi radioisotop. Kini seluruh negara Asia datang ke BatanTek untuk membeli radioisotop!

Radioisotop adalah bahan yang sangat penting untuk pemeriksaan kesehatan di rumah sakit. Radioisotop adalah bahan yang tidak bisa dipisahkan dengan kedokteran nuklir.

Dengan radioisotop organ-organ di dalam badan bisa dilihat secara berwarna dan tiga dimensi.

Ini sudah beda dengan radiologi yang hanya bisa hitam putih dan dua dimensi.

Maka pemeriksaan melaui MRI, CT, gamma camera, serta operasi yang menggunakan pisau gamma mutlak memerlukan radioisotop. Jepang pun tidak memproduksinya sehingga pasar radioisotop kita amat besar. Apalagi Tiongkok.

Waktu saya mendampingi Presiden SBY makan siang dengan Presiden Hu Jintao di Beijing yang lalu, saya pun promosi radioisotopnya BatanTek.

Kebetulan saya berada di sebelah menteri perdagangan Tiongkok. Selama makan siang itu saya terus minta agar Tiongkok membeli radioisotop kita.

Dengan kemampuan Dr Yudiutomo dan timnya menembus pasar Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan negara-negara Asia lainnya, maka masa depan PT Batan Teknologi amat cerah. Tahun ini omsetnya langsung bisa mencapai Rp 200 miliar. 

Tidak mustahil bakal bisa mencapai Rp 1 triliun dan kemudian Rp 3 triliun di kemudian hari.

Amerika dan Australia, meski mampu membuat radioisotop, mereka bukan pesaing kita. Umur radioisotop ini hanya 60 jam. Setelah itu daya radiasinya habis.

Untuk kebutuhan Tiongkok 10 curie, misalnya, Tiongkok harus membeli 60 curie. Yang 50 curie hilang di jalan. Karena itu pengirimannya harus dengan pesawat. Harus dihitung waktu pengirimannya sejak dari Serpong ke bandara dan seterusnya.

Saya tentu ingin dua ahli kita ini tidak berhenti di radioisotop. Keduanya juga optimis pengetahuannya akan sangat berguna untuk pertanian dan pengeboran minyak.

Tapi biarlah BatanTek maju dulu. Jadi raja Asia dulu. Dua tahun lagi kita bicara nuklir untuk mengamankan pangan kita.

(*) Dahlan Iskan adalah Menteri BUMN

Editor: Jafar M Sidik

Rahasia Sukses Om Liem


*Pertama*, Om Liem adalah penganut kuat falsafah bisnis orang Tionghoa: *Anda
butuh apa, saya bisa sediakan.* Ketika masih jadi pekerja pabrik tahu dan
kerupuk, naluri dagang Om Liem langsung terbentuk ketika melihat banyak
pabrik rokok yang membutuhkan cengkeh dan tembakau. Sehingga pada saat itu
juga, beliau langsung berusaha untuk menjadi supplier cengkeh atau
tembakau, yang kemudian sukses di cengkeh. Kemudian ketika pecah perang
revolusi kemerdekaan antara RI - Belanda, Om Liem melihat bahwa tentara RI
membutuhkan sabun, obat-obatan, dan persenjataan, dan seketika itu pula
beliau berusaha menjadi supplier untuk barang-barang tersebut.****

** **

Poinnya disini adalah, jika anda mau punya usaha, maka jangan mencoba untuk
memproduksi produk tertentu kemudian berusaha menjualnya, melainkan:
Pertama-tama cari tahu terlebih dahulu, barang apa yang dibutuhkan oleh
orang-orang disekitar anda, kemudian berusahalah untuk menyediakan dan
menjual barang tersebut. Dijamin jualan anda akan laku karena sejak awal
memang sudah ada pembelinya.****

** **

*Kedua*, Om Liem percaya, sangat percaya, bahwa dirinya beruntung dan
bernasib baik. Dan faktanya Om Liem memang sangat beruntung. Oke, mari coba
kita runut keberuntungan tersebut. Ketika masih sangat muda dan masih
tinggal di Tiongkok, Liem lolos dari perekrutan paksa untuk menjadi tentara
oleh Penjajah Jepang, dan berhasil naik ke kapal yang menuju ke Surabaya,
dan kapal tersebut ternyata memang benar-benar berhasil mendarat di
Surabaya. Ketika itu banyak sekali cerita-cerita yang menyebutkan bahwa
banyak pemuda Tiongkok yang dibuang ke laut, kapalnya tenggelam disergap
tentara Jepang, atau berhasil mendarat namun bukan di kota tujuan. Liem
muda sangat beruntung bisa mendarat dengan selamat di Surabaya, yang memang
merupakan kota tujuannya.****

** **

Tapi dengan mendaratnya Liem di Surabaya, bukan berarti tantangannya sudah
selesai. Liem sempat menjadi gelandangan selama empat hari di pelabuhan,
sebelum akhirnya kakaknya berhasil menjemputnya. Anda jangan berpikir bahwa
ketika itu Liem bisa dengan mudah mengangkat Blackberry-nya kemudian
berkata, ‘Kakak! Saya sudah sampai di Surabaya!’ (woi, di tahun 1938 belum
ada BB!) Apalagi ketika itu kondisi Nusantara masih semrawut dibawah
jajahan Belanda. Andai saja ketika itu Liem tidak berhasil bertemu
kakaknya, maka mungkin Grup Salim juga tidak akan pernah ada.****

** **

Di Kudus, keberuntungan Liem berlanjut. Liem menikah dengan anak orang
kaya, yang mengantarnya pada kesuksesan dalam merintis usaha perdagangan
cengkeh (banyak literatur yang menyebutkan bahwa usaha Om Liem menjadi
sangat maju setelah menikah). Terakhir, ketika dirinya dan ketiga temannya
mengalami kecelakaan mobil pada tahun 1942, Liem dengan ajaibnya berhasil
bertahan hidup, padahal ketiga temannya meninggal. Banyak yang mengatakan
bahwa pasca kecelakaan itulah, Om Liem sadar bahwa dirinya selalu dinaungi
nasib baik. Keyakinan akan nasib baik itulah yang kemudian membuatnya
agresif dan tak kenal lelah dalam berbisnis.****

** **

Kata orang, jika anda percaya bahwa anda beruntung, maka anda akan
beruntung. Jika anda percaya bahwa anda akan sukses, maka anda akan sukses.
Yup, as simple as that. Pokoknya *percaya *saja dulu bahwa anda akan
sukses, selanjutnya biarkan waktu yang menunjukkan jalannya. Om Liem adalah
contoh nyata dari orang yang berhasil menerapkan tips motivasi tersebut.****

** **

*Ketiga*, Om Liem tahu persis bahwa *koneksi *adalah modal utama dalam
berbisnis, yang bahkan lebih penting daripada modal dana. Sejak merintis
bisnis cengkehnya, Om Liem sudah piawai dalam menjalin pertemanan dan
relasi dengan *siapa saja*.****

** **

Saat ini, banyak orang yang mengira bahwa kesuksesan imperium bisnis Grup
Salim adalah berkat koneksi langsung Om Liem dengan Presiden RI, Pak Harto.
Hal itu mungkin memang benar. Tapi yang jarang diingat orang ialah, Om Liem
sudah kenal dan menjalin hubungan baik dengan Pak Harto sejak awal tahun
50-an, atau jauh sebelum Pak Harto menjadi Presiden! Om Liem bukanlah orang
picik ataupun politisi kutu loncat yang hanya mau berteman dengan penguasa.
Dan faktanya, sejak pertama kali merintis usaha penyediaan logistik untuk
tentara, Om Liem tidak hanya berteman dengan Pak Harto saja, melainkan juga
dengan banyak tokoh-tokoh di jaman perang revolusi kemerdekaan (termasuk
Mayor Kemal Idris yang sudah disebut diatas).****

** **

Seorang teman pernah berkata seperti ini kepada penulis: ‘Jika anda hendak
sukses, maka jangan pilih-pilih teman. Bertemanlah *secara tulus *dengan
siapa saja, jalinlah relasi dengan siapa saja, termasuk dengan orang
yang *bukan
siapa-siapa. *Jangan pernah meremehkan dan menyepelekan seseorang hanya
karena dia bukan siapa-siapa. Anda tidak pernah tahu akan jadi apa orang
yang bukan siapa-siapa tersebut, suatu hati nanti.’****

** **

*Keempat*, dan ini sebenarnya hanya tebakan penulis, sepertinya Om Liem
memiliki prinsip bahwa *untuk menjadi sukses, anda harus bisa membuat orang
lain sukses*. Kenapa begitu, karena bisa dibilang hampir semua anak didik
dan partner bisnis Om Liem telah sukses menjadi konglomerat, tidak hanya di
Grup Salim tapi juga di grup usaha milik mereka masing-masing. Diatas sudah
disebutkan nama-nama seperti Mochtar Riady (Grup Lippo), Ibrahim Risjad
(Grup Risjadson), Sudwikatmono (Grup Indika), dan Ciputra (Grup Ciputra).
Sementara Djuhar Sutanto, meski tidak membangun grup usahanya sendiri
hingga besar, namun juga menjadi konglomerat di dalam Grup Salim. Diluar
nama-nama tersebut, kemungkinan Om Liem masih punya banyak ‘anak didik’
lainnya yang juga sukses, termasuk pemilik CT Corp, *Chairul Tanjung, *yang
mulai menjalin relasi dengan Grup Salim sejak tahun 1998.****

** **

Di Indonesia, yang namanya konglomerat memang banyak. Tapi konglomerat yang
bisa mencetak konglomerat lainnya seperti Om Liem ini, ya mungkin cuma Om
Liem saja. Yup, Om Liem tidak pernah mengekang anak buah dan partner
bisnisnya dalam membangun perusahaan, melainkan justru senang jika melihat
mereka bisa maju dan sukses. Prinsip yang sama juga diterapkan oleh salah
satu bank investasi kenamaan Amerika,*Goldman Sachs*. Salah satu prinsip
manajemen sumber daya manusia di Goldman adalah, perusahaan akan memberi
kesempatan kepada karyawannya untuk *berkembang lebih cepat, *dibanding
jika mereka bekerja di perusahaan lain. Bisa jadi prinsip inilah yang
mengantarkan Grup Salim sukses menjadi konglomerasi terbesar di Indonesia,
dan juga mengantarkan Goldman menjadi bank investasi terbesar di dunia,
karena sebetulnya logikanya sederhana saja: Jika anda sanggup membuat
karyawan anda menjadi kaya raya, apalagi anda sebagai bos-nya?****

** **

Terakhir* kelima*, Om Liem adalah pengusaha yang *konservatif*. Beliau
tidak pernah mengincar kesuksesan instan dalam berbisnis, misalnya dengan
cara leverage besar-besaran, atau financial engineering. Beliau hanyalah
seorang pedagang, yang membuat produk, kemudian menjualnya, that’s it. Dan
beliau sangat jenius dalam hal penciptaan produk yang bagus dan diterima
konsumen. Bank BCA menjadi besar karena kualitas pelayanannya yang sangat
baik terhadap nasabah (silahkan anda temui nasabah BCA yang sudah senior,
dan tanyakan mana yang memberikan pelayanan perbankan yang lebih baik: BCA
di tangan Om Liem dulu, atau BCA di tangan Grup Djarum sekarang?). Dan
siapa yang meragukan Indomie sebagai produk makanan yang enak, mudah
dimasak, mengenyangkan, dan murah?****

** **

Konsep berusaha dengan cara konservatif inilah, yang juga berhasil
mempertahankan Grup Salim dari kebangkrutan karena krisis 1998. Yup,
satu-satunya perusahaan yang tidak dijaminkan oleh Grup Salim dalam
memperoleh pinjaman untuk ekspansi usaha, adalah *Indofood. *Sejak awal Om
Liem tahu benar bahwa dalam kondisi terburuk yang bisa terjadi
sewaktu-waktu, seluruh asetnya bisa lenyap seketika karena disita bank atau
negara, namun Indofood sebagai perusahaan consumer goods tidak boleh
menjadi bagian dari aset yang berisiko disita tersebut. Itu sebabnya meski
Grup Salim akhirnya kehilangan BCA dan Indocement, namun Indofood berhasil
dipertahankan.****

** **

Jadi pelajarannya disini adalah, sebaik dan sepercaya diri apapun anda
dalam membangun perusahaan, namun ada baiknya jika anda tetap jaga-jaga
untuk kemungkinan terburuk, bukan begitu?****

** **

Tentunya, masih sangat banyak yang bisa dipelajari dari almarhum Om Liem,
namun berhubung artikel ini sudah kelewat panjang, selebihnya silahkan anda
tambahkan sendiri.****

** **

Terlepas dari segala kontroversi yang mengkait-kaitkan beliau dengan rezim
Orde Baru dibawah Pak Harto, namun di mata penulis, Om Liem adalah salah
satu partner utama dari Bapak Pembangunan, Pak Harto, dalam kapasitasnya
sebagai pengusaha yang menggerakkan roda perekonomian. Sebagai negara
berkembang, Indonesia tidak memiliki banyak merk produk yang go
international dan dikenal baik di pasar global. Kita patut berbangga dengan
Indomie, yang menjadi salah satu dari sedikit produk mampu go international
tersebut. Kedepannya mudah-mudahan akan lebih banyak lagi pengusaha
Indonesia yang mampu membuat produk inovatif dan go international, seperti
mie instan merk Indomie tersebut, amin!****

** **
http://teguhidx.blogspot.com/2012/06/belajar-dari-liem-sioe-liong.html

Belajar dari om Liem 2

Kemudian pada tahun 1990, Grup Salim mendirikan perusahaan makanan dengan
nama PT Panganjaya Intikusuma, yang di tahun 1994 berubah nama menjadi *PT
Indofood Sukses Makmur. *Seluruh usaha makanan milik Grup Salim termasuk
Indomie kemudian diletakkan dibawah perusahaan baru ini, termasuk juga
Bogasari yang diakuisisi pada tahun 1996. Pada masa itu Indofood hanya
bermain di bisnis tepung terigu dan berbagai jenis makanan, dan belum masuk
ke industri agribisnis seperti sekarang (CPO, tebu, karet, dll).****

** **

Puncak kejayaan bisnis Grup Salim boleh dikatakan terjadi pada awal tahun
1990-an. Pada tahun 1998, krisis moneter melanda Indonesia, dan Pak Harto
lengser. Bisnis Grup Salim pun seketika hancur lebur, termasuk harus
kehilangan dua aset utamanya, Bank BCA (ke Grup Djarum) dan Indocement (ke
Heidelberg). Diluar itu beberapa aset lainnya yang juga terpaksa dilepas
adalah Darya Varia Laboratoria, Indo Tambangraya Megah, Indosiar (tapi
Indosiar berhasil diambil kembali), dan masih banyak lagi. Beruntung, Grup
Salim berhasil mempertahankan Indofood. Pada momen ini Om Liem memutuskan
untuk pensiun, dan kendali atas seluruh usaha Grup Salim diserahkan kepada
putra bungsunya, *Anthoni Salim *(Anthoni, bukan Anthony).****

** **

Pasca krisis 1998, Grup Salim dibawah pimpinan Mr. Anthoni fokus untuk
mengembangkan Indofood. Dalam sepuluh tahun terakhir, Indofood telah masuk
ke bidang usaha produksi minyak goreng, margarin, susu, makanan bernutrisi,
gula, kecap, dan penyedap makanan. Diluar Indofood, Grup Salim juga tetap
berbisnis seperti biasanya, termasuk mengembangkan beberapa aset diluar
Indonesia. Tapi kita tidak akan membahas ini lebih lanjut, karena ini
adalah artikel tentang Om Liem, bukan Grup Salim-nya.****

** **

Pada tanggal 10 Juni 2012, empat belas tahun setelah hidup damai dalam masa
pensiunnya, Om Liem akhirnya meninggal dunia. Bagi banyak anak muda seperti
penulis, selalu menarik untuk mempelajari bagaimana cara Om Liem dalam
merintis berbagai macam usaha hingga akhirnya sukses menjadi seorang
konglomerat. Well, kita akan sharing sebagian diantaranya disini.****

Belajar Bisnis dari Liem Sioe Liong 1

sumber : http://teguhidx.blogspot.com/2012/06/belajar-dari-liem-sioe-liong.html

Liem Sioe Liong alias *Sudono Salim*, seperti yang anda ketahui, telah
wafat pada tanggal 10 Juni 2012 kemarin, pada usia 95 tahun (atau tepatnya
96 tahun kurang 1 bulan). Meski telah tiada, namun Om Liem, demikian beliau
biasa disapa, akan selalu dikenang sebagai pendiri dari salah satu grup
usaha terbesar dalam sejarah Republik Indonesia, Grup Salim. Sebagai
seorang taipan, maka tentu banyak hal yang bisa dipelajari dari sosok Om
Liem. Seorang teman penulis pernah berkata, ‘Semua orang juga tahu
bagaimana Om Liem merangkak susah payah dalam membangun imperium bisnisnya.
Beliau adalah contoh sempurna bagi siapapun yang hendak sukses dalam
merintis usaha dari titik nol.’****


Om Liem (kita singkat saja Liem) lahir di Distrik Fuqing, Provinsi Fujian,
Tiongkok, pada tahun 1916. Pada masa itu negeri Tiongkok sedang dilanda
konflik dan perang berkepanjangan dengan bangsa Jepang, sehingga Liem kecil
dan keluarganya tidak pernah merasa tentram untuk hidup sebagai keluarga
petani. Hal ini mendorong kakak Liem, Liem Sioe Hie, untuk mencari
penghidupan yang lebih baik diluar negeri, dan tujuannya adalah ke arah
selatan, ke sebuah kota bernama Kudus. Pada tahun 1938, pada usia 22 tahun,
Liem kemudian menyusul kakaknya. Kapal layar yang membawa Liem mendarat di
Surabaya, dan empat hari kemudian kakaknya berhasil menemuinya untuk
kemudian membawanya ke Kota Kudus, Jawa Tengah.****

** **

Di Kudus, Liem bekerja di sebuah pabrik tahu dan kerupuk. Tidak seperti
pekerja pabrik lainnya yang hanya bekerja rutin saja seperti biasa, Liem
memperhatikan bahwa di Kota Kudus terdapat banyak industri rokok kretek,
dan industri tersebut membutuhkan tembakau dan cengkeh dalam jumlah besar
setiap tahunnya. Liem menangkap peluang tersebut, dan ia segera mencoba
usaha perdagangan tembakau dan cengkeh, kemungkinan berbekal modal dari
mertuanya yang kebetulan saudagar terpandang (Liem menikah dengan istrinya,
*Liliani*, pada usia 24 tahun). Dan ternyata peruntungannya lebih ke
cengkeh. Pada awal tahun 1940-an, pada usia 25 tahun, Liem sudah menjadi
salah satu bandar cengkeh yang cukup besar di Kudus. Pada usia semuda itu,
koneksinya sudah tersebar hingga ke perkebunan-perkebunan cengkeh di
Sumatera dan Sulawesi.****

** **

Namun kejayaan usahanya hanya seumur jagung. Pada tahun 1942, Jepang
mendarat di Indonesia, dan menghentikan hampir seluruh kegiatan ekonomi
masyarakat. Bisnis perdagangan cengkeh milik Liem seketika bangkrut, dan
seluruh kegiatan usaha Liem berhenti sama sekali selama kurang lebih tiga
tahun. Hingga akhirnya pada tahun 1945, setelah Jepang meninggalkan
Indonesia, Liem melihat peluang bisnis yang lebih besar ketimbang kembali
berdagang cengkeh, yaitu bisnis penyediaan logistik, obat-obatan, hingga
persenjataan bagi para tentara revolusi, yang mempertahankan RI dari upaya
Belanda untuk kembali menjajah Indonesia. Setelah mencari koneksi kesana
kemari, Liem akhirnya bertemu dengan seseorang yang ternyata merupakan ayah
dari *Fatmawati*, istri *Bung Karno*. Bisnis penyediaan logistik tentara
milik Liem pun dimulai. Di ketentaraan, Liem berkenalan dengan banyak
perwira TNI (Tentara Nasional Indonesia), terutama Mayor Kemal Idris,
dan *Letkol
Soeharto.*****

** **

Pada tahun 1950, Liem pindah ke Jakarta karena diajak mitra bisnisnya,
Soeharto, yang dipindahkan ke Jakarta karena diangkat menjadi Perwira Kodam
Diponegoro. Pada tahun-tahun ini Liem masih setia dengan bisnis penyediaan
logistik untuk tentara, terutama Angkatan Darat. Pada awal tahun 1950-an
pula, Liem mendirikan pabrik sabun untuk memenuhi kebutuhan tentara, dan
juga pabrik-pabrik lainnya. Bisnisnya semakin maju seiring dengan
menanjaknya karier Soeharto di ketentaraan.****

** **

Cerita bisnis Liem terus berlanjut. Pada pertengahan 50-an, Liem melihat
peluang di bisnis perbankan, setelah melihat banyak pelanggan usahanya yang
tidak mampu membayar tunai dalam membeli barang yang ia jual, kecuali
dengan cara kredit. Alhasil pada tahun 1957, Liem bersama pegawai
kepercayaannya, *Mochtar Riady, *mendirikan Central Bank Asia, yang di
tahun 1960 berubah nama menjadi *Bank Central Asia (Bank BCA). *Lalu, Liem
juga melihat bahwa orang Indonesia sangat tergantung kepada nasi sebagai
bahan pangan, padahal sumber pangan tidak hanya nasi. Visinya yang
mengatakan bahwa rakyat Indonesia membutuhkan alternatif sumber pangan,
mengantarkannya pada pendirian perusahaan perdagangan tepung terigu, *PT
Bogasari*, pada tahun 1968.****

** **

Pada tahun yang sama ketika Bogasari berdiri, yaitu tahun 1968, Liem
diperkenalkan oleh Pak Harto dengan sesama pengusaha asal Fujian, *Djuhar
Sutanto*. Ketika itu Pak Harto sudah menjadi Presiden. Kedua pengusaha ini
ternyata cocok, terlebih Djuhar juga pernah tinggal cukup lama di Kudus.
Setahun kemudian, duet Liem-Djuhar mendirikan *CV Waringin Kentjana (WK)*,
perusahaan yang bergerak dalam bisnis ekspor impor komoditas, termasuk
komoditas gandum (bahan baku tepung terigu). Melalui WK, Liem kemudian
memperoleh izin impor gandum dari luar negeri untuk kemudian diolah menjadi
tepung terigu di Indonesia. Bogasari kemudian berubah dari perusahaan
perdagangan menjadi perusahaan produsen tepung terigu, dan berhasil
mendirikan pabrik tepung terigu pertamanya pada tahun 1972, berlokasi di
Tanjung Priok, Jakarta.****

** **

Di WK, Liem yang menempati posisi sebagai *chairman, *menemukan anak muda
berbakat yang sebelumnya hanya merupakan karyawan dari mitra bisnis Djuhar,
Lim Chin Song, bernama *Ibrahim Risjad*. Risjad kemudian diangkat sebagai
direktur keuangan. Belakangan, sepupu Pak Harto yang bernama *Sudwikatmono*,
juga bergabung sebagai direktur perizininan ekspor impor. Kwartet
Liem-Djuhar-Risjad-Sudwi inilah yang kemudian menjadi cikal bakal *Grup
Salim.* Setelah sukses membangun pabrik tepung terigu untuk Bogasari, pada
tahun 1974, Grup Salim mendirikan perusahaan semen, *PT Indocement. *Pada
tahun 70-an ini, diluar trio BCA-Bogasari-Indocement, Grup Salim juga
mendirikan banyak perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil, yang bergerak
di berbagai bidang. Diluar mengembangkan usaha milik sendiri, Grup Salim
juga membantu seorang insinyur muda nan brilian, *Ciputra*, untuk
mendirikan PT Metropolitan Kentjana, sebuah perusahaan properti.****

** **

Lalu dimana posisi *Indofood*? Indofood sebenarnya baru didirikan
belakangan. Jadi ceritanya, setelah sukses dengan Bogasari, pada awal tahun
1980-an Liem mulai berpikir untuk membuat produk turunan dari tepung
terigu, tentunya untuk menghasilkan nilai tambah yang pada akhirnya
meningkatkan keuntungan perusahaan. Setelah mencoba membuat berbagai jenis
produk, akhirnya pada tahun 1982, Liem menciptakan produk mie instan dengan
merk *Indomie. *Tidak ada keterangan soal apakah ketika itu produk Indomie
diletakkan dibawah Bogasari atau tidak, tapi yang jelas, nama ‘Indofood’
ketika itu belum ada. Selain Indomie, Grup Salim juga memproduksi berbagai
jenis makanan lainnya.****

Kamis, 07 Juni 2012

10 Film Termurah Dengan Keuntungan Fantastis


Oleh: Annie Sabri
Film berbiaya mahal yang menuai untung besar  karena laris dipasaran adalah hal  biasa. Tapi jika film berbiaya sangat rendah mampu meraih untung berkali lipat bahkan berhasil meraih berbagai penghargaan di festival film, baru luar biasa. Diantara sekian banyak film, ada sebagian film berbiaya rendah yang meraih untung besar, bahkan beberapa film meraup untung yang nyaris tidak masuk akal. Dibawah ini 10 film berbiaya produksi maksimal  USD 350.000 (Rp 3,3 Milyar dihitung kurs sekarang)  tapi menuai untung yang fantastis:

1.  Primer, film yang mengisahkan tentang penemuan tak disengaja ‘time travel’ (bisa diartikan perjalanan  menembus waktu) ini dibuat oleh  Shane Carruth, seorang sarjana Matematika dengan biaya USD 7000 (Rp 66,241,000) saja. Dia memproduksi sekaligus jadi sutradara, pemain, penyunting Film ini, walau terkesan rumit karena banyak menyuguhkan dialog tentang ilmu pengetahuan, film ini tetap membuat penasaran penonton dan berhasil meraih pendapatan sebesar USD 424.760 atau sekitar (Rp 4 Milyar). Trailernya bisa klik link ini ► http://youtu.be/4CC60HJvZRE

2. Â El Mariachi, film arahan sutradara Robert Rodriguez  tadinya dibuat untuk video saja. Tapi Columbia Pictures tertarik dengan film ini dan membeli serta memasarkan film ini, tanpa diuga  film yang menghabiskan dana USD 7.000 (Rp 66,241,000) ini berhasil meraup uang sekitar mencapai USD  2,040,920 (Rp 19,3 Milyar )  sehingga akhirnya dibuat 2 sequelnya dan dibintangi actor Antonio Banderas dan Salma Hayek. Cuplikan filmnya bisa lihat disini â–º http://youtu.be/75ra46×7FA4

3.  Paranormal Activity, mengisahkan tentang keluarga yang rumahnya diduga berhantu lalu mereka memasang beberapa kamera dirumah tersebut untuk mengetahui apa yang menghantui mereka. Bagi masyarakat Indonesia yang sering menonton acara TV Dunia lain, mungkin film ini tidak aneh bahkan terkesan membosankan. Tapi entah kenapa film ini sangat laris di Amerika dan negara lain sehingga meraih pendapatn yang fantastis. Dengan biaya hanya USD 15.000 (Rp 142 Juta) film ini menghasilkan sekitar USD 194 Juta (Rp 1,83 Trilyun) Cuplikan filmnya bisa lihat disini ► http://youtu.be/F_UxLEqd074

4. Â  Clerks, adalah film komedi yang diproduksi oleh Kevin Smith tahun 1994. Diangkat dari kisah nyata kehidupannya sendiri yang pernah bekerja sebagai pegawai toko. Biaya produksi film ini hanya USD 27.575 (Rp 261 Juta) tapi laris dipasaran dan menghasilkan sekitar USD $3,151,130 (Rp 30 Milyar)sekaligus melambungkan nama Kevin Smith. http://youtu.be/R4Et5S_alCE

5.  The Blair Witch Project, adalah kisah nyata 3 orang mahasiswa  yang membuat film documenter tentang Blair Witch di Black Hills Burkittsville, Maryland, tahun 1994 ketika membuat film itu mereka dikabarkan hilang namun video dan peralatan lainnya ditemukan 1 tahun kemudian. Potongan dokumentasi yang berada dalam video itulah yang kemudian dibuat film dan secara tidak terduga, film dengan biaya sekitar USD 35 Ribu (Rp 331 Juta) ini meraup sekitar USD 248 Juta (Rp 2,35 Trlyun) http://youtu.be/a_Hw4bAUj8A

6.  Pi, adalah lambang matematika yang dipakai judul film ini dan mengisahkan tentang ahli matematika jenius yang meyakini bahwa segala hal bisa dipahami lewat angka-angka yang membentuk suatu pola dengan bantuan super computer dirumahnya dia berusaha mencari berbagai pola yang akan menjadi ‘kunci’ untuk memahami segala eksistensi didunia ini. Film ini disutradarai oleh Darren Aronofsky. Berhasil meraih 7penghargaan  dan masuk 9 nominasi di berbagai Film Independen 1998. Dengan biaya hanya USD 60 (Rp 568 Juta)  film meraih USD 3,216,970 (Rp 30 Milyar) cuplikannya lihat disini ► http://youtu.be/jo18VIoR2xU

7.  Super Size Me, adalah film documenter Amerika yang disutradarai dan dibintangi oleh Morgan Spurlock seorang pembuat film independen. Morgan meneliti apa yang terjadi pada dirinya jika selama 30 hari hanya makan dari restoran cepat saji Mc Donald saja. Film ini dibuat dengan biaya sekitar USD 65 Ribu (Rp 615 Juta) dan menghasilkan USD 20,641,054 (Rp 195,33 Milyar ) Meraih 5 penghargaan dan 6 nominasi diberbagai festifal film. Trailer ► http://youtu.be/I1Lkyb6SU5U

8. Once, film drama musical dari Inggris ini disutradarai oleh John Carney dan dibintangi oleh musisi Glen Hansard. Film dengan biaya USD 150.000 ini (Rp 1,42 milyar) berhasil meraih penghargaan di festival Independent Spirit Award sebagai film asing terbaik dan meraih Oscar tahun 2007 untuk kategori lagu orisinil terbaik (best Original Song) Film ini sukses dipasaran dengan meraup USD 20 Juta (Rp 189,3 Milyar) trailer ► http://youtu.be/726SFblz9Lk


9. Halloween, film horror yang mengisahkan pembunuhan dimalam perayaan Halloween.Film ini dibintangi oleh Jamie Lee Curtis, diproduksi dan disutradarai oleh John Carpenter. Film dengan biaya USD 325,000 (Rp 3 milyar) ini menghasilkan Uang sebesar USD 70 Juta (Rp 662,4 Milyar) dari seluruh dunia. Trailer ►   http://youtu.be/ljchb1tsLfs

10. Â  The Evil Dead, film horror Amerika ini disutradarai oleh Sam Raimi yang terkenal dengan film Spiderman 3 dan seri TV Hercules dan Xena. Film Evil Dead diproduksi tahun 1981 menelan biaya USD 350 Ribu (Rp 3,3 Milyar) dan menghasilkan USD  29,4 Juta (Rp 278,2 Milyar) dari seluruh dunia.Trailer lihat disni ►  http://youtu.be/dtsK7skqk9U



 Semua foto film dibawah ini sumber fotonya diambil dari http://www.movieposterdb.com/



 *Referensi: http://www.imdb.com/, http://www.boxofficemojo.com/ http://www.wikipedia.org/ http://www.movieposterdb.com/ http://www.denofgeek.com/movies/ http://www.thecoolist.com/ http://unrealitymag.com/

BANKING MOVIE FESTIVAL

 
* Karya film yang dapat ikut serta dalam festival ini adalah film pendek berdurasi minimal 1 menit, maksimal 5 menit, termasuk logo, opening title, maupun ending credits
 
* Tema film berhubungan dengan perbankan yaitu :
 
   - pengalaman menarik dengan bank
   - kemudahan transaksi
   - manfaat menabung
 
* Karya film tidak mengandung unsur SARA dan pornografi
 
* Karya film yang diserahkan adalah hasil karya orisinil, tidak mengambil dari karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan
 
* Apabila di kemudian hari terbukti karya tersebut tidak orisinil atau milik orang lain, panitia berhak mencabut hak peserta tersebut dari keikutsertaannya dalam festival ini, termasuk menganulir kemenangannya apabila karya film tersebut menang
 
* Harus ada surat pernyataan terlampir bahwa karya film yang dikirim adalah orisinil. Apabila di kemudian hari terjadi gugatan atas karya film terebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab peserta
 
* Panitia berhak mempublikasikan karya film peserta
 
* Yang dapat mengikuti festival ini adalah semua warga negara Indonesia berusia 14 – 19 tahun (kelas 8 s/d kelas 12)
 
* Media film yang digunakan bebas: yaitu handycam, kamera video digital hingga teknologi minimal seperti kamera digital dan segala jenis telepon genggam yang memiliki fitur perekam video
 
* Karya film yang diserahkan dalam bentuk tape minidv atau dalam bentuk DVD data file quicktime movie
 
* Penilaian karya film peserta berdasarkan :
            - Ide yang menarik
            - Orisinilitas karya
            - Kreatifitas dalam bercerita
 
* Format sistem video yang dikirim adalah PAL
 
* Karya film yang dikirim dilampirkan sinopsis dan data diri peserta termasuk nama-nama kru pendukung beserta data dirinya masing-masing

* Karya film paling lambat sudah diterima oleh panitia atau cap pos tanggal 20 Juni 2010 ke Sekretariat Banking Movie Festival:
 
GRIYA PERBANAS, Lt. 1
Jln. Perbanas, Karet Kuningan, Setia Budi
Jakarta 12940
Ph:  +6221 522 3038, 522 5731
Fax: +6221 522 3037, 522 3339
Attn.: Koko


Dari film para peserta akan dipilih pemenang dengan kriteria:

- Film dengan ide cerita terbaik
- Film dengan ide cerita teraneh/terlucu
- Film dengan ide paling menyentuh
- Film dengan penampilan visual paling menarik
- Film dengan musik paling menarik

Masing-masing pemenang akan mendapatkan hadiah tabungan sebesar Rp. 5.000.000

Rabu, 06 Juni 2012

Kayangan Jiwa

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Gerak


Coba layangkan pandang mata kita ke seluruh alam ini, maka akan nampak dua entitas yang nyata
yaitu makhluk hidup dan benda mati. Apakah yang membedakan keduanya, yang membedakan adalah gerak, yaitu gerak hidup.
Segala sesuatu yang memiliki gerak hidup ini akan disebut makhluk hidup, gerak hidup ini akan mampu diamati dari benda kecil
dari makhluk bersel satu atau bahkan lebih kecil lagi. Dia yang memiliki gerak hidup ini akan disebut makhluk hidup.
Gerak hidup ini adalah gerak dasar atas kehendak dirinya, yaitu ada sesuatu dalam dirinya yang meliputinya yang membuat gerak ini,
yang seolah menentukan atau menghendaki dirinya melakukan gerak, mendorong dan memaksanya bergerak.

Sedangkan benda mati adalah sebuah benda yang "dianggap" tidak memiliki sebuah kehendak dalam dirinya atau tidak ada sesuatu
yang meliputi dirinya yang memiliki kehendak atau biasa kita sebut memiliki daya,  yaitu daya hidup. Ketika benda mati bergerak
maka bukan atas dirinya atau bukan berasal dari dirinya, tgetapi berasal dari luar dirinya yang meliputinya dan menggerakkannya.
Misalnya batu atau pinsil di tangan saya, maka kekuatan saya meliputi pinsil dan membuatnya tunduk dan bergerak.

Contoh sederhana untuk gerak hidup adalah tumbuhan, memiliki kehendak untuk tumbuh, kehendak untuk berkembang biak, kehendak untuk melangsungkan
kesinambungan jenisnya, beranak pinak dan menyebar. Inilah daya hidup paling dasar, yaitu daya melangsungkan hidup bagi dirinya dan
bagi keturunannya, daya berkembang biak.
Daya hidup ini akan lebih komplet pada jenis-jenis makhluk hidup yang kita anggap lebih cerdas, dari mulai serangga, burung, sampai ke binatang
peliharaan kucing, anjing atau monyet yang sering berhubungan dengan manusia.
Kesadaran


Sesuatu yang meliputi makhluk hidup yang membuat gerak adalah bagian dari jiwa (nafs), setiap makhluk ciptaan Allah adalah nafs dalam ukuran dan ketetapan
yang sesuai dengan kehendaknya. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, karena nafs-nya telah disempurnakan menurut ukuran dan ketentuan
yang hanya diketahui olehNya. Manusia telah memiliki kesempurnaan yaitu kesadaran yang paling tinggi. Kesadaran pada tumbuhan hanya sampai pada tumbuh
dan berkembang biak, dan kesadaran pada hewan hanya sampai pada nafsu. Sedangkan kesadaran pada manusia ada dua hal utama yaitu
kesadaran akan jalan kefasikan dan kesadaran jalan ketakwaan. Disamping kesadaran yang dimiliki tumbuhan dan hewan yang  juga dimiliki oleh manusia.
Maka inilah sifat dasar manusia, inilah ketetapan manusia, inilah ukuran manusia. Inilah nafs yang diliputi oleh ruh. Kesadaran ini adalah bagian dari ruh.
Tumbuhan dan binatang hanya memiliki keterbatasan. Hanya terbatas pada ukuran dan ketentuan yang terbatas saja.

Coba amati tumbuhan:
bunga mawar, melati, atau bunga lain,
rumput, pepohonan, perdu dan banyak tumbuhan lain
coba rasakan gerak mereka, mulai dari biji lalu bergerak menjadi kuncup dan mekar lalu tumbuh, besar
kemudian berkembang biak, tumbuh bunga, atau juga tumbuh buah-buahan
mereka bergerak, sebuah gerak yang lembut dan perlahan, bergerak terhadap waktu
coba amati hewan
kupu-kupu, burung, atau hewan-hewan liar
mereka bergerak dan hidup, memiliki kehendak
memburu mangsa, mencari pasangan, beranak dan berjuang bagi hidup
kesakitan, luka dan terus bergerak dalam gerak hidup

coba amati alam sekitar kita
angin yang menerbangkan dedaunan, dan debu
lalu amati awan yang bergerak, lalu amati gerak matahari
amati gerak bulan, amati gerak alam semesta, semua bergerak terhadap waktu

coba amati diri sendiri
kita bergerak dari setetes mani, menjadi bayi, menjadi bocah, dewasa dan mati

coba amati semua gerak tersebut terhadap waktu
setiap makhluk hidup akan mati dan akan hidup makhluk hidup yang baru
lalu siapa yang menggerakkan perubahan ini?

tanpa ada yang menggerakkan maka semua akan mati
sehingga pasti ada sesuatu yang hidup yang memiliki kekuatan yang menggerakkan
sesuatu yang maha dahsyat dan maha hebat yang mampu menggerakkan matahari
mampu menggerakkan bulan, mampu menggerakkan awan, mampu membuat tumbuhan hidup
mampu membuat hewan hidup dan bahkan mampu mebuat diri kita sadar
mampu membuat manusia memiliki kesadaran
sesuatu yang melebihi kesadaran manusia itu sendiri
sesuatu yang kekal dan selalu hidup
sesuatu yang selalu sadar dan tidak pernah lalai
sesuatu yang mampu mengatur alam semesta ini
sesuatu yang selalu membina
dalam sebuah harmoni ketetapan alam yang sempurna


Maha suci
Maha hebat
Maha mulia
Maha agung
Maha cerdas
Maha kuat
Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Dia menyebut dirinya Allah


Dzat yang meliputi kesadaran diri kita. Dzat yang meliputi kesadaran dan gerak kita. Tanpa kehendak dan ijinNya maka
kita tidak memiliki kesadaran dan tidak pula memiliki gerak.

Coba renungkan dan amati. Apa yang membedakan diri manusia dan makluk yang lainnya, maka hanyalah kesadaran inilah
Maka kesadaran haruslah dilatih untuk mengenal Tuhan. Bagaimana melatih kesadaran. Maka melatih kesadaran tentu saja dengan gerak.
Geak alami, gerak hidup, gerak fitrah yang dimilki oleh makhluk hidup. Karena gerak inilah sebuah hal yang membedakan makhluk hidup
dengan benda mati. Bagaimana melatihnya?. Melatih agar gerak hidup kita mengikuti gerak alami. Gerak alami adalah gerak yang sesuai
dengan ukuran dan ketetapan Tuhan yang menciptakan desain dari diri kita.

Melatih gerak untuk mencapai gerak natural atau gerak alami ini, sama gerak gerak matahari dan bulan daam gerak sujud mereka,
yaitu gerak rotasi dan revolusi dari waktu ke waktu. Gerak perputaran. Dan inilah latihan gerak alami. Gerak ini untuk manusia
diformulasikan dalam bentuk sholat. Sebuah ukuran dan ketetapan yang hanya diketahui oleh Sang Pencipta manusia. Yang mendesain manusia
dengan ukuran dan ketetapan yang paling pas. Maka gerak ini tentu saja gerak yang paling pas, paling tepat. Namun tentu saja perlu dilatih.
agar mencapai sebuah gerak alami. Apakah gerak alami atau gerak naural; atau gerak fitrah ini?

Coba periksa diri kita sendiri, kita akan melihat contoh nyata gerak alami, gerak alami misalnya gerak makan. Dorongan untuk makan adalah dorongan alami.
Gerak metabolisme tubuh, gerak bernafas adalah contoh nyata. Kita bisa sadar meliputi nafas dan merasa seolah kita yang mengatur nafas. Kita yang menarik nafas
dan kita yang mengeluarkan nafas. Namun gerak yang mengaku ini akan menimbulkan kepenatan dan menimbulkan kejenuhan dan kelelahan.
Dan ternyata kalau kita biarkan dan ikuti saja, maka nafaspun akan tetap bergerak, menarik dan mengeluarkan nafas. Bukan diri kita yang bernafas.
Namun hanya kita menyadari saja sedang bernafas. Ya.. hanya sadar sedang bernafas tapi diri kita tidak melakukan nafas. Mengikuti gerak alami nafas.
Menarik dan mengeluarkan seara lembut, kadang cepat dan kadang lambat tergantung kebutuhan tubuh akan udara. sangat mudah, simple dan nyaman.

Kita tidak mungkin secara sadar tahu kebutuhan tubuh akan nafas, sehingga kita tidak bisa menarik nafas sepanjang mungkin dan menahan nafas selama mungkin.
Ada kesadaran dalam tubuh yang memaksa kapan kita harus berhenti menarik, dan kapan kita harus mulai mengeluarkan nafas. Karena sesuatu itu tahu
dan mengerti benar kebutuhan tubuh akan udara ini. Nah seperti inilah latihan gerak sholat. Agar mampu bergerak secara alami, bergerak mengikuti daya gerak alami,
yang kita sebut sebagai gerak ruh, daya gerak yang tahu benar kebutuhan tubuh akan "cahaya" Allah, tahu akan kebutuhan daya ilahi. Sama persis dengan ruh
yang tahu benar akan kebutuhan tubuh akan udara, yang akan memaksa diri untuk menarik dan mengeluarkan nafas.

Latihan sholat ini akan mencapai satu titik dimana tubuh atau raga akan mampu harmoni dengan ruh, sehingga gerak raga adalah sebuah gerak alami, yaitu gerak yang sesuai dengan kebutuhan raga. Ruh ini akan tahu benar gerak yang mana yang benar. Karena ketetapan Tuhan ini selalu konsisten dan tetap. Sholat itu berasal dari Allah,
maka pengajaran dari Allah pasti akan mendapatkan gerak yang selaras dan sama dalam hakekat. Sama dengan gerak nafas. Yaitu gerak utamanya adalah menarik nafas
dan mengerluarkan nafas, sedangkan gerak-gerak tambahan yang lain bukanlah gerak fitrah hanya sebuah kebiasan atau kemudahan. Namun gerak alami semua yang bernafas adalah sama. Demikian pula gerak alami sholat yang berasal dari Allah (yaitu gerak dasarnya) pasti akan sama, rukuk, sujud dan gerakan-gerakan lain pasti akan sama.
Karena gerakan ini adalah sebuah gerak alami, sama dengan gerak tumbuhnya biji menjadi tunas, sama dengan gerak angin, sama dengan gerak perputaran bumi,
sama dengan gerak hidup binatang. Semua harmoni gerak yang sesuai dengan aturan dan ketentuan Allah.

Dan tidak berhenti sampai disini saja, sholat juga melatih kesadaran untuk ditujukan kepada Allah. Yaitu dalam setiap gerak yang memiliki makna tertentu.
Makna demi makna ini akan diajarkan dari waktu ke waktu dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Inilah sebuah kelas pengajaran Allah. Sebuah pelajaran langsung.
Sebuah pelajaran yang sangat pribadi. Begitu pribadinya pengajaran ini, sehingga hanya dirinyalah yang mengerti arti dan makna yang diajarkan ini.
Seandainya hasil pelajaran ini ingin diajarkan kepada orang lain. Maka makna inipun akan terasa hambar. Kalimat akan menjadi benda mati, yang tak akan mampu
memberikan sentuhan rasa apapun. Hanya pengajaran Allah yang akan memberikan sentuhan rasa yang benar. Maka hanya dengan belajar langsung, maka
setiap diri akan diajari bagaimana rasanya sholat, bagaimana rasanya khusyu', bagaimana rasanya iman, bagaimana rasanya taqwa, bagaimana rasanya ikhlas.
Dan masih banyak lagi rasa-rasa jiwa yang disebutkan dalam Al Quran.


Selanjutnya bagaimana dengan latihan kesadaran dan gerak dalam realitas hidup kita sehari-hari.
akan dicoba dijelaskan dalam catatan selanjutnya.



sumber : imam Sarjono

Selasa, 05 Juni 2012

Manfaat Ayat 1000 Dinar

Artikel ini diambil dari Blog nya Pak Tirta amijaya tentang penjelasan dan manfaat dari Ayat 1000 Dinar. semoga bermanfaat.


Untuk menjawab beberapa pertanyaan serupa yang disampaikan pembaca blog saya lewat email, untuk efektif dan efisien, saya tuliskan penjelasannya disitus ini agar bermanfaat bagi pembaca lain yang berminat….
Sebutan “Ayat 1000 Dinar” adalah sebutan atau nama yang tidak tercantum di Qur’an, walau isinya diambil dari ayat suci Al Quran…Mungkin sama seperti sebutan “ Doa Sapu Jagad” yang juga tidak ada surat atau ayat seperti itu di Quran….tapi bagi yang pernah naik haji tentu pernah tahu dan membaca doa Sapu Jagad ini waktu melakukan Tawaf……
Bunyi ayat 1000 Dinar adalah sebagai berikut:
“Wamaa ya taqilaha yajallahu mahrajar wayarzuqhu minhaitsu layahtasib…Wamaa ya tawaqal alallahi fahuwa hasbuhu inalallaha baliqu amrihi  qajal lallahu liquli syaiin qodir..”
Artinya:
“Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah SWT, akan diberikan kelapangan dan rezeki yang tidak terduga…Barang siapa yang bertawakal pasti akan dijamin-Nya…..Sesungguhnya Allah itu sangat tegas dengan perintahnya…Dia-lah yang mentakdirkan segala sesuatu..”
Sebelum membaca doa Ayat 1000 Dinar ini, bersihkan dulu hati dari segala nafsu duniawi yang negative..kemudian ucapkan dalam hati niat sbb:
“ Audzu billah himinnas syaitonni rodzim (aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan terkutuk)….Bissmillahi rachmanni rakhim (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang)   Astagfirullah al adzim ( ya Allah, aku mohon ampun kepadaMu)..Allahuma soli alla Muhamad wa ala Ali Muhamad (salawat nabi)…aku memanjatkan doa Ayat 1000 Dinar kepada-Mu sebagai ikrar keimanan dan ketaqwaanku kepada Mu…hanya pada-MU lah aku menyembah dan hanya pada-Mu lah aku minta pertolongan…berikanlah aku kebahagiaan didunia dan kebahagiaan diakhirat, selamatkanlah aku dari siksa api neraka…Amin…”
Ayat 1000 Dinar dibacakan dalam hati/wirid dengan khusu dan dicamkan artinya dengan khidmat sebanyak 200 kali setiap selesai shalat wajib, nonstop tidak boleh ada shalat yang bolong/kelewatan..berarti 1000 kali dalam 24 jam…
Kalau ada shalat yang bolong, harus diulangi lagi dari awal…(berarti harus sangat disiplin dengan ketat)..
Menurut pengalaman saya sendiri yang telah melaksanakan doa Ayat 1000 Dinar ini selama setahun penuh nonstop tanpa ada shalat yang bolong, ….sangat bermanfaat…terutama segala rasa dendam, benci, marah, kecewa, stress berat yang membelenggu hati dan fikiran ini menjadi sirna…saya jadi bisa memaafkan orang yang pernah mendzlimi saya …saya bisa tersenyum menikmati indahnya penderitaan saya terdahulu..yang paling penting saya jadi lebih merasa dekat dengan Allah dan tidak terbelenggu lagi dengan nafsu duniawi akan pangkat, jabatan, kekayaan dlsb….saya menjad lebih bisa menerima semua yang Allah berikan kepada saya, baik susah ataupun senang, hikmah maupun musibah..lebih ikhlas dan bersyukur atas karunia Allah yang telah memberikan saya kehidupan yang tak ternilai ini….(catatan: waktunya tidak harus satu tahun..tapi lebih lama lebih baik..kalau tak tahan lama, gak apa sekuatnya dulu…tapi coba terus sampai mampu setahu penuh, agar hasilnya maksimal dan seumur hidup)…
Sejak itu saya sangat yakin bahwa kalau kita mampu berserah diri sepenuhnya keada Allah, maka tak ada yang mampu mencelakai kita….biar seribu orang berniat mencelakai kita, tapi Allah bilang tidak, maka tak ada yang bisa mencelakakan kita…demikian juga biar seribu orang mendoakan kita selamat, tapi Allah bilang tidak, maka kita tidak akan bisa lepas dari kehendak Allah….
Hasil utamanya dengan melakukan trirakat ini, kita bisa hidup tenang dan bahagia, tidak terbelenggu berhala duniawi lagi..semua rezeki akan datang sendirinya diatur oleh Allah, sesuai dengan upaya kita yang halal…Allah akan mendatangkan rezeki yang tidak diduga..(asal kita tetap beusaha, tidak malas-malasan)….Allah akan memudahkan dan menyelamatkan kita dari berbagai fitnah, dengki dan kedzaliman orang lain…
Menurut pengalaman saya sendiri, saya diberi karunia kesehatan yang tidak ternilai sampai saat ini…usia saya sudah 64 tahun, tapi selama berpuluh tahun, sampai sekarang saya tidak pernah menderita sakit yang membuat saya harus tidak masuk kantor walau seharipun…Semua organ tubuh saya masih sangat normal, bebas dari semua penyakit diabetes, darah tinggi, kolesterol, ginjal, liver, jantung dll yang biasanya merongrong setiap manula..Allah menjaga kesehatan saya….
Karena kesehatan ini pula saya masih dipercaya untuk menjabat suatu jabatan Corporate Secretary disebuah perusahaan terbuka/emiten dan mampu membantu pernikahan anak-anak saya dan membiayai sekolah anak anak saya  walau sudah pensiun dari militer 9 tahun yang lalu..tidak menjadi beban siapapun…
Saya tekankan sekali lagi, bagi yang tertarik tirakat Ayat !000 Dinar, tirakat ini bukan mencari duniawi…tapi mendekatkan diri kepada Allah SWT….mencari ridho Allah….Kalau kita mencari duniawi, kita hanya akan mendapat duniawi, tapi kalau kita mencari akhirat, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat….
Ingatlah, kalau niatnya hanya mencari kepuasan duniawi, anda keliru menggunakan ayat 1000 dinar ini..
Untuk melengkapi penjelasan, mengapa diberi nama Ayat 1000n Dinar, mythosnya/legendanya sebagai berikut:
Konon pada suatu masa, ada seorang saudagar yang sangat kaya dan dermawan di tanah Arab mendapat mimpi agar memberikan sedekah sebanyak 1000 dinar emas kepada fakir miskin….tapi saudagar tersebut kurang yakin akan perintah mimpi tersebut…Tapi ternyata mimpi itu datang setiap malam didalam tidurnya, sehingga saudagar itu dengan ikhlas memberikan sedekah 1000 dinar emas kepada fakir miskin….Pendek cerita, suatu saat saudagar itu pergi berlayar untuk berdagang kenegri seberang dengan membawa banyak harta kekayaan termasuk emas berlian yang disimpan didalam peti kayunya….Ditengah jalan bencana menimpa, turun badai yang sangat besar menghancurkan dan menenggelamkan kapalnya…tapi si saudagar itu ternyata selamat terdampar dipantai bersama peti emas berliannya yang sangat berharga……
Apakah ini cerita sebenarnya atau hanya kiasan, wallahu alam..hanya Allah yang tahu…Saya bacanya dari sebuah kumpulan buku doa…
Kalau doa Ayat 1000 Dinar ini, saya dapat langsung dari seorang keturunan ke-14 Sunan Kalijaga ( seorang wali penyebar agama Islam yang ketinggian ilmunya sudah terkenal).Ibu Titi Soediro di Jakarta (mungkin juga doa ini dibuat oleh Sunan Kalijaga, leluhurnya, diambil dari Quran, wallahu alam..)
Sekian penjelasan saya, semoga bermanfaat bagi yang berminat, hanya sharing…maaf atas keterbatasan saya karena saya bukan seorang ustadz, tapi orang awam yang senang ber eksperimen didunia metafisika Islam…..Kalau ragu, lebih baik jangan dilakukan sebelum tanya dulu ke ustadz yang berpengalaman……saya juga dulu melacak dulu di Quran dan tanya kepada beberapa ustadz…
sumber : http://www.spesialiskitchenset.com/2011/09/manfaat-ayat-1000-dinar.html

Senin, 04 Juni 2012

Cara Dahlan Iskan mendidik wartawan di Jawa Pos

Berikut adalah tulisan mantan Anak Buah Dahlan Iskan di Jawa Post Dulu...

Djono W Oesman
Oala Dahlaaan… Tega Nian Dikau (1)

Pemimpin tegas dan terarah, membuat organisasi solid dan cepat mencapai
tujuan. Sekaligus berisiko: Bisa menyakiti anggotanya. Semua orang
bebas memilih, dipimpin orang tegas atau tidak. Seperti halnya Pembaca
cerita ini bebas berpendapat, Dahlan Iskan seperti apa?
--------------------

Suatu hari di akhir 1984, saya tak punya berita. Pagi sampai jelang
petang keliling Surabaya yang panas dengan motor, hasilnya nihil. Sudah
4 bulan saya jadi wartawan Jawa Pos (JP), baru kali ini tak punya
berita. Rasanya grogi luar biasa.

Zaman itu, Pemimpin Redaksi
JP, Dahlan Iskan (kini bos PLN) sangat rajin dan galak. Sebelumnya,
saya sudah jadi wartawan Radar Kota. Pemrednya Zawawi Lematang, tapi
tak serajin dan segalak Pak Dahlan (dia biasa pakai kode: Dis).

Contoh: Dis setiap sore berjaga-jaga di pintu masuk kantor JP di Jalan
Kembang Jepun, Surabaya. Tujuannya satu: Tanya ke setiap wartawan yang
masuk, "Beritamu apa?” Selalu begitu. Setiap hari, seperti tak pernah
lelah.

Kalau ada wartawan menjawab: "Konferensi pers Dharma
Wanita, persiapan acara…" Dis langsung memotong: "Itu bukan berita. Apa
lagi?"

Wartawan cepat menjawab: "Ada press release dari Humas Walikota…" Dis sudah memotong lagi: "Juga bukan berita. Apa lagi?"

Bila wartawan menjawab : "Tak ada lagi, Pak.” Maka, Dis akan angkat
tangan tinggi-tinggi: "Sudah, kamu pulang saja. Hari ini kamu bukan
wartawan Jawa Pos." Artinya, mungkin besok dia wartawan JP, jika
membawa berita layak JP. kalau tidak, ya diusir lagi. Seminggu
berturut-turut diusir, dipecat.

Bagaimana bentuk berita layak
Jawa Pos? Sudah diberikan di briefing Dis, rutin setiap malam. Rumit,
dan cara mendapatkannya berat. Saya tahu, sebab sebelum di JP saya
sudah wartawan. Standar “Layak JP” lebih tinggi dibanding “Layak Muat”.
Berita “Layak Muat” yang dijadikan standar koran-koran lain (termasuk
Surabaya Post, saat itu rajanya di Surabaya), belum tentu “Layak JP”.

Kata Dis saat itu, hanya dengan begitu (standar tinggi) kita (Koran JP)
bisa mengalahkan Surabaya Post. “Kalau tidak, mending kita bubar saja.
Cari pekerjaan lain,” ujarnya.

Saat itu tiras JP sekitar
12.000. Ketika diambil-alih Majalah Tempo dan menunjuk wartawannya (Pak
Dahlan) jadi Pemred, 1982 (2 tahun sebelumnya) tiras 2.000. Sedangkan
Surabaya Post stabil 100.000 sejak 1970-an. (Belasan tahun kemudian
terbukti, Surabaya Post tersungkur).

DIUSIR? SIAPA TAKUT?
Jelang 16.00 saya ngopi di pinggir jalan dekat Tugu Pahlawan. Mau ke
kantor, ragu. Kabur (pulang) berarti menyerah. Ke kantor berarti siap
malu, diusir. Jika kabur, ada kemungkinan besok atau lusa akan terjadi
seperti ini lagi. Kalau sering terjadi, berarti saya tidak layak jadi
wartawan.

Akhirnya saya pilih ke kantor, siap malu.

Pukul 16.00 lewat, saya tiba di kantor. Motor tidak parkir di tempat
biasa (halaman kantor yang mepet trotoar), tapi di warung kopi, persis
seberang kantor. Saya ngopi lagi, sambil mengawasi pintu masuk kantor.

Tampak Dis berdiri, bersandar di meja front desk. Dia menyapa setiap
wartawan yang masuk. Sesekali dia ngumpet di balik pintu, tapi saya
tahu dia ada. Buktinya, wartawan yang baru masuk selalu tertahan
sejenak di dekat pintu. Pasti itu karena ditanya-tanya Dis.

Satu demi satu kawan-kawan saya masuk. Artinya, mereka punya berita
beneran, bukan abal-abal. Istilah kami “Layak JP”, bukan “Layak Muat”.

Sekitar sejam menunggu, pria setengah baya masuk kantor, salaman dengan
Dis, lantas mereka tertawa-tawa. Mereka ngobrol disitu sambil berdiri.
Inilah kesempatan. Hari hampir gelap, Bung. Kalau tak maju sekarang,
kapan lagi? Saya maju.

DUH... TERJEBAK dalam TOILET
Saat
menyeberang jalan, dada saya bergetar kencang. Spekulasi habis. Andai
gagal, malunya tambah fatal. Sebab, selain malu di depan karyawan front
desk dan bagian iklan (cewek cantik semua), ada tambahan penonton:
Tamunya Dis.

Seandainya saya tak disapa Dis, semuanya bakal
beres. Saya sudah punya strategi. Saya akan cari berita via telepon
kantor. Dalam waktu singkat, pasti saya bisa menghubungi beberapa
narasumber. Persoalan beres.

Ternyata saya lolos. Perhitungan
saya tepat. Dis memang melihat saya, tapi tak menyapa. Dia malah
senyum, sambil tetap ngobrol dengan sang tamu. Saya cepat lari naik
tangga lantai 2, menuju mesin ketik, mengetik "Surabaya, JP”. Sudah.
Tujuannya supaya mesin ketik itu tak dipakai wartawan lain. Maklum,
jumlah mesin terbatas. Lanjut ke meja telepon, ngebel sana-sini.

Saat ngebel dan belum dapat berita, saya lihat Dis naik tangga, menuju
ruang redaksi. Dari jauh, dia sudah melihat saya. Pasti dia mau
menyapa. Raut wajahnya kelihatan geram melirik saya.

Sebagai
gambaran, mencari berita via telepon: Dilarang keras, kecuali untuk
keperluan konfimasi (sudah dapat berita di lapangan, lalu konfirmasi ke
pejabat). Sebab, selain pemborosan pulsa, juga – ini paling penting –
berita yang dibuat wartawan pasti jelek, tanpa deskripsi.

Segera telepon saya letakkan, dan bergerak menuju toilet. Dis tak punya
kesempatan menyapa, karena jarak kami masih lebih dari 10 meter.
Apalagi, puluhan wartawan dan redaktur hiruk-pikuk, sibuk luar biasa.

Di dalam toilet, saya benar-benar terdesak. Panik hebat. Harapan saya
satu-satunya, moga-moga Dis larut dengan kesibukan. Sehingga dia
lengah. Lalu saya bisa kembali ke telepon, atau… nggak usah, deh. Lebih
baik kabur, pulang.

Jika saya sampai dicegat Pak Dahlan, saya
bakal dipermalukan di khalayak Redaksi. Puluhan Redaktur dan Wartawan
akan memandang saya sebagai orang tolol. Takut sekaligus menyesal.
Kalau tahu begini jadinya, mending tadi pulang saja.

Betapa
pun lamanya di toilet, toh saya harus keluar juga. Begitu pintu saya
buka, Dis sudah siaga sekitar dua meter dari toilet. Jadi, selama
beberapa menit terakhir dia hanya mengejar saya. "Beritamu apa, Dwo?"
sapanya. Wajahnya mengkerut, jelas kelihatan marah. Saya sudah kencing,
rasanya kok mau kencing lagi.

PERMAINAN, BARU DIMULAI...
Reflek saya jawab : "Biografi pembunuh yang tertangkap kemarin, Pak".
Dia takjub, tak menyangka. Berita pembunuhan yang dimuat semua koran
hari ini, menghebohkan Surabaya. Dengan wajah heran, dia bertanya:
"Narasumbernya siapa?" Saya berusaha tegas: "Keluarganya, Pak.”

Seketika wajah Dis berubah berseri-seri. Dia lantas berteriak
keras-keras: "Dirman.... Dirman.... Ini boksnya. Berita dwo, profil
Pembunuh....." Teriakan itu menarik perhatian puluhan wartawan dan
redaktur yang semula sibuk. Ini suasana biasa disana, setiap ada berita
kategori menarik.

Orang yang dipaggil Dirman adalah Sudirman,
Redaktur Kota, beranjak dari duduknya, lalu basa-basi menghampiri Dis.
"Siap, Pak," ujarnya. Kemudian Dirman mendekati saya, "Cepat diketik,
Dwo. Deadline kita hari ini maju, lho," ujarnya. Saya: “Siap…”

Saya menuju mesin ketik tadi, mencabut kertas bertuliskan "Surabaya,
JP”, menggantinya dengan kertas baru. Sebab, boks (berita bawah yang
dibatasi garis kotak itu) tak perlu tanda "Surabaya, JP”.

Baru, saya minta izin Dirman, "Saya keluar makan dulu, Mas." Diizinkan,
"Cepat, Dwo. Deadline maju lho, ya," katanya mengulang, sambil menunjuk
ke wajah saya. Saya gemetar:”Siaaaap…. (Depok, 11 Sept 2011)

(Saya benar-benar merasa sangat tertekan. Tindakan gendheng ini jangan
ditiru wartawan muda. Lalu, bagaimana saya mengatasinya? Tunggu
sambungan posting ini, Sabtu, 14 Apr 2012)

Oala Dahlaaan... Tega Nian Dikau (2-Habis)

Spekulasi bisa menimbulkan kesulitan. Tapi dengan spekulasi, hidup
berputar cepat. Menghasilkan dinamika. Menghasilkan greget. Spekulasi
sudah menjebak saya dalam kebohongan.
--------------------

Di halaman kantor, saya masih mencari cara mendapatkan berita profil
pembunuh. Tapi saya sudah lega bisa lolos dari tekanan. Dibanding saat
di dalam toilet, kini saya merasa merdeka. Walaupun bingung. Merdeka
tapi bingung.

Saya berusaha menenangkan diri. Kemerdekaan
harus dinikmati, mengabaikan bingungnya. Saya berlari-lari di tempat,
sambil menggerakkan badan, supaya stress hilang. Tak terasa ditegur
Satpam, Pak Kotjo (alm): “Laopo (ngapain), Mas, sampeyan kok seperti
petinju mau naik ring?” Saya tersenyum, baru sadar bahwa gerak-gerik
saya dipandang aneh.

Sebenarnya, sejak siang tadi saya sudah
memburu berita itu, tapi gagal. Alamat yang saya minta dari Eddy
Soedaryono (Wartawan JP yang ngepos di Polda Jatim) ternyata salah.
Alamat di sebuah gang di kawasan Kalimas itu ternyata rumah kosong.
Tanya Ketua RT, RW, dan beberapa pemuda disana, semua menyatakan tak
tahu. Yang begini kan tidak mungkin dilaporkan ke Pak Dis.
*****

DUNIA BELUM KIAMAT, BRO...
Langit di ufuk barat kemerahan. Matahari belum benar-benar tenggelam.
Rombongan burung Kuntul terbang ke arah selatan. Mungkin mereka pulang,
setelah seharian mencari makan, ikan di Selat Madura. Tanda sebentar
lagi hari akan gelap.

Motor saya starter, berangkat ke
Kalimas lagi. Saya harus bisa. Saya ini Wartawan Republik Indonesia.
Masak cari alamat orang saja tak bisa? Kalau hanya cari berita via
telpon, siapa yang tak bisa? Maaf... saya ngerem-ngerem (meredam) hati
yang galau.

Tiba di Kalimas, saya gunakan cara begini: Masuk
dari rumah ke rumah, tanya ke tuan rumah, mana alamat pembunuh?. Saya
targetkan, 20 rumah saya datangi, masak tak ada yang mau memberitahu?

Saat saya datang siang tadi, sebenarnya saya sudah curiga pada
orang-orang yang saya tanyai alamat pembunuh. Gaya mereka cenderung
menghindar. Main lempar-lemparan. Si A bilang, si B yang tahu. Saya
tanya si B, diberitahu si C yang kenal. Tanya ke C, dilempar ke orang
lain lagi.

Kelihatan, mereka takut walau hanya memberitahu
alamat. Padahal, pembunuhnya sudah di tahanan polisi. Dari gelagat
mereka, saya yakin alamat itu di sekitar sini. Cuma, tadi saya tidak
habis-habisan.

Kini harus digenjot. Kapling halaman sudah
disiapkan, Dis sudah yakin berita ini bagus, kawan-kawan sudah
terlanjur kagum. Kalau sampai saya tidak dapat, tamatlah dunia ini.
Saya terjebak dengan kebohongan saya sendiri.

Rumah demi
rumah saya masuki. Semua penghuninya menggeleng. Tapi, belum sampai 10
rumah saya masuki, seorang ibu berbisik: "Dulu rumah keluarganya disitu
(rumah kosong), kemarin pindah kesana.”

Luar biasa. Ada saja
cara Allah SWT menolong saya. Saat pamitan, saya berterima kasih pada
ibu itu yang wanti-wanti (berpesan berulang-ulang) minta namanya
dirahasiakan.

Ibu itu memberitahu, katanya, kagum pada
profesi wartawan. Dia ingin, kelak anaknya jadi wartawan. Dia sudah
melihat saya pada kedatangan saya di kampung itu siang tadi. Dia lihat
saya bertanya ke beberapa pemuda. Cuma, karena saat itu saya tak
bertanya padanya, dia juga enggan memberitahu.

Jarak rumah
yang ditunjuk si ibu (alamat pembunuh) dengan rumah kosong sekitar 200
meter, masih di kawasan Kalimas. Juga melewati gang sempit (lebar
sekitar 3 meter).

Motor yang semula saya tuntun, karena
terlalu banyak banyak kecil berlarian, dianjurkan warga agar dinaiki
saja. Saya menurut, menjalankan motor sangat pelan. Sesekali mengerem
mendadak, karena bocah-bocah lari dengan bebasnya.

Begitu
motor berhenti di depan rumah yang saya tuju, ibu-ibu yang semula petan
(mencari kutu) sambil duduk di pinggir jalan, menghentikan kegiatannya.
Mereka mengamati saya. Bocah-bocah yang semula berlarian, menghentikan
permainannya, ikut memperhatikan saya.

Rumah itu sangat
sederhana. Lebar sekitar 3 meter, berdempetan dengan rumah-rumah di
sebelahnya. Pintu rumah warna hijau, pas dengan batas pinggir jalan.
Tak ada halaman sama sekali. Pinu itu tertutup, hanya jendela kaca nako
yang terbuka.

Rumah ini pasti spesial bagi warga. Sebab,
kemarin heboh. Ada penggerebekan. Sehingga warga pasti ingin tahu, apa
lagi yang akan terjadi sekarang. Jaket kulit hitam saya menambah rasa
ingin tahu mereka. (kayak intel, Bro....)

UNTUNG, WARTAWAN REPUBLIK INDONESIA
Saya disambut lelaki usia sekitar 60. Wajahnya kelihatan sangat lelah.
Dia berusaha tersenyum ramah. Saya tanya namanya dan hubungannya dengan
pembunuh (saya sebut nama pembunuh), dia menyatakan, sebagai bapaknya.
Orang yang tepat. Pas...

Namun, saat saya memperkenalkan diri
(wartawan) wajahnya seketika mengkerut. Sambil garuk-garuk kepala, dia
mengatakan: “Saya tidak mengundang wartawan, ya Mas.”

Cepat
saya jawab, bahwa berita di koran-koran hari ini sudah menyudutkan nama
baik keluarga Bapak. “Saya yakin semua orang punya sisi baik dalam
hidupnya. Saya akan menulis sisi baik anak Bapak,” kata saya, spekulasi.

Jangan berharap narasumber langsung senang dengan rayuan model begini.
Dia tampak gelisah. Saya sadari, dia sedang mencari cara halus mengusir
saya.

Sebelum dia menemukan cara itu, saya ceritakan bahwa
saya kawannya si A (preman terkenal Surabaya Utara). Masa lalu saya
kelam. Semua ini trik. Saat bicara, saya menggerak-gerakkan tangan,
agar dia lihat saya bertato di lengan kiri. Gaya saya seperti ibu-ibu
memamerkan gelangnya saat bicara. Berhasil. Dia melirik tato saya.

Pelan-pelan wajahnya melunak. Tapi, begitu menyinggung materi
wawancara, meskipun dibalut obrolan, dia kembali sensitif. Proses
wawancara sangat alot. Saya harus melakukan improvisasi.

Saya
paham, keluarganya malu. Apalagi, saat wawancara orang bergerombol,
persis dekat pintu masuk rumah. Diantara mereka yang bergerombol, ada
beberapa pemuda yang masih kerabatnya. Ini dikatakan si bapak.

Data cukup, saya keluarkan kamera poket (kecil) dari tas. Aturan JP,
berita boks (yang dibatasi garis kotak di bagian bawah halaman koran)
selalu sepaket dengan foto.

Mendadak, suasana berubah tegang
dan panas. Bapaknya membentak-bentak, menolak dipotret. Bentakan itu
membuat tiga pemuda yang semula di luar rumah, masuk mendekati saya.

Sebelum dipukul, saya katakan setengah berteriak: “Awas... saya
Wartawan Republik Indonesia. Saya tidak memotret.” Sambil berkata
begitu, kamera saya masukkan lagi ke tas.

Suasana tegang.
Saya perhatikan, tiga pemuda yang berjarak sekitar 3 meter dari saya
itu, tidak lagi maju. Wajah mereka yang semula sangar, berangsur-angsur
kendor. Saya simpulkan mereka grogi (mungkin gara-gara tambahan kata
Republik Indonesia itu).

Tapi, mata mereka tetap memandang
tajam ke saya. Sebaliknya, saya juga tidak menghindari pandangan
mereka. Saya tahu, mereka sudah grogi, sehingga saya paksakan menatap
mata mereka, meskipun sebenarnya saya takut. Posisi saya tidak
memungkinkan menghindar, seandainya dikeroyok.

Beberapa saat
kemudian, bapak tuan rumah buka suara: “Sudah... sudah. Pokoknya saya
tidak mau difoto. Kalau kamu sudah selesai, sudah... pulang saja. Tapi
saya tidak mengusir, ya,” katanya.

Saya pamit diiringi
pandangan mata tidak suka semua orang yang bergerombol. Motor saya
tuntun. Tapi, lagi-lagi ada ibu yang menyuruh saya menjalankan motor.
Saya starter, meninggalkan rumah itu.

Di atas motor, di ujung
gang, saya potret suasana gang. Harus ada foto. Kilatan lampu membuat
orang berteriak-teriak marah. Tapi saya sudah tancap gas, kabur.

Di kantor 21.00, Dirman marah-marah. "Kamu makan di Sidoarjo, ya?”
Gelagatnya benar-benar marah, meskipun perkataannya kedengaran guyon.
Pak Dis lebih marah lagi. Dia menggebrak-gebrak meja. “Beritanya memang
ada atau tidak?” bentaknya.

Saya jawab: “Ada Pak. Ini segera
saya ketik,” sambil memasang kertas di mesin ketik. Anehnya, saya sudah
tidak takut seperti saat terjebak di dalam toilet. Padahal, kini Pak
Dis lebih marah dibanding tadi. Saya lebih takut saat berada di rumah
narasumber. Mungkin, kini saya kekenyangan rasa takut. Akhirnya jadi
kebal.

Berita saya hajar tulisannya di mesin ketik, sampai
kertas melompat. Sebab ketikan sudah sampai lembar paling bawah, handel
mesin ketik kuno merek Olivetti itu masih saya kokang. Ganti kertas,
lembar kedua...

Pak Dis jalan mondar-mandir gelisah. Deadline
sudah lewat. Dalam kondisi begini biasanya dia mengedit sendiri berita
wartawan, tidak dilakukan Redaktur. Tapi kali ini lain, “Dwo, kalau
sudah selesai, langsung ke layout,” ujarnya. Nada suaranya sudah tidak
marah. Artinya, berita langsung ke layouter untuk dipasang, tanpa
editing lagi. Waktu mestinya sudah habis.

PASRAH, DIHABISI PAK DAHLAN
Cak Lan, juru cetak foto, nggrundel (menggerutu). Dia baru selesai
mencetak foto di ruang cetak. Katanya, foto terlalu gelap. Mendengar
itu Pak Dis menghampiri Cak Lan, melihat fotonya.

Disinilah
hati saya berdebar-debar. Pak Dis pasti tahu bahwa berita ini baru saya
dapatkan (malam), melihat fotonya gelap. Bukan siang tadi, seperti saya
katakan ke dia waktu di depan toilet. Kali ini saya pasrah. Terserah,
mau dihabisi pun, saya pasrah. Aduh biyung.... malangnya nasibku...

Belum sempat Pak Dis bergerak, ketikan berita selesai. Saya lari masuk
ruang layouter menyerahkan berita ini, sekaligus menghindari dia.
Ternyata dia tidak mengikuti saya ke ruang layouter. Buktinya, foto
dibawa Cak Lan (bukan Pak Dis) ke ruang layouter untuk diserahkan ke
petugas layout.

Di ruang layouter, berita diketik lagi di
komputer. Hasilnya diserahkan ke petugas pra-cetak. Saya mengawalnya
terus sampai berita dipasang, jangan sampai saya bertemu Pak Dis.
Sebenarnya saya hanya menunda-nunda ‘diadili’.

Usai semua proses, saya keluar dengan lutut gemetar. Bagaimanapun saya harus keluar. Pasrah saja, Bung.

Pak Dis ternyata tidak kelihatan. Kata seorang teman, dia sudah turun
ke percetakan di lantai 1. Saya bersyukur, hati rasanya plong.

Muncul rasa hormat saya yang luar biasa besar terhadap Pak Dis. Sebagai
wartawan senior, dia tahu saya berbohong. Tapi rupanya dia lebih
memperhatikan hasil daripada proses. Hebatnya, dia sengaja turun ke
percetakan di lantai 1, supaya saya bisa pulang tanpa takut bertemu dia
lagi.

Pulang, sambil nyetir motor, saya menyanyi. Lagunya Rhoma: “Ya, nasib... ya nasib.... mengapa begini....” (Depok, 12 Sept 2011)

Sumber:
http://www.facebook.com/groups/dahlaniskangroup/doc/422604064424674/

"Lady Gaga" Melucuti Logika Liberalis


http://andikawahyu.tumblr.com/post/23860015713/melucuti-logika-liberalis

Kemampuan yang paling hebat, dan juga paling mengerikan dari para
filsuf, sastrawan, dan penulis amatiran (seperti saya), adalah
merangkai kata-kata.. Kemampuan persuasi, yang bisa membuat hal-hal
yang sebenarnya koplak, terlihat bijak.. Suatu hal-hal yang jelas salah
pun, akan bisa terlihat luar biasa benar, luar biasa masuk akal lengkap
dengan argumen yang indah dan berbunga-bunga, yang kedengarannya muncul
dari seorang bijak berjanggut yang sedang bersemedi di bawah pohon,
lengkap dengan kicauan burung di latar belakang..

Kata-kata bijak berikut ini, saat pertama anda membacanya, anda
mungkin akan manggut-manggut setuju, hati anda tersentuh, bahkan mata
anda akan berkaca-kaca sambil menghela napas panjang sambil membatin:
‘iya juga yaa..’ Benarkah itu bijak? Yuk kita kritisi..

“Kita tidak perlu menghakimi keburukan orang lain.. Biarlah itu
urusan dia dengan Tuhannya.. Hanya Tuhan yang tahu mana yang paling
benar. Hanya Tuhan lah yang berhak menghakimi, di akhirat kelak..”

Wow, wow, wow, tunggu dulu.. Jika saja hanya Tuhan yang berhak
menghakimi, mari kita bubarkan semua lembaga peradilan, karena manusia
tidak berhak menghakimi bukan? Mau orang korupsi, mencuri, menjadi gay
dan lesbian, menghina agama, bahkan membunuh orang lain, biarkan saja..
Toh kita tidak berhak menghakimi orang lain kan? Hanya Tuhan yang
berhak.  Jadi jika ada polisi yang coba mendenda kita karena buang
sampah atau merokok sembarangan di Singapura, tampar saja si sok tahu
itu, dan katakan: “hanya Tuhan yang berhak menghakimi saya!!” Jika kita
hanya membiarkan Tuhan yang mengadili semua keburukan-keburukan manusia
di dunia, kita tidak perlu hukum lagi, dan mari kita kembali ke zaman
batu (bahkan manusia zaman batu pun punya peraturan). Atau kita ikuti
saja kata-kata teman saya: “Lemah teles, Gusti Alloh seng mbales..”

“Kenapa kita ribut-ribut masalah yang sepele sih? Pornografi
diributin, penulis buku yang mempromosikan lesbi dihalangin.. Lady Gaga
diributin.. Mendingan urusin tuh koruptor, mereka yang lebih berbahaya
bagi bangsa kita ini..”

Weks.. Ini sih sama saja dengan: “Ngapain kita tangkap orang yang
nyolong sandal, tuh yang maling motor aja dikejar..”. Lha perbuatan
buruk, besar atau kecil, tetap harus dihalangi.. Jika orang tersebut
menentang pornografi, bukan berarti dia diam saja terhadap koruptor
kan? Bukankah lebih baik kita menjaga dari keduanya.. Katakan: say no
to pornografi dan korupsi! Dua-duanya, menurut saya, cepat atau lambat,
akan menghancurkan negara ini.. bahkan masyarakat barat sendiri pun
cukup resah dengan pornografi, koq malah kita mendukungnya?

“Tuhan itu maha kuasa, maha agung, maha besar. Jadi ga perlu
dibela. Jika kalian membentuk gerakan untuk membela agama, itu sama
saja dengan kalian melecehkan kekuasaan dan kekuatan Tuhan. Tuhan ga
perlu dibela..”

Weleh, tunggu sebentar.. Organisasi-organisasi agama yang dibentuk
selama ini, dari agama manapun, didirikan untuk membela Tuhan, atau
untuk kepentingan para pemeluk agama? Organisasi tersebut dibentuk
untuk mengurusi, menyuarakan, dan mengakomodasi kepentingan para
penganutnya.. Jika organisasi tersebut bertujuan melindungi kepentingan
para anggotanya, kenapa dituduh sedang berusaha membela Tuhan? Saya koq
tidak ingat ada organisasi agama yang visi dan misi organisasinya
adalah: “untuk membela Tuhan di muka bumi..”

“Kenapa sih anti banget dengan seks bebas? Anti banget dengan
rok mini? Padahal diam-diam toh suka nonton film porno, doyan seks
juga, suka melototin paha juga.. Dasar otaknya aja yang kotor..
Bersihin tuh otaknya, jangan urusin pakaian orang lain.. Kalau otaknya
bersih dan imannya kuat, mau ada yang telanjang di depannya juga ga
akan tergoda.. Gak usah munafik dan sok suci deh..”

Lhaaa… Sebentar… Kelompok yang anti seks bebas bukan berarti mereka
ga doyan seks ya.. Yang menjadi penentu adalah bagaimana cara kami
menyalurkan hasrat kami.. Kami tentu saja suka seks, menikmati seks,
tapi dengan pasangan kami, dengan cara yang bertanggung jawab.. Seks
merupakan rahmat Tuhan, tapi nikmatilah secara bertanggung jawab.. Jika
kami memang maniak seks yang suka meniduri semua makhluk yang berkaki
dua, tentu saja kami dengan senang hati mendukung seks bebas.. Itu
berarti kami makin bebas meniduri berbagai macam wanita tanpa harus
pusing mikirin pampers dan susu, karena, dengan menyebarnya paham seks
bebas, makin banyak wanita yang bersedia kami manfaatkan (dan kami
tiduri), kemudian kami tinggalkan setelah puas..

Otak kami yang kotor? Ayolah, jika saja para lelaki diciptakan tanpa
nafsu, maka sudah lama manusia punah.. Sudah kodratnya laki-laki akan
tergerak nafsunya jika melihat paha wanita.. Jika ada lelaki yang
dengan gagah berani bilang tidak tergerak nafsunya saat melihat paha
wanita cantik, itu hanya omong kosong agar semakin banyak wanita yang
memamerkan pahanya dengan senang hati.. Rok mini, memang diciptakan
untuk memancing perhatian (dan nafsu) para lelaki.. Jika kami memang
berfikiran kotor dan tak bisa menahan iman, tentu kami akan turun ke
jalan untuk mendukung semua wanita memakai rok mini.. Makin banyak
wanita yang bisa memuaskan nafsu kotor kami.. Jadi, siapakah yang
berfikiran kotor dan tidak bisa menahan iman? Para lelaki yang
menentang rok mini, atau pendukungnya? Para penentang seks bebas, atau
pendukungnya?

Propaganda, seringkali seperti pelacur, menggunakan riasan tebal dan indah untuk menutupi kebusukan di baliknya..

Saya pernah tinggal di kos-kosan di Yogya, yang anak-anaknya terdiri
dari berbagai macam aliran: agnostik, atheis, kejawen, liberal,
penyembah keris, bahkan ada begitu bingung, sehingga akhirnya mengaku
sebagai komunis relijius…

Dengan beragamnya fikiran yang pernah kami perdebatkan, diiringi
menyeruput kopi dan menghisap rokok, fikiran saya dijejali dengan
berbagai macam aliran lengkap dengan argumen yang luar biasa indah..
Mungkin itu yang membuat saya jadi terlatih mengasah logika, sambil
garuk-garuk kepala, dan selalu mencoba melihat jauh ke balik kata-kata
nan indah itu.. Nih, kata-kata bijak yang lagi trend saat ini:

“Lady Gaga koq diributin.. Apa bedanya dengan yang sudah ada di
Indonesia? Penyanyi Indonesia juga banyak tuh yang seronok. Tuh
penyanyi dangdut seronok masuk sampai ke kampung-kampung, ditonton
anak-anak. Jika mau adil, yang seperti itu juga dilarang dong..”

Lha para pendukung kebebasan itu memangnya selama ini mendukung
pelarangan pornografi sampai ke kampung-kampung? Dulu saat Inul banyak
yang menentang, kaum liberalis juga menggunakan dalil yang sama: ‘yang
lain juga dilarang doong’. Protes soal chef Sarah Quin (betul ga ya
namanya?), juga ditentang dengan alasan: ‘dia ga sengaja tampil seronok
koq’. Jika tempat-tempat maksiat digerebek, katanya menghalangi orang
cari nafkah. Jika penyanyi dangdut seronok itu diprotes masyarakat
sekitar, dijawab: urus dosa masing-masing, kalau ga suka ya ga usah
nonton.. Bahkan di saat semua itu berusaha dikurangi dengan UU Anti
Pornografi dan Pornoaksi, banyak yang menjerit-jerit: “jangan memasung
kebebasan berekspresi!” Intinya kan sebenarnya: “Jangan larang kami
melakukan pornografi dan pornoaksi, di tingkat manapun! Mau kami menari
bugil sambil mutar-mutarin baju di atas kepala di genteng rumah kami,
yo jangan protes!” Jadi, kenapa membanding-bandingkan Lady Gaga ama
Keyboard Mak Lampir? (julukan para pedangdut seronok di daerah kami..).
Toh dua-duanya sebenarnya kalian dukung, atas nama kebebasan
berekspresi? Kami, malah sedang berusaha menentang dua-duanya..

“Kita hidup dlm masyarakat yg sangat plural, sehingga setiap
individu hendaknya bebas memilih & menjalankan apapun prinsip
hidupnya (termasuk mendukung Irshad Manji atau Lady Gaga), lalu
semuanya saling menghormati dlm segala perbedaan pilihan tsb”

Hmm.. Bijak dalam teori, kacau balau dalam praktek. Jika saja semua
individu bebas menjalankan prinsip hidupnya, maka kita ga perlu nunggu
suku Maya meramalkan akhir dunia. Bisa dibayangkan, jika banyak orang
yang mendukung Sumanto, lalu menjalankan prinsip hidupnya sebagai
kanibal, maka ayam goreng Kentucky ga bakal laris lagi, dan banyak
orang yang nenteng-nenteng pisau daging dan botol merica di jalanan..
Atau, jika banyak orang yang mendukung Amrozi, kemudian menjalankan
prinsip hidupnya sebagai pelaku bom bunuh diri, maka terminal bus way
yang paling sesak pun akan bubar dalam 5 detik (termasuk penjaga
tiketnya) begitu ada lelaki menyandang ransel datang mendekat..
Ya, ya saya tahu.. Argumen saya di atas pasti akan berusaha
dimentahkan dengan argumen: “yang penting kan ga merugikan kalian”
dalam bentuk kata-kata bijak nan koplak berikut:

“Apa salahnya dengan pornografi? Atau lesbi? Atau
perbuatan-perbuatan maksiat lainnya? Toh ga merugikan anda. Jika anda
tidak suka, ya ga usah ditonton, ga usah diikuti.  Jika takut anak anda
terpengaruh, ya perkuat pendidikan iman anak-anak anda. Kalau iman
sudah kuat, mau 1000 Lady Gaga datang ke Indonesia, iman kita (dan
anak-anak kita) tidak akan terpengaruh..”

Hellooo.. Kita memang makhluk individu, tapi kita juga makhluk
sosial. Setiap tindakan kita, sekecil apapun, akan berpengaruh terhadap
lingkungan kita. Contoh gampangnya, kenapa kita protes sama tetangga
kita yang buang sampah ke kali? “Toh sampahnya sampah dia sendiri (ya
mana mungkin dia dengan ikhlas buangin sampahnya ente), kalinya bukan
milik mbahmu, lantas kenapa ente yang sewot?” Lha memangnya kalo
banjir, banjirnya muter-muter dulu cari siapa bajingan yang membuang
sampah, lalu terus menyerbu menggenangi rumah tetangga anda saja sampai
setinggi kepala?

Ok kita tidak suka perbuatan-perbuatan maksiat, dan kita berhasil
menghindarinya. Lalu kita juga menanamkan iman yang kuat ke anak-anak
kita, dan juga berhasil. Dan kita teriak ke luar sana: “Maree seneee
Lady Gaga, Freddy Mercury, Jhon Kei dan Mak Lampir jadi satu!! Iman
saya dan keluarga saya dah kuat koq!” Tapi sekian tahun ke depan,
tiba-tiba ada anak tetangga kita yang kecanduan pornografi, lalu tidak
tahan, dan akhirnya memperkosa anak perempuan kita.. Atau ada orang
yang mabuk karena alkohol dan narkoba, lalu menabrak seluruh keluarga
kita yang sedang jalan-jalan di trotoar.. Atau anak perempuan kita
hilang, diculik sindikat yang menjualnya ke prostitusi.. Atau anak
lelaki anda disodomi keluarga jauh anda.. Atau seorang pecandu merampok
dan membunuh anda karena butuh uang untuk beli sabu.. Sama seperti
banjir, ekses negatif dari perbuatan maksiat, tidak akan pernah
pilih-pilih siapa korbannya, baik anda berbuat maksiat atau tidak..

Benar, bahwa kita tidak salah 100%, tapi, sebenarnya, kita tetap
punya andil dalam hal itu. Kita sukses memperkuat iman keluarga kita,
tapi kita abai dengan lingkungan kita. Itulah kenapa dalam Islam ada
seruan: “amar makruf, nahi munkar”. Menyeru kepada kebajikan, mencegah
kemungkaran. Jika kita mengabaikan kemunkaran di lingkungan kita,
dengan prinsip: “urus dosa masing-masing”, yakinlah, cepat atau lambat,
kita akan memetik hasilnya…
Masih enggan untuk amar makruf nahi munkar?

“Beri saya 10 media massa, maka saya akan merubah dunia..”
Saat ini, sungguh naif jika kita percaya media mainstream akan
memberikan opini yang netral dan berimbang terhadap semua hal. Mereka
akan memberikan opini yang sesuai dengan kepentingan sang pemilik
(gimana kalo pemiliknya adalah Ryan Jagal?). Sungguh sangat berbahaya
jika kita menganggap semua yang diberitakan media adalah berita yang
100% benar, tanpa berusaha mengkritisi dan mencari berita dari sudut
pandang lain sebagai penyeimbang. Yuk, kita kritisi kata-kata bijak
penutup ini..

“Menonton atau membaca pornografi, kekerasan, atau apapun tidak
akan mempengaruhi saya. Toh semua manusia dibekali filter untuk
menyaring, dan otak untuk berfikir. Jadi mau saya baca atau tonton
ribuan kali pun , tidak akan merubah pendirian saya.. Satu kali nonton konser lady Gaga tidak akan membuat yg nonton jd pemuja setan dan lesbian kan?”

Hohohoho.. Yuk kita bandingkan keadaan sekarang dan keadaan 20 tahun
yang lalu, tahun 80-90an. Zaman dulu, seks bebas di Indonesia masih
sangat sedikit jumlahnya. Untuk kaum remaja saat itu, bergandengan
tangan di depan umum saja, sudah menimbulkan ledekan yang membuat sang
pelaku ingin menceburkan diri ke selokan terdekat. Lihat anak-anak
sekarang? Mungkin anda sendiri yang dengan sukarela akan menceburkan
diri ke selokan terdekat saat melihat gaya mereka berpacaran. Bahkan
sekarang mereka dengan senang hati menyebarkan prilaku mereka dalam
bentuk video yang jumlahnya mulai menyaingi produksi film porno Amerika
dalam setahun.. Kenapa bisa bergeser? Apa anda kira para orang tua dan
guru lah yang menanamkan dogma: “Anakku, kamu harus rajin-rajin seks
bebas yaa, biar dapat rangking.. Yuk kita memasyarakatkan seks bebas
dan menseks bebaskan masyarakat..”?

Jadi, siapa yang mengajari mereka? Jawabannya sederhana: media
massa. Selama berpuluh-puluh tahun mereka menggempur otak bawah sadar
kita dengan berbagai film, buku, berita, cerita, sinetron, dan
lain-lain yang secara sangat halus menyiratkan: “Seks bebas itu hal
yang biasa aja cooy.. Anak gaul, malu dong jika masih perawan di usia
18. Tuh, banyak artis idola kamu yang melakukannya.” Memang benar 1000
kali membaca, atau 1x nonton Lady Gaga belum tentu merubah kita.. Tapi,
pesan-pesan itu ditanamkan selama berpuluh-puluh tahun, dalam bentuk
jutaan pesan per tahun, dari berbagai arah, terhadap anda dan keluarga
anda. Yakin anda dan keluarga anda tidak terpengaruh sedikitpun?

Siapa yang paling mudah bobol? Tentu saja anak anda. Anda kira,
kenapa iklan McDonald dan rokok mengarah kepada anak-anak dan remaja?
Karena merekalah berada dalam fase yang labil dan paling mudah
dipengaruhi, dibandingkan orang tuanya. Saat mereka menjadi dewasa dan
lebih bijaksana, rokok, junkfood dan seks bebas itu sudah menjadi
kebiasaan mereka, candu mereka, sehingga mereka akan sangat sulit
meninggalkannya, walau akhirnya paham kerusakan macam apa yang ada
dibaliknya.

“Tetap ngga ngaruh maaas, iman gue kan KW1″ Mungkin. Tapi, sedikit
banyak, anda akan terpengaruh. Anda akan menjadi permisif: “Biar ajalah
orang lain melakukannya, yang penting aku tidak.. Toh banyak yang
melakukan, dan itu bukan urusanku”. Itulah yang menjadi target
selanjutnya: menanggalkan kontrol sosial anda.. Jika laju ‘cuci otak’
ini terus berlanjut, sepuluh tahun ke depan, jangan heran jika akhirnya
kitalah yang mengekspor video porno ke Amerika dan masyarakat Amerika
lah yang nonton konser Iwak Peyek Tour 2022..

“Jangan melihat siapa yang mengatakan dong. Kalau mau
mengkritisi, kritisi gagasannya, kata-katanya, fikirannya. Jangan
kritisi pribadi dan kelakuannya (bahasa alaynya: ad hominem).”

Oalaaah.. Saya beri contoh kasus ringan. Misalnya, kata-kata ini
diucapkan dua orang yang berbeda: “Saya akan memajukan bangsa
Indonesia. Saya akan berjuang menciptakan budaya bebas korupsi, pola
hidup sederhana, dan mengikis habis kebohongan birokrat dan legislatif”
Yang pertama, diucapkan oleh Buya Hamka. Satu lagi, diucapkan Angelina
Sondakh. Saya rasa, yang pertama membuat anda manggut-manggut percaya,
dan yang kedua membuat anda setengah mati menggigit bibir, lalu
terguling karena tertawa terbahak-bahak.. Kenapa kata-kata yang sama
persis, dengan nada sama persis, tapi diucapkan oleh dua orang yang
berbeda, hasilnya bisa berbeda? Setiap kata-kata, sebijak apapun,
selalu ada motif dibaliknya. Dan motif itu, sangat terkait dengan
pribadi orang yang mengucapkannya. Jadi, kenapa kita tidak boleh
mengkritisi pribadi yang mengucapkannya?
Jika anda ingin minta pendapat tentang gaya rambut, anda bertanya
kepada penata rambut, atau ke tukang las? Jika saya bilang “lha masa
tukang las mengerti soal gaya rambut”, apa itu ad hominem?

Kasus Irshad Manji adalah contoh lain yang gamblang tentang hal itu.
Dia dibesar-besarkan media sebagai seorang reformis muslim yang
berusaha mencerahkan umat Islam. Tapi di dalam bukunya, ia membantah
prinsip-prinsip Islam sendiri dengan cara mempromosikan lesbian, gay
dan transgender, menghina jilbab, bahkan meragukan kesempurnaan Al
Quran..  Jika kita mengkritisi pribadinya yang lesbian (dan tentu saja
ia akan berjuang keras agar lesbian dihalalkan dalam Islam) dan
mengkritisi sikapnya yang meragukan Al Quran, di mana salahnya?
Bukankah kita memang selalu menilai siapa yang berbicara, bukan hanya
apa yang ia ucapkan? Bagaimana mungkin dia seorang muslim, jika ia
meragukan Al Quran? Itu kan sama saja dgn ia mengaku lesbian,
sambil menyatakan lagi jatuh cinta dgn Rhoma Irama.. Lha kenapa jika
kami meragukan keislamannya, tiba-tiba muncul teriak-teriak histeris
“Ad hominem! Ad hominem!?”
Nah, kata bijak terakhir ini, mungkin adalah yang paling masuk akal,
dan paling sulit dibantah. Tapi mungkin juga, inilah kata-kata bijak
yang paling koplak..

“Di masyarakat yang plural ini, janganlah ada pemaksaan
kehendak. Biarlah setiap orang melakukan pilihannya sendiri, tanpa
paksaan. Sesuatu yang dipaksa itu pasti tidak baik. Nilai yang dianut
setiap orang berbeda, jadi jangan paksakan nilai yang kamu anut
terhadap orang lain.. Jangan jadi tirani mayoritas..”
Sulit membantahnya kan?

Pertama-tama, saya tanya dulu: apakah sebagian besar dari kita
memang dengan sukarela masuk kerja jam 8 dan pulang jam 5 atau bahkan
lembur? Apakah memang kita yang memohon-mohon agar jatah cuti kita
setahun cukup dua minggu? Apa anda memang luar biasa ikhlas dengan
jumlah gaji anda sekarang? Jika tidak, kenapa anda tidak coba
mengatakan kepada atasan anda sekarang:”Maaf pak, sebenarnya saya
menganut paham bahwa kerja itu hanya 3 jam sehari, cuti 6 bulan dalam
setahun, dengan gaji minimal 30 juta. Jadi, jangan paksakan kehendak
bapak..”

Apa anda dulu saat remaja belajar dengan sukarela, ikhlas bin legowo?
Semua hukum dan undang-undang, apalagi dalam alam demokrasi, pada
prinsipnya, adalah pemaksaan kehendak, dari sebagian besar masyarakat
yang sepakat, kepada masyarakat lainnya yang tidak sepakat. Memangnya
semua orang setuju dengan UU tentang Narkotika? Atau UU tentang
Korupsi? Atau bahkan UU Pajak? Apa anda kira semua wajib pajak memang
sudah gatal setengah mati ingin membayar pajak sebesar itu? Lha kenapa
kaum liberal ga pernah menjerit-jerit di jalanan: “Jangan paksakan
kehendak! Biarkan mereka bayar pajak seikhlasnya..”

Jadi kenapa, saat ada penduduk di suatu daerah setuju untuk
memberlakukan perda anti prostitusi, perjudian dan miras, dengan
hukuman cambuk bagi pelakunya, kaum liberal tiba-tiba lantang berteriak
“Itu melanggar HAM!”. Anda kira memenjarakan orang itu tidak melanggar
HAM nya untuk hidup bebas merdeka? Dan kenapa, ketika RUU Anti
Pornografi dan Pornoaksi berusaha disahkan, tiba-tiba saja prinsip
demokrasi berdasar suara terbanyak dianggap sebagai tirani mayoritas?
Jika memang begitu, ga ada salahnya dong jika para pecandu narkoba dan
miras ramai-ramai naik xenia untuk demo di jalanan dan berteriak
“Jangan jadi tirani mayoritas! Kalian sudah melanggar HAM kami untuk
ajeb-ajeb sampai pagi..”.
Jika saja setiap undang-undang harus disepakati semua orang dulu
baru bisa disahkan, maka kita tidak akan pernah punya undang-undang
satu pun. Yang tidak boleh, adalah memaksa dengan kekerasan. Jika sudah
banyak yang setuju, dan memang UU itu demi kebaikan bersama (sama
seperti kita dipaksa belajar saat remaja), di mana salahnya?

Penutup
Jujur, saya tidak membenci orang-orang liberal. Beberapa teman-teman
dekat saya adalah orang liberal. Dan saya tahu, beberapa dari mereka,
memang yakin bahwa yang mereka perjuangkan adalah demi kebaikan
bangsa.. Tapi, banyak juga di antara mereka yang hanya ingin
menciptakan lingkungan yang tepat, untuk melampiaskan nafsu mereka..
Tapi, saya koq sama sekali tidak sreg melihat arah menuju kebebasan
yang mulai sangat kebablasan ini. Lihat generasi muda kita. Terus
terang, jika melihat gang motor melintas yang membuat saya ngeri, video
porno remaja yang terbit seminggu sekali, anak-anak SD di warnet yang
saling memaki sambil mendownload lagu “selinting ganja di tangaaan…”,
remaja yang membentak ibunya, siswa SMP menjual diri demi beli
handphone, dan penjual narkoba yang jauh lebih banyak daripada
indomaret, saya kadang-kadang pingin kemas-kemas dan pesan tiket ojek
sekali jalan ke Timbuktu. Bukan ini lingkungan yang saya bayangkan bagi
saya dan anak-anak saya kelak.. Dan saya bisa bayangkan masa depan
negara kita jika para remaja yang seperti ini yang menjadi para
pemimpin kita kelak..
Lantas apa yang bisa kita lakukan? Mengharapkan media mainstream
untuk mendidik remaja kita, sama saja seperti mengharapkan Lady Gaga
mengisi kuliah subuh. Mereka lah yang menolak paling keras dan berjuang
menggiring opini masyarakat setiap kali kita ingin negara mengendalikan
mereka. Kadang-kadang, saya merasa, mereka lah yang menjadi lembaga
superbody. Dan ingatlah: para wartawan media, adalah karyawan, yang
tunduk pada kehendak majikan mereka.

Jurnalisme warga seperti kompasiana, forum-forum seperti kaskus,
blog-blog, dan media-media online lainnya, mungkin itulah satu-satunya
harapan kita di masa depan.  Sulit melawan media mainstream? Jelas,
jika dilakukan sendirian. Tapi, saya yakin, banyak orang-orang yang
memiliki nurani di luar sana yang, saya harap, bersedia menyeimbangkan
dan memulihkan cuci otak masyarakat dari pengaruh yang telah media
massa berikan. Ingatlah, revolusi raksasa yang merubah bangsa Arab
sudah membuktikan, bahwa kekuatan jurnalisme warga yang bersatu bahkan
mampu menumbangkan para pemimpin yang didukung salah satu negara
terkuat di dunia. Demi hidup kita, dan hidup anak-anak kita, apa itu
bukan sesuatu yang pantas diperjuangkan?

“Orang-orang
yang mencari kebenaran itu, seperti air.. Jika dihadang, ia berbelok.
Dibendung, ia akan merembes. Bahkan jika dibendung dengan menggunakan
beton dalam bendungan raksasa, ia akan menguap.. Ia tidak akan pernah
lelah mencari jalannya…”
Oleh : Dian Jatikusuma
Red : Catalist Fist

http://andikawahyu.tumblr.com/post/23860015713/melucuti-logika-liberalis